Anda di halaman 1dari 16

LINK YANG DIPAKAI

https://spektra.unsiq.ac.id/index.php/spek/article/download/18/pdf
MENENTUKAN TEGANGAN PERMUKAAN ZAT CAIR ...spektra.unsiq.ac.id ›
index.php oleh E Yulianto · 2016 ·

https://www.academia.edu/36762795/Tegangan_Permukaan_pdf (DOC) Tegangan


Permukaan.pdf | Putri Yuliana Mahardika

https://www.ojs.fkip.ummetro.ac.id/index.php/fisika/article/view/124/106
Membandingkan Tegangan Permukaan Dengan Tegangan Air Menggunakan Zat
Pewarna Makananan Sebagai Alat Peraga Pembelajaran EY Asmawati - Jurnal
Pendidikan Fisika, 2014 - ojs.fkip.ummetro.ac.id

http://eprints.undip.ac.id/45525/3/BAB_II.pdf

BAB II TINJAUAN PUSTAKAeprints.undip.ac.id › BAB_II PDF oleh D


Handrizal · 2015 http://eprints.undip.ac.id/45525/1/Cover%2C_Dft_Isi
%2C_dll.pdf RANCANG BANGUN ALAT PERAGA PENGUKUR
TEKANANeprints.undip.ac.id › Cover,_Dft_Isi,_dll PDF oleh D Handrizal · 2015

https://www.academia.edu/15750955/laporan_tegangan_permukaan

(DOC) laporan tegangan permukaan | Diana Syam Muliadi ...www.academia.edu ›


laporan_tegangan_permukaan

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Farmasi-
Fisik-Komprehensif.pdf METODE KENAIKAN KAPILER

https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/84907/Novita%20Yuliani
%20-%20130210102025_.pdf?sequence=1 MINISKUS CEMBUNG DAN
CEKUNG

https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Course-9158-
7_0071.Image.Marked.pdf metode kenaikan kapiler BUKU PENUNTUN
PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

DAFTAR PUSTAKA
Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika Jilid I (terjemahan). Erlangga: Jakarta.

Giancolli, D.C. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlangga Munson

Herinaldi. 2004 . Mekanika Fluida, terjemahan dari Fundamental of Fluids


Mechanic oleh Donald F. Young. Erlangga: Jakarta.

E Yulianto. 2016. Jurnal Kajian Pendidikan Sains. Menentukan Tegangan


Permukaan Zat Cair. Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Sains AlQuran
https://spektra.unsiq.ac.id/index.php/spek/article/download/18/pdf

Novita Yulianti. 2017. Meniscus Cembung & Cekung. Universitas Jember. Jawa
Timur https://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/84907/Novita
%20Yuliani%20-%20130210102025_.pdf?sequence=1

Petrucci, Ralph H. 2008. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat
Jilid 3 Jakarta: Erlangga.

Khoiri Liana. 2012. Laporan praktikum kerapatan dan berat jenis. Fakultas
Farmasi. Universitas Setia Budi. https://www.slideshare.net/khoirilliana12/laporan-
praktikum-kerapatan-

Saputra, A. T., Wicaksono, M. A., & Irsan, I. (2018). Pemanfaatan Minyak Goreng
Bekas untuk Pembuatan Biodiesel Menggunakan Katalis Zeolit Alat Teraktivasi.
Jurnal Chemurgy, 1(2), 1.Faculty of Chemical Engineering.Samarinda

Rowe, R.C. et Al. (2009). Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed,


ThePharmaceutical Press, London

Herinaldi. 2004 . Mekanika Fluida, terjemahan dari Fundamental of Fluida


Mechanic oleh Donald F. Young. Erlangga: Jakarta.

Pembahasan
Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang di kerjakan sejajar
permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada cairan,hal tersebut
karena gaya adhesi lebih kecil dari gaya kohesi antara molekul cairan sehingga
menyebabkan terjadinya gaya kedalam pada permukaan cairan.

Tegangan muka adalah adalah gaya yang terjadi terjadi pada permukaan suatu
cairan yang menghalangi ekspansi cairan tersebut. Hal ini disebabkan oleh gaya
tarik menarik yang tidak seimbang pada antar cairan. Tegangan antar muka adalah
tegangan muka yang di ukur pada bidang batas cairan yang tidak saling bercampur.
Tegangan muka atau tegangan antar muka mempunyai dimensi gaya per unit
panjang (dyne/cm) atau tenaga per menit permukaan (erg/cm2). Ada beberapa
macam metode untuk pengukuran tegangan muka dan antar muka, yaitu: metode
kenaikan kapiler, metode cincin Du Nuoy, metode berat tetesan, tekanan
gelembung, tetesan sessile dan lempeng Wilhelmy.

Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah metode kenaikan kapiler.
Pipa kapiler digunakan untuk mengetahui tinggi kenaikan kapiler suatu zat. Alat
yang digunakan untuk menentukan tegangan permukaan adalah piknometer.
Piknometer digunakan untuk mengetahui kerapatan zat yang diukur dengan cara
piknometer yang bersih dan kering kemudian ditimbang dan diisi dengan cairan
yang akan ditentukan kerapatannya sampai penuh.

Percobaan ini menggunakan air sebagai pembanding. Air memiliki tegangan


permukaan yang besar yang disebabkan oleh kuatnya sifat kohesi antar molekul-
molekul air. Tegangan permukaan dari akuades lebih besar daripada tegangan
permukaaan gliserol. Apabila larutan gliserol mengalami peningkatan suhu dengan
jalan pemanasan, maka akan terjadi penurunan konsentrasi akuades dalam larutan
gliserol karena kemungkinan mengalami penguapan, dimana hal tersebut akan
menurunkan tegangan permukaan larutan gliserol secara keseluruhan.

Dalam percobaan ini larutan yang digunakan adalah gliserol 20 %, 40 %, 50 %.


Pada air dihasilkan tegangan permukaannya sebesar 0,111 N/m3, pada gliserol 20
% yaitu 0,063 N/m3, pada gliserol 40 % yaitu 0,123 N/m3, pada gliserol 50 %
yaitu 0,111 N/m3. Hasil ini menunjukkan bahwa akuades memiliki tegangan
permukaan yang lebih besar dari pada gliserol, hal ini disebabkan karena gaya tarik
antara molekul air besar sehingga tegangan permukaannya juga besar karena
tegangan permukaan dan gaya tarik berbanding lurus.

Tegangan permukaan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : jenis cairan,
suhu, adanya zat terlarut, surfaktan, dan konsentrasi zat terlarut. Jika cairan
memiliki molekul besar seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar. salah
satu faktor yang mempengaruhi besarnya tegangan permukaan adalah massa jenis/
densitas (D), semakin besar densitas berarti semakin rapat muatan – muatan atau
partikel-partikel dari cairan tersebut.

Manfaat tegangan permukaan dalam bidang farmasi yaitu dalam mempengaruhi


penyerapan obat pada bahan pembantu padat pada sediaan obat, penetrasi molekul
melalui membrane biologis, pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi
partikel tidak larut dalam media cair untuk membentuk sediaan suspensi. Tegangan
muka ini dalam farmasi adalah faktor yang mempengaruhi adsorbsi obat dalam
bentuk sediaan padat, penetrasi molekul melalui membrane biologi, penting pada
sediaan emulsi dan stabilitasnya.

Tujuan dari percobaan kali ini adalah mempelajari dan menentukan tegangan
permukaan berbagai cairan. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah
metode kenaikan kapiler. Alat yang digunakan untuk menentukan tegangan
permukaan adalah piknometer. Piknometer digunakan untuk mengetahui kerapatan
zat yang diukur dengan cara piknometer yang bersih dan kering kemudian
ditimbang dan diisi dengan cairan yang akan ditentukan kerapatannya sampai
penuh. Selanjutnya piknometer didinginkan didalam air es hingga suhunya
mencapai 2˚ C dari suhu percobaan. Piknometer didinginkan dalam air es bertujuan
untuk mendapatkan volume piknometer yang sesengguhnya, karena waktu
didinginkan air akan menyusut. Piknometer yang tadi dinaikkan lagi suhunya agar
mencapai suhu awal percobaan karena ketika suhu naik volume air akan menyusut
dan mengisi kembali celah-celah piknometer dan benar-benar terisi penuh oleh
cairan. Setelah itu piknometer ditimbang dalam keadaan kering luarnya agar
didapatkan hasil penimbangan yang akurat.

Pipa kapiler digunakan untuk mengetahui tinggi kenaikan kapiler suatu zat. Zat
yang akan diuji dimasukkan dalam bekker glass dengan volume 25 mL.
Selanjutnya pipa kapiler dimasukkan dalam cairan tersebut dan ditunggu sampai
cairan tidak naik lagi. Kemudian diukur kenaikan kapiler suatu zat dengan
mengamati pipa kapiler dan menghitung kenaikannya dengan melihat kertas
milimeter blok yang sebelumnya sudah ditempel pada dinding bekker glass yang
bertujuan untuk memperjelas selisih tinggi permukaan dan menghindari kesalahan
dalam perhitungan.

Dari hasil percobaan diperoleh hasil kerapatan air = 0,99623 g/mL, Tween 0,05%
= 0,99623 g/mL, Tween 0,10% = 0,99436 g/mL, Tween 0,20% = 0,99623 g/mL,
Tween 0,30% = 0,99623 g/mL, Paraffin cair = 0,835789 g/mL. Paraffin cair
mempunyai berat terkecil karena berat jenis paraffin cair lebih kecil dari air.
Paraffin cair mempunyai ikatan antar molekul lemah sehingga walaupun
konsentrasi paraffin lebih kental akan tetapi kerapatannya paling kecil dan
tegangan muka paraffin juga yang paling kecil dibandingkan cairan yang lainnya
yang digunakan dalam percobaan. Hasilnya dapat diketahui bahwa semakin besar
atau tinggi konsentrasi suatu zat maka kerapatannya justru semakin kecil. Dapat
disimpulkan bahwa konsentrasi suatu zat sebanding dengan kerapatan dan
berbanding terbalik dengan tegangan muka.

Digunakan larutan tween 80 dengan konsentrasi yang berbeda-beda dimaksudkan


untuk mengetahui pengaruh konsentrasi zat terhadap kerapatan dan tegangan antar
muka. Aquades berfungsi sebagai pembanding sehingga kerapatan dan tegangan
mukanya dapat dilihat langsung dalam tabel dengan menggunakan perbandingan
suhu pada 25˚ C dan 30˚ C, kemudian dicari tegangan muka pada suhu percobaan
(28˚ C). Perbedaan kenaikan volume zat cair dalam pipa kapiler disebabkan oleh
kekuatan adhesi antara molekul-molekul cairan, sehingga cairan itu membasahi
dinding kapiler, menyebar dan meninggi dalam pipa. Dengan mengukur kenaikan
ini dalam pipa kapiler dapat menentukan tegangan permukaan cairan yang
dimaksud, tetapi tidak diketahui tegangan antar muka.

Berdasarkan tegangan muka larutan tween 80 0,05%; 0,10%; 0,20%; 0,30% dan
paraffin cair merupakan surfaktan karena tegangan permukaannya lebih kecil dari
pada tegangan muka aquades yaitu tween 0,05% tegangan mukanya 58,27
dyne/cm; tween 0,10% tegangan mukanya 77,56 dyne/cm; tween 0,20% tegangan
mukanya 84,02 dyne/cm; tween 0,30% tegangan mukanya 64,75 dyne/cm; paraffin
cair tegangan mukanya 27,16 dyne/cm yang mana lebih kecil dari tegangan muka
aquades sebesar 71,50 dyne/cm.

F. PEMBAHASAN

Tegangan permukaan adalah gaya atau tarikan kebawah yang

menyebabkan permukaan cairan berkontraksi den benda dalam keadaan

tegang. Hal ini disebabkan oleh gaya-gaya tarik yang tidak seimbang pada

antar muka cairan. Gaya ini biasa segera diketahui pada kenaikan cairan

biasa dalam pipa kapiler dan bentuk suatu tetesan kecil cairan. Tegangan

permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida)

yang berada dalam keadaan diam (statis). Tegangan antar muka adalah

gaya persatuan panjang yang terdapat pada antarmuka dua fase cair yang

tidak bercampus. Tegangan antar muka selalu lebih kecil dari pada

tengangan permukaan karena gaya adhesi antara dua cairan tidak

bercampus lebih besar dari pada adhesi antara cairan dan udara.

Faktor- faktor yang mempengaruhi tegangan permukaan yaitu jenis

cairan. Pada umumnya cairan yang memiliki gaya tarik antara molekulnya

besar, seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya

pada cairan seperti bensin karena gaya tarik antara molekulnya kecil, maka

tegangan permukaannya juga kecil. Selanjutnya adalah suhu. Tegangan

permukaan cairan turun bila suhu naik, karena dengan bertambahnya suhu

molekul- molekul cairan bergerak lebih cepat dan pengaruh interaksi antar

molekul berkurang sehingga tegangan permukaannya menurun. Selanjutnya


adanya zat terlarut. Adanya zat terlarut pada cairan dapat menaikkan atau

menurunkan tegangan permukaan. Untuk air adanya elektrolit anorganik

dan non elektrolit tertentu seperti sukrosa dan gliserin menaikkan tegangan

permukaan. Sedangkan adanya zat- zat seperti sabun, detergen, dan

alkohol adalah efektif dalam menurunkan tegangan permukaan.

Terdapat 2 metode penentuan tegangan permukaan yaitu metode

kenaikan kapiler dan metode tersiometer Du-Nouy. Namun dalam percobaan

ini metode yang digunakan hanyalah metode pipa kapiler, yaitu mengukur

tegangan permukaan zat cair dan sudut kelengkungannya dengan memakai

pipa berdiameter. Salah satu ujung pipa dicelupkan kedalam permukaan zat

cair maka zat cair tersebut permukaannya akan naik sampai ketinggian

tertentu. Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk mengukur

tegangan permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan antar muka.

Percobaan kali ini akan digunakan metode kenaikan pipa kapiler. Pipa kapiler

merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tegangan

prermukaan.Prinsip kerja dari pipa kapiler adalah pipa kapiler dicelupkan ke

permukaan larutan dan pipa kapiler dibiarkan, larutan naik ke dalam pipa

kapiler menjadi stabil, lalu diukur panjang larutan yang naik ke dalam pipa

kapiler. Percobaan kali ini, sampel yang akan ditentukan tegangan

permukaannya adalah gliserol dan air, air disini sebagai pembanding. Gliserol

yang digunakan pada percobaan ini memiliki konsentrasi yang berbeda yaitu

gliserol 0,01 %, 0,05%, dan 0,1%. Penggunaan konsentrasi gliserol yang

berbeda bertujuan agar dapat dibandingkan antara nilai tegangan


permukaan dengan konsentrasi yang satu dengan yang lainnya.

Perlakuan pertama dilakukan penimbangan terhadap piknometer

kosong terlebih dahulu, agar dapat diketahui densitas dari akuades, gliserin

0,01%, 0,05%, dan 0,1%. Larutan yang telah diketahui densitasnya akan

diukur tegangan permukaannya dengan menggunakan pipa kapiler. Masing-

masing larutan sebanyak 50 ml dimasukkan ke dalam gelas kimia, agar

dapat diukur tegangan permukaannya.

Berdasarkan hasil pengamatan, diperoleh tegangan permukaan pada

akuades adalah 0,1457 N/m, pada gliserin 0,01% adalah 0,0917 N/m, pada

gliserin 0,05% adalah 0,1418 N/m, pada gliserin 0,1% adalah 0,1206 N/m.

Secara teori, tegangan permukaan dengan konsentrasi berbanding

lurus, artinya semakin tinggi konsentrasi, semakin tinggi pula tegangan

perrmukaannya, sebaliknya, semakin rendah konsentrasi, maka semakin

rendah pula tegangan permukaannya. Namun, pada percobaan ini diperoleh

hasil yang berbeda, tegangan permukaan pada gliserin 0,1% lebih kecil dari

pada gliserin 0,05%. Hal ini disebabkan karena larutan gliserin yang

digunakan telah rusak, karena telah lama disimpan. Jika suatu

senyawa/larutan disimpan terlalu lama maka larutan tersebut akan rusak.

Kerusakan tersebut adalah kerusakan senyawa gliserin yang dikarenakan

jenuhnya senyawa tersebut, sehingga ikatannya menjadi lemah dan terurai.

Manfaat tegangan permukaan dalam bidang farmasi yaitu dalam

mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat pada sediaan

obat, penetrasi molekul melalui membrane biologis, dan bermanfaat dalam


pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel tidak larut dalam

media cair untuk membentuk sediaan suspensi.


. Metode penentuan untuk cairan : 1. Metode Piknometer. Prinsip metode ini
didasarkan atas penentuan massa cairan dan penentuan ruang, yang ditempati
cairan ini. Untuk ini dibutuhkan wadah untuk menimbang yang dinamakan
piknometer. Ketelitian metode piknometer akan bertambah hingga mencapai
keoptimuman tertentu dengan bertambahnya volume piknometer. Keoptimuman
ini terletak pada sekitar isi ruang 30 ml

Menurut defenisi, Kerapatan adalah perbandingan yang dinyatakan dalam desimal,


dari berat suatu zat terhadap berat dari standar dalam volume yang sama kedua zat
mempunyai temperature yang sama atau temperature yang telah diketahui dan
dinyatakan dalam sistem cgs dalam gram per sentimeter kubik ( g / cm3 = g / ml )
dan dalam satuan SI kilogram per meter kubik ( kg / m3 ) kerapatan istilah lainnya
adalah densitas (density). Kerapatan alias massa jenis merupakan perbandingan
massa terhadap volume zat. Secara matematis ditulis : massa ( gram ) 𝝆 = = gram.
cm-3 = M L-3 volume ( cm3 ) (𝜌 dibaca “rho”) merupakan huruf yunani yang
biasa digunakan untuk menyatakan kerapatan, m adalah massa dan v adalah
volume. Air digunakan untuk standar untuk zat cair dan padat, hydrogen atau udara
untuk gas.
Air merupakan satu-satunya senyawa yang merenggang ketikamembeku. Pada saat
membeku, air merenggang sehingga esmemiliki nilai densitas (massa/volume)
yang lebih rendahdaripada air. Dengan demikian es akan mengapung di air. Sifat
inimengakibatan danau-danau di daerah yang beriklim dingin hanyamembeku pada
bagian permukaan (bagian di bawah permukaanmasih berupa cairan) sehingga
kehidupan organisme akuatik tetapberlangsung. Sifat ini juga dapat mengakibatkan
pecahnya pipaair pada saat air di dalam pipa membeku . densitas (berat jenis)
airmaksimus sebesar 1 g/cm3terjadi pada suhu 3,95oC. Pada suhulebih besar
maupun lebih kecil dari 3,95oC, densitas air lebihkecil dari satu (Effendi, H.,
2007:22)

Rowe, R.C. et Al. (2009). Handbook Of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed,


ThePharmaceutical Press, London

. Metode kenaikan kapiler Digunakan untuk mengukur tegangan permukaan.


Prinsip: Bila suatu kapiler dimasukkan dalam labu berisi zat cair maka pada
umumnya zat cair akan naik di dalam tabung sampai jarak tertentu. Dengan
mengukur kenaikan ini, tegangan muka dapat ditentukan karena diimbangi oleh
gaya gravitasi ke bawah dan bobot dari cairan tersebut. LANJUTAN DISS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Tegangan permukaan adalah gaya persatuan panjang yang harus

dikerjakan sejajar permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam

pada cairan. Hal tersebut terjadi karena pada permukaan, gaya adhesi (antara

cairan dan udara) lebih kecil dari pada gaya kohesi antara molekul cairan

sehingga menyebabkan terjadinya gaya kedalam pada permukaan cairan


(Douglas, 2001).

Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat

pada antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur. Tegangan antar muka

selalu lebih kecil dari pada tegangan permukaan karena gaya adhesi antara

dua cairan tidak bercampur lebih besar dari pada adhesi antara cairan dan

udara (Douglas, 2001). Giancoli, Douglas C. 2001. Isika Jilid I (terjemahan).


Erlangga: Jakarta.

TEGANGAN PERMUKAAN

Pada umumnya zat cair memiliki permukaan mendatar, tetapi apabila

zat cair bersentuhan dengan zat padat atau dinding bejana, maka permukaan

bagian tepi yang bersentuhan dengan dinding akan melengkung. Gejala

melengkungnya permukaan zat cair disebut dengan ministus (Yasid, 2004). Yazid,
Estien, 2004. Kimia Fisika untuk Paramedis. Penerbit Andi, Yogyakarta

Tegangan permukaan juga merupakan sifat fisik yang berhubungan

dengan gaya antarmolekul dalam cairan dan didefinisikan sebagai hambatan

peningkatan luas permukaan cairan. Awalnya tegangan permukaan

didefinisikan pada antar muka cairan dan gas. Namun, tegangan yang mirip

juga ada pada tegangan antar muka cairan-cairan, atau padatan dan gas.

Tegangan semacam ini secara umum disebut dengan tegangan antar muka

(Douglas.2001).

Permukaan zat cair mempunyai sifat ingin merenggang, sehingga

permukaannya seolah-olah ditutupi oleh suatu lapisan yang elastis. Hal ini

disebabkan adanya gaya tarik-menarik antar partikel sejenis didalam zat cair
sampai ke permukaan. Di dalam cairan, tiap molekul ditarik oleh molekul

lain yang sejenis di dekatnya dengan gaya yang sama ke segala arah.

Akibatnya tidak terdapat sisa (resultan) gaya yang bekerja pada masingmasing
molekul. Adanya gaya atau tarikan kebawah menyebabkan

permukaan cairan berkontraksi dan berada dalam keadaan tegang. tegangan

ini disebut dengan tegangan permukaan (Herinaldi, 2004). Herinaldi. 2004 .


Mekanika Fluida, terjemahan dari Fundamental of Fluids

Mechanic oleh Donald F. Young. Erlangga: Jakarta.

Pada dasarnya tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh


beberapa faktor diantaranya suhu dan zat terlarut. Dimana keberadaan zat
terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi besarnya tegangan permukaan
terutama molekul zat yang berada pada permukaan cairan berbentuk lapisan
monomolekular yang disebut dengan molekul surfaktan. Faktor-faktor yang
mempengaruhi tegangan permukaan adalah sebagai berikut:

a. Suhu Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena


dengan bertambahnya suhu molekul-molekul cairan bergerak lebih cepat dan
pengaruh interaksi antar molekul berkurang sehingga tegangan permukaannya
menurun.

b. Zat terlarut (solute) Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan
mempengaruhi tegangan permukaan. Penambahan zat terlarut akan meningkatkan
viskositas larutan, sehingga tegangan permukaan akan bertambah besar. Tapi
apabila zat yang berada dipermukaan cairan membentuk lapisan monomolekular,
maka akan menurunkan tegangan permukaan zat tersebut yang biasa disebut
dengan surfaktan.

c. Surfaktan Surfaktan adalah zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena


cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan
mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun
merupakan salah satu contoh dari surfaktan. Surfaktan menurunkan tegangan
permukaan air dengan mematahkan ikatan-ikatan hidrogen pada permukaan
(Giancolli,2001). Giancolli, D.C. 2001. Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlangga Munson

Meniskus permukaan zat cairSuatu zat cair yang berada dalam sebuah
tabung ataubejana dapat mengalami peristiwa meniskus yaitu
peristiwamelengkungnya permukaan zat cair. Peristiwa meniskus inidibagi
menjadi dua macam yaitu meniskus cembung danmeniskus cekung.Meniskus
cembung adalah permukaan zat cair yangberbentuk cembung (Melengkung ke atas
atau melengkungkeluar pada suatu bejana). Sedang meniskus cekung
adalahpermukaan zat cair yang berbentuk cekung (melengkungkebawah atau
melengkung kedalam bejana). Apabila kohesilebih besar adhesi maka zat tersebut
tidak membasahi dindingwadahnya, permukaannya cembung dan tetesan air
membentuk bangun bola. Dan apabila kohesi lebih kecil dari adhesinya zattersebut
dapat membasahi dinding wadahnya, permukaannyacekung, dan tetesan airnya
tidak membentuk bangun sepertibola. Etsa Indra Irawan dan Sunardi, op. cit., hlm.
36-37

1. Metode Piknometer. Prinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan
dan penentuan ruang, yang ditempati cairan ini. Untuk ini dibutuhkan wadah untuk
menimbang yang dinamakan piknometer. Ketelitian metode piknometer akan
bertambah hingga mencapai keoptimuman tertentu dengan bertambahnya volume
piknometer. Keoptimuman ini terletak pada sekitar isi ruang 30 ml.

Metode penentuan untuk cairan, yaitu :1.

Metode PiknometerPrinsip metode ini didasarkan atas penentuan massa cairan dan
penentuan tuang, yaitu ditempati cairan ini. Untuk itu dibutukanwadah untuk
menimbang yang dinamakan piknometer.Ketentuan metode piknometer akan
bertambah hingga mencapaikeoptimuman ini terletak pada sekitar isi ruang 30 ml,
bagiantutup mempunyai lubang berbentuk saluran kecil. Pengukuranharus
dilakukan pada suhu tetap. Volume zat cair selalu samadengan volume
piknometer.Dirumuskan :
DASAR TEORI

Densitas (kerapatan) adalah suatu besaran turunan karena mengombinasikansatuan


massa dan volume. Densitas didefinisikan sebagai massa per satuan volume
padasuhu dan tekanan tertentu. Dalam system cgs, densitas dinyatakan sebagai
gram persentimeter kubik (g/cm3). Dalam satuan SI, densitas dinyatakan sebagai
kilogram permeter kubik (kg/m3).( Peter J Sinko, 2012 ) Sinko, Peter, 2012,
Farmasi Fisika dan Ilmu Farmasetika Martin Edisi 5, Penerbit BukuKedokteran,
Jakarta

Faktor-faktor yang mempengaruhi :

a. Suhu

Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena meningkatnya


energy kinetik molekul. Pada umumnya nilai tegangan permukaan zat cair
berkurang dengan adanya kenaikan suhu. Perhatikan nilai tegangan permukaan
berbagai zat cair pada

b. Zat terlarut (solute)

Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan


permukaan. Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan,
sehingga tegangan permukaan akan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang
berada dipermukaan cairan membentuk lapisan monomolecular, maka akan
menurunkan tegangan permukaan, zat tersebut biasa disebut dengan surfaktan.

c. Surfaktan

Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena
cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan
mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun
merupakan salah satu contoh dari surfaktan.

d. Jenis Cairan
Pada umumnya cairan yang memiliki gaya tarik antara molekulnya besar, seperti
air, maka tegangan permukaannya juga besar. Sebaliknya pada cairan seperti
bensin karena gaya tarik antara molekulnya kecil, maka tegangan permukaannya
juga kecil.

e. Konsentrasi Zat Terlarut

Konsentrasi zat terlarut (solut) suatu larutan biner mempunyai pengaruh terhadap
sifat-sifat larutan termasuk tegangan muka dan adsorbsi pada permukaan larutan.
Telah diamati bahwa solut yang ditambahkan kedalam larutan akan menurunkan
tegangan muka, karena mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih besar
daripada didalam larutan. Sebaliknya solut yang penambahannya kedalam larutan
menaikkan tegangan muka mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih kecil
daripada didalam larutan. (E Yulianto, 2016)

Metode kenaikan kapiler

Ada beberapa metode penentuan tegangan muka diantaranya adalah metode


kenaikan pipa kapiler. Metodekenaikan pipa kapiler merupakan metode bila suatu
pipa kapiler dimasukkan kedalam cairan yang membasahi dinding maka cairan
akan naik kedalam kapiler karena adanya tegangan muka. Kenaikan cairan sampai
suhu tinggi tertentu sehingga terjadi keseimbangan antara gaya keatas dan
kebawah. Gaya kebawah : F = πr2h ρ g
Dimana, h : tinggi muka
g : percepatan gravitasi
ρ : berat jenis
r : jari-jari kapiler
Gaya keatas : F’ = 2 πrcos 
Dimana : adalah tegangan muka dan 

adalah sudut kontak

Pada kesetimbangan, gaya kebawah sama dengan gauya keatas maka :


F’= F
2 πrcos = πr2h ρ g
Untuk air dan kebanyakan organik umumnya = 0 atau dapat dianggap batas lapisan paralele dengan
kapiler, sehingga harga cos = 1 maka :

= ½ r h ρ g

Anda mungkin juga menyukai