Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM TENSIOMETER DU

NOUY MENENTUKAN TEGANGAN


PERMUKAAN (γ)

NAMA : RIZKA ANDRIANI


NIM : 0432950721022
PRODI : S1 FARMASI (SORE)

STIKES BANI SALEH BEKASi


I. TUJUAN

 Menentukan tegangan permukaan cairan/cairan (O/W)


 Memperhatikan efek surface active agent terhadap γ

II. DASAR TEORI


Di dalam zat cair, satu molekul dikelilingi oleh molekul-molekul lainnya yang
sejenis dari segala arah sehingga gaya tarik menarik sesama molekulnya (gaya
kohesi), sama besar. Pada permukaan zat cair terjadi gaya tarik menarik antara
molekul cairan dengan molekul udara (adhesi). Gaya adhesi lebih kecil bila dibandingkan
dengan gaya kohesi sehingga molekul di permukaan zat cair cenderung tertarik ke
arah dalam. Tetapi hal ini tidak terjadi karena adanya gaya yang bekerja sejajar dengan
permukaan zat cair yang mengimbangi besarnya gaya kohesi antar molekul di dalam zat
cair terhadap molekul sejenisnya dipermukaan. Akibatnya molekul tersebut berada di
permukaan. Gaya ini disebut tegangan permukaan. Atau dengan kata lain tegangan
permukaan  didefinisikan sebagai gaya F persatuan panjang L yang harus diberikan
sejajar pada permukaan untuk mengimbangi tarikan dalam.Sedangkan tegangan antar
permukaan adalah tegangan pada antar permukaan dua cairan yang tidak bercampur
atau antara permukaan zat padat dengan cairan. Simbol yang digunakan untuk
tegangan permukaanadalah γ dan satuannya adalah dyne cm-1 (Hendra, 2002).

 = F /2L
Dimana :

= tegangan permukaan
F = gaya
L = panjang keliling permukaan selaput fluida

Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang
sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini dipengaruhi oleh
adanya gaya kohesi antara molekul air. Sebagai contoh, akan ditinjau cairan yang
berada di dalam sebuah wadah seperti berikut.
Gambar 1. Gaya Tarik Molekul-molekul dalam Cairan
Sebagai contoh, ketika sebuah klip (penjepit kertas) diletakkan secara hati-hati pada
permukaan air di dalam gelas, maka klip tersebut tidak akan tengggelam. Ketika klip
diletakan secara hati-hati ke atas permukaan air, molekul-molekul air yang terletak di
permukaan agak ditekan oleh gaya berat klip tersebut, sehingga molekul-molekul air yang
terletak di bawah memberikan gaya pemulih ke atas untuk menopang klip tersebut.
Adanya tegangan permukaan cairan juga menjadi alasan mengapa serangga bisa
mengapung di atas air.
Efek permukaan dapat dinyatakan dalam bahasa fungsi Helmholt dan Gibbs.
Hubungan antara fungsi-fungsi ini dan luas permukaan adalah kerja yang diperlukan
untuk mengubah sejumlah tertentu luas ini dan luas permukaan adalah kerja yang
diperlukan untuk mengubah sejumlah tertentu luas ini dan kenyataan bahwa pada kondisi
berbeda dA dan dG sama dengan kerja yang dilakukan dalam mengubah energi sistem.
Kerja yang dilakukan dalam mengubah sangat kecil d luas permukaan suatu sampel
sebanding dengan d (dw =  do). Koefisien  disebut dengan tegangan permukaan
(erg/cm2 atau J/m2). Pada volume dan temperatur tetap, kerja pembentukan permukaan
dapat dikenali dengan perubahan fungsi Helmholtz (yang dinyatakan dengan dA =  d.
Karena fungsi Helmholtz berkurang (d < 0), maka secara alamiah permukaan cenderung
untuk menyusut atau menkerut dan menyebabkan permukaan cairan seakan-akan menjadi
tegang (Sukardjo, 1997). Jadi, tegangan muka adalah gaya (dyne) yang bekerja sepanjang
1 cm pada permukaan zat cair.
Pengukuran tegangan permukaan atau tegangan antar muka dapat dilakukan
dengan 2 cara yaitu :
1. Metode kenaikan kapiler
Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air/cairan yang naik melalui
suatu kapiler. Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk mengukur
tegangan permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan antar muka.
2. Metode tersiometer Du-Nouy
Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan untuk mengukur tegangan permukaan
ataupun tegangan antar muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk
melepaskan suatu cincin platina iridium yang dicelupkan pada permukaan sebanding
dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka dari cairan tersebut.
Pada percobaan tegangan permukaan atau antar muka ini metode yang
digunakan yakni tensiometer Du-Nouy dimana Metode cincin Du-Nouy bisa
digunakan untuk mengukur tegangan permukaan ataupun tegangan antar muka. Untuk
penentuan tegangan permukaan saja dapat menggunakan metode kenaikan kapiler.
Sedangkan prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskan
suatu cincin platina iridium yang dicelupkan pada permukaan sebanding dengan
tegangan permukaan atau tegangan antar muka dari cairan tersebut. Adapun rangkaian
alat yang digunakan dalam percobaan ini yaitu:

Keterangan:
1. Cincin Metal
2. Air
3. Gelas beaker
4. Laboratory stand dan Statif
5. Selang plastik
6. Dynamometer 0,1 N
Pada dasarnya tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya suhu dan zat terlarut. Dimana keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan
mempengaruhi besarnya tegangan permukaan terutama molekul zat yang berada pada
permukaan cairan berbentuk lapisan monomolecular yang disebut dengan molekul
surfaktan.
Besarnya gaya ke bawah akibat tegangan permukaan diukur.

F = 4R
Dimana  merupakan tegangan muka; nilai  adalah sebesar 3,14; R adalah jari-jaari
cincin; dan F adalah gaya untuk memisahkan permukaan cairan. Pada saat cincin lepas,
dapat dituliskan persamaan:
F1= F2

F1= 4R

γ  F / R 4π
Oleh karena tegangan permukaan merupakan perbandingan antara Gaya tegangan
permukaan dengan satuan panjang, maka satuan tegangan permukaan adalah Newton
per meter (N/m) atau dyne per centimeter (dyn/cm).
1 dyn/cm = 10-3 N/m = 1 mN/m
Metode Du-Nouy selain untuk mengukur tegangan muka, juga dipakai untuk
mengukur tegangan muka antara dua fasa cair, misalnya tegangan muka antara
minyak dengan air. Dengan metode Du-Nouy, cincin logam yang digunakan pada
permukaan cairan diangkat ke atas dengan memakai torsion wire. Gaya yang diperlukan
untuk tepat memutuskan film cairan diukur pada skala yang dihubungkan dengan torsion
wire tersebut (Bird, 1986).
Untuk sistem ideal, gaya baru bisa memutuskan film cairan bila besarnya sama
dengan 4R. Persamaan ini hanya berlaku untuk cairan yang mempunyai sudut kontak
() sama dengan nol. Dalam prakteknya bentuk cairan film yang diangkat lingkaran
logam berbeda dari sistem ideal dan mempengaruhi harga tegangan permukaan yang
diperoleh, sehingga diperlukan faktor koreksi yang berkisar antara 0,75–1,02.
Emulsifier atau zat pengemulsi didefinisikan sebagai senyawa yang mempunyai
kemampuan aktivitas pemukaan (surface activity agents) sehingga dapat menurunkan
tegangan permukaan (surface tension) cairan. Detergen sintesis modern didesain untuk
meningkatkan kemampuan air membasahi kotoran yang melekat pada pakaian, yaitu
dengan menurunkan tegangan permukaan air. Misalnya, air murni tidak membasahi
dan bentuk butiran air ini tidak banyak berubah, tetapi tetes air yang mengandung
detergen (surfaktan) akan membasahi lilin dan butir air akan menyebar (luas permukaan
bertambah).
Suhu mempengaruhi nilai tegangan permukaan. Umumnya ketika terjadi kenaikan
suhu, nilai tegangan permukaan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena
ketika suhu meningkat, molekul cairan bergerak semakin cepat sehingga pengaruh
interaksi antar molekul cairan berkurang. Akibatnya nilai tegangan permukaan juga
mengalami penurunan.
III. ALAT DAN BAHAN

 ALAT

1. Cawan Petri 2 buah


2. Gelas kimia 100 mL 4 buah
3. Batang Pengaduk 1 buah
4. Tensiometer Du-Nouy 1 set
5. Spatula 1 buah
6. Labu ukur 100 mL 1 buah

 BAHAN

1. Aquades 500 mL
2. Detergen(soKlin 0,308 gram
Softergent)
3. Minyak goreng 100 mL
4. Kloroform 100 mL

IV. PROSEDUR DAN HASIL PENGAMATAN

a. Aquades dimasukkan sampai memenuhi cawan petri kemudian alat dirangkai seperti
gambar disamping. Cincin dengan dinding cawan dijaga agar tidak saling bersentuhan
kemudian skala pada tensiometer pada tarikan pertama diamati.
 Sebanyak 50 mL aquades dimasukkan ke dalam cawan petri.
 Alat dirangkai seperti gambar di bawah ini dan cincin logam dijaga agar tidak saling
bersentuhan dengan dinding cawan petri.

Gambar 1. Rangkaian Alat


b. Skala yang ditunjukkan tensiometer dicatat. Pengamatan berulang-ulang dilakukan
untuk mendapatkan hasil yang akurat. Prosedur kerja 1 (a) dan 1 (b) diulang untuk
larutan murni lainnya yaitu kloroform dan minyak.

 Skala yang ditunjukkan tensiometer untuk aquades sebesar 10 Mn

Gambar 2. Skala Tensiometer untuk Aquades

 Skala yang ditunjukkan tensiometer untuk kloroform sebesar 6 mN

Gambar 3. Skala Tensiometer untuk Kloroform


 Skala yang ditunjukkan tensiometer untuk minyak goreng 8 mN

Gambar 4. Skala Tensiometer untuk Minyak Goreng

c. Detergen bubuk yang akan digunakan disiapkan, dimana detergen ditimbang masing–
masing sebanyak 0,05 g; 0,10 g dan 0,15 g.
 Detergen yang digunakan dalam percobaan ini adalah so Klin Softergent berupa
bubuk berwarna putih yang ditimbang masing-masing sebanyak 0,054, gram 0,104
gram dan 0,15gram

d. Masing-masing detergen yang massanya berbeda tersebut dilarutkan ke dalam aquades


hingga volumenya 100 mL. Sehingga mendapatkan larutan detergen dengan tiga
konsentrasi yang berbeda yaitu 0,05%; 0,10% dan 0,15%.
 Masing-masing detergen dengan massa yang berbeda tersebut dilarutkan dalam
aquades hingga volumenya 100 mL sehingga didapatkan larutan detergen dengan
konsentrasi 0,05%; 0,10% dan 0,15% yang berupa larutan putih keruh.

 Larutan detergen dengan konsentrasi 0,05%; 0,10% dan 0,15% tersebut


selanjutnya diukur dengan tensiometer. Adapun skala yang ditunjukkan
tensiometer untuk masing-masing larutan detergen adalah konsentrasi 0,05% (6
mN), konsentrasi 0,10% (5 mN), dan konsentrasi 0,15% (4 mN).

e. Perlakuan yang sama ditunjukkan pada masing-masing larutan detergen seperti pada
langkah 1(a) dan 1(b). skala yang ditunjukkan dicatat.
1. Sebanyak 30 mL air ditambahkan dengan minyak sebanyak 12,5 mL pada cawan
petri.
 Sebanyak 30 mL aquades ditambahkan 12,5 mL minyak goreng sehingga terbentuk
2 lapisan yang tidak saling melarutkan, minyak berada di lapisan atas dan air
berada di lapisan bawah.
2. Cincin logam dicelupkan ke dalam campuran air dan minyak pada bagian perbatasan
antara lapisan minyak dengan air. Skala yang ditunjukkan tensiometer dicatat.
 Campuran minyak dan air selanjutnya diukur dengan tensiometer. Skala yang
ditunjukkan oleh tensiometer untuk campuran minyak dan air adalah 9 mN.

1. Sebanyak 15 mL air di atas cawan petri ditambahkan 10 mL kloroform pada 3 mL


air yang telah ditempatkan pada cawan petri.
 Sebanyak 15 mL aquades ditambahkan dengan 10 mL kloroform sehingga
terbentuk 2 lapisan yang tidak saling melarutkan, air berada di lapisan atas dan
kloroform berada di lapisan bawah.
2. Cincin logam dicelupkan ke dalam campuran air dan kloroform pada bagian
perbatasan antara lapisan air dan kloroform. Skala yang ditunjukkan tensiometer
dicatat.
 Campuran air dan kloroform selanjutnya diukur dengan tensiometer. Skala yang
ditunjukkan oleh tensiometer untuk campuran air dan kloroform adalah 6 mN.

V. HASIL PENGAMATAN

Diameter cincin aluminium:

NO NAMA SAMPLE 0 JENIS


1. Air 28 1,00 10
2. Minyak goreng 28 0,911 8
3. Kloroform 28 1,47 6
4. Larutan Detergen 0,05% 28 1,00 6
5. Larutan Detergen 0,1% 28 1,00 5
6. Larutan Detergen 0,15% 28 1,00 4
7. Campuran Air dan 28 1,00/1,47 6
koroform F (mN) 10
8. Campuran air dan minyak 28 1,00/0,911 9

E . ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. ANALISIS
Perhitungan Tegangan Permukaan Diameter cincin yang digunakan dalam percobaan
adalah 6 cm (R = 3 cm). Rumus yang digunakan:
F=m.g
F=4πR.

γγF4πR

R jari  jari cincin


4π R  4  3,14  3 cm  4  3,14  3  10  2 m  0,3768 m

a. Cairan Murni Aquades (F = 10 mN)

γF4π

π10  10 3 N 0,3768m 10  10 3 Kg. m 0,3768m

s 2  2,65  10  2 Kg
s2 26,5 gram

 s2 Kloroform (F = 6 mN)
γF4π

π = 6  10 3 N 4π 0,3768m 6  10 3 Kg.m 0,3768m

s 2  1,59  10 2 Kg
s2 15,9 gram

 s2 Minyak Goreng (F = 8 mN)

γF4π

π8  10 3N 0,3768m 8  10 3 Kg.m 0,37052m

s 2  2,12  10 2 Kg
s2  21,2gram
s2 = 11

b. Larutan Detergen Detergen 0,05% (F = 6 mN)

γF4π

π6  10 3 N 0,3768m 6  10 3 Kg.m 0,3768m

s 2  1,59  10  2 Kg
s2 15,9 gram

 s2 Detergen 0,1% (F = 5 mN)

 F4

= 5  10 3 N 4R 0,3768 m 5  10 3 Kg.m 0,3768 m

s 2  1,32  10  2 Kg
s2 13,2 gram

 s2 Detergen 0,15% (F = 4 mN)

  F 4
= 4  10 3 N 0,3768 m 4  10 3 Kg .m 0,3768m

s2  1,06  10  2 Kg
s2 10,6 gram
c. Campuran Air dan kloroform (F = 6 mN)

γF4π

π6  10 3 N 0,3768m 6  10 3 Kg.m 0,3768 m

s2  1,59  10  2 Kg
s2 15,9 gram

s2 Air dan minyak (F = 9 mN)

γF4π

π = 9  10 3 N 4π R 0,3768m 9  10 3 Kg.m 0,3768m

s 2  2,39  10  2 Kg
s2 23,9 gram

2. PEMBAHASAN

Pada praktikum ini dilakukan pengukuran tegangan permukaan dari beberapa cairan.
Adapun cairan yang diukur tegangan permukaannya adalah aquades, minyak goreng,
kloroform, serta diukur pula pengaruh surfaktan terhadap tegangan permukaan. Secara
teoritis, tegangan permukaan merupakan gaya per satuan panjang pada permukaan yang
melawan ekspansi dariluas permukaan. Tegangan permukaan dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut.
F = 4πR .

γ  γ  F4π

π jari  jari cincin

Adanya tegangan permukaan pada suatu cairan diakibatkan karena kerja gaya kohesi
yang terjadi antar molekul zat cair yang ada pada permukaan dengan di sebelah
dalamnya. Sebagai akibat gaya tersebut maka zat cair akan mengalami penurunan luas
permukaan. Tegangan permukaan ini diukur dengan alat tensiometer dimana tensiometer
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besarnya gaya untuk memisahkan cincin
dari cairan atau larutan. Diameter cincin yang digunakan dalam percobaan adalah 6 cm
(R = 3 cm).
Praktikum ini terdiri dari beberapa tahapan, tahapan pertama yang dilakukan adalah
pengukuran tegangan permukaan dari cairan murni yaitu aquades, kloroform, dan minyak
goreng. Pengukuran tegangan permukaan ini dilakukan dengan suhu ketiga cairan adalah
28oC.
Berdasarkan hasil pengamatan, gaya yang diperlukan untuk memisahkan cincin dari
ketiga cairan murni (aquades, kloroform, dan minyak goreng) ini berturut-turut adalah 10
mN, 6 mN, dan 8 mN, sehingga tegangan permukaan dari ketiga cairan ini adalah 26,5
gr/s2; 15,9 gr/s2; dan 21,2 gr/s2 (perhitungan dapat dilihat pada analisis). Secara teoritis,
tegangan permukaan suatu cairan berbanding terbalik dengan luas permukaan cairan,
dengan demikian dapat diketahui bahwa luas permukaan aquades lebih kecil
dibandingkan luas permukaan kloroform dan minyak goreng. Kecilnya luas permukaan
air ini disebabkan karena kuatnya interaksi antara molekul-molekul air. Molekul air
(H2O) adalah molekul polar dengan atom O yang bersifat elektronegatif dan mampu
membentuk ikatan hidrogen dengan atom H dari molekul air yang lain (ikatan antar
molekul). Hal inilah yang menyebabkan gaya tarik antar molekul air sangat kuat sehingga
luas permukaannya kecil. Oleh karena itu tegangan permukaan air besar, sedangkan
molekul kloroform dan minyak merupakan senyawa yang bersifat nonpolar. Sifat
nonpolar pada minyak disebabkan karena adanya rantai alkil yang panjang. Rantai alkil
panjang ini mengurangi keelektronegatifan atom O pada gugus karboksil sehingga gaya
tarik antar molekul minyak dengan molekul minyak yang lain menjadi lebih lemah.
Dengan demikian, luas permukaan minyak lebih besar dan tegangan permukaannya kecil.
Begitu juga dengan senyawa kloroform yang bersifat nonpolar. Tiga buah atom Cl yang
terikat pada atom C menyebabkan senyawa ini menjadi kurang polar. Dengan demikian,
gaya tarik antar molekulnya lebih lemah, sehingga luas permukaan kloroform lebih besar
dan tegangan permukaanya menjadi lebih kecil. Tahapan kedua yang dilakukan adalah
pengukuran tegangan permukaan dari larutan detergen, dimana konsentrasi dari detergen
ini divariasikan.
Adapun konsentrasi larutan detergen yang diukur adalah 0,05%; 0,1%. dan 0,15%;
Detergen yang digunakan pada praktikum ini adalah So Klin Softergent. Berdasarkan
hasil pengamatan larutan detergen berupa larutan yang berwarna putih keruh dengan
tingkat kekeruhan tertinggi terdapat pada larutan detergen 0,15%. Adapun gaya yang
diperlukan untuk memisahkan cincin dari larutan detergen 0,05%; 0,1% dan 0,15%;
berturut-turut adalah 6 mN, 5 mN, dan 4 mN. Berdasarkan data ini maka dapat dihitung
tegangan permukaan dari ketiga larutan ini berturut-turut adalah 15,9 gr/s2; 13,2 gr/s2;
dan 10,6 gr/s2 (perhitungan dapat dilihat pada analisis). Secara teoritis, antara tegangan
permukaan aquades dengan larutan detergen, yang memiliki tegangan permukaan lebih
besar adalah aquades. Pada pengukuran tegangan permukaan larutan detergen,
penambahan detergen pada zat murni aquades dapat menurunkan tegangan permukaan zat
tersebut. Hal ini disebabkan dalam detergen terkandung surfaktan yang berfungsi sebagai
emulsifier. Emulsifier ini dapat meningkatkan kemampuan air (aquades) membasahi
kotoran. Jika di dalamnya terkandung surfaktan, maka bentuk butiran air murni (aquades)
akan berubah (menyebar). Penggunaan surfaktan ini sangatlah berguna terutama dalam
hal penggunaan detergen untuk membersihkan kotoran pakaian.
Bila tegangan permukaan air turun akibat penggunaan surfaktan, maka akan semakin
mudah melarutkan kotoran. Dalam hal ini, makin besar konsentrasi detergen dalam
larutan maka tegangan permukaan akan semakin menurun.
Teori ini sesuai dengan data yang diperoleh dari praktikum, dimana larutan detergen
dengan konsentrasi 0,15% memiliki tegangan permukaan yang paling kecil (γ = 10,6
gr/s2) sedangkan larutan detergen dengan konsentrasi 0,05% memiliki tegangan
permukaan paling besar (γ = 15,9 gr/s2). Hal ini disebabkan oleh semakin tingginya
konsentrasi surfaktan yang berfungsi sebagai emulsifier. Semakin banyak emulsifier,
maka semakin banyak gugus aktif yang berikatan dengan molekul air sehingga gaya
kohesi antar molekul air semakin berkurang. Oleh karena turunnya tegangan permukaan
inilah detergen dapat digunakan untuk memisahkan kotoran yang menempel pada
pakaian. Berdasarkan data tegangan permukaan ini maka detergen So Klin Softener dapat
digunakan untuk memisahkan kotoran pada pakaian.
Pengukuran selanjutnya dilakukan terhadap campuran antara kloroform dengan aquades
dan campuran antara aquades dengan minyak.

 Campuran pertama yang diukur adalah campuran antara kloroform dengan aquades.
Berdasarkan hasil pengamatan, campuran kloroform dan aquades membentuk 2
lapisan yang tidak saling melarutkan dengan aquades berada di lapisan atas. Hal ini
dikarenakan massa jenis air lebih kecil dari kloroform ( massa jenis air adalah 1
gr/mL sedangkan massa jenis kloroform adalah 1,47 gr/mL). Adapun gaya yang
terukur untuk memisahkan cincin dengan larutan adalah sebesar 6 mN sehingga
tegangan permukaannya adalah sebesar 15,9 gr/s2 (perhitungan dapat dilihat pada
analisis).
 Campuran kedua yang yang diukur adalah campuran aquades dan minyak goreng.
Berdasarkan hasil pengamatan campuran ini membentuk 2 lapisan yang tidak
melarutkan dengan minyak berada di atas (massa jenis air 1 gr/mL sedangkan massa
jenis minyak 0,911 gr/mL). Adapun gaya yang terukur untuk memisahkan cincin
dengan larutan adalah sebesar 9 mN sehingga tegangan permukaannya adalah sebesar
23,9 gr/s2 (perhitungan dapat dilihat pada analisis).
Jika dibandingkan dengan tegangan permukaan air murni, maka tegangan
permukaan campuran zat-zat tersebut adalah lebih kecil daripada zat murninya. Hal ini
disebabkan karena pengukuran tegangan permukaan dilakukan pada perbatasan antara
kedua lapisan yang tidak saling melarutkan dalam campuran air-kloroform/air-minyak
goreng. Molekul-molekul kloroform dan minyak yang tersebar dalam air ini akan
mengganggu daya tarik antar molekulmolekul air. Dengan demikian, gaya tarik molekul
air dengan campurannya (kloroform dan minyak) akan menjadi lebih lemah dibandingkan
dengan air murni. Sehingga luas permukaan campuran air dengan kloroform dan air
dengan minyak akan menjadi lebih besar dan tegangan permukaan akan lebih kecil.

F. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut.
1. Tegangan Permukaan cairan antara lain:

- Tegangan permukaan air = 26,5 g/s2


- Tegangan permukaan kloroform = 15,9 g/s2
- Tegangan permukaan minyak goreng = 21,2 g/s2
- Tegangan permukaan larutan detergen 0,05% = 15,9 g/s2
- Tegangan permukaan larutan detergen 0,1% = 13,2 g/s2
- Tegangan permukaan larutan detergen 0,15% = 10,6 g/s2
- Tegangan permukaan campuran air + kloroform = 15,9 g/s2
- Tegangan permukaan campuran air + minyak = 23,9 g/s2

2. Penambahan surface active agent (surfaktan) ke dalam air dapat mengurangi tegangan
permukaan (γ) air, dimana semakin besar konsentrasi surfaktan yang digunakan maka
tegangan permukaan air akan semakin kecil.

Anda mungkin juga menyukai