Oleh :
Kelompok 1 :
TAHUN AJARAN
2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum. Wr. Wb.
Puji syukur kehadiran Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahnya kami selaku
penulis dapat menyusun Makalah. Makalah ini disusun berdasarkan dari hasil pelaksanaan
kegiatan pembelajaran. Makalah ini merupakan salah satu syarat untuk mengikuti evaluasi
belajar.
Dengan pembuatan makalah ini penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak. Atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak penulis banyak
mengucapkan terima kasih.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang setimpal atas segala bantuan yang
telah diberikan kepada kami selaku penulis. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu penulis ingin menerima kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................................ 1
D. Manfaat.............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hemostasis......................................................................................................... 2
2.2 Pembekuaan Darah............................................................................................ 3
2.3 Gangguan Pembekuan Darah............................................................................. 9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari–hari, selalu saja ada kemungkinan rusak kesinambungan
dinding pembuluh darah. Kecelakaan seperti luka tertusuk benda runcing, tersayat
pisau dan sebagainya, dengan jelas memperlihatkan keluarnya darah sehingga
selalu ada reaksi untuk menghe tikannya. Apabila tidak diatasi, ada kemungkinan akan
menyebabkan kwhilangan darah dan terjadinya infeksi. Terapi untuk luka yang kecil
terkadang bahkan tidak kita sadari, jarang sekali dilakukan upaya mengendalikan luka
itu. Misalnya pada kasus luka kecil disaluran cerna akibat memakan sesuatu yang keras
dan runcing, misalnya tertelan duri ikan. Bisa saja hal ini akan menimbulkan infeksi bila
bila tidak ada kesadaran dari individu itu sendiri untuk mengatasinya.
Untunglah di dalam tubuh setiap manusia mempunyai suatu mekanisme pengendalian
pendarahan atau hemostasis dan pembekuan darah atau koagulasi.
Hemostasis dan koagulasi merupakan serangkaian kompleks reaksi yang menyebabka
n pengendalian pendarahan melalui pembentukan trombosit dan bekuan fibrin pada
tempat cedera.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembekuan darah?
2. Apa saja gangguan pada pembekuan darah?
3. Apa saja yang termasuk aktor-faktor pembekuan darah?
4. Bagaimana proses pembekuan darah?
1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah :
1. Mengetahui hemostasis dan macam luka serta pengendaliannya?
2. Mengetahui faktor-faktor pembekuan darah?
3. Mengetahui proses pembekuan darah?
4. Mengetahui gangguan pembekuan darah?
1.4 Manfaat
Agar para pembaca dapat memperoleh pemahaman tentang proses pembekuan darh dan
gangguan pembekuan darah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hemostasis
a. Pengertian Hemostatis
Hemostasis berasal dari kata haima (darah) dan stasis (berhenti), merupakan
proses yang amat kompleks, berlangsung terus menerus dalam mencegah kehilangan
darah secara spontan, serta menghentikan pendarahan akibat adanya kerusakan sistem
pembuluh darah. proses ini mencakup pembekuan darah (koagulasi) dan melibatkan
pembuluh darah, agregasi trombosit (platelet) serta protein plasma baik
yang menyebabkan pembekuaan maupun yang melarutkan bekuan.
Ada hemostatis primer vasokontriksi inisial pada pembuluh darah yang cedera
sehingga aliran darah disebelah distal cedera terganggu. Vasokontriksi merupakan
respon segera terhadap cedera, yang diikuti dengan adhesi trombosit pada kolagen
pada dinding pembuluh yang terpajan dengan cedera dengan perantara faktor
von/illbrand. Trombosit yang teraktivasi menyebabkan reseptor trombosit Gp IIb/IIIa
siap menerima ligan fibrinogen dan terjadi agregasi trombosit dan membentuk plak
trombosit yang menutup luka-luka truma. Proses ini kemudian diikuti proses
hemostatis sekunder yang ditandai aktivitas koagulasi melalui jalur instrinsik dan jalur
ekstrinsik.
Faktor Nama
I Fibronogen
II
Protrombin
III
IV Trombolastin (faktor jaringan)
V
Ca
VI
VII Proakselin = globulin akselerator (Ac-glob)
VIII
Prokonvertin
IX
X Faktor antihemofilia, globulin antihemofilia (AHG)
XII
Komponen Tromboplastin plasma (faktor christmas)
XIII
Faktor stuart-power
Faktor hageman
Faktor laki-lorand
1. Melalui jalur Ekstrinsik yang dimulai dengan terjadinya trauma pada dinding
pembuluh dan jaringan sekitarnya.
2. Melalui jalur 1nstrinsik yang bera4al di dalam darah itu sendiri.
3. Pada kedua jalur ini, baik Ekstrinsik maupun 1nstrinsik, berbagai protein plasma,
terutama betaglobulin, memegang peranan utama. Bersama dengan factor-faktor
lain yang telah diuraikandan terlibat dalam proses pembekuan, semuanya disebut
faktor-faktor pembekuan darah,
dan pada umumnya, semua itu dalam bentuk enzim
proteolitik yang inaktif. Bila berubah menjadi aktif, kerja enzimmatiknya akan
menimbulkan proses pembekuan berupa reaksi-reaksi yang beruntun dan
bertingkat.
b. Mekanisme Instrinsik
Mekanisme kedua untuk pembentukan actipator prothrombin,dan dengan
demikian juga merupakan awal dari proses pembekuan,di mulai dengan
terjadinya trauma terhadap darah itu sendiri atau berkontrak dengan kolagen pada
dinding pembulu darah yang rusak,dan kemudian berlangsunglah serangkaian
reaksi yang bertingkat.
1. Pengaktifan factor XII dan pelepasan fosfolipid trombosit oleh darah yang
terkenah trauma. Trauma terhadap darah atau berkontraknya darah dengan
kolagen pembuluh darah akan mengubah dua factor pembekuan penting
dalam darah; factor XII dan trombosit. Bila factor XII terganggu,misalnya
berkontak dengan kolagen atau dengan pembukaan yang basah seperti
gelas,iya akan berubah menjadi bentuk baru yaitu sebagai enzim proteolitik
yang di sebut factor XII yang beraktifitas. Pada saat bersamaan,trauma
terhadap darah juga akan merusak trombosit akibat bersentuhan dengan
kolagen atau dengan permukaan basah,dan ini akan melepaskan fosfolipid
trombosit yang mengandung hipoprotein, yang di sebut tiga factor pembekuan
selanjutnya.
2. Pengaktifan factor XI, factor XII yang beraktifitas bekerja secarah enzimatik
terhadap factor XI dan juga mengaktifankanya, ini merupakan langka ke dua
dalam jalur instrinsikReaksi inimemerlukan kininogen HMW (berat molekul
tinggi),dan di percepat oleh prekalikreir.
3. Pengaktifan factor IX oleh factor XI yang teraktivasi bekerja secarah
enzimatik terhadap factor terhadap factor XI dan juga mengaktifkanya.
4. Factor X-PERANAN faktorVIII factor IX yang teraktivasi ,yang bekerja
sama dengan factor VIII teraktivasi dan dengan fosfolipid trombosit dan
factor 3 dari trombosit yang rusak ,mengaktipkan factor X .
5. Kerja factor X teraktivasi dalam pembentukan aktivastor protombin-peranan
faktor V. Langka dalam jalur instrinsik ini pada prinsip nya sama dengan
langka pada jalur ekstrinsik. Artinya, factor X yang beraktivasi berbentuk
suatu kompleks yang di sebut activator prothrombin.
1. Thrombin beredar dalam darah sebagai prekorsor inaktif, yaitu protro
mbin. Pada setiap reaksinya terdapat mekanisme umpan balik yang
akan menghasilkan keseimbangan antara aktivasi dan inhibisi.
2. Inaktivasi setiap thrombin yang terbentuk oleh zat inhibitor
dalam darah.
e. Anti Koagulasi
Ternyata yang dapat menghambat penggumpalan darah dinamakan antikoagulan.
Antikoagulasi ada yang bekerja dengan cara mengganggu pematangan protein
factor penggumpalan yaitu antagonis vitamin K seperti dikumorol, selain itu ada
juga antikoagulanyang bekerja dengan mengaktifkan antitrombin, yaitu Heparin,
menghambat kerja thrombin yang sudah aktif dalam mengkatalis proses
penggumpalan darah.
2.3 Gangguan Pembekuan Darah
Gangguan pada tingkat pembuluh darah. hal ini disebabkan oleh adanya kekurangan
vitamin C dalam jumlah yang banyak dan dalam jangka waktu yang agak lama, yang
berujung pada kerapuhan pemmbuluh darah, terutama pembuluh darah kapiler. Akibatnya,
mudah terjadinya pendarahan bahkan oleh trauma ringan sekalipun.
Gangguan pada tingkat trombosit hal ini disebabkan adanya penurunan jumlah
trombosit yang mengakibatkan gangguan pada penggumpalan darah. Faktor penyabab
Berkurangnya trombosit ini, bisa disebabkan berkurangnya jumlah megakaryosit yang mana
merupakan pembentukan sel asalnya yang berada di sumsum tulang. hal ini dinamakan
Amegakaryocyte thrombopenia purpura (ATP). Selain disebabkan oleh Amegakaryocyte
thrombopenia purpura, penurunan jumlah trombosit juga dapat disebabkan karena beberapa
penyakit virus yang mengakibatkan penurunan jumlah trombosit dalam darah. Keadaan ini
disebut idiopathic thrombocytopenia purpura (ITP). Salah satu contohnya adalah pada
penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Pada DBD terjadi penurunan tajam dari jumlah
trombosit didalam darah tepi, sehingga peenderita tiap saat terancam oleh bahaya
pendarahan.
Pada penyakit pembuluh darah, termasuk aterosklerosis, trombosit cenderung
mudah beragregasi. Gerombolan trombosit ini akan mengendap dan melekat di suatu tempat
menimbulkan trombus, yang mengganggu aliran darah ke hilir. Trombus ini dapat terlepas
menjadi embolus dapat menimbulkan akibat yang parah.
Gangguan pada faktor penggumpalan. Kelainan ini dapat disebabkan oleh 3 faktor.
Pertama, kelainan genetik. Kedua, kelainan karena kerusakan organ yang membuatnya. Dan
yang ketiga, kelainan yang disebabkan oleh adanya masalah pada faktor pendukung proses
sintesis. Ada beberapa jenis penyakit kelainan penggumpalan darah yang disebabkan oleh
kelainan gen, yaitu hemofilia. Ada 2 jenis hemofilia yaitu hemofilia A dan hemofilia B.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hemostasi dan koagulasi merupakan serangkaian kompleks reaksi yang menyebabkan
pengendalian pendarahan melalui pembentukan trombosit dan bekuan fibrin pada tempat
cedera.
Secarah sederhana proses pembekuan darah yaitu rangkaian reaksi yang sebenarnya
sesungguhnya lebih rumit, karena di sebabkan oleh banyaknya factor yang terlibat dalam
proses pengaktifan protrombin menjadi thrombin,yaitu mekanisme intrinsic dan
mekanisme ekstrinsik yang sudah di jelaskan sebelumnya.
Menghentikan pendarahan.
a. Ketika mengalami pendarahan berarti terjadi luka pada pembuluh darah (yaiu saluran
tempat darah mengalir ke seluruh tubu), lalu darah keluar dari pembulu
b. Pembulu darah mengerut/mengecil.
c. Keeping darah (trombosit) akan tutup luka pada pembuluh.
d. Factor-faktor pembeku darah bekerja membuat anyaman (benang-benang fibrin)
yang akan tutup luka sehungga darah berhenti mengalir keluar pembulu.
Kecekaan seperti luka tertusuk benda runcing, tersayat pisau dan sebagainya,dengan
jelas memeperlihatkan keluarnya darah sehingga selalu ada reaksi untuk
mengehentikanya. Apabila tidak di atasi,ada kemungkinan akan menyebabkan
kehilangan darah terjadinya infeksi.dan hendaknya kita lebih berhati-hati agar tidak
terjadi luka,meskipun terdapat di dalam tubuh setiap manusia seutu mekanisme
pengendalian pendarahan atau hemostatis dan pemebekuan darah atau koagulasi.
3.2 Saran
Dalam pemebuatan makalah ini tentu jauh dari sempurna.untuk itu,kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca demi perbaikan di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C., dan John E Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Murray Robert K., dkk 2009. Biokimia Harper Edisi 27. Jakarta: EGC.