Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

FARMASI FISIKA

OLEH :
NAMA : CRISANTA YOSIA DEOR
NIM : 181148201018

DOSEN PEMBIMBING :
Habel Roy Sulo,M.Si.,Apt

LABORATORIUM FARMASI FISIKA


PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIRGAHAYU
SAMARINDA
2019

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Laporan : Percobaan V Tegangan Permukaan


Nama Mahasiswa : Crisanta Yosia Deor

Kelas : 2A Farmasi

Telah disahkan dan disetujui pada :

Hari : Selasa

Tanggal : 29 Oktober 2019

Nama Mahasiswa Dosen Pembimbing

Crisanta Yosia Deor Habel Roy Sulo, M.Si.,Apt

NIM: 181148201018
1. Tujuan:
 Mahasiswa mampu menentukan tegangan permukaan zat cair.
 Mahasiswa mampu menerangkan faktor-faktor yang
mempengaruhi tegangan permukaan zat cair.
 Mahasiswa mampu menentukan konsentrasi misel kritik suatu
surfaktan.

2. Tinjauan Pustaka :
Tegangan permukaan merupakan gaya persatuan panjang yang
harus dikerjakan sejajar permukaan untuk mengimbangi gaya tarikan
kedalam pada cairan. Hal tersebut terjadi karena pada permukaan, terdapat
gaya adhesi (antara cairan dan udara) lebih kecil dari pada gaya kohesi
antara molekul cairan sehingga menyebabkan terjadinya gaya kedalam
pada permukaan cairan (Douglas, 2001).
Tegangan antar muka adalah gaya persatuan panjang yang terdapat
pada antarmuka dua fase cair yang tidak bercampur. Tegangan antar muka
selalu lebih kecil dari pada tegangan permukaan karena gaya adhesi antara
dua cairan tidak bercampur lebih besar dari pada adhesi antara cairan dan
udara (Douglas, 2001).
Pada permukaan temu antara cairan dan gas, atau dua cairan yang
tidak dapat bercampur, seolah-olah terbentuk suatu selaput atau lapisan
khusus, yang nampaknya disebabkan oleh tarikan molekul-molekul cairan di
bawah permukaan tersebut adalah suatu percobaan yang sederhana untuk
meletakkan sebuah jarum kecil pada permukaan air yang tenang dan
mengamati bahwa jarum itu didukung di sana oleh selaput tersebut (Wyle,
1988).
Di dalam zat cair suatu molekul dikelilingi oleh molekul-molekul
lainnya yang sejenis dari segala arah sehingga gaya tarik menarik sesama
molekul (kohesi) adalah sama. Pada permukaan zat cair terjadi suatu gaya
tarik menarik antar molekul zat cair dengan molekul udara (gaya adhesi).
Gaya adhesi lebih kecil bila dibandingkan dengan gaya kohesi, sehingga
molekul di permukaan zat cair cenderung untuk masuk ke dalam. Tetapi hal
ini tidak terjadi karena adanya gaya yang bekerja sejajar dengan permukaan
zat cair untuk mengimbangi. Sedangkan tegangan antar permukaan karena
gaya adhesi antara zat cair untuk mengimbangi gaya kohesi. Sedangkan
tegangan antar permukaan selalu lebih kecil dari tegangan permukaan
(Lachman, 1989).
Pada umumnya zat cair memiliki permukaan mendatar, tetapi apabila
zat cair bersentuhan dengan zat padat atau dinding bejana, maka permukaan
bagian tepi yang bersentuhan dengan dinding akan melengkung. Gejala
melengkungnya permukaan zat cair disebut dengan ministus (Yasid, 2004).
Tegangan permukaan juga merupakan sifat fisik yang berhubungan
dengan gaya antarmolekul dalam cairan dan didefinisikan sebagai hambatan
peningkatan luas permukaan cairan. Awalnya tegangan permukaan
didefinisikan pada antar muka cairan dan gas. Namun, tegangan yang mirip
juga ada pada tegangan antar muka cairan-cairan, atau padatan dan gas.
Tegangan semacam ini secara umum disebut dengan tegangan antar muka
(Douglas.2001).
Permukaan zat cair mempunyai sifat ingin merenggang, sehingga
permukaannya seolah-olah ditutupi oleh suatu lapisan yang elastis. Hal ini
disebabkan adanya gaya tarik-menarik antar partikel sejenis didalam zat cair
sampai ke permukaan. Di dalam cairan, tiap molekul ditarik oleh molekul
lain yang sejenis di dekatnya dengan gaya yang sama ke segala arah.
Akibatnya tidak terdapat sisa (resultan) gaya yang bekerja pada masing-
masing molekul. Adanya gaya atau tarikan kebawah menyebabkan
permukaan cairan berkontraksi dan berada dalam keadaan tegang. tegangan
ini disebut dengan tegangan permukaan (Herinaldi, 2004).
Molekul-molekul yang berada dalam fasa cair seluruhnya akan
dikelilingi oleh molekul-molekul dengan gaya tarik-menarik yang sama ke
segala arah. Sedangkan molekul pada permukaan mengalami tarikan
kedalam rongga cairan karena gaya tarik-menarik di dalam rongga cairan
lebih besar daripada gaya tarik-menarik oleh molekul uap yang diatas
permukaa cairan. Hal ini berakibat permukaan cenderung mengerut untuk
mencapai luas yang sekecil mungkin (Halliday, 1991 ).
Daya tarik kapiler disebabkan oleh tegangan permukaan dan oleh nilai
relatif adhesi antara cairan dan benda padat terhadap kohesi cairan. Cairan
yang membasahi benda padat mempunyai adhesi yang lebih besar daripada
kohesi. Kegiatan tegangan permukaan dalam hal ini menyebabkan cairan
naik di dalam tabung vertical kecil yang terendam sebagian dalam cairan itu.
Bagi cairan yang tidak membasahi benda padat, tegangan permukaan
cenderung untuk menekan miniskus dalam tabung vertikel kecil. Bila sudut
kontak antara cairan dan zat padat diketahui maka kenaikan kapiler dapat
dihitung untuk bentuk miniskus yang diasumsikan (Parrot, 1970).
Tegangan permukaan bervariasi antara berbagai cairan. Air memiliki
tegangan permukaan yang tinggi dan merupakan agen pembasah yang buruk
karena air membentuk droplet, misalnya tetesan air hujan pada kaca depan
mobil. Permukaan air membentuk suatu lapisan yang cukup kuat sehingga
beberapa serangga dapat berjalan diatasnya (Suminar, 2001).
Tegangan yang terjadi pada air akan bertambah dengan penambahan
garam-garam anorganik atau senyawa-senyawa elektrolit, tetapi akan
berkurang dengan penambahan senyawa organik tertentu antara lain sabun.
Didalam teori ini dikatakan bahwa penambahan emulgator akan
menurunkan dan menghilangkan tegangan permukaan yang terjadi pada
bidang batas sehingga antara kedua zat cair tersebut akan mudah bercampur
(Mawarda, 2009).
Bahan pembasah adalah bahan yang dapat menurunkan tegangan
antarmuka partikel-partikel yang tidak mudah larut. Bahan pembasah yang
umum digunakan adalah surfaktan yang memindai udara substansi lain yang
terabsorbsi pada permukaan partikel padatan. Sehingga memudahkan
terbasahinya partikel padatan oleh cairan pembawa (RPS, 1998).
Ada beberapa metode dalam melakukan tegangan permukaan :
(Douglas,2001)
 Metode kenaikan kapiler Tegangan permukaan diukur dengan
melihat ketinggian air/ cairan yang naik melalui suatukapiler. Metode
kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk mengukur tegangan
permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan permukaan tidak biasa
untuk mengukur tegangan antar muka.

Metode tersiometer Du-NouyMetode cincin Du-Nouy bisa digunakan


utnuk mengukur tegangan permukaan ataupun tegangan antar muka. Prinsip
dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskansuatu cincin
platina iridium yang diperlukan sebanding dengan tegangan permukaan atau
tegangan antar muka dari cairan tersebut.(Atfins. 1994)
Ada beberapa hal yang mempengaruhi tegangan permukaan, diantaranya
adalah :

1. Suhu

Makin tinggi suhu cairan, maka tegangan permukaan akan turun. Hal ini
dijelaskan oleh eötvös (tahun 1886). Eötvös menurunkan suatu persamaan yang
menyatakan

 Mv 
2
3  a  k.t

dimana : a dan k = tetapan

t = suhu

2. Konsentrasi zat terlarut

a) Surfaktan

Tegangan permukaan larutan akan turun dengan meningkatnya konsentrasi


surfaktan (zat aktif permukaan).

b) Elektrolit

Tegangan permukaan akan meningkat dengan bertambahnya konsentrasi elektrolit


dalam larutan.

3. Tekanan uap

Semakin tinggi tekanan uap maka tegangan permukaan akan turun


4. Lengkungan permukaan

Lengkungan permukaan yang ditentukan oleh jari-jari lengkungan akan


mempengaruhi tegangan permukaan.

3. Alat :
 Pipa Kapiler
 Timbangan
 Gelas Kimia
 Air
 Piknometer
 Milimeter Block
 Thermometer
 Penangas air/Bunsen

4. Bahan :
 Batang Pengaduk
 Etanol 96%
 Propilen Glikol
 Gliserin
 Tween 80

5. Prosedur Kerja :
1) Penentuan Tegangan Permukaan Zat Cair
a. Ukur bobo jenis air, etanol, propilen glikol, gliserin,
menggunakan piknometer.
b. Masukkan sejumlah zat cair tersebut ke dalam gelas kimia.
c. Ambil pipa kapiler kering. Celupkan pipa kapiler ke gelas
kimia berisi cairan tersebut dan ukur kenaikan cairan dalam
pipa kapiler.
d. Lakukan pengukuran sebanyak dua kali (duplo).
e. Catat hasil dalam tabel.
2) Pengaruh Suhu Pada Tegangan Permukaan
a. Siapkan air besruhu 40,60 dan 80ºC.
b. Ambil pipa kapiler kering. Celupkan pipa kapiler ke dalam
gelas berisi cairan dengan volume tertentu. Catat kenaikan
cairan dalam pipa kapiler.
c. Lakukan pengukuran sebanyak 2 kali.
d. Bandingkan dengan suhu kamar.
3) Pengaruh Surfaktan Pada Tegangan Permukaan
a. Buatlah larutan Tween 80 dengan konsentrasi 0;0,1;0,5;1,5;
10 mg/100 ml.
b. Masukkan sejumlah tertentu masing-masing larutan
kedalam gelas kimia.
c. Ambil pipa kapiler kering, celupkan dalam gelas kimia
tersebut dan catat kenaikan cairan dalam kapiler.
d. Lakukan pengkuran sebanyak 2 kali.
e. Buatlah kurva antara konsentrasi dengan tegangan
permukaan. Tentukan konsentrasi misel kritik dan surfaktan
tersebut.
f. Ulangi pengukuran untuk larutan natrium laurel sulfat
dengan konsentrasi 0;0,5;1;2;2,5;3 g/100 ml.

6. Hasil Pengamatan
a. Penentuan Tegangan Permukaan Zat Cair
Bobot jenis H(mm)
Zat cair
(g/ml) 1 2 Rata2
Air 0,98 g/ml 0,19 0,19 0,19
Etanol 96% 0,792 g/ml 0,18 0,18 0,18
Propilenglikol 1,016 g/ml 0,19 0,19 0,19
Gliserin 1,230 g/ml 0,17 0,15 0,16
 Perhitungan
Tegangan permukaan
Rumus : y = 1/2 r.h.р.g

 Air
y = 1/2 × 0,01 × 0,19 × 0,98 × 9,81
= 0,009 N/m2

 Etanol 96%

y = 1/2 × 0,01 × 0,18 × 0,792× 9,81


= 0,006 N/m2

 Propilenglikol

y = 1/2 × 0,01 × 0,16 × 4,81 × 9,81


= 0,009 N/m2

 Gliserin

y = 1/2 × 0,01 × 0,16 × 1,230 × 9,81


= 0,009 N/m2

b. Pengaruh Suhu Pada Tegangan Permukaan


Bobot jenis H(mm)
Zat cair
(g/ml) 1 2 Rata2
Suhu kamar (30ºC) 0,956 g/ml 0,17 0,18 0,175
40 ºC 0,962 g/ml 0,17 0,18 0,175
60 ºC 0,966 g/ml 0,17 0,17 0,170
80 ºC 0,970 g/ml 0,19 0,18 0,185

 Perhitungan
Tegangan permukaan
Rumus : y = 1/2 r.h.р.g
 30ºC
y = 1/2 × 0,01 × 0,175× 0,956 × 9,81
= 0,008 N/m2
 40 ºC
y = 1/2 × 0,01 × 0,175 × 0,962× 9,81
= 0,008 N/m2

 60 ºC

y = 1/2 × 0,01 × 0,17 × 0,966 × 9,81


= 0,008 N/m2

 80 ºC

y = 1/2 × 0,01 × 0,185 × 0,970 × 9,81


= 0,008 N/m2
c. Pengaruh Surfaktan Pada Tegangan Permukaan

H(mm)
Zat cair Bobot jenis (g/ml)
1 2 Rata2
P
0,1 g 1,065 g/ml 0,24 0,24 0,24
e
0,5 g 1,06 g/ml 0,25 0,24 0,245
m
1g 1,063 g/ml 0,26 0,25 0,255
b
5g 1,069 g/ml 0,25 0,25 0,25
a
10 g 1,068 g/ml 0,24 0,24 0,24
h
 Perhitungan
 Tween 80
Tegangan permukaan
Rumus : y = 1/2 r.h.р.g
 0,1 g
y = 1/2 × 0,01 × 0,24× 1,065 × 9,81
= 1,253 N/m2
 0,5 g
y = 1/2 × 0,01 × 0,245 × 1,06× 9,81
= 1,273 N/m2
 1g
y = 1/2 × 0,01 × 0,17 × 0,966 × 9,81
= 1,310 N/m2

 5g
y = 1/2 × 0,01 × 0,185 × 0,970 × 9,81
= 1,310 N/m2
 10 g
y = 1/2 × 0,01 × 0,24 × 1,068 × 9,81
= 1,257 N/m2
 Grafik

Grafik Pengaruh surfaktan (Tween 80)


pada tegangan permukaan
1.35

1.3
Y

Y
1.25

1.2
0.1 0.5 1 5 10

d. Natrium Lauril Sulfat


Bobot jenis H(mm)
Zat cair
(g/ml) 1 2 Rata2
0,5 g 0,98 g/ml 0,59 0,58 0,585
1g 0,08 g/ml 0,61 0,60 0,605
2g 0,88 g/ml 0,60 0,60 0,60
2,5 g 1,20 g/ml 0,61 0,60 0,605
3g 1,06 0,61 0,60 0,61
 Perhitungan
Tegangan permukaan
Rumus : y = 1/2 r.h.р.g
 0,5 g
y = 1/2 × 0,01 × 0,585× 0,98 × 9,81
= 0,028 N/m2
 1g
y = 1/2 × 0,01 × 0,605 × 1,08× 9,81
= 0,032 N/m2
 2g
y = 1/2 × 0,01 × 0,60 × 0,88 × 9,81
= 0,025 N/m2
 2,5 g
y = 1/2 × 0,01 × 0,605 × 1,20 × 9,81
= 0,035 N/m2
 3g
y = 1/2 × 0,01 × 0,16 × 1,06 × 9,81
= 0,031 N/m2
 Grafik

Grafik Pengaruh Surfaktan (natrium lauril


sulfat pada tegangan permukaan
4
3
2
Y

Y
1
0
0.5 1 2 2.5 3
e. Deterjen

Bobot jenis H(mm)


Zat cair
(g/ml) 1 2 Rata2
0,1 g 0,948 g/ml 0,57 0,68 0,575
0,5 g 0,952 g/ml 0,60 0,60 0,6
1g 0,954 g/ml 0,61 0,61 0,61
5g 0,970 0,59 0,60 0,595
 Perhitungan
Tegangan permukaan
Rumus : y = 1/2 r.h.р.g
 0,1 g
y = 1/2 × 0,01 × 0,575× 0,948 × 9,81
= 2,673 N/m2
 0,5 g
y = 1/2 × 0,01 × 0,6 × 0,952× 9,81
= 2,801 N/m2
 1g
y = 1/2 × 0,01 × 0,61 × 0,952 × 9,81
= 2,854 N/m2
 5g
y = 1/2 × 0,01 × 0,595 × 0,970 × 9,8
= 2,848 N/m2
 Grafik

Grafik Pengaruh surfaktan (Deterjen)


pada tegangan permukaan
3
2.8
2.6
Y

Y
2.4
2.2
0 0.5 1 5

7. Pembahasan
Pada Praktikum kali ini akan dibahas tentang, Tegangan Permukaan
8. Kesimpulan :
Dari hasil percobaaan di atas dapat disimpulkan,hal-hal sebagai berikut :
 Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam
pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang
berkonsentrasi rendah.
 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan difusi, yaitu:
Ukuran partikel, luas area, ketebalan membrane, jarak antara dua
konsentrasi dan suhu.
 Faktor yang mempengaruhi proses disolusi, Suhu,Viskositas,pH
pelarut,pengadukan,Ukuran partikel,sifat permukaan zat.
 suatu ukuran yang menyatakan banyaknya suatu zat terlarut dalam
pelarut tertentu setiap satuan waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Martin, Alfred dkk. 2008.Dasar-dasar Farmasi Fisik Dalam Ilmu Farmasetik . Jakarta
UI Press
Kustiyah, 2007.Miskonsepsi Difusi dan Osmosis Pada Siswa MAN Model Palang
karaya
Sembiring Langkah. 2005, Biologi. Jakarta : Sunda Kelapa Pustaka.

Sihombing, Betsy, dkk.2010. Penuntun Praktikum Biologi Umum.Jakarta :


Universitas Negeri Jakarta.

Ansel. 1985. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. UI Press: Jakarta

Ditjen POM, (1995), “ Farmakope Indonesia”, Edisi III, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta, 90, 96, 412, 675.

Martin, Alfred, 1993. Farmasi Fisik. Universitas Indonesia Press: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai