Anda di halaman 1dari 4

TEGANGAN PERMUKAAN

Putri Dwi Jayanti Seprinandar* (140310150042), Hotmas Dora Sella S. (140310150006),


Asni Zaka Nurusysyifa (140310150024)
Program studi Fisika, MIPA Universitas Padjadjaran
Selasa, 17 April 2018

Asisten: Dr. Annisa Aprilia

Abstrak

Telah dilakukan percobaan mengenai tegangan permukaan yang bertujuan untuk menentukan
berbagai tegangan permukaan cairan atau larutan, mempelajari penentuan tegangan permukaan cairan
atau larutan dengan metode kenaikan pipa kapiler dan menentukan pengaruh suhu terhadap tegangan
permukaan. Dalam praktikum ini digunakan dua jenis deterjen yaitu Daia dan Attack yang digunakan
untuk membuat larutan deterjen yang kemudian dibandingkan nilai tegangan permukaannya terhadap
pengaruh konsentrasi (massa) dan suhu. Juga menggunakan air murni yang digunakan sebagai pelarut
deterjen dan pembanding tegangan permukaan deterjen serta untuk menghitung besar jari-jari pipa
kapiler yang digunakan. Suhu yang divariasikan adalah 40◦C dan 50◦C, dengan variasi massa deterjen
1, 2 dan 3 gram. Dari percobaan ini didapatkan data massa jenis dari larutan deterjen dan besar
kenaikan cairan pada pipa kapiler yang kemudian dapat digunakan untuk menghitung besar tegangan
dari masing-masing larutan berserta besar jari-jari pipa kapiler. Semakin besar konsentrasi zat pelarut
maka semakin rendah tegangan permukaan yang dihasilkan, hal ini dapat dilihat pada deterjen Attack
yaitu 55 dyne/cm untuk 1 gram, 53 dyne/cm untuk 2 gram dan 50 dyne/cm untuk 3 gram. Namun
dalam percobaan ini belum dapat membuktikan pengaruh konsentrasi utnuk deterjen Daia, juga belum
terlihat pengaruh suhu yang apabila semakin meningkat akan menyebabkan penurunan tegangan
permukaan pada kedua jenis larutan deterjen tersebut. Serta besar jari-jari pipa kapiler yang
didapatkan adalah 0,02 cm.

Kata kunci: tegangan permukaan,larutan deterjen,suhu, berat jenis, pipa kapiler.

I. Pendahuluan Penambahan zat terlarut akan meningkatkan


viskositas larutan, sehingga tegangan permukaan
Tegangan permukaan merupakan besarnya gaya akan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang
yang bekerja tegak lurus persatuan panjang berada dipermukaan cairan membentuk lapisan
permukaan. Volume per unit molekul dalam fase monomolecular maka akan menurunkan tegangan
uap lebih kecil daripada fase cair, sehingga zat cair permukaan, zat tersebut disebut Surfaktan.
berusaha memperkecil luas permukaan, yaitu dengan c. Surfaktan (Surface Active Agents)
menarik molekul-molekul dipermukaan cairan lebih Surfaktan merupakan zat aktif permukaan yang
tertarik ke dalam cairan sehingga mengakibatkan mempunyai ujung hidrofililk dan hidrofobik. Zat ini
tegangan permukaan[1]. Sehingga tegangan dapat menurunkan tegangan permukaan dengan cara
permukaan zat cair dapat didefinisikan sebagai mematahkan hidrogen pada permukaan dengan
kecenderungan permukaan zat cair untuk meregang, menaruh kepala-kepala hidrofiliknya terlentang
sehingga permukaannya ditutupi oleh suatu lapisan menjauhi permukaan air.
elastis. Tegangan permukaan suatu cairan d. Jenis Cairan
berhubungan dengan garis gaya tegang yang dimiliki Pada umumnya cairan yang memiliki gaya tarik
permukaan cairan tersebut. Gaya tegang ini berasal antara molekulnya besar, seperti air, maka tegangan
dari gaya tarik kohesi (gaya tarik antar molekul permukaannya juga besar.
sejenis) molekul-molekul cairan[2]. e. Konsentrasi Zat Terlarut
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi Solute yang ditambahkan kedalam larutan akan
tegangan permukaan adalah: menurunkan tegangan muka karena mempunyai
a. Suhu konsentrasi dipermukaan yang lebih besar daripada
Semakin bertambahnya suhu, maka molekul- didalam larutan. Sebaliknya solut yang
molekul cairan bergerak lebih cepat dan pengaruh penambahannya kedalam larutan menaikkan
interaksi antara molekul (gaya kohesi) berkurang tegangan muka mempunyai konsentrasi
sehinggategangan permukaannya menurun. dipermukaan yang lebih kecil dari pada didalam
b. Zat Terlarut (Solute) larutan[2].
Kapilaritas merupakan gejala naik turunnya zat air/ melihat perubahan tegangan permukaan dan
cair didalam pipa kapiler (pipa sempit). Kapilaritas penggaris untuk mengukur ketinggian carian pada
dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi (interaksi antar pipa kapiler. Adapun bahan yang digunakan adalah
molekul sejenis) dan gaya adhesi (interaksi antar deterjen Daia dan Attack sebagai zat yang akan
molekul tidak sejenis) antara zat cair dengan dinding dilarutkan dengan air, dan air sebagai sebagai
kapiler. Karena dalam pipa kapiler gaya adhesi pelarut/ pembanding.
antara partikel air dan kaca lebih besar daripada
gaya kohesi antara partikel-partkel air, maka air 3.2 Metode Eksperimen
akan naik dalam pipa kapiler. Kenaikan atau 3.2.1 Percobaan dengan Deterjen
penurunan zat cair pada pipa kapiler disebabkan
karena adanya tegangan permukaan (γ) yang bekerja Menimbang massa dua jenis deterjen sebesar 1, 2
pada keliling persentuhan zat cair dengan pipa[3]. dan 3 gram

Mengukur berat piknometer yang kosong

Melarutkan setiap sampel deterjen dengan air 50


Gambar 1.1 (a) Jika sudut kontak kurang dari 90◦ mL
maka zat cair dalam pipa kapiler naik.
(b) Jika zat cair lebih besar dari 90◦
maka zat cair dala pipa kapiler turun[4]. Memanaskan larutan deterjen dengan hot plate
sampai suhu 40◦C dan 50◦C
Metode kenaikan pipa kapiler didasari oleh
prinsip kapilaritas. Kenaikan cairan sampai suhu
tinggi tertentu disebabkan karena adanya Mengukur kenaikan cairan pada pipa kapiler untuk
keseimbangan antara gaya keatas(F) dan kebawah setiap sampel dengan setiap variasi suhu dan
(F’). konsentrasi (massa)
𝐹 = 𝜋𝑟 2 ℎ𝜌𝑔 (1.1)
𝐹 ′ = 2𝜋𝑟𝛾 cos 𝜃 (1.2)
Pada keseimbangan: Mengukur berat piknometer berisi larutan deterjen
𝐹 = 𝐹′ pada setiap variasi suhu dan konsentrasi (massa)
𝜋𝑟 2 ℎ𝜌𝑔 = 2𝜋𝑟𝛾 cos 𝜃 (1.3)
Untuk air dan kebanyak organik pada umumnya 𝜃 =
0 atau dapat dianggap batas lapisan paralel dengan Selesai
kapiler, sehingga harga cos 𝜃 = 1, maka:
𝑟ℎ𝜌𝑔
𝛾= (1.4) 3.2.2 Percobaan dengan Air Aquades
2
Untuk mengukur tegangan permukaan (γ) suatu
larutan juga dapat dengan membandingkan tegangan Memanaskan air aquades 50mL sampai suhu 40◦C
pelarut dengan zat terlarut[2]. dan 50◦C
𝛾1 ℎ 𝜌
= 1 1 (1.5)
𝛾2 ℎ2 𝜌2
dengan: F= gaya keatas Mengukur kenaikan air pada pipa kapiler setiap
F’= gaya kebawah variasi suhu
r= jari-jari pipa kapiler
h= kenaikan cairan pada pipa kapiler
𝛾= tegangan permukaan Selesai
𝜌= berat jenis Percobaan pertama dengan menggunakan
deterjen untuk mengukur berat jenis (densitas) serta
tegangan permukaan. Digunakan 2 jenis deterjen
II. Metode Penelitian yang masing-masing ditimbang massanya 1, 2 dan 3
gram, lalu dilarutkan kedalam air 50 mL dan
3.1 Alat dan Bahan dipanaskan. Setelah itu ditimbang berat piknometer
Pada percobaan ini digunakan beberapa alat yaitu kosong dan piknometer yang diisi dengan larutan
beaker glass sebagai wadah untuk menyimpan deterjen untuk mengetahui berat jenisnya. Kemudian
larutan/cairan, stir bar untuk mengaduk larutan, hot dimasukan pipa kapiler ke dalam larutan dan diukur
plate sebagai alat untuk memanaskan larutan, kenaikan cairan dalam pipa untuk menghitung
termometer untuk mengukur perubahan suhu besarnya tegangan permukaan larutan. Hal yang
larutan, timbangan untuk mengukur berat sampel, sama dilakukan untuk sampel air 50 mL, hanya saja
piknometer untuk mengukur massa jenis larutan, air ini hanya diukur kenaikan cairan pada pipa
pipa kapiler untuk mengukur perubahan ketingian
kapiler untuk menghitung tegangan permukaan pada
suhu 40◦C dan 50◦C serta besarnya jari-jari pipa
kapiler yang digunakan.

III. Hasil dan Pembahasan


3.1 Data Percobaan

Tabel 3.1 Data hasil percobaan[5].


Detegen/Air Massa (gram) Suhu (◦C) Kenaikan Pipa Kapiler (cm) Berat (gram) Piknometer Berat Piknometer1 (gram) Berat Piknometer2 (gram)

1 3.8 16.45 P1
2 40 3.8 16.41 P2
3 4.5 16.47 P2
Daia
1 3.7 16.34 P1
2 50 3.4 16.06 P2
3 4.3 16.46 P2
1 4.3 15.65 P2
11.61 10.82
2 40 4.1 16.44 P1
3 3.4 16.37 P2
Attack
1 4.2 16.5 P1
2 50 4.4 16.28 P2
3 3.7 15.82 P2
- 40 5.2 - -
Air
- 50 4.8 - -

Data yang didapatkan diolah dengan rumus sebagai 2. Tegangan Permukaan (𝛾)
berikut: 𝛾 ℎ 𝜌
𝛾2 = 1 2 2
ℎ1 𝜌1
1. Berat Jenis (𝜌)
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑖𝑠𝑖−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
𝜌= 3. Jari-jari Pipa Kapiler (r)
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑒𝑟
2𝛾
𝑟=
ℎ𝜌𝑔

Tabel 3.2 Data hasil pengolahan.


Jari-jari pipa kapiler (cm)
Detegen/Air Massa (gram) Suhu (◦C) Berat Jenis (gr/mL) Tegangan Permukaan (dyne/cm)
40(◦C) 50(◦C)
1 0.968 49.588
2 40 1.118 57.272
3 1.13 68.550
Daia
1 0.946 49.732
2 50 1.048 50.627
3 1.128 68.916
1 0.966 55.996
0.0275 0.0290
2 40 0.966 53.392
3 1.11 50.876
Attack
1 0.978 58.362
2 50 1.092 68.268
3 1 52.571
- 40 1 70.1
Air
- 50 1 68.2

3.2 Analisa Data tegangan permukaan dari 2 jenis larutan deterjen


Percobaan kali ini mengenai tegangan untuk memperlihatkan pengaruh massa dan suhu
permukaan yang diamati pada dua jenis larutan terhadap tegangan permukaan. Terdapat pula
deterjen. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui sampel air murni (aquades) yang digunakan sebagai
nilai tegangan permukaan larutan dengan pembanding.
menggunakan metode kenaikan pipa kapiler serta Berdasarkan data hasil percobaan, semakin besar
mengetahui pengaruh suhu terhadap tegangan massa yang dilarutkan kedalam air maka semakin
permukaan. Dalam percobaan ini digunakan dua besar pula berat jenis (densitas) yang dihasilkan, hal
jenis deterjen yang berbeda yaitu Daia dan Attack ini sesuai dengan teori yang menyatakan semakin
yang masing-masing divariasikan terhadap massa banyak konsentrasi zat terlarut maka semakin tinggi
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎
dan suhu. Besar massa yang digunakan adalah 1, 2 pula densitasnya (𝜌 = ). Karena semakin
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
dan 3 gram serta suhu yang digunakan adalah 40◦C tinggi konsentrasi zat terlarut maka semakin banyak
dan 50◦C. Hal ini bertujuan untuk membandingkan
jumlah molekul dalam larutan sehingga larutan akan IV. Simpulan
semakin rapat. Namun pada variasi deterjen Attack 3
gram dilarutkan dengan air pada suhu 50◦C, maka 1. Besar tegangan permukaan cairan dan berbagai
nilai densitas sedikit menurun dibandingkan dengan larutan deterjen berdasarkan hasil percobaan
massa 2 gram. Hal ini bisa saja disebabkan karena pada setiap variasi konsentrasi dan suhu
kurang teliti dalam menimbang berat piknometer adalah:
yang berisi cairan atau pemanasan suhu tidak tepat
Detegen/Air Massa (gram) Suhu (◦C) Tegangan Permukaan (dyne/cm)
50◦C ataupun deterjen belum larut sempurna.
1 49.588
Pada percobaan ini, tegangan permukaan larutan 2 40 57.272
diukur dengan menggunakan metode kenaikan 3 68.550
Daia
kapiler. Kemudian didapatkan data berupa tinggi 1 49.732
2 50 50.627
kenaikan air/larutan pada pipa kapiler (h) setiap 3 68.916
variasi konsentrasi dan suhu. Kemudian dapat 1 55.996
dihitung tegangan permukaan dengan 2 40 53.392
3 50.876
membandingkan massa jenis dan kenaikan Attack
1 58.362
air/larutan pada pipa kapiler deterjen dengan air atau 2 50 68.268
3 52.571
seperti pada persamaan (1.5). Berdasarkan data yang - 40 70.1
didapat untuk detejen Daia, besar tegangan Air
- 50 68.2
permukaan meningkat seiring dengan kenaikan 2. Metode kenaikan pipa kapiler merupakan
konsentrasi (massa) deterjen juga suhu. Hal ini tidak metode yang didasari oleh proses kapilaritas
sesuai dengan teori bahwa tegangan permukaan akan
yaitu gejala naik turunnya zat cair dalam
menurun seiring meningkatnya konsentrasi dan
suhu. Karena deterjen mengandung surfaktan yang tabung kapiler yang dimasukan kedalam cairan
merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai yang membasahi dinding maka cairan akan
ujung hidrofililk dan hidrofobik dan dapat naik kedalam kapiler karena adanya tegangan
menurunkan tegangan permukaan dengan cara permukaan. Tegangan permukaan ini terjadi
mematahkan hidrogen pada permukaan dengan karena molekul memiliki gaya kohesi yang
menaruh kepala-kepala hidrofiliknya terlentang sangat kuat dengan molekul lain pada
menjauhi permukaan air. Sehingga semakin banyak
permukaan.
massa deterjen yang dilarutkan maka semakin
banyak kandungan surfaktan pada larutan dan 3. Besarnya tegangan permukaan dapat
semakin kecil tegangan permukaan yang dihasilkan. dipengaruhi oleh suhu. Semakin tinggi suhu
Sedangkan panas berhubungan dengan proses yang diberikan maka semakin kecil tegangan
pemberian entropi permukaan sehingga menurunkan permukaan yang dihasilkan. Karena ketika
tegangan permukaan. Ketika suhu meningkat, suhu meningkat, molekul cairan bergerak
molekul cairan bergerak semakin cepat sehingga semakin cepat sehingga pengaruh interaksi
pengaruh interaksi antar molekul cairan (gaya
antar molekul cairan (gaya adhesi) berkurang
adhesi) berkurang sehingga menyebabkan nilai
tegangan permukaan menurun. Namun berdasarkan sehingga menyebabkan nilai tegangan
data hasil percobaan, deterjen Attack memiliki nilai permukaan menurun.
tegangan permukaan yang menurun seiring dengan
meningkatnya konsentrasi, tapi tidak untuk suhu.
Hasil yang didapatkan belum seluruhnya memenuhi Daftar Pustaka
teori (studi literatur) karena dapat disebabkan oleh
beberapa faktor, yaitu kurang tepat dalam membaca
[1] Ishaq, Mohammad. 2007. Fisika Dasar Edisi 2.
kenaikan air/larutan pada pipa kapiler, pengaruh
Yogyakarta: Graha Ilmu.
suhu ruangan, pengaruh zat-zat lain yang terdapat
[2] Atkins, P. W. 1999. Kimia Fisika Jilid 1. Jakarta:
pada air, kurang terlarutnya deterjen dengan air
Erlangga.
(belum menjadi larutan yang seutuhnya), juga
[3] Tim Laboratorium Kimia Fisika. 2013. Penuntu
pengaruh ketidaktepatan dalm pengukuran.
Praktikum Kimia Fisika I. FMIPA UR:
Selain itu didapatkan pula nilai jari-jari pipa
Pekanbaru.
kapiler yang dihitung dengan variasi suhu dengan
[4] Anonim. 2015. Gejala Kapilaritas.
sampel air (aquades) 50 mL. Namun berdasarkan
http://fisikazone.com/gejala-kapilaritas/ (Diakses
variasi suhu hasil yang didapatkan hampir sama
pada tanggal 2 April 2018 pukul 23:38 WIB)
yaitu mendekati 0,02cm.
[5] Dede Suhendra, dkk. 2013. Surface Tension.
FMIPA UR: Pekanbaru.

Anda mungkin juga menyukai