Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH HEMATOLOGI II

PENGERTIAN HEMOSTASIS

KELOMPOK 1:
1. Abdillah Rizki Pratama (P27903119052)
2. Amara Sollamita Putri (P27903119003)
3. Anisha Nurul Hapsari (P27903119058)
4. Annisa Larasati (P27903119004)
5. Dzihni Nadhifatul Aulia (P27903119072)
6. Nia Murniawati (P27903119024)
7. Sekar Kenconowati C.P (P27903119094)
8. Zalfaa Nurinayah (P27903119103)

Dosen Pengampu: Ranti Dwi Astriani, S.ST, M.Biomed

JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS POLTEKKES


KEMENKES BANTEN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pengertian Hemostasis“. Penulisan makalah
ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Hematologi II.

Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran dari
semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya
kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas ini.

Tangerang, 08 Maret 2021

Tim Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................. 1
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................................ 3
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 3
C. Tujuan ............................................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pendahuluan dan mekanisme hemostasis ......................................................................... 5
B. Pengertian dan hemostasis ............................................................................................... 8
C. Peran hemostasis ............................................................................................................. 8
D. Komponen-komponen hemostasis ................................................................................... 9
E. Mekanisme hemostasis primer dan sekunder.................................................................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. ..15

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hemostasis (haima=darah, stasis=tetap,berhenti), berarti darah tetap berada dalam
system pembuluh darah. terdapat beberapa komponen dalam mekanisme hemostasis,
yaitu: trombosit, endotel vaskuler, procoagulant plasma protein faktors, natural
anticoagulant proteins, protein fibrinolitik dan protein antifibrinolitik. Semua komponen
ini harus tersedia dalam jumlah cukup, dengan fungsi yang baik serta tempat yang tepat
untuk dapat menjalankan mekanisme hemostasis dengan baik. Interaksi komponen ini
dapat memacu terjadinya thrombosis disebut sebagai sifat prothrombotik dan dapat juga
menghambat proses thrombosis yang berlebihan, disebut sebagai sifat antithrombotik.
Faal hemostasis dapat berjalan normal jika terdapat keseimbangan antara faktor
prothrombotik dan faktor antithrombotik.
Hemostasis merupakan mekanisme normal yang dilakukan oleh tubuh untuk
menghentikan perdarahan pada lokasi yang mengalami kerusakan atau luka.Hemostasis
ini sebagai respon untuk menghentikan keluarnya darah yang diperankan oleh spasme
pembuluh darah, adhesi, agregasi trombosit dan keterlibatan aktif faktor koagulasi.
Dalam hemostasis terjadi adanya koordinasi dari endotel pembuluh darah, agregasi
trombosit dan aktivasi jalur koagulasi. Komponen-komponen tersebut berusaha menjaga
agar darah tetap cair dan tetap berada dalam system pembuluh darah. Fungsi utama
mekanisme koagulasi adalah menjaga keenceran darah (blood fluidity) sehingga darah
dapat mengalir dalam sirkulasi dengan baik Hemostasis adalah kemampuan alami untuk
menghentikan perdarahan pada lokasi luka oleh spasme pembuluh darah, adhesi
trombosit dan keterlibatan aktif faktor koagulasi, adanya koordinasi dari endotel
pembuluh darah, agregasi trombosit dan aktivasi jalur koagulasi. Fungsi utama
mekanisme hemostasis ini adalah menjaga keenceran darah (blood fluidity) sehingga
darah dapat mengalir dalam sirkulasi dengan baik, serta membentuk thrombus sementara
atau hemostatic thrombus pada dinding pembuluh darah yang mengalami kerusakan
(vascular injury).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pendahuluan dan mekanisme hemostasis ?
2. Apa Pengertian dan hemostasis ?
3. Bagaimana Peran hemostasis ?
4. Apa Komponen-komponen hemostasis ?
5. Bagaimana Mekanisme hemostasis primer dan sekunder ?

3
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pendahuluan dan mekanisme hemostasis
2. Untuk mengetahui Pengertian dan hemostasis
3. Untuk mengetahui Peran hemostasis
4. Untuk mengetahui Komponen-komponen hemostasis
5. Untuk mengetahui Mekanisme hemostasis primer dan sekunder

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendahuluan dan mekanisme hemostatis


Hemostasis merupakan proses penghentian perdarahan secara spontan daripembuluh
darah yang mengalami kerusakan atau akibat putusnya atau robeknya pembuluh darah,
sedangkan thrombosis terjadi apabila endothelium yang melapisi pembuluh darah rusak
atau hilang. Proses hemostasis ini mencakup pembekuan darah (koagulasi) dan
melibatkan pembuluh darah, agregasi trombosit serta protein plasma baik yang
menyebabkan pembekuan maupun yang melarutkan bekuan. Pada hemostasis terjadi
vasokonstriksi inisial pada pembuluh darah yang mengalami kerusakan sehingga aliran
darah di sebelah distal cedera terganggu. Kemudian hemostasis dan thrombosis memiliki
3 fase yang sama:
1. Pembekuan pada proses pembentukan agregasi trombosit yang masih awal,
masihlonggar dan bersifat sementara pada tempat luka. Trombosit akan mengikat
kolagen pada tempat luka pembuluh darah dan diaktifkan oleh thrombin yang
terbentuk dalam kaskade peristiwa koagulasi pada tempat yang sama, atau oleh
ADP yang dilepaskan trombosit aktif lainnya. Pada pengaktifan, trombosit akan
berubah bentuk dan dengan adanya fibrinogen, trombosit kemudian melakukan
proses agregasi untuk membentuk sumbat hemostatik ataupun trombus.
2. Pembentukan jaring atau benang-benang fibrin yang terikat dengan agregat
trombosit sehingga terbentuk sumbatan hemostatik atau trombus yang lebih kuat
dan lebih stabil.
3. Pelarutan parsial atau total agregat hemostatik atau trombus oleh plasmin.

Faktor-faktor pembekuan darah dalam proses hemostasis :


 Faktor I = fibrinogen
 Faktor II = Prhotrombine
 Faktor III = Fakotrjaringan
 Faktor IV = Ionkalsium
 Faktor V = Proaccelerin
 Faktor VI = Accelerine
 Faktor VII = Prokonvertin
 Faktor VIII = A.H.G (AntiHaemphillyGlobulin)
 Faktor IX = Christmasfactor
 Faktor X = Stuartfactor
 Faktor XI = Plasmathromboplastinantecedent
 Faktor XII = Hagemenfactor 5

5
 Faktor XIII = Fibrinestabilizingfactor (fibrinase).

Mekanisme hemostasis meliputi :

1. sistem vaskular
Sistem vaskular meliputi proses kontraksi pembuluh darah, aktivasi
trombosit serta pembekuan darah. Pembuluh darah memiliki peranan penting
dalam penyampaian dan distribusi sel-sel hemopoiesis, nutrisi, gas, produk
metabolisme dan berbagai macam mediator kimia. Pembuluh darah dilapisi oleh
sel-sel endotel, bila terjadi kerusakan akan terjadi aktivasi trombosit, selain itu
terjadi aktivasi pembekuan darah baik melalui jalur instrinsik maupun ekstrinsik
(Hoffman, 2000; Bakta, 2001; Rahayuningsih, 2007). Sel endotel mudah dan
potensial terhadap respon inflamasi. Sel endotel memiliki permukaan
glikoprotein, mensekresikan beberapa matrik ekstraseluler protein dan mediator
kimia, memiliki sifat polaritas pada bagian apikal dan basal yang dipengaruhi oleh
intercellular junctions. Endotel dapat mengekspresikan berbagai macam elemen
karena beredarnya molekul-molekul patologis seperti sitokin dan produk-produk
bakterial. Hal ini menyebabkan migrasi leukosit dan perubahan aktivitas
koagulasi endotel. Respon yang segera terjadi pada sel endotel yang mengalami
stress adalah aktivasi kanal kalium dan peningkatan pelepasan nitric oxide (NO)
yang berakhir pada proses dilatasi. Sel-sel endotel dapat mensekresikan matriks
ekstraseluler yang termasuk dalam beberapa type kolagen seperti kolagen, elastin,
fibronektin, vitronektin, laminin dan proteoglikan (contoh: heparin sulfat,
dermatan sulfat). Dengan permukaannya yang bersifat antitrombotik akan
menghambat adhesi platelet dan pembekuan akan memperlancar aliran darah.
Namun, ketika endothelium yang terganggu oleh kekuatan fisik atau oleh faktor-
faktor kimia tertentu, sel-sel mengalami perubahan biokimia yang berujung pada
transformasinya menjadi permukaan yang protrombotik. Sebuah kesetimbangan
dinamis terjadi pada kedua hal tersebut, dimodulasi baik pada tingkat transkripsi
gen dan pada tingkat sel yang utuh (Cines BD, et al., 1998; Hoffman, 2000;
Verhamme and Hoylaerts, 2009). Tabel 2.1 menunjukkan sistem regulasi
hemostasis dan trombosis oleh endotel.
Hal terpenting yang berperan terhadap perubahan membran sel endotel
dari keadaan antikoagulan menjadi prokoagulan adalah induksi dari faktor
jaringan atau tissue factor (TF). TF dikenal sebagai tromboplastin atau CD142,
merupakan cell surface glycoprotein synthesized. TF memicu jalur koagulasi
ekstrinsik, memiliki peranan penting dalam sistem homeostasis, penyakit
trombosis dan cell signaling. TF merupakan glycosylated membrane protein,
terdiri dari 263 asam amino rantai polipeptida tunggal dengan berat molekul 46
kDa (Falanga, et al,. 2004; Bezerra and Filler, 2003).

6
2. Sistem Trombosit
Sistem trombosit berperan dalam pembentukan dan stabilisasi sumbat
trombosit, trombosit mengalami beberapa peristiwa untuk terbentuknya sumbat
trombosit, yaitu : platelet adhesion, platelet activation dan platelet aggregation.
(Bakta, 2001; Rahayuningsih, 2007). Aktivasi trombosit mengakibatkan beberapa
respon fisiologis, yaitu pelepasan trombosit dari stored biologically active
compounds, ekspresi P-selectin pada membran platelet dimana Pselectin memiliki
peran penting untuk mediasi adhesi trombosit yang aktif terhadap neutrofil,
monosit dan limfosit, pelepasan prostaglandin dan tromboksan B2, terjadi
perubahan bentuk yang drastis sehingga meningkatkan kontak platelet dan adhesi,
pembentukan mikropartikel trombosit yang memiliki aktivitas prokoagulan
(Ramot and Nyska, 2007).
Agregasi platelet, menunjukkan dimulainya proses aterotrombosis oleh
karena kerusakan pada endotel. Terjadi proses vasokonstriksi neurohumoral dan
pelepasan endotelin yang merupakan bagian dari endothelium-derived growth
factor. Reseptor permukaan platelet, Glikoprotein Ib/IX/V dan glycoprotein VI
berikatan dengan subendotelial protein, faktor von Willebrand dan kolagen.
Glikoprotein VI menghasilkan suatu sinyal intraseluler sebagai mediasi adhesi
dan agregasi platelet melalui aktivasi reseptor integrin, seperti glikoprotein Ia / IIa
dan glikoprotein IIb / IIIa, yang keduanya juga sebagai reseptor fibrinogen
(Borissoff, et al., 2011).

3. Sistem Koagulasi
Sistem koagulasi terdiri dari rangkaian reaksi enzimatik melibatkan faktor
pembekuan darah yang merupakan protein plasma. Secara skematik proses ini
mirip fenomena air terjun (waterfall) atau seperti tangga (cascade), proses awal
pembentukan trombus merah adalah pada daerah yang abnormal karena respon
pembuluh darah dilakukan oleh lintasan intrinsik. Pembentukan bekuan fibrin
sebagai respon cidera jaringan dilakukan oleh lintasan ekstrinsik. Lintasan
intrinsik dan ekstrinsik menyatu dalam final common pathway (lintasan akhir
bersama) yang melibatkan aktivasi protrombin menjadi trombin dan pemecahan
fibrinogen yang dikatalisasi oleh trombin untuk membentuk bekuan fibrin. Secara
umum protein yang terlibat dalam kaskade koagulasi diklasifikasikan menjadi
zimogen yang bergantung pada serin dan menjadi bentuk aktif dalam proses
koagulasi, kofaktor, fibrinogen, transglutaminase yang menstabilkan bekuan
fibrin dan protein pengatur (regulasi) serta sejumlah protein lainnya, ditunjukkan
pada tabel 2.2 berikut fungsi-fungsinya (Murray and Margareth, 2003).

4. Sistem fibrinolisis

7
Fibrinolisis merupakan sistem yang diatur secara terintegrasi dengan
sistem koagulasi melalui beberapa jalur molekuler. Jalur-jalur tersebut berupa
substrat, aktivator, inhibitor, kofaktor dan reseptor. Aktivasi koagulasi akan
membentuk trombin, yang menghasilkan pembentukan trombus oleh konversi
fibrinogen menjadi fibrin dan aktivasi trombosit. Plasmin adalah protease
fibrinolitik utama. Plasminogen (PLG) merupakan zymogen yang beredar di
dalam plasma, dapat diubah menjadi plasmin oleh Tissue Plasminogen Activator
(tPA) maupun oleh Urokinase (UPA) ( Maus and Hajjar, 2005).

B. Pengertian hemostatis
Hemostasis adalah proses tubuh yang secara simultan menghentikan perdarahan
dari tempat yang cidera, sekaligus mempertahankan darah dalam keadaan cair di dalam
kompartemen vaskular. Pembuluh darah yang terluka akan mengakibatkan vasokontriksi
pembuluh darah sehingga aliran darah ke pembuluh darah yang terluka menjadi
berkurang. Trombosit akan berkumpul dan melekat pada pembuluh darah yang terluka
untuk membentuk sumbat trombosit. Faktor pembekuan darah yang diaktifkan akan
membentuk benang-benang fibrin yang akan membuat sumbat trombosit menjadi non
permeabel sehingga perdarahan dapat dihentikan. Sistem yang berperan dalam
hemostasis yaitu sistem vaskuler, trombosit dan faktor-faktor pembekuan darah
(Sacher,2004).

C. Peran hemostasis
Adapun peran dari proses hemostasis ini adalah :
1. Mencegah keluarnya darah dari pembuluh darah yang utuh. Hal ini tergantung dari :
a. Intergritas Pembuluh darah.
b. Fungsi trombosit yang normal.
2. Menghentikan perdarahan dari pembuluh darah yang terluka. Proses yang terjadi
setelah adanya suatu luka adalah :
a. Vasokonstriksi pembuluh darah.
b. Pembentukan sumbat trombosit.
c. Proses pembekuan darah.
Bila terjadi suatu luka pada pembuluh darah, maka pembuluh darah tersebut akan
mengalami vasokonstriksi, sehingga aliran darah terhambat, dan darah yang dikeluarkan
juga sedikit, serta terjadi kontak antara trombosit dengan dinding pembuluh darah yang
cukup lama.

8
D. Komponen-komponen Hemastosis
Terdapat beberapa komponen dalam mekanisme hemostasis, yaitu:
- Trombosit
- endotel vaskuler
- procoagulant plasma protein
- faktors
- natural anticoagulant protein
- protein fibrinolitik
- protein antifibrinolitik.

E. Mekanisme hemostasis primer dan sekunder

1) Mekanisme hemostatis primer


Hemostatis primer adalah mekanisme normal yang terjadi didalam tubuh untuk
menghentikan perdarahan yang diperankan oleh pembuluh darah dan trombosit
membentuk sumbat trombosit (adhesi trombosit). Mekanisme ini disebut hemostatis
primer karena pertama terlibat dalam proses penghentian perdarahan, diawali dengan
vasokonstriksi pembuluh darah dan sumbat trombosit yang menutup luka dan
menghentikan perdarahan.
Ketika pembuluh darah rusak, ada beberapa respon yang ditunjukkan oleh tiap
komponen hemostatis. Respon pertama yaitu pembuluh darah yang menyempit
(vasokonstriksi vaskuler/ proses spasme vaskuler) untuk menanggapi gangguan keutuhan
dindingnya. Vasokonstriksi terjadi akibat spasme miogenik lokal, autakoid jaringan dan
beberapa refleks tertentu yang diinduksi oleh rangsang simpatis. Konstriksi ini akan
menghambat aliran darah. Permukaan endotel pembuluh darah saling menekan satu sama
lain akibat spasme vaskuler awal, endotel tersebut menjadi lengket dan melekat satu
sama lain kemudian menutup pembuluh yang rusak. Tindakan fisik seperti ini saja tidak
cukup untuk mencegah perdarahan selanjutnya, namun penting sekali untuk
memperkecil pengeluaran darah dari pembuluh darah yang rusak. Setidaknya sampai
tindakan hemostatis lain mampu menyumbat defect tersebut. Respon ini berlangsung
selama beberapa menit hingga jam (20-30 menit setelah trauma), jeda waktu tersebut
digunakan komponen hemostatis lain untuk melakukan fungsinya masing-masing.
Trombosit diproduksi oleh trombopoitin yang dibuat di hati dan ginjal. Saat pembuluh
darah rusak dan kehilangan keutuhan dindingnya, interaksi antara trombosit dan
pembuluh darah berubah dan memicu perlekatan pada struktur pos intima yang terpapar.
Trombosit tersebut membengkak dan menyebabkan bentuk tidak teratur serta lengket.
Kemudian trombosit melekat pada serabut-serabut kolagen. Trombosit yang melekat
tersebut membentuk ADP (adenosine diphosphate) dan pembentukan tromboksan A
dalam plasma. Sekresi ADP oleh trombosit yang melekat tersebut menyebabkan
trombosit lainnya ikut menghasilkan ADP kemudian berkumpul membentuk agregat dan

9
akhirnya membentuk sumbat trombosit. Sumbat trombosit ini hanya mampu menutup
perdarahan untuk sementara waktu dan harus diperkuat lagi oleh proses lebih lanjut yaitu
pembentukan bekuan darah yang akan memperkokoh penutupan kerusakan pembuluh
darah atau dikenal dengan mekanisme hemostatis sekunder. Sumbat trombosit ini
penting untuk menutup ruptur kecil pada pembuluh darah kecil dan dapat terjadi ratusan
kali dalam sehari.

2) Mekanisme hemostatis sekunder


Hemostatis sekunder adalah mekanisme normal yang terjadi didalam tubuh untuk
menghentikan perdarahan yang diperankan oleh trombosit dan faktor pembekuan darah
(koagulasi darah) membentuk hemostatic plug.
Akhir dari mekanisme hemostatis sekunder adalah terbentuknya benang fibrin. Jika
pada hemostatis primer yang melibatkan vasokonstriksi dan sumbat trombosit belum
cukup untuk mengkompensasi luka, maka terjadilah hemostatis sekunder yang
melibatkan trombosit dan faktor koagulasi (pembekuan). Hemostatis sekunder mencakup
pembentukan jaring-jaring fibrin, serta bersifat delayed dan long-term response. Setelah
proses ini cukup untuk menutup luka, maka proses akan berlanjut ke hemostatis tersier.
Pada trauma berat, bekuan akan timbul 15-20 detik setelah terjadi trauma, sedangkan
bekuan mucul 1-2 menit setelah trauma pada kasus ringan. Normalnya dalam waktu 3-6
menit setelah trauma, seluruh ujung yang terpotong akan terisi oleh bekuan. Dan dalam
30 menit sampai 1 jam, bekuan akan mengalami retraksi megakibatkan tertutupnya
pembuluh darah yang robek. Trombosit juga berperan dalam retraksi bekuan.
Proses koagulasi darah terdiri dari rangkaian enzimatik yang melibatkan banyak
protein plasma yang disebut sebagai faktor koagulasi darah berupa glikoprotein dengan

10
berat >40.000 mol. Nomenklatur faktor koagulasi menggunakan angka romawi sesuai
urutan ditemukan dan bentuk aktifnya yang ditandai dengan huruf ‘a’ dibelakangnya.
Faktor koagulasi Sinonim
Fibrinogen Faktor I
Protrombin Faktor II
Tromboplastin jaringan Faktor III
Kalsium Faktor IV
Procelerin Faktor V
Serum protrombin conversion accelerator (SPCA) Faktor VII
Antihemofilik A Faktor VIII
Antihemofiik B Faktor IX
Antihemofilik C, faktor stuart Faktor X
Plasma tromboplastin antecedent (PTA) Faktor XI
Faktor hageman, antihemofilik B Faktor XII
Faktor penstabilisasi fibrin Faktor XIII
Trombokinase, tromboplastin lengkap Aktivator protrombin

Tahap pembekuan darah (koagulasi darah):


I. Pembentukan akivator protrombin akibat robeknya pembuluh darah dan rusaknya
darah. Ada 2 jalur pembentukan aktivator protrombin, yaitu:
1. Extrinsic pathways
Dimulai dengan trauma terhadap dinding vaskular atau jaringan diluar
pembuluh darah (tissue factor dan endotel). Jalur ini melibatkan faktor jaringan
(TF), faktor VII, X serta Ca2+ dan menghasilkan faktor Xa.
Produksi faktor Xa dimulai dari empat cedera jaringan yang mengekspresi
TF pada sel endotel. TF berinteraksi dengan faktor VII (beredar dalam darah
dan disintesis dalam hati) mengaktifkan faktor VIIa. Kemudian dengan
menggalakkan aktivitas enzimatis, faktor VIIa mengaktifkan faktor X. Aktivasi
faktor X ini menciptakan hubungan yang penting antara lintasan ekstrinsik
dengan intrinsik karena TF-faktor VIIa juuga mengaktivasi faktor IX dalam
lintasan intrinsik. Faktor X yang teraktivasi (fakor Xa) akan membentuk
aktifator protrombin bersama-sama dengan faktor V.
TFPI (Tissue Factor Pathways Inhibitor) adalah inhibitor fisiologik utama
yang menghambat koagulasi. TFPI ini berupa protein dalam darah yang terikat
lipoprotein. TFPI menghambat langsung faktor Xa dengan terikat pada enzim
disekitar area aktifnya. Kemudian, faktor kompleks Xa-TFPI ini akan
menghambat faktor kompleks VIIa-TF.
2. Intrinsic pathways
Dimulai dari darah itu sendiri. Mekanisme intrinsik melibatkan faktor XII,
XI, IX, VIII dan X serta prekalikrein, kininogen, ion Ca2+ dan fosfolipid
trombosit yang membentuk faktor Xa.

11
Pengeluaran fosfolipid trombosit karena adanya trauma pada darah akan
mengaktifkan faktor XII. Kemudian faktor XIIa secara enzimatik akan
mengaktifasi fakor XI. Faktor Xia kemudian mengaktifkan faktor IX. Setelah
itu, dengan bantuan faktor VIII dan fosfolipid trombosit, akhirnya faktor IXa
mengaktifasi faktor X. Setelah itu faktor Xa akan berikatan dengan faktor V
untuk membentuk aktivator protrombin.

II. Aktivator protrombin mengakifkan perubahan protrombin menjadi trombin.


Pada jalur ini, faktor Xa hasil dari intrinsic pathways dan extrinsic pathways
akan mengaktifkan protrombin (II) menjadi trombin (IIa) yang kemudian
mengubah fibrinogen menjadi fibrin.
Perubahan protrombin menjadi trombin: faktor Xa akan mengubah protrombin
menjadi trombin. Setelah itu, molekul-molekul fibrinogen berpolimerisasi menjadi
benang-benang fibrin selama 10-15 detik. Protrombin (protein plasma yang dapat
dipecah menjadi senyawa lebih kecil disebut trombin) dibentuk oleh hati dan
digunakan diseluruh tubuh untuk pembekuan darah. Vitamin K diperlukan oleh
hati untuk membentuk protrombin. Maka dari itu, kekurangan vitamin K dan
gangguan hati dapat berisiko perdarahan berlebih.

III. Perubahan fibrinogen menjadi fibrin


Fibrinogen merupakan protein yang terdapat dalam plasma dalam jumlah 100-
700 mg/ 100 ml. Sebagian besar fibrinogen terbentu dihati. Fibrinogen akan
diubah menjadi monomer fibrin oleh trombin (IIa). Kemudian monomer ini akan
mengalami polimerisasi menjadi benang-benang fibrin. Peran benang-benang
fibrin disini adalah untuk menyumbat atau menyaring sel-sel darah merah dan
plasma untuk membentuk bekuan.
Hampir semua reaksi pada pembekuan darah membutuhkan ion kalsium. Bila
ion kalsium tidak ada, maka pembekuan darah (koagulasi darah ) tidak akan
terjadi.
Selain mengubah fibrinogen menjadi fibrin, trombin (IIa) juga mengubah
faktor XIII menjadi faktor XIIIa yang merupakan transglutaminase yang sanga
spesifik dan membentuk ikatan silang secara kovalen antara molekul fibrin
dengan membentuk ikatan peptide antar gugus amida residu glutamin dan gugus
Ɛ-amino residu lisin, sehingga menghasikan bekuan fibrin yang lebih stabil.

12
13
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Hemostasis merupakan proses penghentian perdarahan secara spontan dari pembuluh


darah yang mengalami kerusakan atau akibat putusnya atau robeknya pembuluh darah,
sedangkan thrombosis terjadi apabila endothelium yang melapisi pembuluh darah rusak atau
hilang dan proses hemostasis ini mencakup pembekuan darah (koagulasi) dan melibatkan
pembuluh darah, agregasi trombosit serta protein plasma baik yang menyebabkan pembekuan
maupun yang melarutkan bekuan.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/59de0ca55284cef4663d8918243fa268.pdf

http://repository.unimus.ac.id/1699/4/BAB%20II.pdf

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-

15
PENGERTIAN HEMOTASIS

KELOMPOK 1:
 Abdillah Rizki Pratama (P27903119052)
 Amara Sollamita Putri (P27903119003)
 Anisha Nurul Hapsari (P27903119058)
 Annisa Larasati (P27903119004)
 Dzihni Nadhifatul Aulia (P27903119072)
 Nia Murniawati (P27903119024)
 Sekar Kenconowati C.P (P27903119094)
 Zalfaa Nurinayah (P27903119103)
PENDAHULUAN DAN MEKANISME HEMOSTASIS
o Hemostasis merupakan proses penghentian perdarahan secara spontan
daripembuluh darah yang mengalami kerusakan atau akibat putusnya atau
robeknya pembuluh darah, sedangkan thrombosis terjadi apabila
endothelium yang melapisi pembuluh darah rusak atau hilang. Proses
hemostasis ini mencakup pembekuan darah (koagulasi) dan melibatkan
pembuluh darah, agregasi trombosit serta protein plasma baik yang
menyebabkan pembekuan maupun yang melarutkan bekuan. Pada
hemostasis terjadi vasokonstriksi inisial pada pembuluh darah yang
mengalami kerusakan sehingga aliran darah di sebelah distal cedera
terganggu.
 Mekanisme hemostasis meliputi :
1. sistem vaskular
Sistem vaskular meliputi proses kontraksi pembuluh darah, aktivasi
trombosit serta pembekuan darah.

2. Sistem Trombosit
Sistem trombosit berperan dalam pembentukan dan stabilisasi
sumbat trombosit, trombosit mengalami beberapa peristiwa untuk terbentuknya
sumbat trombosit, yaitu : platelet adhesion, platelet activation dan platelet
aggregation.

3. Sistem Koagulasi
Sistem koagulasi terdiri dari rangkaian reaksi enzimatik melibatkan
faktor pembekuan darah yang merupakan protein plasma.

4. Sistem fibrinolisis
Fibrinolisis merupakan sistem yang diatur secara terintegrasi dengan
sistem koagulasi melalui beberapa jalur molekuler
PENGERTIAN HEMOSTASIS
 Hemostasis adalah proses tubuh yang secara simultan menghentikan
perdarahan dari tempat yang cidera, sekaligus mempertahankan darah dalam
keadaan cair di dalam kompartemen vaskular. Trombosit akan berkumpul
dan melekat pada pembuluh darah yang terluka untuk membentuk sumbat
trombosit. Faktor pembekuan darah yang diaktifkan akan membentuk
benang-benang fibrin yang akan membuat sumbat trombosit menjadi non
permeabel sehingga perdarahan dapat dihentikan. Sistem yang berperan
dalam hemostasis yaitu sistem vaskuler, trombosit dan faktor-faktor
pembekuan darah (Sacher,2004).
PERAN HEMOSTASIS
Adapun peran dari proses hemostasis ini adalah :
1. Mencegah keluarnya darah dari pembuluh darah yang utuh. Hal ini
tergantung dari :
a) Intergritas Pembuluh darah.
b) Fungsi trombosit yang normal.
2. Menghentikan perdarahan dari pembuluh darah yang terluka. Proses yang
terjadi setelah adanya suatu luka adalah :
a) Vasokonstriksi pembuluh darah.
b) Pembentukan sumbat trombosit.
c) Proses pembekuan darah.
KOMPONEN-KOMPONEN HEMOSTASIS
Terdapat beberapa komponen dalam mekanisme hemostasis, yaitu:
 Trombosit
 endotel vaskuler
 procoagulant plasma protein
 faktors
 natural anticoagulant protein
 protein fibrinolitik
 protein antifibrinolitik.
MEKANISME HEMOSTASIS PRIMER DAN
SEKUNDER
1. Mekanisme hemostatis primer
Hemostatis primer adalah mekanisme normal yang terjadi didalam tubuh
untuk menghentikan perdarahan yang diperankan oleh pembuluh darah dan
trombosit membentuk sumbat trombosit (adhesi trombosit). Mekanisme ini
disebut hemostatis primer karena pertama terlibat dalam proses penghentian
perdarahan, diawali dengan vasokonstriksi pembuluh darah dan sumbat
trombosit yang menutup luka dan menghentikan perdarahan.
2. Mekanisme hemostatis sekunder
Hemostatis sekunder adalah mekanisme normal yang terjadi didalam tubuh
untuk menghentikan perdarahan yang diperankan oleh trombosit dan faktor
pembekuan darah (koagulasi darah) membentuk hemostatic plug.
Akhir dari mekanisme hemostatis sekunder adalah terbentuknya benang
fibrin

Anda mungkin juga menyukai