Anda di halaman 1dari 8

VI.

Pembahasan

6.1 Tegangan Permukaan di Bidang Farmasi

Tegangan permukaan adalah gaya per satuan panjang yang di kerjakan

sejajar permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan kedalam pada cairan, hal

tersebut karena gaya adhesi lebih kecil dari gaya kohesi antara molekul cairan

sehingga menyebabkan terjadinya gaya kedalam pada permukaan cairan.

(Giancoli, D. 2001).

Dalam dunia farmasi fenomena yang berkaitan dengan permukaan atau

antarmuka sangat bermanfaat, seperti untuk pembuatan sediaan farmasi berbentuk

emulsi dan suspensi. Selain itu, manfaat tegangan permukaan dalam bidang

farmasi adalah: (Giancoli, D. 2001)

1. Dalam mempengaruhi penyerapan obat pada bahan pembantu padat

pada sediaan obat

2. Penetrasi molekul melalui membran biologis

3. Pembentukan dan kestabilan emulsi dan dispersi partikel tidak larut

dalam media cair untuk membentuk sediaan suspensi

6.2 Metode Tensiometer Du Nouy

Pada percobaan kali ini, metode yang digunakan adalah tensiometer cincin

Du-Nouy. Metode cincin Du-Nouy dipilih karena pada percobaan ini akan

ditentukan tegangan permukaan dan tegangan antar muka, dimana metode cincin

Du-Nouy bisa digunakan untuk mengukur tegangan permukaan ataupun tegangan

antar muka. Sedangkan metode yang lain seperti metode kenaikan kapiler, untuk
penentuan tegangan permukaan saja. Cara metode Du-Nouy lebih cepat dibanding

metode kenaikan kapiler, karena alat yang diperlukan lebih praktis. Alat dari

metode Du-Nouy disebut tensiometer, terdiri atas cincin platina dan timbangan.

Sedangkan Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskan

suatu cincin platina iridium yang dicelupkan pada permukaan sebanding dengan

tegangan permukaan atau tegangan antar muka dari cairan tersebut.

6.3 Tegangan Permukaan dan Antarmuka

6.3.1 Tegangan Permukaan Air dan Minyak

Setelah dilakukan percobaan, didapatkan hasil tegangan permukaan

minyak sebesar 63, 928 dyne/cm. Tegangan permukaan minyak ini menunjukkan

bahwa gaya yang bekerja antara minyak dan udara yang sejajar permukaan

minyak untuk mengimbangi gaya kohesi antara molekul minyak di bagian dalam

adalah 63,928 dyne/cm. Tegangan permukaan air adalah 72,8 dyne/cm. Hal

tersebut menunjukkan bahwa gaya yang bekerja antara air dan udara yang sejajar

permukaan zat cair untuk mengimbangi gaya kohesi antara molekul air di bagian

dalam adalah 72, 8 dyne/cm. Hal ini sesuai dengan literatur yang didapat.

Berdasarkan literatur, tegangan permukaan air lebih besar daripada minyak karena

berat jenis air lebih besar daripada minyak. Berat jenis air 1000 kg/𝑚3 sedangkan

berat jenis minyak adalah 800 kg/𝑚3 . Berat jenis akan sebanding dengan

tegangan permukaan.
6.3.2 Tegangan Antarmuka Air dan Minyak

Tegangan antarmuka adalah gaya yang bekerja pada antarmuka

cairan yang tidak saling bercampur. Tegangan antarmuka minyak+air

79, 625 dyne/cm, dan tegangan permukaan air 72,8 dyne/cm. Dari

hasil yang didapat, tegangan antarmuka lebih besar dibandingkan

dengan tegangan permukaan. Hal ini tidak sesuai dengan literatur.

Pada literatur disebutkan bahwa seharusnya tegangan antarmuka lebih

kecil dibandingkan dengan tegangan permukaan, karena gaya adhesi

antara dua fase cairan yang membentuk suatu antarmuka lebih besar di

cairan dan gas. Hal ini dapat terjadi karena adanya kesalahan praktikan

saat menggunakan alat untuk penentuan skala terbuka pada air dan

minyak+air. Seperti posisi cincin yang tidak tepat berada di permukaan

zat cair atau ketidaktelitian praktikan saat melakukan pelepasan cincin

dari permukaan.

6.3.3 Faktor Koreksi

Pada perhitungan tegangan permukaan dan antarmuka

menggunakan metode tensiometer Du-Nouy, digunakan faktor koreksi.

Faktor koreksi diperlukan karena ada variabel-variabel tertentu yang

tidak dapat diabaikan, yaitu: (Kosman, R. 2006)

- Jari-jari cincin

- Jari-jari kawat yang membentuk cincin

- Volume zat cair yang naik dari permukaan


6.3.4 Antarmuka Minyak dan Air

Pada saat dilakukan percobaan, terlihat bahwa antarmuka minyak

dan air tidak bercampur. Dilihat dari kepolarannya, air merupakan

senyawa polar karena mempunyai H dan O yang mempunyai perbedaan

keelektronegatifan besar. Minyak merupakan senyawa non-polar, karena

tersusun atas rantai hidrokarbon panjang. Jadi air yang merupakan

senyawa polar tidak akan pernah larut dengan minyak yang merupakan

senyawa non-polar. Hal ini dikarenakan minyak hanya dapat membentuk

dipol sesaat. Sesuai dengan teori kelarutan “like dissolve like” bahwa

senyawa polar hanya akan larut dalam senyawa polar, senyawa non polar

akan larut dengan senyawa non polar. Sedangkan senyawa polar tidak

akan larut dengan senyawa non-polar. Posisi minyak selalu berada diatas

dan air selalu berada dibawah. Hal ini karna air dan minyak memiliki

massa jenis yang berbeda. Massa jenis air lebih besar dbandingkan dengan

massa jenis minyak, sehingga saat minyak dicampurkan dengan air,

minyak akan berada dibagian atas wadah penampungnya.

6.4 Pengaruh Zat Terlarut

Adanya surfaktan pada permukaan menyebabkan gaya adhesi antara zat

cair dan udara meningkat, sehingga tegangan permukaannya menurun. Tetapi

surfaktan menurunkan tegangan permukaan sampai Konsentrasi Misel Kritik

(KMK). Surfaktan menurunkan tegangan permukaan air dengan mematahkan

ikatan-ikatan hidrogen pada permukaan. Hal ini dilakukan dengan menaruh


kepala-kepala hidrofiliknya pada permukaan air dengan ekor-ekor hidrofobiknya

terentang menjauhi permukaan air (Martin, 1993).

6.4.1 Pengaruh Tween 80 terhadap Skala yang Terbaca

Pada percobaan ini digunakan surfaktan yaitu tween 80 sebagai zat

terlarut. Surfaktan adalah suatu senyawa yang amphifil yaitu memiliki

gugus yang polar dan gugus yang non polar. Pada permukaan air,

bagian polarnya akan mengarah ke air, sedangkan bagian yang non

polar akan mengarah ke udara. Hal tersebut menyebabkan gaya adhesi

antara molekul air dan udara semakin meningkat sehingga gaya yang

diperlukan untuk melepaskan cincin yang tercelup kedalam zat cair

semakin kecil. Pada percobaan ini digunakan tween 80 dengan

konsentrasi yang berbeda-beda yaitu 0,1, 0,2, 0,3, 0,4, 0,5, 1, 2, 3, 4

g/50 ml air. Menurut literatur, seiring dengan peningkatan konsentrasi

tween 80 maka skala yang terbaca pada alat akan semakin kecil. Skala

yang terbaca itu sebanding dengan gaya yang diperlukan untuk

melepaskan cincin yang tercelup kedalam zat cair, maka semakin kecil

skala yang terbaca pada alat, semakin kecil pula gaya yang dibutuhkan

untuk melepaskan cincin yang tercelup kedalam zat cair. Skala yang

didapat seiring dengan peningkatan konsentrasi tween 80 yang

ditambahkan yaitu 38,1, 42,2, 41,9, 40,3, 39,1, 42,9, 35, 41,9, 32,9.

Dilihat dari skala yang terbaca, ada beberapa skala yang mengalami

kenaikan. Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor penggunaan alat,

pemutaran alat penunjuk skala tidak sepenuhnya tepat.


6.4.2 Pengaruh Tween 80 terhadap Tegangan Permukaan

Pada percobaan ini digunakan surfaktan yaitu tween 80 sebagai

zat terlarut. Karena zat terlarut yang digunakan adalah surfaktan yang

amphifil maka gaya adhesi antara molekul air dan udara semakin

meningkat sehingga tegangan permukaan menurun. Pada percobaan ini

digunakan tween 80 dengan konsentrasi yang berbeda-beda yaitu 0,1,

0,2, 0,3, 0,4, 0,5, 1, 2, 3, 4 g/50 ml air. Seiring dengan peningkatan

konsentrasi tween 80 maka tegangan permukaan yang didapat yaitu

86,678, 96,005, 95,323, 91,683, 88,953, 97,598, 79,625, 95,323,

74,848 dyne/cm. Dari literatur yang didapat, yaitu semakin tinggi

konsentrasi surfaktan, maka semakin kecil tegangan

permukaannya. Seharusnya perbandingan konsentrasi dan tegangan

permukaan menunjukkan adanya hubungan berbanding terbalik antara

konsentrasi tween 80 dan tegangan permukaan. Hasil yang didapat

tidak sesuai dengan literatur, hal tersebut dikarenakan skala yang

terbuka dari setiap konsentrasi tween 80 mengalami kenaikan dan

penurunan.

6.4.3 Konsentrasi Misel Kritik (KMK)

Konsentrasi misel kritik adalah titik dimana peningkatan

konsentrasi surfaktan tidak lagi mempengaruhi penurunan tegangan

permukaan. Hal tersebut terjadi karena surfaktan tidak lagi berada di

permukaan, tetapi masuk kedalam air membentuk suatu agregat yang

dikenal dengan misel. Ketika misel terbentuk maka meningkatnya


konsentrasi surfaktan tidak lagi akan menyebabkan penurunan

tegangan permukaan. (Atkins, 1999)

Pada grafik antara konsentrasi surfaktan (x) dan tegangan

permukaan (y) yang didapat tidak ditemukan titik KMK. Beberapa

faktor yang memengaruhi KMK adalah : (Atkins, 1999)

- Untuk deret homolog surfaktan rantai hidrokarbon, nilai KMK bertambah

dua kali dengan berkurangnya satu atom C dalam rantai.

- Gugus aromatik dalam rantai hidrokarbon akan memperbesar nilai KMK

dan juga kelarutan.

- Adanya garam menurunkan nilai KMK surfaktan ion.

Penurunan KMK hanya bergantung pada konsentrasi ion lawan, yaitu

makin besar konsentrasinya makin menurun KMK-nya.

6.5 Hubungan BJ dengan Tegangan Permukaan

Salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya tegangan permukaan

adalah berat jenis, semakin besar berat jenisnya berarti semakin rapat muatan-
muatan atau partikel-partikel dari cairan tersebut. Kerapatan partikel ini

menyebabkan makin besarnya gaya yang diperlukan untuk memecahkan

permukaan cairan tersebut. Hal ini karena partikel yang rapat mempunyai gaya

tarik menarik antar partikel yang kuat. Sebaliknya cairan yang mempunyai berat

jenis kecil akan mempunyai tegangan permukaan yang kecil pula. (Mawarda,

2009).

Dari percobaan, antara berat jenis dengan tegangan permukaan tidak

menunjukkan kesesuaian. Hal ini dapat disebabkan karena adanya ketidaktelitian

praktikan saat menimbang piknometer kosong, piknometer yang berisi akuades

dan piknometer yang berisi larutan tween 80 dengan konsentrasi yang berbeda-

beda, sehingga berat jenis yang didapat tidak tepat.

Anda mungkin juga menyukai