Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FARMAKOLOGI

FARMASI SORE

OBAT-OBAT HEMOSTATIK

Dosen :

Apt. Dewi Yuliana, M.Kes

NAMA KELOMPOK 6 :

1. CHRIST NATHALIA S.R.T.S (0432950721005)


2. LILIS WIDIAWATI (0432950721015)
3. PUTRI LISTIYANI (0432950721027)
4. RIZKA ANDRIANI (0432950721022)

SEKOLAH ILMU TINGGI KESEHATAN BANI SALEH

BEKASI PROGRAM STUDI S-1 FARMASI

JL. R.A KARTINI NO.66 BEKASI 17113


O B AT H E M O S TAT I K

BAB I
PENDAHULUAN

Obat merupakan salah satu penunjang sarana kesehatan. Segala macam penyakit tidak
dapat lepas begitu saja tanpa keberadaan obat.Dengan penggunaan obat kita harus mengikuti
aturan-aturan tertentu, karena obat dalam penggunaan yang  berlebihan dapat meracuni
tubuh, sedangkan penggunaan racun dalam jumlah sedikit justru akan menjadi obat bagi
tubuh kita.
Salah satu dari obat yang telah kita ketahui adalah obat yang digunakan untuk
menstimulasi atau memperbaiki proses pembentukan sel-sel darah atau sering disebut
Hematinik, obat-obatan itu tidak lepas dari segala masalah yang berhubungan dengan
kesehatan terutama yang berhubungan dengan darah sebagai cairan jaringan tubuh yang
Fungsi utamanya adalah mengangkut oksigen yang diperlukan oleh sel-sel di seluruh tubuh.
Darah juga menyuplai jaringan tubuh dengan nutrisi, mengangkut zat-zat sisa metabolisme,
dan mengandung berbagai bahan penyusun sistem imun yang bertujuan mempertahankan
tubuh dari berbagai penyakit. Hormon-hormon dari sistem endokrin
Obat haemostatik ini diperlukan untuk mengatasi perdarahan yang meliputi daerah yang
luas. Pemilihan obat hemostatik harus dilakukan secara tepat sesuai dengan patogenesis
perdarahan.
Perdarahan dapat disebabkan oleh defisiensi satu faktor pembekuan darah dan dapat pula
akibat defisiensi banyak faktor yang mungkin sulit untuk didiagnosis dan diobati. Defisiensi
atau factor pembekuan darah dapat diatasidengan memberikan factor yang kurang yang
berupa konsentrat darah manusia. Perdarahan dapat pula dihentikan dengan memberikan obat
yang dapat meningkatkan factor-faktor pembentukan darah misalnya vitamin K atau yang
menghambat mekanisme fibrinolitik seperti asam aminokaprot.

B.    Rumusan Masalah
1.      Apa defenisi obat hemostatik ?
2.      Faktor - faktor yang berperan pada obat hemostatik ?
3.      Bagaimana mekanisme pembekuan darah ?
4.      Apa saja obat hemostatik ?
5.      Penyakit apa yang berhubungan dengan hemostatik ?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui defenisi obat hemostatik
2.      Untuk mengetahui faktor –faktor yang berperan pada obat hemostatik
3.      Untuk mengtahui bagaimana mekanisme pembekuan darah
4.      Untuk mengetahui apa saja obat hemostatik
5.      Untuk mengetahui penyakit apa yang berhubungan dengan hemostatik
BAB II
PEMBAHASAN

A.     Defenisi obat hemostatik


Obat anti perdarahan disebut juga hemostatik. Hemostatis merupakan proses penghentian
perdarahan pada pembuluh darah yang cedera. Jadi, Obat haemostatik (Koagulansia ) adalah
obat yang digunakan untuk menghentikan pendarahan.
Obat haemostatik ini diperlukan untuk mengatasi perdarahan yang meliputi daerah yang
luas. Pemilihan obat hemostatik harus dilakukan secara tepat sesuai dengan patogenesis
perdarahan ,dalam proses hemostasis berperan faktor-faktor pembuluh darah (vasokonstriksi),
trombosit (agregasi), dan dalam proses ini diperlukan faktor-faktor pembekuan darah yang
hingga kini dikenal 15 faktor pembekuan darah.
Perdarahan dapat disebabkan oleh defisiensi satu faktor pembekuan darah dan dapat pula
akibat defisiensi banyak faktor yang mungkin sulit untuk didiagnosis dan diobati. Defisiensi
atau factor pembekuan darah dapat diatasi dengan memberikan factor yang kurang yang
berupa konsentrat darah manusia. Perdarahan dapat pula dihentikan dengan memberikan obat
yang dapat meningkatkan factor-faktor pembentukan darah misalnya vitamin K atau yang
menghambat mekanisme fibrinolitik seperti asam aminokaprot.

B.    Faktor – faktor yang berperan pada obat hemostatik


1.    Pembulu darah
Pembulu darah terdiri dari arteri,arteriola, kapiler, venula dan vena. Arteri (kuat dan
lentur) membawa darah dari jantung dan menanggung tekanan darah yang paling tinggi.
Kelenturannya membantu mempertahankan tekanan darah diantara denyut jantung.
Arteri yang lebih kecil dan arteriola memiliki dinding berotot yang menyesuaikan
diameternya untuk meningkatkan atau menurunkan aliran darah ke daerah tertentu. Kapiler
merupakan pembuluh darah yang halus dan berdinding sangat tipis, yang berfungsi sebagai
jembatan diantara arteri (membawa darah dari jantung) dan vena (membawa darah kembali
ke jantung).
Kapiler memungkinkan oksigen dan zat makanan berpindah dari darah ke dalam jaringan
dan memungkinkan hasil metabolisme berpindah dari jaringan ke dalam darah. Dari kapiler,
darah mengalir ke dalam venula lalu ke dalam vena, yang akan membawa darah kembali ke
jantung.
Vena memiliki dinding yang tipis, tetapi biasanya diameternya lebih besar daripada arteri;
sehingga vena mengangkut darah dalam volume yang sama tetapi dengan kecepatan yang
lebih rendah dan tidak terlalu dibawah tekanan.
2.    Trombosit
Trombosit (juga disebut Platelet atau keping darah) adalah sel-sel berbentuk oval kecil
yang dibuat di sumsum tulang. Trombosit membantu dalam proses pembekuan. Ketika
pembuluh darah pecah, trombosit berkumpul di daerah dan membantu menutup kebocoran.
Trombosit bertahan hidup hanya sekitar 9 hari dalam aliran darah dan secara konstan akan
digantikan oleh sel-sel baru.
Protein penting yang disebut faktor pembekuan sangat penting untuk proses pembekuan.
Kendati trombosit sendiri bisa menutup kebocoran pembuluh darah kecil dan untuk
sementara menghentikan atau memperlambat pendarahan, dengan adanya faktor pembekuan
darah menghasilkan penggumpalan yang kuat dan stabil. Trombosit dan faktor pembekuan
bekerja sama untuk membentuk benjolan padat (disebut bekuan darah) untuk menutup
kebocoran, luka-luka, atau goresan dan untuk mencegah pendarahan di dalam dan pada
permukaan tubuh kita.
3.    Fibrin
Fibrin adalah protein berupa serat-serat benang yang tidak larut dalam plasma pada proses
penggumpalan atau pembekuan darah. Fibrin berasal dari fibrinogen yang berubah karena
aktivitas enzim trombin.
Fibrin tidak larut dalam pelarut protein umumnya, tetapi dapat dilarutkan dengan enzim
tertentu seperti plasmin dan pepsin bila ada luka atau kerusakan jaringan, zat pembeku darah
bekerja sama untuk menghentikan perdarahan tersebut dengan membentuk bekuan darah
Benang-benang fibrin yang terbentuk akan saling bertautan sehingga sel-sel darah merah
beserta plasma akan terjaring dan membentuk gumpalan. Jaringan baru akan terbentuk
menggantikan gumpalan tersebut dan luka akan menutup.

C.    Mekanisme pembekuan darah


     Mekanisme pembekuan yang berperan dalam pembentukan fibrin melibatkan kaskade
reaksi enzim yang tidak aktif di ubah menjadi aktif, dan enzim tersebut selanjutnya
mengaktifkan enzim lain yang belum aktif. Kompleksnya, system tersebut pada masa lalu
dipersulit oleh berbagai penamaan, tetapi diterimanya system pemberian nomor untuk
berbagai factor pembekuan lebih mempermudah keadaan
     Reaksi mendasar dalam pembekuan darah adlah konversi protein olasma yang larut, yaitu
fibrinogen menjadi fibrin yang tidak Larut. Proses ini mencakup pembebasan dua pasang
polipeptida dari setiap molekul fibrinogen. Bagian yang tersisa, monomer fibrin, kemudian
mengalamai polimerisasi dengan molekul-molekul monomer lain sehinga membentuk fibrin.
Fibrin mula-mula berupa gumpalan longgar benang-benang yang saling menjalin.
Selanjutnya, pembentukan ikatan-ikatan silang kovalen akan mengubah gumpalan longgar
menjadi agregat yang padat dan ketat. Reaksi yang terakhir ini dikatalisis oleh faktor XIII
yang telah diaktifkan dan memerlukan Ca2+.
     Perubahan fibrinogen menjadi dikatalisis oleh trombin. Trombin adalh suatu serin protease
yang terbentuk dari prekursornya di sirkulasi, protrombin, oleh kerja faktor X yang telah
diaktifkan. Kerja tambahan trombin adalah pengaktifan trombosit, sel endotel, serta leukosi
melalui sedikitnya satu reseptor gabungan protein G.
     Faktor X dapat daktifkan melalui reaksi pada salah satu dari 2 sistem, sistem intrinsik dan
sistem ektrinsik. Reaksi awal pada sistem intrinsik adalah konversi faktor XII inaktif menjadi
faktor XII aktif (XIIa). Aktivasi ini yang dikatalisis oleh kininogen berberat molekul tinggi
dan kalikrein dapat dilakasanakan in vitro dengan pemajanan darah terhadap permukaan
bermuatan elektronegatif yang mudah dibasahi, seperti gelas dan serat kolagen

D.    Obat hemostatik
1.    Obat hemostatik lokal
Yang termasuk dalam golongan ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa kelompok
berdasarkan mekanisme hemostatiknya.

a.  Hemostatik serap

a)  Mekanisme kerja
 Hemostatik serap ( absorbable hemostatik ) menghentikan perdarahandengan pembentukan
suatu bekuan buatan atau memberikan jalan serat-0serat yang mempermudah bila diletakkan
langsung pada pembekuanyang berdarah. Dengan kontak pada permukaan asing trombosit
akan pecah dan membebaskan factor yang memulai proses pembekuan darah.
b)  Indikasi
golongan ini berguna untuk mengatasi perdarahan yang berasal dari pemubuluh darah kecil
saja m\isalnya kapiler dan tidak efektif untuk menghentikan perdarahn arteri atau vena yang
tekanan intra vaskularnya cukup besar.
c)  Contoh obat
 Antara lain spon, gelatin,  oksi sel ( seluloisa oksida ) dan busa fibrin insani (Kuman fibrin
foam ). Spon, gelatih, dan oksisel dapat digunakan sebagai penutup luka yang akhirnya akan
diabsorpsi. Hal ini menguntungkan karena tidsk memerlukan penyingkiran tang
memungkinkan perdarahn ulang seperti yang terjadi poada penggunaaan kain kasa. Untuk
absorpsi yang sempurna pada kedua zat diperlukan waktu 1- 6 jam. Selulosa oksida dapat
memperngaruhi regenerasi tulang dan dapat mengakibatkan pembentuksan kista bila
digunakan jangka panjang pada patah tulang. Selain itu karena dapat menghambat epitelisasi,
selulosa oksida tidak dianjurkan intuk digunakan dalam jangka panjang. Busa fibrin insani
yang berbentuk spon, setah dibasahi, dengan tekanan sedikit dapta menutup permukaan yang
berdarah.

b.   Astrigen

a)  Mekanisme kerja
Zat ini bekerja local dengan mengedepankan protein darah sehingga perdarahan dapat
dihentikan sehubungan dengan cara penggunaanya, zat ini dinamakan juga styptic.
b)  Indikasi
digunakan untuk menghentikan perdarahan kapiler tetapi kurang efektif bila dibandinbgkan
dengan vasokontriktor yang digunakan local.
c)  Contoh obat
feri kloida, nitras argenti, asam tanat.

c.   Kougulan

a)    Mekanisme kerja
Kelompok ini pada penggunaan lopkal menimbulkan hemostatid dengan 2cara yaitu dengan
mempercepat perubahan protrombin menjadi trombindan secara langsung menggumpalkan
fibrinogen. Aktifitor protrombin,ekstrak yang mengandung aktifator protrombin dapat dibuat
antara laindari jaringan ortak yang diolah secara kering dengan asetat. Beberaparacun ular
memiliki pula aktifitas tromboplastin yang dapat menimbulkan pembekuan darah. Salah satu
conto adalah russell’s vipervenomnyang sangat efektif sebagai hemostatik local dan dapat
digunakan umpamanyta untuk alveolkus gigi yang berdarah pada pasienhemofilia.
b)  Carapemakaian
Untuk tujuan ini kapas dibasahi dengan larutan segar 0,1% dan ditekankan pada alveolus
sehabis ekstrasi gigi. TRombin zat initersedia dalamm bentuk bubuk atau larutan untuk
penggunaaan lokal.Sediaan ini tidak boleh disuntikkan IV, sebab segara
menimbiulkanbahaya emboli.

d.  Vasokonstriktor

a)  Indikasi
Epinetrin dan norepinetrin berefek vasokontriksi , dapat digunakan untuk menghentikan
perdarahan kapiler suatu permukaan.
b)   Carapemakaian
Cara penggunaanya ialah dengan mengoleskan kapas yangtelah dibasahi dengan larutan 1:
1000 tersebut pada permukaan yangberdarah. Vasopresin, yang dihasilkn oleh hipofisis,
pernah digunakan untuk mengatasi perdarahan pasca bedah perslinan. Perkembangan terahir
menunjukkan kemungkinan kegunaanya kembali bila disuntikkan langsung ke dalam korpus
uteri untuk menc

2.    Hemostatik sistemik
Dengan memberikan transfuse darah, seringkali perdarahan dapat dihentikan dengan
segera. Hasil ini terjadi karena penderita mendapatkan semua faktor pembekuan darah yang
terdapat dalam darah transfusi. Keuntungan lain transfusi ialah perbaikan volume sirkulasi.
Perdarahan yang disebabkan defisiensi faktor pembekuan darah tertentu dapat diatasi dengan
mengganti/ memberikan faktor pembekuan yang kurang.

a.  Faktor anti hemoflik(faktor VIII) dan cryoprecipitated anti Hemophilic Factor

a)  Indikasi
Kedua zat  ini bermanfaat untuk mencegah atau mengatasi perdarahan pada  penderita
hemofilia A ( defisienxi faktor VIII) yang sifatnyaherediter  dan pada penderita yang
darahnya mengandung inhibitor factor VII
b)  Efek samping
Cryoprecipitated antihemofilik factor mengandung fibrinogen dan protein plasma lain
dalam  jumlah yng lebih banyak dari sediaaan konsentrat faktor IIIV, sehingga kemungkinan
terjadi reaksi hipersensitivitas lebih besar  pula.
 Efek samping lain yang dapat timbul pada penggunaan kedua jenis sediaan ini adalah
hepatitis  virus, anemi hemolitik, hiperfibrinogenemia,menggigil dan demam
c)  Cara pemakaian
Kadar faktor hemofilik 20-30% dari normal yang diberikan IV biasanya digunakan untuk
mengatasi perdarahan pada penderita hemofilia. Biasanya hemostatik dicapai dengan dosis
tunggal 15-20 unit/kg BB. Untuk perdarahan ringan pada otot dan jaringan lunak, diberikan
dosis tunggal 10 unit/kg BB. Pada penderita hemofilia sebelum operasi diperlukan     kadar
anti hemofilik sekurang – kurangnya 50% dari normal, dan pasca bedah diperlukan kadar 20-
25 % dari normal untuk 7-10 hari

b.  Kompleks Faktor X

a)  Indikasi
Sediaan ini mengandung faktor II, VII, IX,X serta sejumlah kecil protein plasma lain dan
digunakan untuk pengobatan hemofilia B, atau bila diperlukan faktor-faktor yang terdapat
dalam sediaan tersebut untuk mencegah perdarahan. Akan tetapi karena ada kemungkinan
timbulnya hepatitis preparat ini sebaiknya tidak diberikan pada pendrita nonhemofilia
b)  Efek samping
trombosis,demam, menggigil, sakit kepala, flushing, dan reaksi hipersensivitas  berat (shok
anafilaksis).
c)  Cara pemakaian
Kebutuhan tergantung dari keadaan penderita. Perlu dilakukan pemeriksaan pembekuan
sebelum dan selama pengobatan sebagai petunjuk untuk menentukan dosis. 1 unit/KgBB
meningkatkan aktivitas factor IX sebanyak 1,5%, selama fase penyembuhan setelah operasi
diperlukan kadar factor IX 25-30% dari normal

c.   Vit K

a)  Mekanisme kerja
Pada orang normal vitamin K tidak mempunyai aktivitas farmakodinamik, tetapi pada
penderita defisiensi vitamin K, vitamin ini berguna untuk meningkatkan biosintesis beberapa
faktor pembekuan darah yang berlangsung di hati. Sebagai hemostatik, vitamin K
memerlukan waktu untuk dapat menimbulkan efek, sebab vitamin K harus merangsang
pembentukan faktor- faktor pembekuan darah lebih dahulu.
b)  Indikasi
Digunakan untuk mencegah atau mengatasi perdarahan akibat defisiensi vitamin K.
c)  Efek samping
Pemberian filokuinon secara intravena yang terlalu cepat dapt menyebabkan kemerahan
pada muka, berkeringat, bronkospasme, sianosis, sakit pada dada dan kadang menyababkan
kematian.
d)  Perhatian
Defisiensi vit. K dapat terjadi akibat gangguan absorbsi vit.K, berkurangnya bakteri yang
mensintesis Vit. K pada usus dan pemakaian antikoagulan tertentu. Pada bayi baru lahir
hipoprotrombinemia dapat terjadi terutama karena belum adanya bakteri yg mensintesis vit.
K
e)  Dosis
1-3 x sehari untuk ibu menyusui untuk mencegah pendarahan pada bayinya 3-4 x sehari
untuk pengobatan hipoprotrombinemia

d.  Asam aminokaproat

a)  Mekanisme kerja
Asam aminokaproat merupakan penghambat bersaing dari activator plasminogen  dan
penghambat plasmin. Plasmin sendiri berperan menghancurkan fibrinogen/ fibrin dan faktor
pembekuan  darah lain. Oleh karena itu asam amikaproat dapat mengatasi perdarahan berat
akibat fibrinolisisyang berlebihan.
b)   Indikasi
Pemberian asam aminokaproat, karena dapat menyebabkan pembentukan thrombus yang
mungkin bersifat fatal hanya digunakan untuk mengatasi perdarahan fibrinolisis berlebihan
Asam aminokaprot digunakan untuk mengatasi hematuria yang berasal dari kandung kemih.
Asam aminokaproat dilaporkan bermanfaat untuk pasien homofilia sebelum dan sesudah
ekstraksi gigi dan perdarahan lain karena troma didalam mulut.
Asam aminokaproat juga dapat digunakan sebagai antidotum untuk melawan efek
trombolitik streptokinase dan urokinase yang merupakan activator plasminogen.
c)  Efek samping
Asam aminokaproat dapat menyebabkan prutius,eriterna konjungtiva, dan hidung
tersumbat. Efk samping yang paling berbahaya ialah trombosis umum, karena itu penderita
yang mendapat obat ini harus diperiksa mekanisme hemostatik.
d)  Cara pemakaian
Dapat diberikan secara peroral dan IV

e.  Asam traneksamat

a)  Mekanisme kerja
Sebagai anti plasmin, bekerja menghambat aktivitas dari aktivator plasminogen dan plasmin
Sebagai hemostatik, bekerja mencegah degradasi fibrin, meningkatkan agregasi platelet
Memperbaiki kerapuhan vaskular dan meningkatkan aktivitas factor koagulasi
b)  Indikasi
Hipermenorrhea
Pendarahan pada kehamilan dan pada pemasangan AKDR
Mengurangi pendarahan selama dan setelah operasi 
c)  Efek samping
Gangguan gastrointestinal : mual, muntah, sakit kepala, anoreksia
Gangguan penglihatan, gejala menghilang dengan pengurangan dosis atau penghentian
pengobatan
d)  Perhatian
Bila diberikan IV dianjurkan untuk menyuntikkan perlahan-lahan (10 ml / 1-2 menit)
e)  Sediaan
Kapsul 250 mg, 500 mg
Injeksi 5 ml/250 mg dan 5 ml/500 mg

f.    Karbazokrom Na Sulfonat (ADONA)

f)   Mekanisme kerja
Menghambat peningkatan permeabilizas kapiler
Meningkatkan resistensi kapiler
g)  Indikasi
Pendarahan disebabkan menurunnya resistensi kapiler dan meningkatnya permeabilizas
kapiler
Pendarahan abnormal selama/pasca operasi akibat penurunan resistensi kapiler
Pendarahan otak

h)  Sediaan
Tablet 10 mg/ Forte 30 mg
Injeksi 2 ml/10 mg dan 5 ml/25 mg

E.     Penyakit yang Berhubungan Dengan Hemostatik


Masalah yang berhubungan dengan hemostatik yaitu penyakit hemophilia.  Hemofilia
adalah penyakit genetik/turunan, merupakan suatu bentuk kelainan perdarahan yang
diturunkan dari orang tua kepada anaknya dimana protein yang diperlukan untuk pembekuan
darah tidak ada atau jumlahnya sangat sedikit. Penyakit ini ditandai dengan sulitnya darah
untuk membeku secara normal.
Apabila penyakit ini tidak ditanggulangi dengan baik maka akan menyebabkan
kelumpuhan, kerusakan pada persendian hingga cacat dan kematian dini akibat perdarahan
yang berlebihan. Penyakit ini ditandai dengan perdarahan spontan yang berat dan kelainan
sendi yang nyeri dan menahun.
Hemofilia termasuk penyakit yang tidak populer dan tidak mudah didiagnosis. Karena
itulah para penderita hemofilia diharapkan mengenakan gelang atau kalung penanda
hemofilia dan selalu membawa keterangan medis dirinya. Hal ini terkait dengan penanganan
medis, jika penderita hemofilia terpaksa harus menjalani perawatan di rumah sakit atau
mengalami kecelakaan.
BAB III
PENUTUP

A.     Kesimpulan
    Obat anti perdarahan disebut juga hemostatik. Hemostatis merupakan proses penghentian
perdarahan pada pembuluh darah yang cedera. Jadi, Obat haemostatik (Koagulansia ) adalah
obat yang digunakan untuk menghentikan pendarahan.
    Obat haemostatik ini diperlukan untuk mengatasi perdarahan yang meliputi daerah yang
luas. Pemilihan obat hemostatik harus dilakukan secara tepat sesuai dengan patogenesis
perdarahan ,dalam proses hemostasis berperan faktor-faktor pembuluh darah (vasokonstriksi),
trombosit (agregasi), dan dalam proses ini diperlukan faktor-faktor pembekuan darah yang
hingga kini dikenal 15 faktor pembekuan darah, dan Jenis obat hemostatik ada dua yaitu,
hemostatik lokal dan hemostatik sistemik

B.    Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber - sumber yang
lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabka.
DAFTAR PUSTAKA

Kause, Yusman.2013.Obat-Obatan Anti Perdarahan.http://laporanyusman.


blogspot.com/2013/10/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_8622.html

Santra. Belajar Dan Berbagi: Obat Anti Perdarahan.http://desantra.


blogspot.com/2012/01/obat-anti-perdarahan.html

Sari, Nur Indah.2011 .Macam-macam Obat Anti Perdarahan. http://


nurindahs4ri.blogspot.com/p/macam-macam-obat-anti-pendarahan.html

Anda mungkin juga menyukai