Malnutrisi adalah istilah dalam dunia medis yang dipakai untuk menggambarkan kondisi di mana tubuh
seseorang mengalami ketidakseimbangan nutrisi, bisa kekurangan atau kelebihan nutrisi. Malnutrisi
adalah gangguan kesehatan yang umumnya terjadi pada anak-anak, meskipun tak menutup
kemungkinan kondisi ini bisa menimpa semua kelompok usia.
Bagaimanapun juga, malnutrisi adalah kondisi yang tidak bisa dibiarkan begitu saja. Pasalnya, hal ini
akan menghambat tumbuh kembang anak, sekalipun ia mengalami kelebihan nutrisi atau gizi. Oleh
sebab itu, para orang tua diharapkan waspada terhadap kondisi malnutrisi ini.
Penyebab Malnutrisi
Tidak seimbangnya antara asupan nutrisi dan angka kecukupan gizi harian menjadi penyebab malnutrisi
secara garis besar. Akan tetapi, malnutrisi juga mungkin saja disebabkan oleh faktor-faktor berikut ini:
Air susu ibu (ASI) adalah salah satu sumber nutrisi terbaik bagi anak. ASI mengandung banyak nutrisi dan
vitamin yang berfungsi untuk memaksimalkan tumbuh kembang anak pada periode awal pasca
dilahirkan.
Oleh sebab itu, kurangnya asupan ASI hampir dipastikan dapat menyebabkan seorang anak mengalami
malnutrisi. Jadi, pastikan asupan ASI untuk si kecil terpenuhi, ya.
2. Pola Makan
Penyebab malnutrisi yang paling umum selanjutnya adalah pola makan yang buruk. Seseorang yang
konsumsi makanannya tidak sesuai dengan angka kecukupan gizi hariannya, entah itu kekurangan atau
kelebihan, sangat berpotensi untuk mengalami malnutrisi di kemudian hari.
Adanya pola makan yang buruk ini sendiri dipicu oleh sejumlah faktor, seperti:
Tidak seimbangnya antara nutrisi yang masuk dan keluar juga menjadi penyebab malnutrisi yang umum
dialami. Sebagai contoh, anak banyak makan namun tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang
memadai. Pun sebaliknya, anak kurang makan namun aktivitas fisik yang dilakukan terlalu banyak.
Pada contoh kasus yang pertama, anak akan mengalami kelebihan nutrisi yang berdampak pada kondisi
obesitas. Sedangkan pada contoh kasus kedua, malnutrisi yang dialami yakni kekurangan gizi.
4. Gangguan Mental
Anak-anak yang memiliki gangguan mental dimungkinkan untuk mengalami kondisi malnutrisi, terutama
kekurangan gizi (undernutrition). Kondisi ini tentunya perlu ditangani secara medis oleh dokter yang
bersangkutan guna menemukan formula yang tepat agar anak tetap dapat tercukupi kebutuhan gizinya.
Kendati seseorang memiliki pola makan yang baik, akan tetapi jika ia memiliki masalah pada sistem
pencernaannya, maka hal tersebut tidak bisa membantunya untuk menghindari dari malnutrisi.
Pasalnya, makanan yang masuk tidak dapat dicerna dengan baik oleh tubuh sehingga menghambat
penyerapan nutrisi dan vitamin yang terdapat dalam makanan tersebut.
Penyebab malnutrisi yang satu ini umumnya dialami oleh mereka yang menderita penyakit-penyakit
seperti Chron’s disease, Ulcerative colitis, Celiac, hingga diare.
6. Konsumsi Alkohol
Pengonsumsi minuman beralkohol juga rentan mengalami malnutrisi akibat kebiasaan buruknya
tersebut. Pasalnya, mengonsumsi alkohol dapat memicu terjadinya penyakit seperti rusaknya pankreas
(gastritis). Nah, gastritis inilah yang lantas menyebabkan tubuh mengalami kesulitan dalam mencerna
makanan dan menyerap nutrisi serta vitamin yang ada di dalamnya.
Malnutrisi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor risiko berikut ini:
Ekonomi rendah
Jenis-Jenis Malnutrisi
Secara umum, malnutrisi terbagi ke dalam 2 (dua) jenis, yakni kurang gizi (undernutrition) dan kelebihan
gizi (overnutrition). Berikut ini adalah jenis-jenis malnutrisi yang perlu Anda pahami.
Berat badan berada di angka < -2 hingga 3 SD, atau persentil <5 (penghitungan menggunakan skala BB/U
atau IMT/U), disebut sebagai underweight
Berat badan sangat kurang karena berada di angka -3 hingga < -2 SD (penghitungan menggunakan skala
BB/TB), disebut sebagai wasting
Tinggi badan berada di angka < -2 SD (penghitungan menggunakan skala TB/U), disebut sebagai stunting
Sementara itu, kelebihan gizi (overweight) adalah kondisi di mana seseorang mengalami kelebihan gizi
akibat asupan nutrisi dan vitamin yang melebihi angka kecukupan gizi harian. Atau, asupan nutrisi ke
dalam tubuh tidak diimbangi dengan aktivitas fisik yang memadai sehingga nutrisi menumpuk dan justru
menjadi lemak.
Itu sebabnya, malnutrisi berupa overweight ditandai dengan kondisi tubuh yang sangat gemuk atau
biasa kita kenal sebagai obesitas.
Ciri-Ciri Malnutrisi
Ciri ciri malnutrisi dilihat dari jenis malnutrisi yang dialami. Berikut ini adalah ciri dan gejala malnutrisi
yang perlu Anda ketahui dan waspadai.
Rambut rontok
Pembengkakan perut
Mudah terinfeksi
Depresi
Sulit berkonsentrasi
Perubahan perilaku
Mengenali malnutrisi undernutrition juga dapat dilihat dari kondisi perut yang membuncit, atau disebut
sebagai Kwashiorkor. Penyebab kwashiorkor ini adalah adanya penumpukan cairan di dalam perut.
Selain itu, tubuh anak yang mengalami kekurangan gizi juga sangat kurus, jauh sekali dari kata ideal.
Kondisi ini lantas dikenal dengan istilah Marasmus.
Gangguan pernapasan
Apabila Anda atau anak Anda mengalami beberapa ciri-ciri di atas, alangkah baiknya untuk
memeriksakan diri ke dokter spesialis gizi guna mendapat penanganan medis lebih lanjut sebelum
kondisi bertambah buruk.
Diagnosis Malnutrisi
Guna memastikan apa penyebab malnutrisi yang dialami oleh pasien, dokter perlu untuk melakukan
serangkaian prosedur pemeriksaan.
1. Anamnesis
Pertama-tama, dokter akan mengajukan beberapa pertanyaan terkait dengan keluhan yang dialami oleh
pasien.
2. Pemeriksaan Fisik
Setelah itu, dokter akan memeriksa kondisi fisik pasien dengan merujuk pada ciri-ciri fisik dari penderita
malnutrisi, seperti perut buncit (kwashiorkor), tubuh kurus (marasmus), mata dan pipi yang terlijat
cekung, serta sejumlah ciri khas malnutrisi lainnya.
Dari pemeriksaan fisik ini, dokter biasanya sudah bisa mendiagnosis pasien menderita malnutrisi.
Namun, pemeriksaan penunjang masih perlu dilakukan guna mengetahui apa yang mendasari terjadinya
malnutrisi tersebut.
3. Pemeriksaan Penunjang
Agar memastikan apa penyebab malnutrisi yang dialami pasien, dokter akan melakukan sejumlah
prosedur pemeriksaan penunjang, seperti:
Hematologi
Tes protein
Pengobatan Malnutrisi
Setelah didiagnosis menderita malnutrisi, maka langkah selanjutnya adalah menentukan langkah
penanganan sesuai dengan jenis malnutrisi yang dialami.
1. Penanganan Kekurangan Gizi
Perencanaan Perawatan
Prosedur ini dilakukan untuk menentukan perawatan seperti apa yang baiknya dilakukan agar malnutrisi
bisa ditangani sebaik mungkin. Oleh sebab itu, diagnosis penyebab malnutrisi penting untuk ditegakkan
karena hal ini nantinya menentukan langkah pengobatan terbaik untuk mengobati kondisi ini.
Setelah itu, dokter akan merumuskan pola makan yang tepat untuk penderita malnutrisi jenis ini. Dokter
juga mungkin akank meresepkan suplemen tambahan untuk menunjang gizi yang yang didapat dari
makanan.
Parenteral feeding
Tube feeding
Kontrol Berkala
Penderita malnutrisi juga disarankan untuk menjalani kontrol secara berkala. Hal ini penting untuk selalu
mengetahui kondisi tubuh pasca dilakukannya langkah pengobatan, pun menyesuaikan apabila terjadi
perubahan pola dan kadar nutrisi yang dibutuhkan.
Sementara itu, cara mengatasi kelebihan gizi (overnutrition) adalah dengan sebisa mungkin membatasi
konsumsi makanan, misalnya dengan menetapkan jadwal makan setiap harinya. Pun, usahakan untuk
melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga sebagainya agar asupan nutrisi dan energi yang dikeluarkan
seimbang.
Pencegahan Malnutrisi
Guna mencegah terjadinya malnutrisi, terutama pada anak Anda, berikut adalah cara mencegah
malnutrisi yang bisa dilakukan:
Pastikan makan dalam porsi yang ideal, tidak kurang tidak lebih
Pastikan makanan yang dikonsumsi kaya akan kandungan nutrisi dan vitamin
Olahraga teratur
Penyakit Lainnya
Malnutrisi
Pengertian Malnutrisi
Malnutrisi adalah kondisi gizi yang tidak seimbang. Ini berarti, malnutrisi tidak hanya mengacu pada
kondisi kekurangan asupan makan (undernutrition).
Istilah malnutrisi juga bisa digunakan untuk menggambarkan orang yang makan dengan cukup, namun
nutrisinya tidak seimbang (unbalanced diet), serta orang yang mengalami kelebihan berat badan
(overweight).
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), malnutrisi mencakup berbagai kondisi yang terkait dengan gizi.
Beberapa di antaranya:
Kekurangan gizi (undernutrition), contohnya pada kondisi underweight (terlalu kurus untuk usianya),
wasting (terlalu kurus untuk tinggi badannya), serta stunting (terlalu pendek untuk usianya).
Nutrisi yang tidak seimbang, contohnya kekurangan dan kelebihan mikronutrisi, yaitu vitamin dan
mineral.
Penyakit tak menular yang terkait pola makan, seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, dan beberapa
tipe kanker.
Secara global, WHO juga memperkirakan bahwa terdapat 1,9 juta orang dewasa yang terlalu gemuk dan
462 juta orang dewasa yang terlalu kurus.
Sementara 45 persen kematian anak-anak di bawah usia lima tahun di seluruh dunia disebabkan oleh
kurang asupan gizi. Kondisi ini sering terjadi pada negara berpenghasilan rendah hingga sedang.
Pada saat yang bersamaan, angka kejadian anak yang kelebihan berat badan juga mulai meningkat di
negara-negara tersebut.
Malnutrisi pada masa kanak-kanak tidak hanya menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang. Tapi
gangguan kesehatan ini juga berdampak pada pendidikan dan masa depannya.
Gejala
Gejala malnutrisi tentu berbeda-beda, sesuai dengan bentuk malnutrisi yang dialami oleh penderita.
Berikut penjelasannya:
Kekurangan gizi
Sulit konsentrasi
Sering kedinginan
Berisiko tinggi untuk sakit. Bila sakit, penderita akan lebih lama untuk sembuh
Depresi
Gangguan kesuburan
Kesulitan bernapas
Pipi dan mata yang tampak cekung akibat berkurangnya massa lemak di wajah
Pada tahap akhir kekurangan gizi, penderita bisa mengalami gagal napas dan gagal jantung.
Bila terjadi pada masa kanak-kanak, gangguan perilaku dan gangguan kecerdasan bisa terjadi. Bahkan
dengan pengobatan pun, masalah kesehatan mental dan gangguan pencernaan masih mungkin muncul.
Orang yang mengalami kekurangan gizi pada saat usia dewasa biasanya dapat pulih total tanpa
komplikasi bila menjalani pengobatan yang tepat.
Mikronutrisi yang paling banyak menjadi perhatian dunia adalah yodium, vitamin A, dan zat besi.
Pasalnya, kekurangan mikronutrisi ini merupakan ancaman besar bagi kesehatan dan perkembangan
populasi penduduk dunia, terutama bagi anak-anak dan wanita hamil.
Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia atau kurang darah yang memicu keluhan berupa:
Kulit pucat
Nyeri dada
Sesak napas
Sakit kepala
Mengidam untuk makanan yang tidak bernutrisi, seperti es atau tanah. Kondisi ini sering disebut pica
Obesitas atau kegemukan ditentukan oleh indeks massa tubuh di atas 30. Kegemukan sendiri tidak
menimbulkan gejala medis yang nyata.
Namun obesitas dapat meningkatkan risiko seseorang untuk mengalami penyakit-penyakit kronis.
Contohnya, hipertensi, kolesterol tinggi, penyakit jantung koroner, dan stroke.
Gejala yang dialami pengidap obesitas umumnya berupa:
Sesak napas
Gampang berkeringat
Mengorok
Cepat lelah
Masalah psikis, seperti gangguan kepercayaan diri yang rendah dan merasa terasingkan
Penyebab
Penyebab malnutrisi adalah kombinasi dari faktor lingkungan dan faktor kondisi kesehatan yang dialami
oleh penderita.
Asupan makanan yang tidak memadai, misalnya karena tidak punya uang atau mengidap penyakit
tertentu yang membuat seseorang sulit makan (contohnya sukar menelan).
Gangguan kesehatan mental, seperti depresi, demensia, skizofrenia, anoreksia nervosa, dan bulimia.
Penyakit pencernaan tertentu, seperti penyakit Crohn, kolitis ulseratif, dan penyakit Celiac.
Kecanduan alkohol. Kondisi ini menyebabkan peradangan pada lambung dan kerusakan pankreas,
sehingga sistem pencernaan sulit mengolah makanan, menyerap vitamin, dan memproduksi hormon
yang mengatur metabolisme tubuh.
Tidak mendapat ASI eksklusif selama masih bayi juga akan meningkatkan risiko malnutrisi pada bayi dan
anak.
Obesitas umumnya disebabkan oleh kombinasi faktor keturunan, metabolik, dan perubahan hormon
dalam tubuh. Namun faktor lingkungan, pola hidup, dan stres juga bisa ikut andil sebagai pemicunya.
Diagnosis
Diagnosis malnutrisi dipastikan dengan menentukan status gizi seseorang. Dokter akan mengukur indeks
massa tubuh Anda dengan mengukur berat badan dan tinggi badan Anda. Berikut penjelasannya:
Indeks massa tubuh lebih dari 25: kelebihan berat badan (overweight).
Pada anak-anak, status gizi akan diketahui dengan menentukan titik status gizi anak sesuai kurva
pertumbuhannya.
Bila dokter mencurigai keadaan yang Anda alami sebagai defisiensi mikronutrien (seperti zat besi,
vitamin A, maupun kekurangan hormon tiroid), dokter akan menganjurkan tes darah.
Penanganan malnutrisi tergantung dari jenis dan tingkat keparahan gangguan gizi yang dialami oleh
penderita. Berikut contohnya:
Pada kekurangan gizi akut yang memicu syok karena dehidrasi berat, dokter akan memberikan terapi
untuk memperbaiki kekurangan cairan dan elektrolit. Dokter juga akan memberikan terapi nutrisi baik
secara enteral maupun parenteral.
Setelah kondisi penderita stabil, dokter akan mendiskusikan rencana penanganan secara spesifik agar
sesuai kondisi yang Anda alami. Demikian pula dengan pola makan yang tepat untuk Anda.
Obesitas
Orang yang mengalami obesitas tentu harus memperbaiki pola makan dan gaya hidupnya. Mulai dari
mengurangi porsi makan, memperbanyak konsumsi serat, menurunkan berat badan, hingga
berolahraga.
Nutrisi yang tidak seimbang
Bila yang Anda alami adalah ketidakseimbangan gizi terkait mikronutrien, dokter akan memberikan obat
sesuai defisiesi mikronutrisi yang Anda alami. Misalnya, suplemen zat besi, vitamin A, dan sebagainya.
Pemantauan rutin
Pemantauan rutin dapat membantu memastikan bahwa asupan kalori dan nutrisi yang masuk sudah
tepat. Ini juga dapat menyesuaikan ketika kebutuhan kalori mapun nutrisi pasien berubah, misalnya
pasien yang menerima nutrisi tambahan akan mulai makan secara normal jika targetnya sudah tercapai.
https://www.sehatq.com/penyakit/malnutrisi/amp
GAMBAR PENDUKUNG