Anda di halaman 1dari 17

Menurut Glasstone (1961), tegangan permukaan merupakan besarnya

gaya yang bekerja tegak lurus per satuan panjang permukaan. Volume
per unit molekul dalam fase uap lebih kecil daripada fase cair,
sehingga zat cair berusaha memperkecil luas permukaan, yaitu dengan
menarik molekul-molekul di permukaan cairan lebih tertarik ke dalam
cairan sehingga mengakibatkan tegangan permukaan.
NO

Zat cair
yang

Suhu (0C)

bersentuhan
dengan

1
2
3
4
5
6
7

udara
Air
Air
Air
Air
Air
Air
Air

Suhu (oC)
Tegangan
Permukaan
(mN/m =
dyn/cm)

0
20
25
60
80
100

75,60
72,80
72,20
66,20
62,60
58.90

Terdapat 4 metode untuk menentukan tegangan permukaan cairan,


yaitu:
Metode kenaikan kapiler (capillary-rise method)
Metode ini didasarkan pada kenyataan bahwa kebanyakan cairan
dalam pipa kapiler
mempunyai permukaan lebih tinggi daripada permukaan di luar pipa.
Metode ini dilakukan dengan cara membenamkan kapiler ke dalam
larutan. Tinggi dimana mencapai solusi di dalam kapiler berhubungan
dengan tekanan pada permukaan. (Sukardjo, 2002).

Metode cincin (Du-Nouy method)


Metode ini merupakan metode tradisional untuk menghitung tegangan
permukaan. Metode
cincin Du-Nouy bisa digunakan untk mengukur tegangan permukaan
ataupun tegangan antar
muka. Prinsip dari metode ini adalah gaya yang diperlukan untuk
memisahkan suatu cincin Pt, yang dimasukkan dalam cairan yang
diselidiki, dari permukaan cairan diukur. Gaya yang diperlukan untuk
melepaskan cincin sebanding dengan tegangan permukaan atau
tegangan antar muka dari cairan tersebut (Sukardjo, 2002).

Metode tetes (drop-weight method)


Sebuah metode untuk menentukan tegangan permukaan sebagai
fungsi antarmuka. Cairan dari konsentrasi tertentu akan dipompa ke
dalam cairan yang lain dan waktu yang berbeda saat tetes dihasilkan
diukur (Daniels, 1956).
Tekanan maksimal gelembung (bubble-pressure method)
Sebuah metode universal terutama cocok untuk memeriksa tekanan
pada permukaan atas
interval waktu panjang. Sebuah vertikal sepiring dikenal perimeter
terlampir untuk keseimbangan, dan memaksa karena pembasahan
diukur (Daniels, 1956).
Kenaikan Kapiler Dalam penentuan tegangan permukaan, cara yang
paling sering digunakan adalah metode kenaikan kapilaritas.
Kapilaritas adalah gejala naik atau turunnya zat cair dalam tabung

kapiler yang dimasukkan sebagian ke dalam zat cair karena ada


pengaruh adhesi dan kohesi. Kohesi adalah gaya tarik-menarik antar
molekul yang sama jenisnya. Gaya kohesi yang kuat pada permukaan
merupakan tegangan permukaan. Ketika gaya tarik-menarik terjadi
antar molekul yang berbeda disebut gaya adhesi. Gaya adhesi terjadi
antara molekul air dan dinding pada pipa kaca yang menyebabkan
kenaikan cairan ke atas
Menurut Sukardjo (2002), bila pipa kapiler dengan jari-jari r
dimasukkan dalam cairan yang
membasahi gelas. Dengan membasahi dinding bagian dalam, zat cair
ini naik, kenaikan ini
disebabkan oleh gaya akibat adanya tegangan permukaan. Cairan
akan naik sampai tinggi tertentu,
sehingga terjadi keseimbangan gaya ke atas dan ke bawah.

Gambar Penetapan dengan cara Kenaikan kapiler (Sukardjo,2002)

Apabila cairan sudut kontak antara cairan dan dinding tabung kurang
dari 900, cairan dikatakan membasahi permukaan dan cairan akan
membentuk miniskus cekung (concave). Jika sudutnya 900 miniskus

datar, jika sudut kontaknya lebih dari 900 maka akan membentuk
miniskus cembung (convex). Jika gaya adhesi antara cairan dan
materi dinding kapiler dinding lebih lemah daripada kohesi cairan
maka cairan dalam pipa akan menarik diri dan menyebabkan
permukaannya melengkung dan mempunyai tekanan tinggi dibagian
bawah dan menyamakan tekanan pada kedalaman yang sama
diseluruh bagian cairan. Hal ini mengakibatkan penurunan kapiler
(Atkins, 1999)
F1 = 2r cos
Keterangan:
F1 = gaya ke atas
= tegangan permukaan
r

= jari-jari kapiler

= sudut kontak
Pada keseimbangan, gaya ke atas dan ke bawah setara, sehingga :
2.r.. cos = .r2..h.g = (.h.g.r) / 2 cos
Menurut Daniels (1956), untuk sebagian besar cairan, termasuk air,
sudut kontaknya sangat kecil, mendekati 0, cos = 1 sehingga
= .h.g.r
Dalam percobaan ini dilakukan dengan membandingkan cairan yang
diketahui (air) dengan
cairan yang tidak diketahui tegangan permukaannya (sirup).
x = ( hx . x . air) / (hair . air)
Keterangan:
hx = kenaikan zat x (mL)

= berat jenis zat x (g/mL)

x = tegangan permukaan zat x (dyne/cm)


air = tegangan permukaan zat cair (dyne/cm)
hair = kenaikan air (mL)
air = berat jenis air (g/mL)

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tegangan Permukaan

1. Suhu
Kita bisa menurunkan tegangan permukaan dengan cara
menggunakan air panas. Makin tinggi suhu air, maka baik karena
semakin tinggi suhu air, semakin kecil tegangan permukaan (agnessahabat.blogspot.com).
2. Konsentrasi zat terlarut
Telah diamati bahwa solut yang ditambahkan kedalam larutan dapat
menurunkan tegangan
permukaan, karena mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih
besar daripada didalam larutan. Sebaliknya solut yang
penambahannya kedalam larutan dapat menaikkan tegangan muka
mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih kecil daripada
didalam larutan (Moore, 1962).
3. Massa jenis zat
Semakin besar masa jenis zat maka semakin besar pula konsentrasi
zat terlarut dan semakin
kecil tegangan permukaan zat tersebut.

VI. PEMBAHASAN

Dalam percobaan ini larutan yang dipakai adalah larutan sirup dengan
konsentrasi tertentu yaitu
10%, 30%, 50%. Terdapat pula sampel 100% air murni (aquades)
yang digunakan sebagai
pembanding. Sebelum dilakukan percobaan untuk mengukur tegangan
permukaan, harus ditentukan terlebih dahulu densitas dari sampel
yang dipakai dalam percobaan yaitu air dan sirup dengan konsentrasi
10%, 30% dan 50% dengan menggunakan piknometer. Saat
menggunakan piknometer, larutan yang ditentukan densitasnya harus
dijaga agar suhunya tetap 20oC sebelum ditimbang analitis, hal
tersebut karena prinsip kerja dari piknometer yaitu 10 mL larutan
20oC, suhu mempengaruhi volume larutan. Kemudian setelah
didapatkan berat analitis dari larutan, maka akan diperoleh densitas
dengan rumus volume densitas air, sirup 10%, 30%, dan 50%
berturut-turut adalah 0,9811 g/cm3, 1,0088 g/cm3, 1,0969 g/cm3,
1,1799 g/cm3. Hasil tersebut sesuai dengan teori dimana teori
menyatakan semakin banyak konsentrasi zat terlarut maka semakin
tinggi pula densitasnya. Karena konsentrasi sirup yang semakin tinggi
maka semakin banyak jumlah molekul dalam larutan sehingga larutan
akan semakin rapat (densitasnya meningkat). Setelah densitas telah

ditentukan, selanjutnya adalah membuat larutan sirup konsentrasi


10%,,30% dan 50%. Untuk menghitung banyaknya sirup yang
ditambahkan pada masing-masing massa

, untuk volume = 10 mL. Dari hasil perhitungan,

sirupv

totalv

konsentrasi digunakan rumus

sirup yang akan dibuat untuk masing-masing konsentrasi adalah 5 mL


untuk sirup konsentrasi 10%,

15 mL untuk sirup konsentrasi 30% dan 25 mL untuk sirup


konsentrasi 50%. Kemudian di

homogenkan dengan akuades pada labu takar 50 mL. Larutan yang


telah dibuat dan juga akuades

masing-masing dituang ke gelas beker yang terpisah sebanyak 25 mL.


Setelah itu dilakukan

pengukuran tegangan permukaan untuk masing-masing larutan


maupun akuades.

Pada percobaan, tegangan permukaan zat diukur dengan


menggunakan metode kenaikan

kapiler. Kapilaritas merupakan gejala naik atau turunnya zat cair ()


dalam tabung kapiler yang

dimasukkan ke dalam cairan yang membasahi dinding maka cairan


akan naik ke dalam kapiler

karena adanya tegangan permukaan. Tegangan permukaan ini terjadi


karena molekul berkohesi

sangat kuat dengan molekul lain pada permukaan.

Kohesi adalah gaya tarik-menarik antar molekul yang sama jenisnya.


Gaya kohesi yang kuat

pada permukaan merupakan tegangan permukaan. Ketika gaya tarikmenarik terjadi antar molekul

yang berbeda disebut gaya adhesi. Gaya adhesi terjadi antara molekul
air dan dinding pada pipa

kaca yang menyebabkan kenaikan cairan ke atas.

, dengan volume total adalah 50 mL karena larutan

Pengukuran tegangan permukaan dilakukan dengan meletakkan pipa


kapiler (pipet ukur 0,1

mL) pada beker yang telah berisi akuades atau sirup dengan berbagai
konsentrasi. Pipa kapiler

kemudian diberi tekanan dengan menggunakan bulb sehingga cairan


naik sampai batas (skala 0).

Tekanan kemudian dilepaskan (bulb dilepas) sehingga permukaan


cairan pada pipa kapiler akan

turun sampai ketinggian tertentu. Kemudian ketinggian cairan pada


pipa kapiler serta ketinggian

cairan pada beker gelas diukur menggunakan jangka sorong. Selisih


antara ketinggian cairan pada

pipa kapiler dan pada beker gelas adalah h.

Pengukuran tinggi cairan dalam pipa kapiler maupun tinggi cairan


dalam beker glass diukur

dengan menggunakan jangka sorong. Tinggi permukaan cairan dalam


kapiler dan beker glass,

diukur dengan bagian depth bar (mendorong bagian slider sehingga


tinggi dept bar sama dengan

tinggi cairan. Setelah tinggi telah sama maka clamp screw diputar
agar slider tidak dapat bergerak

lagi. Kemudian skala dibaca.

Pada data percobaan, tinggi cairan dalam kapiler selalu lebih besar
dari tinggi cairan dalam

beker glass. Hal tersebut dipengaruhi oleh diameter wadah. Meskipun


pada kapiler volumenya lebih

kecil dari beker glass, namun karena diameter wadah dari kapiler
lebih kecil dari beker maka tinggi

cairan didalamnya juga lebih besar.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tegangan permukaan,antara


lain:

Suhu

Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tegangan


permukaan. Pada saat

percobaan, suhu akuades adalah 32oC. Menurut teori hanya didapat


tegangan permukaan akuades

pada suhu 40oC dan 30C yang besarnya adalah 70,1 dyne/cm dan
71,8 dyne/cm. Semakin tinggi suhu maka semakin rendah tegangan
permukaan (agnes-sahabat.blogspot.com). Untuk memperoleh

tegangan permukaan akuades pada suhu 32oC maka digunakan teknik


interpolasi. Sedangkan untuk

airxx

perhitungan tegangan permukaan sirup digunakan rumus airair

permukaan sirup yang dicari, xh

beker glass, x

interpolasi, airh

air

adalah masa jenis air yang didapat dari pengukuran dengan


piknometer.

Massa jenis zat

Masa jenis zat juga dapat mempengaruhi tegangan permukaan (x

zat maka semakin besar pula konsentrasi zat terlarut dan semakin
kecil tegangan permukaan zat

tersebut.

adalah selisih tinggi cairan (sirup) dalam kapiler dan cairan dalam

adalah masa jenis sirup, air

adalah selisih tinggi cairan (akuades) dalam kapiler dan cairan dalam
beker glass,

adalah tegangan permukaan air 32oC yang didapat dari

). Semakin besar masa jenis


Berdasarkan hasil percobaan dapat dilihat bahwa semakin tinggi
konsentrasi zat terlarut maka

akan semakin rendah rata-rata h nya. Hal tersebut sebanding dengan


tinggi cairan dalam kapiler.

Semakin tinggi konsentrasi zat terlarut akan meningkatkan viskositas


larutan dan menyebabkan

meningkatnya gaya kohesi antar molekul sirup sehingga gaya adhesi


antara larutan dan dinding pipa

kapiler berkurang. Gaya adhesi yang berkurang menyebabkan cairan


lebih mudah turun dalam pipa

kapiler. Nilai rata-rata h juga sebanding dengan tegangan permukaan


zat serta berbanding terbalik

dengan konsentrasi zat terlarut. Semakin tinggi konsentrasi sirup


maka semakin banyak pula zat

terlarut (gula) yang terkandung di dalamnya. Hal ini menyebabkan


gugus hidrofilik (pada gula)

menjadi banyak dan terjadi ikatan hidrogen antara gugus -H pada air
dan gugus -OH pada senyawa

gula. Ikatan ini mengakibatkan berkurangnya gaya tarik-menarik antar


molekul air (polar) sehingga

tegangan permukaan dari larutan berkurang (Moore, 1962). Pada hasil


percobaan,didapatkan bahwa

tegangan permukaan air ke sirup konsentrasi 30% dan 50%


mengalami peningkatan. Hal ini tidak

sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa semakin tinggi


konsentrasi maka tegangan

permukaan semakin rendah. Ketidaksesuaian ini mungkin disebabkan


karena ketidaktelitian

praktikan dalam membaca skala pada jangka sorong dan kurang


tepatnya konsentrasi larutan yang

dibuat dapat menyebabkan ketidaksesuaian hasil perhitungan


tegangan permukaan.

VII. KESIMPULAN

Semakin tinggi konsentrasi sirup semakin tinggi pula densitasnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan adalah


suhu, konsentrasi dan massa

jenis.

Semakin tinggi suhu maka tegangan maka semakin rendah


tegangan permukaan.

Semakin besar masa jenis zat semakin kecil tegangan permukaan


zat tersebut.

Tegangan permukaan air adalah 71,46 dyne/cm, tegangan


permukaan sirup 10% adalah 63,53

dyne/cm, tegangan permukaan sirup 30% adalah 65,01 dyne/cm, dan


tegangan permukaan sirup

50% adalah 65,77 dyne/cm

VIII. DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P. W. 1999. Kimia Fisika jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Daniels, F. & Robert A.A. 1955. Physical Chemistry. Japan : John


Wiley & Son, Inc.

Glasstone, S. 1961. Textbook of Physical Chemistry 2ed. New


York: D.Van Nostrand Company,

Inc.

Moore, W. 1962. Physical Chemistry 3rd. Englwood Clift :


Prentice Hall. Inc.

Sukardjo. 2002. Kimia Fisika: Jakarta: PT Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai