Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tegangan permukaan merupakan sifat permukaan suatu zat cair yang

berperilaku layaknya selapis kulit tipis yang kenyal atau lentur akibat pengaruh

tegangan. Pengaruh tegangan tersebut disebabkan oleh adanya gaya tarik-menarik

antarmolekul dipermukaan zat cair tersebut. Besarnya tegangan permukaan

merupakan usaha yang diperlukan cincin untuk menciptakan suatu permukaan

baru, sifat permukaan yang dimiliki oleh zat cair yang berperilaku layaknya

selapis kulit tipis yang kenyal atau lentur akibat pengaruh tegangan. Tegangan

permukaan (α) didefinisikan sebagai usaha yang diperlukan cincin untuk

menciptakan suatu permukaan baru (Indarniati, 2008).

Untuk menentukan tegangan permukaan dapat digunakan berbagai

metode, misalnya metode pipa kapiler. Metode ini hanya digunakan untuk

menentukan tegangan suatu zat cair dan tidak dapat digunakan untuk menentukan

tegangan antar permukaan dua zat cair yang tidak bercampur. Kenaikan

permukaan air pada pipa kapiler ada hubungannya dengan nilai tegangan

permukaan air tersebut. Kenaikan atau penurunan cairan dalam kapiler disebabkan

oleh adanya tegangan permukaan yang bekerja pada permukaan cairan yang

menyentuh dinding sepanjang keliling pipa. Akibat tegangan permukaan ini pipa

akan memberikan gaya reaksi pada permukaan cairan yang besarnya sama tapi

arahnya berlawanan (Ramadhani, 2012).


Besarnya tegangan permukaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti

jenis cairan, suhu, tekanan, massa jenis, konsentrasi zat terlarut, dan kerapatan.

Jika cairan memiliki molekul besar seperti air, maka tegangan permukaannya juga

besar. Salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya tegangan permukaan adalah

massa jenis/densitas, semakin besar densitas berarti semakin rapat muatan-muatan

atau partikel-partikel dari cairan tersebut. Kerapatan partikel ini menyebabkan

makin besarnya gaya yang diperlukan untuk memecahkan permukaan cairan

tersebut. Hal ini karena partikel yang rapat mempunyai gaya tarik-menarik antar

partikel yang kuat. Sebaliknya cairan yang mempunyai densitas kecil akan

mempunyai tegangan permukaan yang kecil pula (Komang dkk., 2017).

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka kami

tertarik melakukan percobaan dengan judul “Penentuan Tegangan Permukaan

Cairan dengan Metode Rambat Kapiler” untuk membuktikannya dengan teori.

1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan pada prakttikum ini adalah untuk menentukan tegangan

permukaan cairan tunggal dan atau larutan.

1.3 Manfaat Praktikum

Manfaat pada prakttikum ini adalah dapat menentukan tegangan

permukaan cairan tunggal dan atau larutan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kekentalan (Viskositas)

Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu cairan atau

fluida. Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan erat dengan

hambatan untuk mengalir. Viskositas menentukan kecepatan mengalirnya suatu

cairan. Suatu jenis larutan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki

viskositas yang rendah, dan sebaliknya larutan yang sulit mengalir dikatakan

memiliki viskositas yang tinggi. Kekentalan yang dimilki setiap zat berbeda-beda,

hal ini bergantung pada konsentrasi dari zat terlarut dalam cair atau fluida tersebut

(Salam, 2017).

2.2 Tegangan Permukaan

Tegangan permukaan adalah gaya yang diakibatkan oleh suatu benda yang

bekerja pada permukaan zat cair sepanjang permukaan yang menyentuh benda itu.

Tegangan permukaan yang timbul akan semakin besar jika gaya coulomb medan

listrik yang ada juga semakin tinggi (Waluyo, 2019). Tegangan permukaan terjadi

karena permukaan zat cair cenderung untuk menegang sehingga permukaannya

tampak seperti selaput tipis. Tegangan permukaan disebabkan oleh adanya gaya

tarikmenarik dari molekul cairan. Grafik hubungan antara kecepatan pengadukan

dan suhu reaksi terhadap tegangan permukaan MES (Yanuardhi dkk., 2018).

Pada prinsipnya pengukuran tegangan permukaan ialah dengan mengukur

gaya yang diperlukan untuk memperluas permukaan film cairan. Namun cara itu
sulit dilakukan dan hasilnya tidak memuaskan. Menggunakan pipa kapiler juga

hal memungkinkan akan tetapi terdapat kesulitan cara mengukur jari – jari kapiler

secara tepat. Maka di cari cara yang lebih praktis yaitu dengan menggunakan

cincin du Nouy dan dinyatakan dalam dyne/cm atau mN/m (Alvauzi, 2017).

Tegangan permukaan suatu fluida berbanding terbalik dengan suhunya,

jika suhu fluida naik maka tegangan permukaannya semakin kecil. Besarnya

tegangan permukaan dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis cairan, suhu,

tekanan, massa jenis, konsentrasi zat terlarut, dan kerapatan. Jika cairan memiliki

molekul besar seperti air, maka tegangan permukaannya juga besar. Salah satu

faktor yang mempengaruhi besarnya tegangan permukaan adalah massa jenis/

densitas, semakin besar densitas berarti semakin rapat muatan-muatan atau

partikel-partikel dari cairan tersebut. Kerapatan partikel ini menyebabkan makin

besarnya gaya yang diperlukan untuk memecahkan permukaan cairan tersebut

(Komang dkk., 2017).

2.3 Pipa Kapiler

Ada beberapa metode penentuan tegangan muka diantaranya adalah

metode kenaikan pipa kapiler. Metode kenaikan pipa kapiler merupakan metode

bila suatu pipa kapiler dimasukkan ke dalam cairan yang membasahi dinding

maka cairan akan naik ke dalam kapiler karena adanya tegangan muka. Kenaikan

cairan sampai suhu tinggi tertentu sehingga terjadi keseimbangan antara gaya

keatas dan ke bawah (Julianto dkk., 2017).


Peristiwa kapilaritas disebabkan adanya gaya adhesi dan gaya kohesi yang

menentukan tegangan permukaan zat cair. Tegangan permukaan akan

mempengaruhi besar kenaikan atau penurunan zat cair pada pipa kapiler.

Tegangan permukaan bekerja sepanjang keliling pipa kapiler yang menarik zat

cair dengan gaya. Dinding akan mengadakan reaksi sebagai balasan atas aksi dan

menarik zat cair ke atas dengan gaya yang sama besar. Pada keadaan setimbang,

komponen vertikal gaya tarik dinding sebanding dengan berat air yang naik.

Permukaan air dan permukaan air raksa yang mengalami kenaikan atau penurunan

juga merupakan akibat tegangan permukaan. Kejadian sehari-hari banyak yang

memanfaatkan prinsip kapilaritas. Peristiwa naiknya minyak tanah melalui sumbu

kompor adalah peristiwa kapilaritas. Pengisapan air dan unsur hara oleh tumbuhan

melalui jaringan kapiler merupakan peristiwa kapilaritas. Hal lainnya yaitu

pengisapan air oleh kertas atau kain juga merupakan peristiwa kapilaritas

(Arini, 2019).

2.4 Massa Jenis

Massa jenis zat atau kerapatan zat adalah salah satu sifat yang dimiliki

oleh suatu zat atau benda, baik itu zat padat maupun zat cair. Prinsip kerja dari

penentuan densitas adalah perbandingan massa contoh tanpa udara pada suhu dan

volume tertentu dengan massa air pada suhu dan volume yang sama. Massa jenis

suatu zat dapat ditentukan dengan berbagai alat, salah satunya adalah dengan

menggunakan piknometer. Piknometer adalah suatu alat yang terbuat dari kaca,

bentuknya menyerupai botol parfum atau sejenisnya (Asidu dkk., 2017).


Cara menentukan densitas atau massa jenis adalah dengan cara

menimbang piknometer kosong, kemudian dimasukkan sampel dan ditimbang

kembali untuk mengatahui densitasnya dengan menggunakan rumus :

(w2−w 1)
ρ=
vp

Dengan ρ adalah densitas (g/mL), w 1 adalah berat piknometer kosong (g),

w2 adalah berat piknometer dengan sampel (g) dan Vp adalah volume piknometer

(mL) (Saputra dkk., 2017).

2.5 Gliserol

Gliserol adalah produk samping produksi biodisel dari reaksi

transesterifikasi dan merupakan senyawa alkohol dengan gugus hidroksil

berjumalh tiga buah. Gliserol (1,2,3 propanetriol) merupakan cairan yang tidak

berwarna, tidak berbau dan merupakan cairan kental yang memiliki rasa manis.

Gliserol dapat dimurnikan dengan proses destilasi agar dapat digunakan pada

industri makanan, farmasi atau juga dapat digunakan untuk pengolahan air.

Sebagai produk samping industri biodiesel, gliserol belum banyak diolah sehingga

nilai jualnya masih rendah (Prasetyo dkk., 2012).


BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Praktikum Kimia Fisik II dengan judul Praktikum “Penentuan Tegangan

Permukaan Cairan dengan Metode Rambat Kapiler“ dilaksanakan pada hari

Minggu, tanggal 13 Juni 2021, pada pukul 13:00 WITA-selesai, bertempat di

Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Halu Oleo, Kendari.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah gelas kimia 500 mL,

corong pisah, piknometer, viskometer oswald, neraca analitik, dan stopwatch 3

buah.

3.2.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah aquades, gliserol

1%, gliserol 2%, gliserol 3%, dan NaCl 2%.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Penentuan Tegangan Permukaan Cairan Aquades

Ditimbang berat kosong piknometer dan dicatat massanya. Kemudian,

dimasukkan aqaudes ke dalam piknometer tersebut, lalu ditimbang dan dicatat


massa yang telah berisi aquades. Kemudian dimasukkan ke dalam viskosimeter

oswald. Ditiup viskosimeter sampai cairan mencapai h2 dan diukur h2 sampai h1.

Terakhir dihitung waktu turun cairan dari h2.

3.3.2 Penentuan Tegangan Permukaan Cairan Gliserol 1%

Ditimbang berat kosong piknometer dan dicatat massanya. Kemudian,

dimasukkan larutan gliserol ke dalam piknometer tersebut, lalu ditimbang dan

dicatat massa yang telah berisi gliserol. Kemudian dimasukkan ke dalam

viskosimeter oswald. Ditiup viskosimeter sampai cairan mencapai h2 dan diukur

h2 sampai h1. Terakhir dihitung waktu turun cairan dari h2.

3.3.3 Penentuan Tegangan Permukaan Cairan Gliserol 2%

Ditimbang berat kosong piknometer dan dicatat massanya. Kemudian,

dimasukkan larutan gliserol ke dalam piknometer tersebut, lalu ditimbang dan

dicatat massa yang telah berisi gliserol. Kemudian dimasukkan ke dalam

viskosimeter oswald. Ditiup viskosimeter sampai cairan mencapai h2 dan diukur

h2 sampai h1.Terakhir dihitung waktu turun cairan dari h2.

3.3.4 Penentuan Tegangan Permukaan Cairan Gliserol 3%

Ditimbang berat kosong piknometer dan dicatat massanya. Kemudian,

dimasukkan larutan gliserol ke dalam piknometer tersebut, lalu ditimbang dan

dicatat massa yang telah berisi gliserol. Kemudian dimasukkan ke dalam

viskosimeter oswald. Ditiup viskosimeter sampai cairan mencapai h2 dan diukur

h2 sampai h1. Terakhir dihitung waktu turun cairan dari h2.


3.3.5 Penentuan Tegangan Permukaan Cairan Natrium Klorida (NaCl) 2%

Ditimbang berat kosong piknometer dan dicatat massanya. Kemudian,

dimasukkan larutan NaCl ke dalam piknometer tersebut, lalu ditimbang dan

dicatat massa yang telah berisi NaCl. Kemudian dimasukkan ke dalam

viskosimeter oswald. Ditiup viskosimeter sampai cairan mencapai h2 dan diukur

h2 sampai h1. Terakhir dihitung waktu turun cairan dari h2.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Praktikum

4.1.1 Tabel Penentuan Tegangan Permukaan Cairan

No. Sampel Perlakuan Pengamatan

1. Aquades - Menimbang berat - Berat piknometer


piknometer kosong kosong = 31,3546 g
- Memasukkan aquades
ke dalam piknometer
- Menimbang kembali - Berat piknometer +
piknometer yang telah aquades = 81,7561 g
berisi aquades
- Memasukkan larutan
tersebut ke dalam
viskosimeter Oswald
- Meniup viskosimeter
sampai mencapai h2
- Mengukur h2 sampai
h1
- Menghitung waktu t1 = 6,35 s
turun cairan dari h2 ke t2 = 5,69 s
h1 t3 = 6,27 s

2. Gliserol - Memasukkan gliserol


ke dalam piknometer
1%
- Menimbang - Berat piknometer +
piknometer tersebut glisrol % = 81,7561 g
- Memasukkan larutan
tersebut ke dalam
viskosimeter Oswald
- Meniup viskosimeter
sampai mencapai h2
- Mengukur h2 sampai
h1
- Menghitung waktu t1 = 6,93 s
turun cairan dari h2 ke t2 = 6,63 s
h1 t3 = 6,65s
3. Gliserol - Memasukkan gliserol
ke dalam piknometer
2%
- Menimbang
piknometer tersebut
- Memasukkan larutan
tersebut ke dalam
viskosimeter Oswald - Berat piknometer +
- Meniup viskosimeter glisrol 2% = 82,4752 g
sampai mencapai h2
- Mengukur h2 sampai
h1
- Menghitung waktu t1 = 6,81 s
turun cairan dari h2 ke t2 = 6,87 s
h1 t3 = 6,85 s

4. Gliserol - Memasukkan gliserol


ke dalam piknometer
3%
- Menimbang - Berat piknometer +
piknometer tersebut glisrol 3% = 83,2397 g
- Memasukkan larutan
tersebut ke dalam
viskosimeter Oswald
- Meniup viskosimeter
sampai mencapai h2
- Mengukur h2 sampai
h1
- Menghitung waktu t1 = 7,55 s
turun cairan dari h2 ke t2 = 7,53 s
h1 t3 = 7,70 s

5. NaCl 2% - Memasukkan NaCl ke


dalam piknometer
- Menimbang - Berat piknometer +
piknometer tersebut NaCl 2% = 87, 4696 g
- Memasukkan larutan
tersebut ke dalam
viskosimeter Oswald
- Meniup viskosimeter
sampai mencapai h2
- Mengukur h2 sampai
h1 t1 = 6,53 s
- Menghitung waktu t2 = 6,30 s
turun cairan dari h2 ke t3 = 6,97 s
h1

4.2 Pembahasan
Tegangan permukaan adalah gaya yang diakibatkan oleh suatu benda yang

bekerja pada permukaan zat cair sepanjang permukaan yang menyentuh benda itu.

Tegangan permukaan yang timbul akan semakin besar jika gaya coulomb medan

listrik yang ada juga semakin tinggi. Ketika gaya Coulomb medan listrik pada

larutan yang memancar (jet) rendah, maka tegangan permukaan juga akan rendah

sehingga jet tidak cukup diregangkan oleh medan listrik, begitu juga sebaliknya.

Jika pada suatu permukaan sepanjang l bekerja gaya sebesar F yang arahnya tegak

lurus pada l, γ dan menyatakan tegangan permukaan (N/m) (Waluyo, 2019).

Anda mungkin juga menyukai