Anda di halaman 1dari 8

TUGAS REMIDIAL

FARMASI FISIKA II
“RANGKUMAN MATERI TEGANGAN ANTAR MUKA”

OLEH:
RIRIN RYANTI KOTTEN (194111095)

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS CITRA BANGSA
KUPANG
2023
1. PENDAHULUAN
Tegangan antarmuka dalam bidang farmasi adalah faktor yang mempengaruhi
adsorbsi obat dalam bentuk sediaan padat, penetrasi molekul melalui membran biologi, dan
digunakan pada pembuatan sediaan emulsi yang mempengaruhi stabilitasnya. Emulsi
merupakan sediaan hasil campuran antara minyak dan air,dimana diketahui minyak dan air
tidak dapat saling bercampur. Hal ini karena adanya tegangan antarmuka antara kedua jenis
zat tersebut. Sebuah bahan yang disebut surfaktan, bekerja dengan cara menurunkan
tegangan antarmuka kedua zat yang mengakibatkan globul air dan globul minyak dapat
bersatu membentuk sebuah emulsi.

1.1 PENGERTIAN
Setiap zat memiliki permukaan, contohnya permukaan meja, permukaan air,
permukaann tembok, dan lain-lain. Bila fase berada bersama-sama, batas antara keduanya
disebut suatu antarmuka. Diantara permukaan kedua fase terdapat sebuah gaya. Gaya inilah
yang disebut sebagai Tegangan Antarmuka. Oleh karena itu, tegangan antarmuka adalah
gaya per satuan panjang yang terdapat pada antarmuka dua fase yang tidak dapat
tercampur.

Tegangan antarmuka adalah gaya per satuan panjang yang terdapat pada antarmuka
dua fase cair yang tidak bercampur, mempunyai satuan dyne/cm. Tegangan antarmuka
selalu lebih kecil dari pada tegangan permukaan karena gaya adhesive dua fase cair yang
membentuk suatu antarmuka lebih besar daripada bila suatu fase cair dan suatu fase gas
berada bersama-sama. Jadi, bila cairan bercampur dengan sempurna, tidak ada tegangan
antarmuka yang terjadi.

 Secara matematis, besar tegangan permukaan untuk benda yang memiliki satu
permukaan dapat ditulis dalam persamaan berikut:

 Jika lapisan yang terbentuk memiliki dua permukaan maka persamaannya menjadi:
Keterangan:

γ = Tegangan permukaan (N/m)

F = Gaya permukaan (N)

L = Panjang permukaan benda (m)

 Contoh:

Bila panjang dari Batang L adalah 5 cm dan massa yang dibutuhkan untuk
memecah film adalah 0,50 gram, berapakah tegangan permukaan larutan tersebut ?

 Jawab:

Ingat bahwa gaya ke bawah sama dengan massa dikalikan dengan percepatan
karena adanya gravitasi, F = m . a = 0,50 x 981 cm/det2 = 490,5 dyne

1.2 METODE PENGUKURAN TEGANGAN ANTARMUKA

Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam mengukur tegangan permukaan dan
tegangan antarmuka, diantaranya adalah metode kenaikan kapiler dan metode cincin Du
Nouy. Metode kenaikan kapiler merupakan cara yang paling sederhana tetapi hasilnya
cukup teliti. Perlu dicatat bahwa pemilihan suatu metode tertentu bergantung pada tegangan
permukaan atau tegangan antarmuka yang akan ditentukan, ketepatan dan kemudahan yang
diinginkan, ukuran sampel yang tersedia, dan efek waktu pada tegangan permukaan.

a. Metode Kenaikan Kapiler

Metode kenaikan kapiler digunakan untuk mengukur tegangan permukaan. Prinsip


metode ini adalah bila suatu tabung kapiler dimasukkan dalam labu berisi zat cair maka
pada umumnya zat cair akan naik di dalam tabung kapiler sampai jarak tertentu. Gaya (f)
yang menyebabkan cairan naik besamya adalah:
Keterangan :

r = Jari-jari kapiler

γ = Tegangan permukaan cairan (N/m)

F = Gaya yang menyebabkan cairan naik (N)

θ = Sudut sentuh antara cairan dengan dinding gelas

Pada saat cairan berhenti merambat naik menunjukkan bahwa kesetimbangan telah
tercapai, dengan kata lain kedua gaya F dan F’ sama. Dengan menggabung kedua
persamaan di atas maka akan di dapatkan persamaan berikut ini:

Gambar. Metode kenaikan pipa kapiler untuk mengukur tegangan permukaan

 Contoh :

Suatu sampel kloroform naik sampai ketinggian 3,67 cm pada 20 dalam suatu
tabung kapiler yang mempunyai jari-jari dalam 0,01 cm. Berapakah tegangan
permukaan kloroform pada temperatur ini? Kerapatan kloroform adalah 1,476
g/cm3.
 Jawab:

b. Metode Cincin Du Nouy

Tensiometer Du Nouy dipakai untuk mengukur tegangan permukaan dan tegangan


antarmuka. Prinsip kerjanya adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin
platina-iridium yang dicelupkan pada permukaan atau antarmuka sebanding dengan
tegangan permukaan atau tegangan antarmuka. Gaya yang diperlukan tersebut dalam
satuan dyne. Alat ini mengukur bobot dari cairan yang dikeluarkan dari bidang
antarmuka tepat sebelum cincin tersebut menjadi lepas (Gambar 6). Suatu faktor koreksi
diperlukan karena teori sederhana tersebut tidak memperhitungkan variabel tertentu
seperti jari-jari cincin, jari-jari kawat yang dipakai untuk membentuk cincin, dan volume
cairan yang diangkat keluar dari permukaan. Kesalahan sebesar 25% bisa terjadi bila
faktor koreksi tidak dipergunakan. Berikut persamaan yang digunakan untuk
menghitung besar tegangan permukaan:

Gambar. Alat yang digunakan pada metode du nouy


untuk mengukur tegangan permukaan
3. Adsorbsi Pada Antarmuka Cairan
Molekul dan ion tertentu apabila terdispersi dalam cairan akan bergerak dengan
sendirinya ke arah antarmuka masing-masing fase. Hal ini disebut sebagai adsorpsi.
Adsorpsi adalah dispersi suatu zat hanya di permukaan fasenya saja, contohnya cat yang
ada di permukaan tembok, sedangkan absorpsi adalah zat dapat menembus ke dalam ruang-
ruang kapiler dari zat pengabsorpsi, misalnya peresapan air ke dalam busa (sponge).
Molekul dan ion yang diadsorpsi pada antarmuka dinamakan zat aktif permukaan
(surfaktan) atau amfifil. Surfaktan adalah salah satu bahan yang membantu untuk membuat
emulsi, berfungsi untuk menstabilkan zat atau bahan aktif terlarut dalam air atau minyak
yang diemulsikan. Struktur surfaktan terdiri dari bagian lifofilik (rantai alkil) dan bagian
hidrofilik (grup karboksil dan karboksilat).

Gambar. Mekanisme Kerja Surfaktan pada Fase Air dan Fase Minyak
4. Aplikasi Tegangan Antarmuka dalam Bidang Farmasi

Fenomena tegangan permukaan atau tegangan antarmuka dalam bidang farmasi


terutama digunakan pada proses pembuatan sediaan emulsi yang mencampurkan fase
minyak dengan fase air, berikut aplikasi fenomena tegangan permukaan di bawah ini :

1. Aplikasi dari adsorpsi pada antarmuka cairan aktivitas antibakteri zat aktif tertentu.
Surfaktan dapat mempengaruhi aktivitas senyawa antibakteri atau bisa jadi surfaktan
itu sendiri memberikan suatu kerja antibakteri.

 Contoh :

a. Pada konsentrasi rendah surfaktan pada heksilresorsinolakan membantu penetrasi


zat tersebut ke dalam cacing kremi Ascaris sp. Hal ini disebabkan karena terjadinya
penurunan tegangan antarmuka antara fase cair dan dinding sel organisme cacing,
sehingga mempermudah adsorpsi dan penyebaran heksiresorsinol di permukaan sel
cacing.

b. Senyawa amonium kuarterner yang merupakan salah satu surfaktan justru


mempunyai aktivitas antibakteridengan mekanisme menaikkan permeabilitas
(kebocoran) membran sel lipid yang menyebabkan kematian organisme bakteri
dikarenakan hilangnya bahan-bahan esensial dari sel.

2. Aplikasi adsorpsi antarmuka padat / cair berupa fenomena pembasahan dan proser
kerja deterjen. Zat pembasah yang merupakan suatu surfaktan dapat menurunkan sudut
kontak dengan membantu memindahkan fase udara pada permukaan dan
menggantikannya dengan suatu fase cair.

 Contoh :

a. Pendispersian obat-obat seperti sulfur, arang dan serbuk-serbuk lain dengan air

b. Pemindahan udara dari matriks kapas dan perban penyerap sehingga larutan obat
bisa diadsorbsi untuk pemakaian pada berbagai area tubuh

c. Pembersihan kotoran dengan menggunakan cairan antiseptik pencucian luka

d. Pemakaian lotio dan spray obat pada permukaan kulit dan selaput lendir.
e. Detergen adalah surfaktan yang digunakan untuk menghilangkan kotoran. Proses
kerja detergen adalah proses kompleks penghilangan zat – zat asing dari permukaan
benda. Proses itu meliputi pembasahan awal kotoran dan permukaan yang akan
dibersihkan, deflokulasi dan suspensi, pengemulsian atau pelarutan dari partikel –
partikel kotoran dan pembusaan untuk mengambil dan menghilangkan partikel
tersebut dengan pencucian.

Anda mungkin juga menyukai