Anda di halaman 1dari 3

Tegangan permukaan didefinisikan sebagai gaya persatuan panjang yang bekerja sejajar dengan

permukaan untuk memgimbangi gaya kohesi dari molekul dalam cairan terhadap molekul di permukaan
cairan. Penentuan tegangan permukaan dilakukan menggunakan alat tensiometer dengan metode
cincin du Nouy. Prinsipnya, gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat cincin platina iridium yang
dicelupkan pada permukaan adalah berbanding lurus dengan tegangan permukaan.

Dalam percobaan sampel diukur tegangan permukaannya dengan metode cincin du nouy adalah
paraffin cair. Paraffin murni yang tidak mengalami perlakuan apapun memiliki tegangan permukaan
sebesar 10,2 mN/m atau 10,2 dyne/cm. Dalam literatur (P.Becker. “Emulsion : teory and Practice 2 nd
edition), tegangan permukaan paraffin cair adalah sebesar 33,1 dyne/cm. Perbedaan ini dapat
diakibatkan karena perbedaan suhu saat pengukuran, perbedaan konsentrasi atau kemurnian paraffin
yang digunakan, serta kemungkinan alat yang belum terkalibrasi dengan baik. Tegangan permukaan
yang terjadi pada paraffin cair diakibatkan karena adanya gaya kohesi yaitu gaya tarik-menarik antara
partikel sejenis. Dengan sifat tersebut paraffin mampu untuk menahan benda-benda kecil di
permukaannya. Dalam sediaan farmasi tegangan permukaan berpengaruh pada :
1. Dalam mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat pada sediaan
obat.
2. Penetrasi molekul melalui membrane biologis
3. Pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel tidak larut dalam media
cair untuk membentuk sediaan suspensi
(Sutrisno, 1992).

Untuk memperkecil kesalahan pengukuran akibat penggunaan alat, mula-mula alat tensiometer
dikalibrasi terlebih dahulu, yaitu dengan cara berat beban diukur terlebih dahulu. Sebelum beban
digantungkan, pembacaan di-nol-kan terlebih dahulu, dilihat dari kedudukan jarum yang berhimpit
dengan garis yang berada di tengah cermin. Kemudian, beban tersebut digantungkan pada lengan torsi.
Lalu, tegangan permukaan (P baca) ditentukan dengan tetap mempertahankan jarum penunjuk tetap
berhimpit pada garis di tengah cermin. Cincin Pt-Ir dibersihkan terlebih dahulu dengan dicelupkan ke
dalam alcohol. Setelah itu, cincin digantungkan pada lengan torsi baru kemudian digunakan untuk
menentukan tegangan permukaan.

Dilakukan pula percobaan untuk melihat pengaruh suhu terhadap tegangan permukaan paraffin
cair. Paraffin yang dipanaskan terlebih dahulu hingga suhu 55 derajat celcius. Didapatkan tegangan
paraffin cair 55 adalah 7,5 mN/m. tegangan permukaan paraffin 55 C lebih kecil dibandingkan paraffin
murni yang tidak diberi perlakuan apapun. Ini menunjukkan bahwa suhu dapat mempengaruhi nilai
tegangan permukaan. Dengan naiknya suhu, nilai tegangan permukaan akan semakin menurun. Hal
tersebut disebabkan karena ketika suhu meningkat, ada energi tambahan yang diberikan ke dalam
cairan sehingga meninkatkan energi kinetik molekul-molekul dalam cairan, menyebabkan pengaruh
interaksi antar cairan berkurang. Gaya kohesi antarpartikel sejenis dalam paraffin cair menurun
sehingga tegangan permukaan juga menurun.

Beberapa hal yang juga perlu diperhatikan dalam penggunaaan metode cincin du nouy adalah
- Kawat dari cincin harus horizontal
- Bejana yang berisi cairan haruslah cukup besar
- Permukaan cairan harus tidak berombak
- Cincin tidak boleh bergerak kecuali gerakan ke atas
- Pengontrolan suhu

Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda kecil di permukaannya. Tegangan terjadi
karena adanya gaya kohesi yaitu gaya tarik-menarik antara partikel sejenis. Ada beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi tegangan permukaan, antara lain adalah suhu. Dengan naiknya suhu, nilai tegangan permukaan
akan semakin menurun. Hal ini disebabkan karena ketika suhu meningkat, ada energi tambahan yang diberikan ke
dalam cairan sehingga meninkatkan energi kinetik molekul-molekul dalam cairan, menyebabkan pengaruh
interaksi antar cairan berkurang. Kemudian, factor lain yang mempengaruhi adalah tekanan jenis. Penaruh
tekanan jenis berhubungan dengan volume molar. Semakin besar volume, maka tegangan permukaannya semakin
besar. Faktor selanjutnya adalah pengaruh dari komposisi cairan (konsentrasi). Semakin tinggi konsentrasi suatu
zat, maka tegangan permukaannya semakin tinggi. Kemudian, massa jenis suatu zat juga berpengaruh pada
tegangan permukaan. Massa jenis berhubungan dengan kerapatan suatu zat. Semakin rapat zat tersebut, maka
tegangan permukaannya semakin besar.

Aplikasi lainnya yaitu dengan adanya surfaktan yang mampu menurunka tegangan permukaan, tegangan
antarmuka, dan meningkatkan kestabilan system emulsi. Sifat aktif permukaan surfaktan tersebut membuat
surfaktan banyak digunakan pada berbagai bidang industry sabun, deterjen, produk perawatan diri, dan
kosmetika. Kemudian aplikasi lain yang disebabkan karena adanya tegangan permukaan adalah tetesan air dari
kran dan tetesan embun berbentuk bola karena dengan itu terbentuk permukaan yang sempit untuk memudahkan
tegangan. Selain itu, serangga dapat berjalan di atas air karena berat serangga dapat diatasi oleh kulit yaitu saat
cairan membentuk kulit penutup.

Sebenarnya, penentuan nilai tegangan permukaan tidak hanya ditentukan dengan metode cinci du Nouy saja. Ada
beberapa metode yang dapat digunakan untuk menentuka tegangan permukaan. Metode-metode tersebut antara
lain metode pipa kapiler, metode maximum Bubble Pressure, metode Drop-Weight, metode Wilhelmy Plate
tensiometer, dan metode Du Noüy-Padday Rod Pull tensiometer.

Pada metoda pipa kapiler, tegangan permukaan zat cair dan sudut kelengkungannya diukur dengan memakai pipa
berdiameter. Salah satu ujung pipa tersebut dicelupkan kedalam permukaan zat cair maka zat cair tersebut
permukaannya akan naik sampai ketinggian tertentu. Pada percobaan ini salah satu aspek yang mudah diamati
adalah tentang sifat zat cair yaitu apakah zat cair itu adhesive atau non-adhesive. Kemudian, pada metode
maximum Buble Pressure, gelembung akan bergantung pada tekanan yang diberikan. Saat tekanan ditambahkan
maka jari – jari gelembung akan membesar. Saat gelembung membesar, pertama – tama jari – jari akan mengecil
sampai mencapai minimum saat gelembung membentuk setengah lingkaran dengan jari – jari yang sama dengan
jari – jari tube. Tambahan tekanan akan menyebabkan gelembung terlepas dari tube. Lalu pada metode Drop-
Weight tegangan permukaan dan berat tetesan cairan sampel dibandingkan dengan tegangan permukaan dan
berat cairan standar yang telah diketahui. Selanjutnya, pada metode piringan Wilhelmy (Wilhelmy Plate
tensiometer), gaya yang dibutuhkan untuk mengangkat piring diukur dan tegangan permukaan ditentukan.
Namun, metode ini tidak lagi banyak digunakan. Kemudian metode Du Noüy-Padday Rod Pull tensiometer
menggunakan batang yang diturunkan ke dalam cairan uji. Batang tersebut kemudian ditarik keluar dari cair dan
gaya yang dibutuhkan untuk menarik batang justru diukur. Ini adalah metode yang agak baru yang akurat dan
berulang. Du Noüy-Padday Rod Tarik tensiometer akan melakukan pengukuran cepat dan tidak seperti metode
cincin dan plat, akan bekerja dengan cairan dengan berbagai viskositas. Metode yang terakhir inilah merupakan
metode yang paling efektif untuk menentukan nilai tegangan permukaan.

Mekanisme aksi surfaktan diduga melibatkan absorbsi hidrokarbon oleh permukaan

partikel yang hidropibik sedangkan bagian polar surfaktan diserahkan ke fase air dan pada

poliserbat adalah salah satu bahan pembasah yang digunakan dalam sediaan farmasi dan

merupakan hal yang konsensi oleat dari sursobotol anhidrannya berkondensasi dengan lebih

kurang 20 molekul etilekosida, berupa cairan kental dengan kekentalan 600 CPS dan bersifat

non ionik. Bahan pembasah adalah bahan yang dapat menurunkan tegangan antara partikel-

partikel (Sutri Manfaat Fenomena antar muka dalam farmasi (Giancoli,2001):

Anda mungkin juga menyukai