Anda di halaman 1dari 10

JURNAL PRAKTIKUM

PENENTUAN TEGANGAN PERMUKAAN DENGAN METODE DU-NOUY

OLEH :

FIERRO AGUNG SAPUTRA NIM. 2013081011

PRODI KIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
SINGARAJA
2021
I. Judul : Penentuan Tegangan Permukaan Dengan Metode DU-NOUY
II. Tujuan:
1. Menentukan tegangan permukaan cairan/gas dan cairan/cairan
2. Memperhatikan efek surface active agent terhadap
III. Dasar Teori
Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida)
yang berada dalam keadaan diam (statis). Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair
cenderung untuk menegang sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis. Hal ini
dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Sebagai contoh, akan ditinjau cairan yang
berada di dalam sebuah wadah seperi berikut.

Gambar 1. Gaya Tarik Molekul-molekul dalam Cairan

Gaya tarik molekul-molekul dalam cairan adalah sama ke segala arah, tetapi molekul-
molekul pada permukaan cairan lebih tertarik ke dalam cairan. Hal ini disebabkan oleh jumlah
molekul dalam fase uap lebih sering daripada fase cair. Akibatnya, zat cair selalu berusaha
mendapatkan luas permukaan terkecil, karena itu cairan cenderung mengambil bentuk bulat.
Kecenderungan ini terjadi karena bulatan adalah objek geometris dengan perbandingan
permukaan/volume terkecil. Molekul cairan biasanya saling tarik menarik. Pada bagian dalam
cairan, setiap molekul cairan dikelilingi oleh molekul-molekul lain di setiap sisinya. Akan tetapi,
di permukaan cairan, hanya ada molekul-molekul cairan di samping dan di bawah. Di bagian atas
tidak ada molekul cairan lainnya, karena molekul cairan saling tarik menarik satu dengan lainnya,
maka terdapat gaya total yang besarnya nol pada molekul yang berada di bagian dalam cairan.
Sebaliknya, molekul cairan yang terletak dipermukaan ditarik oleh molekul cairan yang
berada di samping dan bawahnya. Akibatnya, pada permukaan cairan terdapat gaya total yang
berarah ke bawah. Karena adanya gaya total yang arahnya ke bawah, maka cairan yang terletak di
permukaan cenderung memperkecil luas permukaannya, dengan menyusut sekuat mungkin. Hal
ini yang menyebabkan lapisan cairan pada permukaan seolah-olah tertutup oleh selaput elastis dan
tipis. Fenomena dikenal dengan istilah tegangan permukaan. Tegangan permukaan hanya bekerja
pada bidang permukaaan dan besarnyha sama di semua titik.
Sebagai contoh yaitu tetes air cenderung berbentuk seperti balon (yang merupakan
gambaran luas minimum sebuah volum) dengan zat cair berada di tengahnya. Hal yang sama
terjadi pada jarum baja yang memiliki rapat massa lebih besar dari air tapi dapat mengambang di
permukaan zat cair. Fenomena ini terjadi karena selaput cair dalam kondisi tegang, tegangan fluida
ini bekerja parallel terhadap permukaan dan timbul dari adanya gaya tarik-menarik antara
molekulnya. Apabila tegangan permukaan suatu cairan hendak di ukur, perlu dipilih metode yang
sesuai, misalnya pengukuran dengan tensiometer yang dikenal dengan metode tensiometer (cara
Du – Nouy) (Sukardjo, 2002). Suatu cairan Pt dimasukkan dalam cairan yang diselidiki dan gaya
yang diperlukan untuk memisahkan cincin dari permukaan diukur. Prinsip dari alat ini adalah gaya
yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina iridium yang dicelupkan pada permukaan
sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka dari cairan tersebut. Pada
dasarnya, tegangan permukaan suatu zat cair dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya suhu
dan zat terlarut. Dimana keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi besarnya
tegangan permukaan terutama molekul zat yang berada pada permukaan cairan berbentuk lapisan
monomolecular yang disebut dengan molekul surfam.
Efek permukaan dapat dinyatakan dalam Bahasa fungsi Helmholt dan Gibbs. Hubungan
antara fungsi-fungsi ini dan luas permukaan adalah kerja yang diperlukan untuk mengubah
sejumlah tertentu luas ini dan luas permukaan adalah kerja yang diperlukan untuk mengubah
sejumlah tertentu luas ini dan kenyataan bahwa pada kondisi berbeda dA dan dG sama dengan
kerja yang dilakukan dengan mengubah energi sistem. Kerja yang dilakukan dalam mengubah
sangat kecil luas permukaan suatu sampel sebanding dengan (dw = do).Koefisien
disebut dengan tegangan permukaan (erg/ atau J/m2 ). Pada volume dan temperatur tetap,
kerja pembentukan permukaan dapat dikenali dengan perubahan fungsi Helmholtz (Atkins, 2006)
yang dinyatakan . Karena fungsi Helmholtz berkurang maka secara alamiah
permukaan cenderung untuk menyusut atau mengkerut dan menyebabkan permukaan cairan
seakan-akan menjadi tegang (Sukardjo, 2002). Jadi, tegangan muka adalah gaya (dyne) yang
bekerja sepanjang 1 cm pada permukaan zat cair. Besarnya gaya ke bawah akibat tegangan
permukaan diukur.

Dimana merupakan tegangan muka; nilai adalah sebesar 3,14; R adalah jari-jari cincin; dan F
adalah gaya untuk memisahkan permukaan cairan. Pada saat cincin lepas, dapat dituliskan
persamaan:

Karena tegangan permukaan merupakan perbandingan antara Gaya tegangan permukaan


dengan satuan panjang, maka satuan tegangan permukaan adalah Newton per meter (N/m) atau
dyne per centimeter (dyn/cm).
1 dyn/cm = N/m = 1 mN/m
Metode Du-Nouy selain untuk mengukur tegangan muka, juga dipakai untuk mengukur
tegangan muka antara dua fase cair, misalnya tegangan muka antara minyak dengan air. Dengan
metode Du-Nouy, cincin logam yang digunakan pada permukaan cairan diangkat ke atas dengan
memakai torsion wire. Gaya yang diperlukan untuk tepat memutuskan film cairan diukur pada
skala yang dihubungkan dengan torsion wire tersebut.
Untuk sistem ideal, gaya baru bisa memutuskan film cairan bila besarnya sama dengan
. Persamaan ini hanya berlaku untuk cairan yang mempunyai sudut kontak ( ) sama
dengan nol. Dalam prakteknya bentuk cairan film yang diangkat lingkaran logam berbeda dari
sistem ideal dan mempengaruhi harga tegangan permukaan yang diperoleh, sehingga diperlukan
faktor koreksi yang berkisar antara 0,75-1,02.
Emulsifier atau zat pengemulsi didefinisikan sebagai senyawa yang mempunyai aktivitas
permukaan (surface activity agents) sehingga dapat menurunkan tegangan permukaan (surface
tension) cairan. Detergen sintesis modern didesain untuk meningkatkan kemampuan air
membasahi kotoran yang melekat pada pakaian, yaitu dengan menurunkan tegangan permukaan
air. Misalnya, air murni tidak membasahi dan bentuk butiran air ini tidak banyak berubah, tetapi
tetes air yang mengandung detergen (surfaktan) akan membasahi lilin dan butir air akan menyebar
(luas permukaan bertambah).
Suhu mempengaruhi nilai tegangan permukaan. Umumnya ketika tejadi kenaikan suhu,
nilai tegangan permukaan mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena suhu meningkat,
molekul cairan bergerak semakin cepat sehingga pengaruh interaksi antar molekul cairan
berkurang. Akibatnya nilai tegangan permukaan juga mengalami penuruna. Berikut ini beberapa
nilai tegangan permukaan yang diperoleh berdasarkan percobaan.
Tabel 1. Tegangan permukaan beberapa zat cair
Zat cair yang Tegangan Permukaan
bersentuhan dengan udara Suhu (oC) (mN/m = dyn/cm)
Air 0 72,60
Air 20 72,80
Air 25 72,20
Air 60 66,20
Air 80 62,60
Air 100 58,90
Air sabun 20 25,00
Minyak zaitun 20 32,00
Air raksa 20 465,00
Oksigen -193 15,70
Neon -247 5,15
Helium -269 0,12
Aseton 20 23,70
Etanol 20 22,30
Gliserin 20 63,10
Benzena 20 28,90
Berdasarkan data tegangan permukaan, tampak bahwa suhu mempengaruhi nilai tegangan
permukaan fluida. Umumnya ketika terjadi kenaikan suhu, nilai tegangan permukaan mengalami
penurunan (bandingkan nilai tegangan permukaan air pada setiap suhu). Hal ini disebabkan karena
ketika suhu meningkat, molekul cairan bergerak semakin cepat sehingga pengaruh interaksi antar
molekul cairan berkurang. Akibatnya nilai tegangan permukaan juga mengalami penurunan.
Dalam prakteknya bentuk cairan film yang diangkat lingkaran logam berbedadari sistem
ideal dan mempengaruhi harga tegangan permukaan yang diperoleh.
Deterjen
Deterjen merupakan pembersih sintesis yang terbuat dari bahan-bahan turunan minyak
bumi. Pada umumnya, deterjen mengandung bahan-bahan berikut:
1. Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung
berbeda yaitu hydrophile (suka air) dan hydrophobe (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi
menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel
pada permukaan bahan.
2. Builder (pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara
menon-aktifkan mineral kesadahan air.
3. Filler (pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuan
meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas.
4. Additives adalah bahan suplemen tambahan untuk membuat produk lebih menarik Minyak
dan air tidak saling melarutkan sehingga jika ditambahkan deterjen seolah-olah
minyak dan air akan larut, dimana deterjen akan mengemulsi atau mensuspensi bahan organik
dalam air. Hal ini dapat mengakibatkan tegangan permukaan pada larutan tersebut menurun.

IV. Alat dan Bahan


Tabel Alat
Nama Alat Jumlah
Tensiometer Du-Nouy 1 set
Cawan petri 1 buah
Gelas kimia 100 mL 4 buah
Batang pengaduk 1 buah
Spatula 1 buah
Kaca arloji 1 buah
Gelas ukur 50 mL 1 buah
Gelas ukur 10 mL 1 buah
Gelas ukur 100 mL 1 buah
Pipet tetes 2 buah
Tabel Bahan
Nama Bahan Jumlah
Aquades 500 mL
Detergen merk “attack” 0,5 gram
Minyak goreng 100 mL
Kloroform 100 mL
I. Prosedur Kerja
No Langkah Kerja Hasil Pengamatan
Penentuan Tegangan Permukaan Larutan
Murni/Udara
1 Rangkailah alat tensiometer dengan baik
2 • Masukkan aquades ke dalam cawan
petri.
• Selanjutnya masukkan cincin ke
dalam aquades dan jaga agar tidak
saling bersentuhan dengan dinding
cawan.
• Amati skala pada tensiometer pada
tarikan pertama, kemudian dicatat.
• Lakukan pengamatan berulang-ulang
untuk memperoleh hasil yang akurat.
3 Langkah yang sama pada prosedur kerja
no.2 di atas lakukan juga pada larutan
murni lainnya yaitu kloroform dan
minyak goreng.
Penentuan Tegangan Permukaan Larutan Detergen
1 • Siapkan detergen bubuk yang akan
digunakan terlebih dahulu.
• Kemudian detergen bubuk tersebut
ditimbang masing masing sebanyak
0,05 g; 0,10 g; dan 0,15g.
2 Setelah ditimbang, masing-masing
detergen yang massanya berbeda tersebut
dilarutkan dengan aquades hingga
volumenya 100 mL, sehingga diperoleh
larutan detergen dengan lima konsentrasi
yang berbeda yaitu ; ;
3 • Masukkan masing-masing larutan
detergen ke dalam cawan petri
secara bergantian.
• Selanjutnya masukkan cincin ke
dalam larutan detergen dan cincin
dijaga agar tidak saling bersentuhan
dengan dinding cawan.
• Amati skala pada tensiometer pada
tarikan pertama, kemudian dicatat.
• Lakukan pengamatan berulang-ulang
untuk memperoleh hasil yang akurat.
Penentuan Tegangan Permukaan Campuran Air-Minyak Goreng
1 Tambahkan sebanyak 25 mL minyak ke
dalam 60 ml aquades
2 Celupkan cincin aluminium pada
campuran aquades dan minyak pada
bagian perbatasan antara lapisan minyak
dengan aquades. Catat skala yang
ditunjukkan.
Penentuan Tegangan Permukaan Campuran Air-Kloroform
1 Masukkan sebanyak 30 mL aquades
kedalam cawa petri. Kemudian tambahkan
20 mL kloroform pada 30 mL aquades
yang telah ditempatkan pada
cawa petri tersebut.
2 Celupkan cincin aluminium pada
campuran aquades dan kloroform pada
bagian perbatasan antara lapisan aquades
dan kloroform. Catat skala yang
ditunjukkan
Penentuan Tegangan Permukaan Campuran Air-Minyak goreng-Detergen
1 Siapkan 15 mL air dalam cawan petri.
2 Tambahkan 10 mL minyak kedalam air
kemudian tambahkan 0,1 gram detergen.

3 Aduklah larutan yang terbentuk dan


diamkan beberapa saat.
4 Celupkan cincin aluminium pada
campuran minyak-air-detergen pada
bagian perbatasan antara lapisan air
dengan minyak.
Amati skala awal dari cincin aluminium
dan skala yang ditunjukkan saat
pengukuran tegangan permukaan.
Penentuan Tegangan Permukaan Campuran Air-Kloroform-Detergen
1 Siapkan 15 mL air dalam cawan petri.
2 Tambahkan 10 mL kloroform kedalam
air tersebut kemudian ditambahkan 0,1
gram detergen.
3 Aduklah larutan yang terbetuk dan
diamkan beberapa saat.
4 Celupkan cincin aluminium pada
campuran kloroform-air-detergen
pada bagian perbatasan antara
lapisan air dengan minyak. Amati skala
awal dari cincin aluminium dan skala
yang ditunjukkan saat pengukuran
tegangan permukaan.
V. Pengolahan Data
1. Menghitung tegangan permukaan memakai faktor koreksi
• γ=S×F
γ = Tegangan permukaan sebenarnya
S = Tegangan permukaan nyata
F = Faktor koreksi

F=a+ +K

F= 0,725 +

R = Jari-jari cincin logam (cm)


r = Jari-jari logam pembuat cincin (cm)
D = Berat jenis cairan yang dibawah
d = Berat jenis cairan yang diatas
K = 0,04534 – 1,679 r/R
C = Keliling cincin logam (cm)
a = 0,725
b = 0,0009075

VI. PEMBAHASAN

VII. KESIMPULAN

VIII. DAFTAR PUSTAKA


P.W. 1994. Kimia Fisika Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Retug, Sastrawidana. 2004. Penuntun praktikum Kimia Fisika. Singaraja :Undiksha.
Wirantini, Ni Made ; I Nyoman Retug. 2014. Buku penuntun Praktikum Kimia Fisika.
Singaraja : Undiksha.

Anda mungkin juga menyukai