Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II

PERCOBAAN 5
Penentuan Tegangan Permukaan Cara Cincin Du Nouy

Dosen Pembina
Bapak Sumari dan Bapak Yahmin

Kelompok : 10
Anggota Kelompok
1. Novita Putri Islamiyah (140332600407)
2. Nurakhma Yuniawati (140332600586)
3. Qurrota Ayun
(140332600933)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENFETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
Agustus 2016
PERCOBAAN 5

Penentuan Tegangan Permukaan Cairan Cara Cincin Du Nouy


A. Tujuan Percobaan
Menentukan Tegangan Permukaan Cairan Tunggal dan atau
Larutan
B. Dasar Teori
Molekul pada permukaan mengalami tarikan kedalam rongga
cairan, karena gaya tarik mearik dalam rongga cairan lebih besar daripada
gaya tarik oleh uap molekul yang ada diatas pemukaan. Akibat tarikan ini,
maka permukaan cenderung mengkerut untuk mencapai luas sekecil
mungkin sehingga mempunyai tegangan permukaan. Tegangan permukaan
didefinisikan sebagai gaya tiap satuan panjang yang bekerja pada
permukaan, atau sebagai energi per satuan luas yang diperlukan untuk
memperluas permukaan tiap satu satuan luas pada suhu, tekanan, dan
komposisi tetap. Selain tegangan permukaan untuk sistem cair uap ,
dikenal pula tegangan antar muka untuk 2 cairan yang tak saling
bercampur. Faktor faktor yang mempengarui antara lain suhu, tekanan, dan
konsentrasi larutan
Terdapat 4 metode untuk menentukan tegangan permukaan cairan,
yaitu:
1. Metode kenaikan kapiler (capillary-rise method)
Metode ini diadasarkan pada kenyataan bahwa kebanyakan
cairan dalam pipa kapiler mempunyai permukaan lebih tinggi daripada
permukaan di luar pipa. Metode ini dilakukan dengan cara
membenamkan kapiler ke dalam larutan. Tinggi dimana mencapai
solusi di dalam kapiler berhubungan dengan tekanan pada permukaan.
2. Metode cincin (Du-Nouy method)
Metode ini merupakan metode tradisional untuk menghitung
tegangan permukaan. Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan untuk
mengukur tegangan permukaan ataupun tegangan antar muka. Prinsip
dari metode ini adalah gaya yang diperlukan untuk memisahkan suatu
cincin Pt, yang dimasukkan dalam cairan yang diselidiki, dari
permukaan cairan diukur. Gaya yang diperlukan untuk melepaskan
cincin sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antar
muka dari cairan tersebut.

3. Metode tetes (drop-weight method)


Sebuah metode untuk menentukan tegangan permukaan sebagai
fungsi antarmuka. Cairan dari konsentrasi tertentu akan dipompa ke
dalam cairan yang lain dan waktu yang berbeda saat tetes dihasilkan
diukur (Daniels, 1956).
4. Tekanan maksimal gelembung (bubble-pressure method)
Sebuah metode universal terutama cocok untuk memeriksa tekanan
pada permukaan atas interval waktu panjang. Sebuah vertikal sepiring
dikenal perimeter terlampir untuk keseimbangan, dan memaksa karena
pembasahan diukur (Daniels, 1956).
Kenaikan Kapiler
Dalam penentuan tegangan permukaan, cara yang paling sering
digunakan adalah metode kenaikan kapilaritas. Kapilaritas adalah
gejala naik atau turunnya zat cair dalam tabung kapiler yang
dimasukkan sebagian ke dalam zat cair karena ada pengaruh adhesi
dan kohesi. Kohesi adalah gaya tarik-menarik antar molekul yang sama
jenisnya. Gaya kohesi yang kuat pada permukaan merupakan tegangan
permukaan. Ketika gaya tarik-menarik terjadi antar molekul yang
berbeda disebut gaya adhesi. Gaya adhesi terjadi antara molekul air
dan dinding pada pipa kaca yang menyebabkan kenaikan cairan ke
atas.
Tegangan

permukaan

zat

cair

merupakan

kecenderungan

permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti


ditutupi oleh suatu lapisan elastic. Selain itu, tegangan permukaan juga
diartikan sebagai suatu kemampuan atau kecenderungan zat cair untuk
selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya lebih kecil yaitu
permukaan datar atau bulat seperti bola atau ringkasnya didefinisikan
sebagai usaha yang membentuk luas permukaan baru. Dengan sifat
tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda kecil di
permukaannya. Seperti silet, berat silet menyebabkan permukaan zat
cair sedikit melengkung ke bawah tampak silet itu berada. Lengkungan
itu memperluas permukaan zat cair namun zat cair dengan tegangan

permukaannya berusaha mempertahankan luas permukaan-nya sekecil


mungkin.
Tegangan permukaan terjadi karena permukaan zat cair cenderung
untuk menegang, sehingga permukaannya tampak seperti selaput tipis.
Hal ini dipengaruhi oleh adanya gaya kohesi antara molekul air. Pada
zat cair yang adesiv berlaku bahwa besar gaya kohesinya lebih kecil
dari pada gaya adesinya dan pada zat yang non-adesiv berlaku
sebaliknya. Salah satu model peralatan yang sering digunakan untuk
mengukur tegangan permukaan zat cair adalah pipa kapiler. Salah satu
besaran yang berlaku pada sebuah pipa kapiler adalah sudut kontak,
yaitu sudut yang dibentuk oleh permukaan zat cair yang dekat dengan
dinding. Sudut kontak ini timbul akibat gaya tarik-menarik antara zat
yang sama (gaya kohesi) dan gaya tarik-menarik antara molekul zat
yang berbeda (adesi).
C. Alat dan Bahan
Alat
Tensiometer Du Nouy
Cincin Platina
Termometer 100

Bahan
Aquadest
Larutan Alkohol
Larutan NaCl

Gelas Kimia 50 mL
Gelas Ukur 50 mL
Cawan Petri
D. Prosedur Percobaan
1. Digunakan pinset untuk memegang cincin (Jangan menjepit cincin
pada bagian yang melingkar)
2. Dibersihkan cincin dengan mencelupkannya ke dalam alkohol

3. Dibakar sebentar dengan pembakar bunsen

4. Digantungkan cincin pada lengan torsi


5. Cairan yang hendak ditentukan
petri

(D

4,5 cm )

dan

nya

ditempatkan dalam cawan

diletakkan

diatas

penyangga

cuplikan.Penyangga ini harus pada kedudukan sedemikian rupa


sehingga kalau diturunkan cincin Pt dapat mencapai permukaan cairan

6. Dinaikkan penyangga cuplikan sampai cincin tercelup sedalam


0,5 cm dari permukaan

7. Diatur lengan torsi, sehingga lengan menunjuk angka (0) pada piringan
skala. Cincin harus tetap tercelup di dalam cairan selama pengerjaan
ini.
8. Diturunkan penyangga cuplikan perlahan-lahan sehingga cincin berada
tepat pada permukaan cairan
9. Diputar lengan torsi perlahan-lahan sampai cincin terlepas dari
permukaan cairan.

10. Dicatat besar sudut torsi ( )


E. DATA PENGAMATAN
Keterangan

Besar Sudut Torsi

Rata-Rata

Air Murni

Dua Cairan yang saling larut


Komposisi 25% volume etanol

Komposisi 50% volume etanol

Komposisi 75% volume etanol

Sistem padat-cair (Lar. NaCl)


Larutan NaCl 1 M

Larutan NaCl 0,5 M

Larutan NaCl 0,25 M

Larutan NaCl 0,1 M

(1)
74,5

(2)
75,9

(3)
75,1

43,6

43,0

45,1

33,2

32,3

32,2

28,5

25,9

26,3

50,4

55,2

59,7

73

74,3

73,2

75,3

73,5

72,7

70

73,1

72,1

75,2

43,9

32,6

26,9

55,1

73,5

73,8

71,7

F. Analisis Data
Pada percobaan ini bertujuan untuk menentukan tegangan
permukaan cairan tunggal dan atau larutan dengan menggunakan alat
Tensiometer Du Nouy. Cairan tunggal yang diukur yakni aquades sebagai
cairan murninya. Larutan kedua berupa campuran dua cairan yang saling
larut (etanol dan air) sebanyak 50 mL pada komposisi etanol yang berbeda,
yakni etanol 25%; 50% ; dan 75%. Dan larutan ketiga berupa campuran
padat-cair yang membentuk larutan homogen dengan konsentrasi yang
berbeda (larutan NaCl 1 M; 0,5 M; 0,25 M; 0,1 M).. Berikut adalah
perhitungan tegangan permukaan cairan tunggal dan atau larutan pada
percobaan diatas Tegangan permukaan diperoleh melalui Persamaan
sebagai berikut

=
0 0
Dimana;

= tegangan pemukaan cairan

= tegangan permukaan air

= besar sudut putar cairan

= besar sudut putar murni

1. Diketahui

0=7,28 104
0=75,2

2. a. Tegangan Permukaan Komposisi 25% volume etanol

=
0

0
43,9
4
7,28 10 N /m
75,2

=4,25 104 N /m

b. Tegangan Permukaan Komposisi 50% volume etanol

=
0

32,6
7,28 104 N /m
75,2

=3,15 10

N/m

c. Tegangan Permukaan Komposisi 75% volume etanol

=
0

0
26,9
7,28 104 N /m
75,2

=2,60 104 N/m

3. a. Tegangan permukaan Larutan NaCl 1 M

=
0

0
55,1
7,28 104 N /m
75,2

=5,33 104 N/m

b. Tegangan Permukaan Larutan NaCl 0,5 M

=
0

0
73,5
7,28 104 N /m
75,2

=7,11 104 N /m

c. Tegangan Permukaan Larutan NaCl 0,25 M

=
0

0
73,8
4
7,28 10 N /m
75,2

=7,14 104 N /m

d. Tegangan Permukaan 0,1 M

=
0

0
71,7
N
7,28 104
75,2
m

=6,94 10 N /m

G. Pembahasan
Penentuan tegangan permukaan ini dilakukan menggunakan
metode cincin Du Nouy dengan cara mencelupkan cincin Pt ke dalam

cairan. Kemudian penentuan didasarkan atas gaya yang diperlukan untuk


menarik cincin Pt tersebut ke permukaan cairan. Pada percobaan diperoleh
Besar sudut torsi komposisi 25% volume etanol sebaesar 43,9 ,
komposisi 50% volume etanol sebesar 32,6

dan komposisi 75%

volume etanol sebesar 26,9 . Dari data tersebut dapat diketahui bahwa
semakin bertambahnya komposisi etanol dalam campuran maka skala
sudut torsi yang terbaca juga semakin kecil. Semakin kecil skala yang
terbaca pada alat maka semakin kecil pula gaya yang dibutuhkan untuk
melepaskan cincin yang tercelup kedalam zat cair. Begitu pula dengan
larutan NaCl, semakin bertambahnya konsentrasi NaCl maka besar sudut
torsi yang terbaca pada skala alat tensiometer juga semakin kecil. Pada
percobaan pengkuran dengan larutan NaCl didapat besar sudut torsi
Larutan NaCl 1 M sebesar 55,1 , Larutan NaCl 0,5 M sebesar 73,5
, Larutan NaCl 0,25 M sebesar 73,8

dan Larutan NaCl 0,1 M sebesar

71,7 . Namun pada percobaan ini terjadi kesalahan saat pengukuran


sudut torsi pada larutan NaCl 0,1 M. Kesalahan percobaan disebabkan
karena pembacaam skala yang kurang teliti dan cincin kurang tepat berada
pada permukaan cairan NaCl.
Setelah didapat data sudut torsi pada percobaan, selanjutnya data
tersebut digunakan untuk menghitung tegangan permukaan Cairan tunggal
dan atau larutan dengan persamaan sebagai berikut

=
0 0
Pada persamaan diatas,

dalam hal ini sebanding dengan nilai

tegangan permukaan aquades yaitu 7,28

104

N/m, dimana tegangan

permukaan cairan murni lebih besar daripada larutan karena faktor dari
adanya zat terlarut. Dapat diketahui bahwa nilai dari tegangan permukaan

antar muka larutan 50 mL etanol dalam aquades yang telah dilakukan


diperoleh tegangan permukaan komposisi 25% volume etanol sebesar
4

=4,25 10 N /m , komposisi 50% etanol sebesar

=3,15 10

=2,60 10 N /m . Faktor yang

N/m dan 75% etanol sebesar

mempengaruhi tegangan permukaan pada percobaan menggunakan larutan


50 mL etanol dalam aquades dengan komposisi etanol 25%, 50% dan 75%
adalah berdasarkan adanya zat terlarut. Dari perhitungan dapat dilihat
bahwa semakin besar komposisi etanol (konsentrasi kecil) dalam aquades
maka nilai tegangan permukaan semakin kecil. Hal itu dikarenakan
semakin banyaknya zat terlarut dalam campurannya sehingga menurunkan
tegangan permukaan cairan karena memiliki konsentrasi dipermukaan
yang lebih besar dibandingkan dibawah.
Selanjutnya tegangan permukaan dari campuran (padat-cair yang
membentuk larutan homogen) yakni

larutan NaCl 1 M sebesar

=5,33 104 N/m,

Larutan

NaCl

0,5

sebesar

=7,11 104 N /m ,

Larutan

NaCl

0,25

sebesar

=7,14 104 N /m

dan

Larutan

NaCl

0,1

sebesar

=6,94 104 N /m . Dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang


mempengaruhi tegangan permukaan antara lain; suhu, tekanan dan
konsentrasi zat terlarut.

Pada percobaan menggunakan larutan NaCl

(larutan elektrolit) dengan berbagai konsentrasi diperoleh hasil bahwa


semakin kecil konsentrasi suatu larutan NaCl maka tegangan permukaan
semakin naik. Hal ini terdapat ketidaksesuaian pada teori yang seharusnya
tegangan permukaan menurun seiring dengan menurunnya konsentrasi
karena solute yang penambahnnya ke dalam larutan dapat menaikkan
tegangan muka mempunyai konsentrasi dipermukaan yang lebih kecil
daripada dalam larutan sedangkan pada percobaan tegangan permukaan

naik seiring dengan menurunnya konsentrasi dan turun kembali saat


konsentrasi 0,25 M ke 0,1 M. Kesalahan saat percobaan disebabkan oleh
berbagai hal, antara lain kurang telitinya saat pembacaan skala sudut torsi
dan kurang tepatnya penempatan cincin saat berada dipermukaan.
H. Kesimpulan
1. Tegangan permukaan cairan murni lebih besar daripada tegangan
permukaan pada larutan karena adanya zat terlarut
2. Tegangan permukaan yang diperoleh pada komposisi 25% volume
etanol, komposisi 50% etanol, dan komposisi 75% etanol berturutturut yaitu

=4,25 10 N /m ,

=3,15 10 N /m

dan

=2,60 10 N /m . Semakin tinggi komposisi etanol dalam


aquades maka maka tegangan permukaan akan semakin kecil
3. Tegangan permukaan yang diperoleh pada larutan NaCl 1 M
sebesar

=5,33 10 N /m , Larutan NaCl 0,5 M sebesar


4

=7,11 10 N /m ,
=7,14 104 N /m

Larutan
dan

NaCl

Larutan

0,25

NaCl 0,1

M
M

sebesar
sebesar

=6,94 104 N /m . Terdapat kesalahan saat percobaan yang


seharusnya semakin kecil konsentrasi maka tegangan permukaan
akan semakin kecil.
I. Jawaban Pertanyaan
1. Karena harga i merupakan niai rata-rata (pertengahan) antara nilai C
cairan-cairan murninya yang menyusun larutan C yang dihitung .
2. Cara lain untuk menentukan tegangan permukaan cairan dengan
prinsip yang sama seperti cara cincin Du Nouy yaitu dengan cara
kenaikan kapiler. Tegangan permukaan diukur dengan melihat
ketinggian air atau cairan yang naik melalui suatu kapiler. Metode
kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk mengukur tegangan
permukaan, tidak bisa untuk mengukur tegangan antar muka. Bila
cairan yang membasahi gelas diberi pipa kapiler dari gelas maka

permukaan cairan akan naik. Kenaikan cairan ini disebabkan oleh


adanya tegangan permukaan cairan.
3. Pengaruh suhu pada tegangan permukaan menyebabkan tegangan
permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena meningkatnya
energi kinetik molekul.
DAFTAR PUSTAKA
Atkins, Peter dan Julio De Paula.2010.Physical Chemistry 9thedition.New York:
W. H. Freeman and Company
Sumari, Nazriati, Muhadi.2016.PetunjukPraktikumKimiaFisikaII.Malang:Kimia
FMIPA Universitas Negeri Malang
Oktaviani. Juni 2015. Tegangan permukaan Cincin Du Nouy (Online),
(http://dokumen.tips/Laporan G-3 Tegangan Permukaan Cairan Cara
Cincin Du Nuoy Versi Jurnal Internasional - Documents.htm), diakses
tanggal 5 September 2016.

Anda mungkin juga menyukai