Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRATIKUM FARMASI FISIKA

TEGANGAN PERMUKAAN

Dosen Pengampu :

Andriyani Rahma Fahrianti, M.Farm

Kelompok 1

Ade Putri Selvia (211030700464)

Aprillia Nur Khasna (211030700471)

Dinda Rahmayanti (211030700473)

Khusnul Khotimah (211030700441)

Muhammad Syefa Noer (211030700523)

Safina Marliana (211030700478)

Zulfa Hayunimah (211030700469)

01FKKP006

JURUSAN FARMASI KLINIK DAN KOMUNITAS

STIKes WIDYA DHARMA HUSADA

2021
I. LATAR BELAKANG
Tegangan permukaan adalah sebuah kejadian menarik yang ada pada zat cair
dalam keadaan statis atau diam. Pada tegangan ini diwujudkan sebagai gaya persatuan
panjang, yang terjadi secara tegak lurus di permukaan zat cair. Uniknya di dalam zat cair
tersebut, terjadi gaya tarik menarik antar molekul dengan yang lainnya. Kondisi ini
disebut sebagai tegangan permukaan.

Ada berbagai metode yang dapat digunakan untuk menentukan tegangan


permukaan. Salah satunya adalah metode kenaikan kapiler. Sayangnya metode kenaikan
kapiler ini hanya digunakan untuk menentukan tegangan yang terjadi pada zat cair
saja. Sehingga metode kenaikan kapiler tidak bisa digunakan untuk menentukan tegangan
pada permukaan dua cairan yang masih terpisah. Ketika zat cair diisi dengan pipa kapiler,
maka zat akan masuk ke dalam kapiler sampai efek gravitasi ke bawah karena berat zat
cair mengimbangi gesekan ke atas.

Secara umum tegangan yang terjadi pada permukaan suatu zat cair, akan
dipengaruhi oleh beberapa hal penting seperti pelarut serta suhu. Adanya zat terlarut
dalam zat cair, akan mempengaruhi besaran tegangan permukaan. Khususnya pada zat
molekul yang ada berupa lapisan non molekuler yang disebut molekul surfaktan pada
permukaan zat cair.

II. RUMUSAN MASALAH

III.TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan
pengaruh jenis cairan, temperature dan surfaktan terhadap tegangan permukaan beberapa
cairan.
IV. TEORI UMUM
Bila dua fase zat dicampurkan, batas antara kedua fase tersebut dinamakan antar
permukaan/antar muka. Istilah antar muka biasanya digunakan untuk menunjukkan batas
antara zat cair dengan zat cair lain yang tidak saling bercampur atau antara zat padat
dengan zat cair. Sedangkan batas antara gfase cair dengan fase gas/udara lazim disebut
permukaan.
Kondisi cair, gaya kohesi terjadi antar molekul di dalam suatu cairan. Satu
molekul dikelilingi oleh molekul lain dan memiliki gaya tarik yang sama besar satu
dengan yang lain. Sedangkan molekul yang berada dipermukaan, gaya kohesif hanya
terjadi dengan molekul zat cair yang berada di bawahnya. Molekul zat cair yang berada
di permukaan juga memiliki interaksi dengan molekul udara (gaya adhesi). Gaya kohesi
yang terjadi lebih besar daripada gaya adhesi. Akibatnya, molekul yang terdapat
permukaan cairan tertarik kea rah dalam. Selain kedua gaya tersebut, terdapat suatu gaya
lain yang bekerja sejajar dengan permukaan zat cair sehingga molekul cairan tetap berada
pada permukaan. Gaya tersebut dinamakan tegangan permukaan. Istilah tegangan antar
permukaan digunakan untuk menunjukkan gaya yang terjadi pada antar permukaan dua
cairan yang saling tidak bercampur atau antara permukaan zat padat dengan cairan.
Tengangan antar permukaan selalu lebih kecil daripada tegangan permukaan karena gaya
adhesi antara 2 zat cair yang tidak bercampur selalu lebih besar daripada gaya adhesi
antara zat cair dengan udara. Bila 2 zat cair bercampur sempurna, tegangan antar
permukaan tidak ada.
Tegangan permukaan adalah gaya persatuan Panjang yang harus diberikan sejajar
pada permukaan untuk mengimbangi tarikan ke dalam. Sedangkan tegangan antarmuka
adalah gaya persatuan panjang yang terdapat pada antar muka dua fase cair yang tidak
bercampur.
Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari pada tegangan permukaan karena
gaya adhesif antar dua fase cair yang membentuk suatu antarmuka, jika bila dua cairan
bercampur sempurna maka tidak ada tegangan antarmuka yang terjadi. Tegangan
permukaan dari kebanyakan cairan turun hampir secara linier dengan naiknya
temperature, yaitu dengan naiknya energi kinetik dari molekul tersebut, pada daerah
temperature kritisnya tegangan permukaan cairan menjadi nol. Tegangan permukaan air
pada 0oC adalah 75,6 dyne/cm dan 75oC adalah 63,5 dyne/cm.
Tegangan permukaan dinyatakan sebagai gaya per satuan panjangn yang
diperlukan untuk memperluas permukaan suatu zat. Symbol yang digunakan untuk
tegangan permukaan adalah 𝛾 dan satuannya adalah dyne.cm-1.
Metode yang digunakan untuk mendaptkan tegangan permukaan dan tegangan
antarmuka diantranya adalah metode kenikan kapiler, Du Nouy ring, berat tetesan,
tekanan gelembung, tetesan sessile dan lempeng Wilhelmy.
Metode Kenaikan Kapiler
Metode ini hanya dapat digunakan untuk menentukan tegangan permukaan suatu
zat cair dan tidak dapat digunakan untuk menentukan tegangan antar permukaan dua zat
cair yang tidak bercampur. Suatu cairan naik dalam kapiler karena gaya tegangan
mukanya bekerja pada sisi-sisi kapiler, lalu bekerja sepanjang parimeter kapiler, dan
menurut definisi ini, hal tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Tegangan muka = gaya / 2 μ r

2. Efek gravitasi = μ r2 h d g

Gambar 5.1 Metode Kenaikan kapiler


H = kenaikan cairan dalam kapiler (cm)
2r = diameter kapiler (cm)
Θ = sudut kontak antar permukaan zat cair dengan dinding kapiler, jika zat cair
dapat membasahi dinding kapiler, maka θ = 0
α = komponen gaya ke atas akibat tegangan permukaan cairan = γ cosθ
Total gaya ke atas di bagian dalam kapiler = 2 π r γ cosθ
Gaya yang menyeimbangkan gaya ke atas dipengaruhi oleh tinggi kenaikan cairan dalam
kapiler, luas area, perbedaan bobot jenis antara zat cair dan udara. Bila zat cair mencapai
tinggi maksimum dalam kapiler, terjadi keseimbangan antara gaya ke atas dan gaya ke
bawah sehingga nilai tegangan permukaan dapat ditentukan. Bobot jenis udara, sudut
kontak, dan berat cairan dalam kapiler dapat diabaikan, sehingga persamaan dapat ditulis
sebagai berikut:
2 .𝜋 .𝑟.𝛾 = 𝜋.𝑟2.𝜌.ℎ.𝑔
𝛾 = 12 𝑟.ℎ .𝜌 .𝑔
V. KEGIATAN PERCOBAAN
1. Mahasiswa ditugaskan untuk menentukan tegangan permukaan beberapa jenis cairan
dengan metode kenaikan kapiler
2. Mahasiswa ditugaskan untuk menganalisa pengaruh temperatur dan surfaktan
terhadap tegangan permukaan dari data yang diperoleh
VI. ALAT DAN BAHAN
 Pipa kapiler
 Gelas kimia
 Piknometer
 Milimeter block
 Batang pengaduk
 Thermometer
 Kompor
 Timbangan
 Air
 Alcohol atau etanol 96%
 Propilen glikoln
 Gliserin
 Tween 80
VII. PROSEDUR KERJA
PERCOBAAN I
Penentuan tegangan permukaan zat cair
1. Siapkan cairan uji
2. Ukur bobot jenis air, etanol atau alcohol ,propilen glikol, gliserin menggunakan
piknometer.
3. Masukan sejumlah zat cair tersebut kedaalam gelas kimia atau kedalaam vial ¾
bagaimana .
4. Ambil pipa kapiler kering
5. Masukan pipa kapiler dengan spidol marker 1,5cm dari bagian yang telah di
tandai
6. masukan pipa kapiler ke dalam cairan uji sampai bagian yang telah di tandai
7. ukur ketinggian naiknya cairan uji dari permukaan cairan ( bagian yang telah di
tandai ), lakukan pengukuran sebanyak 2 kali (dublo). Catat hasil dalam tabel.
Pengaruh suhu pada tegangan permukaan
1. siapkan air bersuhu 40 dan 70 C
2. masukan sejumlah zat cair tersebut kedalam gelas kimia atau kedalam vial ¾
bagianya.
3. Ambil pipa kapiler kering
4. Masukan pipa kapiler dengan spidol marker 1,5 cm dari bagian bawah
5. Masukan pipa kapiler ke dalam cairan uji sampai bagian yang telah di tandai
6. Ukur ktinggian naiknya cairan cairan uji dari permukaan cairan ( bagian
yang telah di tandai ) lakukan pengukuran sebanyak 2 kali (dublo) catat hasil
dalam tabel.
F. Hasil Percobaan
Percobaan 1

No Sampel Kerapatan Kenaikan Cairan Rata Tegangan


uji Rata Permukaan
Cairan uji (g/ml) 1 2
1 Air 10,17 5 cm
2 Alkohol/ethanol
96%
3 Propilen glikon
4 Gliserin 12,30 3 cm

VIII. ALAT DAN BAHAN


 Pipa kapiler
 Gelas kimia
 Piknometer
 Milimeter block
 Batang pengaduk
 Thermometer
 Kompor
 Timbangan
 Air
 Alcohol atau etanol 96%
 Propilen glikoln
 Gliserin
 Tween 80

IX. PROSEDUR KERJA


PERCOBAAN II
Pengaruh Surfaktan pada tegangan permukaan
1. Buat larutan tween 80 dengan konsentrasi 0; 0,1; 0,5; 1; 5; 10 mg/100 ml
2. Masukkan sejumlah tertentu masing-masing larutan ke dalam gelas kimia
3. Ambil pipa kapiler kering, celupkan dalam gelas kimia tersebut dan catat
kenaikan cairan dalam kapiler
4. Lakukan pengukuran sebanyak 2 kali
5. Buat kurva antara konsentrasi dengan tegangan permukaan. Tentukan konsentrasi
misel kritik dari surfaktan tersebut
6. Ulangi pengukuran untuk larutan natrium lauril sulfat dengan konsentrasi 0; 0,1;
0,5; 1; 5; 10 mg/100 ml
7. Ukur ketinggian naiknya cairan uji dari permukaan cairan (bagian yang telah
ditandai), lakukan pengukuran sebanyak 2 kali (duplo). Catat hasilnya

Tentukan tegangan permukaan cairan uji dengan memasukkan data yang diperoleh ke
dalam persamaan berikut :

1
γ= r h ρ g
2
γ : tegangan permukaan
r : jari-jari dalam kapiler
h : kenaikan cairan uji
ρ : kerapatan cairan uji
g : gaya gravitasi (981 cm/dt 2)

Hasil Percobaan

Pengaruh Surfaktan

Konsentrasi Kenaikan Cairan uji Rata - Rata Tegangan


Larutan 1 2 Permukaan
0,1
0,5
1,5

X. PEMBAHASAN
1. Tegangan Permukaan
Tegangan permukaan merupakan sebuah gaya persatuan panjang pada permukaan
zat cair, yang masih terpisah satu sama lainnya. Kondisi ini terjadi akibat dari adanya
gaya adhesi dengan ukuran kecil, dibandingkan gaya kohesi. Alhasil akan muncul gaya
pada permukaan zat cair tersebut. Tegangan permukaan merupakan sebuah gaya yang ada
di permukaan zat cair dan menghalangi terjadi ekspansi di dalamnya. Kondisi ini terjadi
karena adanya kegiatan tarik menarik pada setiap zat cair yang tersedia di dalamnya.
Tegangan antarmuka merupakan pengukuran yang dilakukan pada tegangan muka, dalam
bidang batas cairan terpisah. 
Pengukuran tegangan muka dan antarmuka menggunakan dyne/cm atau erg/cm2.
Metode yang digunakan untuk mengukur tegangan ada enam macam. Mulai dari metode
tekanan gelembung,  tetesan sessile, kenaikan kapiler, metode berat tetesan, lempeng
Wilhelmy, hingga metode cincin Du Nuoy. 
2. Faktor yang Mempengaruhi
Ada beberapa hal yang sangat berpengaruh terhadap tegangan permukaan. Mulai
dari zat terlarut, konsentrasi zat terlarut, suhu, surfaktan, hingga jenis cairan. Untuk zat
cair yang mempunyai molekul besar layaknya air, sudah dapat dipastikan bahwa
tegangan permukaannya juga besar. Kondisi ini dipengaruhi oleh densitas atau massa
jenis.
Pada bidang farmasi, ternyata tegangan permukaan memiliki pengaruh penting.
Seperti halnya dapat menyerap obat yang terjadi pada bahan pembantu padat, dispersi
partikel untuk membuat sediaan suspensi, penetrasi molekul, dan menstabilkan dan
membentuk emulsi serta partikel tidak larut. Sehingga dapat dikatakan sebagai faktor
absorbsi pada obat.
XI. KESIMPULAN
1. Tegangan permukaan zat cair adalah kecenderungan permukaan zat cair untuk
menegang, sehingga permukaannya seperti ditutup oleh suatu lapisan elastis.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan adalah suhu: tegangan suatu
permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena meningkatnya energi kinetik
molekul. Zat terlarut (solute): keberadaan zat terlarut memenuhi tegangan permukaan,
penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan, sehingga tegangan
permukaan akan bertambah besar. Surfaktan: zat yang dapat mengaktifkan permukaan,
kaewna cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka.
3. Besarnya tegangan permukaan zat cair dipengaruhi oleh: massa, volume, luas
penampang pipa kapiler dan kenaikan zat cair. Semakin kecil luas penampang pipa
kapiler nya, maka semakin tinggi kenaikan zat cair nya.
4. Rumus untuk mencari Koefisien Tegangan permukaan zat cair adalah
pgrh
Y=
2 cos θ
XII. DAFTAR PUSTAKA
Modul Praktikum Farmasi Fisika pertemuan ke-10 (Diakses secara online pada 02
Desember 2021)
Modul Praktikum Farmasi Fisika pertemuan ke-11 (Diakses secara online pada 02
Desember 2021)

XIII. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai