PERTEMUAN 3
I. TUJUAN PRAKTIKUM
a. Mahasiswa mampu menentukan tegangan permukaan dari suatu zat cair (aquadest
dan parafin liquid)
b. Mahasiswa mampu menurunkan konsentrasi misel kritis (KMK) dari suatu
surfaktan (tween 80)
• BAHAN
1. Batang pengaduk
2. cawan petri
3. corong, gelas ukur 100 ml
4. pipa kapiler, pipet skala
5. pipet tetes
6. pot plas
IV. METODE PRAKTIKUM
• Pembuatan larutan tween 80
a) Disiapkan alat dan bahan.
b) Ditimbang tween 80 dengan konsentrasi 1%, 2%, 3%, 4%, 5%, 6%, 7%, 8%, 9%, dan
10%. c) Dilarutkan masing-masing tween 80 dan dicukupkan hingga100 ml. 2) Pengukuran
tegangan permukaan cairan
c). Disiapkan alat dan bahan. b) Dipipet 20 ml aquadest dan parafin cair kemudian
dimasukkan kedalam 2 cawan petri yang berbeda. c) Dimasukkan pipa kapiler kedalam
cawan petri yang telah
• Pembuatan larutan tween 80
a. Disiapkan alat dan bahan. b) Ditimbang tween 80 dengan konsentrasi 1%, 2%, 3%,
4%, 5%, 6%, 7%, 8%, 9%, dan 10%. c) Dilarutkan masing-masing tween 80 dan
dicukupkan hingga 100 ml. 2) Pengukuran tegangan permukaan cairan
Disiapkan alat dan bahan. b) Dipipet 20 ml aquadest dan parafin cair kemudian
b. dimasukkan kedalam 2 cawan petri yang berbeda. c) Dimasukkan pipa kapiler
kedalam cawan petri yang telah
V. HASIL PRAKTIKUM
1) Paraffin
- Mp = (c) – (a)
= 37,86 – 18,04
= 19,82
𝑚𝑝 19,82
- Dp = 𝑉𝑝𝑘 = 23,349 = 0,848 gr/cm3
𝑑𝑝 0,848
- Pp = 𝑑 𝑎𝑖𝑟 = 0,997 = 0,85 gr/cm3
1
- Xp = 2 . 𝑟. ℎ𝑝. 𝑃𝑝. 𝑔
1
= 2 . 0,115. 1,8. 0,85. 981
= 86,30 N/m
2) Tween 3 %
- Mt3 = d – a
= 41,04 – 18,04
= 23
𝑚𝑡3 23
- Dt3 = 𝑉𝑝𝑘 = 23,349 = 0,985 g/cm3
𝑑𝑡3 0,985
- Pt3 = 𝑑𝑡 𝑎𝑖𝑟 = 0,997
= 0,987 𝑔/𝑐𝑚2
1
- Xt3 = 2 . 𝑟 . ℎ𝑝 . 𝑃𝑝 . 𝑔
1
= 2 . 0,115 . 1,05 . 0,987 . 981 = 79,11 𝑁/𝑚
3) Tween 4 %
- Mt4 = c-a
= 40,91 – 18,04
= 22,87
𝑚𝑡4 22,87
- Dt4 = 𝑉𝑝𝑘 = 23,349 = 0,979 𝑔/𝑐𝑚3
𝑑𝑡4 0,979
- Pt4 = = = 0,981 𝑔/𝑐𝑚3
𝑑 𝑎𝑖𝑟 0,997
1
- Xt4 = 2 . 𝑟 . ℎ𝑡4 . 𝑃𝑡4 . 𝑔
1
= . 0,115 . 1,85 . 0,981 . 981 = 102,371 𝑁/𝑚
2
4) Aquadest
- Maq = b- a
= 41,32 – 18,04 = 23,28
𝑚𝑎𝑞 23,28
- Daq = 𝑉𝑝𝑘 = 23,49 = 0,997 𝑔/𝑐𝑚3
𝑑𝑎𝑞 0.997
- Paq = 𝑑 𝑎𝑖𝑟 = 0,997 = 1 𝑔/𝑐𝑚3
1
- Xaq = . 𝑟 . ℎ𝑎𝑞 . 𝑃𝑎𝑞 . 𝑔
2
1
= 2 . 0,115 . 2 . 1 . 981
= 112,815 N/m
VI. PEMBAHASAN DI SERTAI JURNAL ILMIAH
Pada percobaan ini dilakukan dengan metode kenaikan kapiler. Tegangan permukaan
adalah gaya atau tarikan kebawah yang menyebabkan permukaan cairan berkontraksi den
benda dalam keadaan tegang. Hal ini disebabkan oleh gaya-gaya tarik yang tidak
seimbang pada antar muka cairan. Gaya ini biasa segera diketahui pada kenaikan cairan
biasa dalam pipa kapilerdan bentuk suatu tetesan kecil cairan. tegangan permukaan
merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang berada dalam
keadaan diam (statis). Besarnya tegangan permukaan diperngaruhi oleh beberapa faktor,
seperti jenis cairan, suhu, dan, tekanan, massa jenis, konsentrasi zat terlarut, dan
kerapatan. Jika cairan memiliki molekul besar seperti air, maka tegangan permukaannya
juga besar. salah satu
factor yang mempengaruhi besarnya tegangan permukaan adalah massa jenis/ densitas
(D), semakin besar densitas berarti semakin rapat muatan-muatan atau partikel-partiekl
dari cairan tersebut. Kerapatan partikel ini menyebabkan makin besarnya gaya yang
diperlukan untuk memecahkan permukaan cairan tersebut. Hal ini karena partikel yang
rapat mempunyai gaya tarik menarik antar partikel yang kuat. Sebaliknya caiarn yang
mempunyai densitas kecil akan mempunyai tegangan permukaan yang kecil pula.
Konsentrasi zat terlarut (solut) suatu larutan biner mempunyai pengaruh terhadap sifat-
sifat larutan termasuk tegangan muka dan adsorbsi pada permukaan larutan. Telah
diamati bahwa solut yang ditambahkan kedalam larutan akan menurunkan tegangan
muka, karena mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih besar daripada didalam
larutan. Sebaliknya solut yang penambahannya kedalam larutan menaikkan tegangan
muka mempunyai konsentrasi.
Dalam praktikum ini digunakan fase air (air dan Tween 80) dan fase minyak (parafin
cair dan span 80), digunakan air karena air cocok untuk melarutkan cairan tween yang
dimana tween cairan kental seperti minyak, tetapi cenderung mudah larut dalam pelarut
air, sedangkan digunakan parafin cair karena parafin dapat melarutkan span yang
umumnya larut dan terdispersi dalam minyak dan pelarut organik, dalam air biasanya
tidak larut tetapi terdispersi dan merupakan cairan kental yang tidak dapat larut dalam air
VII. KESIMPULAN
Dalam kehidupan sehari-hari tegangan permukaan cairan banyak dimanfaatkan dalam
hubungannya dengan kemampuan cairan tersebut membasahi benda. Detergen sintesis
modern misalnya, di desain untuk meningkatkan kemampuan air membasahi kotoran yang
melekat pada pakaian, yaitu dengan menurunkan tegangan permukaan sehingga hasil cucian
menjadi bersih. Demikian pula alkohol dan jenis obat antiseptik lainnya, selain dibuat agar
memiliki daya bunuh kuman yang baik juga memiliki tegangan permukaan rendah agar
membasahi seluruh permukaan luka.
VIII. DAFTAR PUSTAKA
nonim,2007.”Penuntun Praktikum Farmsi Fisik”.Universitas Muslim Indonesia. Makssar.
Lachman,L,.Lieberman,H.A.,and kanig,j.l.,1986.”The theory and practice of industrial
pharmachy.Jakarta.
Martin,A,1993.”Farnasi Fisik”.Penerbit UI-Presss.Jakarta.
Tim dosen,2006.”Bahan Ajar Farmasi fisika”.Universitas Muslim Indonesia. Makas
IX. LAMPIRAN