MAKALAH
Oleh :
Randa Perdana Putra (19011048)
DOSEN PENGAMPU:
apt. Ully Chairunnisa, M.Farm.
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Daya Penyerapan
Cairan”. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada Nabi besar alam,
Muhammad SAW. Adapun tujuan makalah ini disusun untuk melengkapi salah satu tugas
mata kuliah.
Kami menyadari bahwasanya dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya dari dosen mata kuliah
yang bersangkutan guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik
lagi di masa yang akan datang. Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ....................................................................................................................i
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Daya Penyerapan Cairan suatu substan adalah banyaknya cairan dalam banyaknya
cairan dalam g/cm3 yang dapat diserap oleh 1 gram substan. Daya Penyerapan Cairan
( BILANGAN ENSLIN ) adalah banyaknya air dalam gram yang dapat diserap secara
maksimal oleh 1 gram substan setelah waktu maksimum 15 menit.
Daya penyerapan air (bilangan enslin) adalah jumlah cairan yang diserap (ml atau
gram) oleh 1 gram zat pada waktu tertentu. Suatu bahan obat yang diberikan dengan cara
apapun harus memiliki daya larut dan daya penyerapan yang baik untuk kemajuan
terapik.
Tablet merupakan sediaan padat kompleks dibuat secara kempa cetak dalam
berbagai bentuk – bentuk mengandung satu atau lebih bahan obat dengan atau tidak
dengan bahan tambahan. Bentuk sediaan tablet sangat menguntungkan karena masanya
dapat dibuat secara masinel dan harganya murah, tablet takarannya tepat. Dikemas secara
baik dan praktis dalam penyimpanannya serta pengangkutan dan stabilitas obatnya
terjaga dalam kemasan obat yang mudah di telan.
1
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang Daya Penyerapan Cairan.
2. Untuk mengetahui proses penetrasi cairan ke dalam sediaan.
3. Untuk mengetahui penentuan penyerapan air.
4. Untuk mengetahui tentang Tablet.
5. Untuk mengetahui metode pembuatan Tablet.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Daya Penyerapan Cairan
Daya Penyerapan Cairan suatu substan adalah banyaknya cairan dalam banyaknya
cairan dalam g/cm3 yang dapat diserap oleh 1 gram substan. Daya Penyerapan Cairan
( BILANGAN ENSLIN ) adalah banyaknya air dalam gram yang dapat diserap secara
maksimal oleh 1 gram substan setelah waktu maksimum 15 menit.
1. Adanya sifat kapilaritas dari bahan-bahan pembantu tablet, air akan masuk
kedalam pori-pori tablet dengan kecepatan tinggi sehingga terjadi pertambahan
lapisan air serapan yang menghubungkan partikel, akibatnya terjadi perbesaran
jarak antara partikel dan tablet akan hancur.
2. Adanya sifat pengembangan dari zat-zat penghancur tablet.
3. Adanya panas adsorbsi dibebaskan sewaktu pembasahan tablet.
4. Pembentukan gas yang terjadi karena reaksi antara suatu karbohidrat dan suatu
asam
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa parameter daya penyerapan air
merupakan salah satu syarat untuk dapat meramalkan sifat-sifat tablet.
3
2.3 Penentuan Penyerapan Air
Daya penyerapan air (bilangan enslin) adalah jumlah cairan yang diserap (ml atau
gram) oleh 1 gram zat pada waktu tertentu. Suatu bahan obat yang diberikan dengan cara
apapun harus memiliki daya larut dan daya penyerapan yang baik untuk kemajuan
terapik.
Untuk mengukur data daya penyerapan cairan dapat digunanakan Alat Enslin.
4
diukur sampai cairan telah mencapai puncak tablet,Volume penyerapan air (ml)
tercatat,Tingkat penyerapan air (ml/s) kemudian dihitung.
Uji Daya Serap Granul Daya serap granul berpengaruh pada waktu hancur tablet.
Faktor yang mempengaruhi penetrasi adalah porositas tablet dimana tergantung
kompressi dan kemampuan penyerapan air dari material yang dipakai. Bahan penghancur
mulai berfungsi diantaranya melalui proses pengembangan, reaksi kimia maupun secara
enzimatis setelah air masuk ke dalam tablet (Boyland, 2002). Misalkan, Pada pembuatan
tablet ampisilin ini yang digunakan sebagai penghancur adalah Avicel PH 101 yang
merupakan selulosa yang dapat menyerap air dan mengembang lalu pecah.
5
Contoh Kurva Daya Penyerapan Air:
Tablet merupakan sediaan padat kompleks dibuat secara kempa cetak dalam
berbagai bentuk – bentuk mengandung satu atau lebih bahan obat dengan atau tidak
dengan bahan tambahan. Bentuk sediaan tablet sangat menguntungkan karena masanya
dapat dibuat secara masinel dan harganya murah, tablet takarannya tepat. Dikemas secara
baik dan praktis dalam penyimpanannya serta pengangkutan dan stabilitas obatnya
terjaga dalam kemasan obat yang mudah di telan.
( Ansel, 2005) Selain keuntungan yang dimiliki tablet, tablet juga terdapat
beberapa kerugian, yaitu zat aktif menahan atau menolak pengempaan menjadi kompak
padat karena sifat amorf yang kepadatannya rendah, sat aktif dengan pembahasan yang
buruk, sifat disolusi yang rendah, tingkat dosis yang tinggi mungkin sulit dibuat sediaan
tablet yang akan memberikan ketersediaan hayati yang mamadai.
Pelarut suatu zat aktif sangat penting. Artinya karena ketersediaan suatu obat
sangat bergantung dari kemampuan zat tersebut melarutkan kedalam medium pelarut.
6
Pelarut suatu zat aktif sangat tergantung dari kemampuan zattersebut melarut kedalam
media pelarut sebelum diserap kedalam tubuh. Sediaan obat yang harus di uji disolusinya
adalah bentuk padat maupun semi padat yaitu tablet, kapsul, dan salep (Martin, 1999).
Jika proses disolusi untuk suatu partikel obat tertentu adalah cepat atau jika obat
diberikan sebagai suatu larutan dalam tubuh seperti itu. Laju obat yang di absorbsi
terutama akan tergantung pada kesanggupannya menembus pembatasan membran.
Tetapi jika disolusi untuk suatu partikel obat melambat, misalnya mungkin karena
karakteristik obat atau bentuk dosis obat yang diberikan proses disolusinya sendiri akan
merupakan tahap yang menentukan laju dalam proses absorbs (Ansel, 1989). Penentuan
kecepatan pelarut suatu zat dapat dilakukan dengan metode yaitu pertama metode
suspense dimana bubuk zat padat ditambahkan pada pelarut tanpa pengontrolan yang
ekstra terhadap permukaan partikelnya.
Metode permukaan konstan zat ditempatkan dalam suatu wadah yang diketahui
luasnya. Sehingga variable perbedaan dapat dihitung dan dihilangkan. Biasanya zat
dibuat tablet terlebih dahulu, kemudian ditentukan seperti pada metode suspense.
Kecepatan larutan berbanding lurus dengan luas permukaan bahan padat.
Koefisien difusi serta berbanding lurus dengan luas permukaan bahan padat
turunnya konsentrasi pada waktu (t). kecepatan pelarut ini juga berbanding terbalik
dengan tebal tipisnya difusi. Pelepasan zat aktif dari suatu produk obat sangat
dipengaruhi oleh sifat fisika kima zat aktif dalam bentuk sediaan padat. Ketersediaan zat
aktif di tetapkan oleh kecepatan pelepasan zat aktif ditentukan oleh kecepatan
melarutnya dalam medium sekelilingnya (Parrot,1986).
Metode pembuatan tablet dengan tiga cara metode yaitu granulasi basah, granulasi
kering dan kempa langsung pemilihan metode pembuatan tablet ini biasanya disesuaikan
dengan karakteristik zat aktif yang akan dibuat apakah zat tersebut tahan terhadap panas
atau lembab kestabilannya, besar atau kecil dosisnya dan sebagainya ( Ansel,2005). Agar
suatu obat dapat terabsorbsi, mula – mula obat tersebut harus larut dalam cairan tempat
absorbs. Sebagai contoh suatu obat yang diberikan secara oral dalam bentuk tablet tidak
7
dapat diabsorbsi sampai partikel – partikel obtnya larut dalam cairan pada suatu tempat
dalam saluran lambung lambung usus.
Dalam hal ini dimana kelarutan suatu obat tergantung kepada apakah medium asam
atau medium basa. Obat tersebut dilarutkan berturut – turut dalam asam lambung dan
usus halus. Proses melarutnya suatu obat disebut juga disolusi ( rudic, 2002) Dalam
bidang farmasi penentuan kecepatan pelarutan suatu obat atau suatu zat aktif dapat
digunakan pada beberapa tahap pembuatan sediaan obat yaitu tahap pre – formulasi.
Tahap formulasi dan tahap pembuatan obat yaitu produksi (Rudnis,2002) Waktu
hancurnya adalah waktu yang diperluka oleh tablet untuk hancur menjadi partikel –
partikel atau granul. Waktu hancur tablet dimaksudkan agar komponen – komponen
tablet yang ada dalam tablet dapat larut dan mudah di absorbsi dalam saluran [encernaan,
maka tablet harus terlepas atau melepaskan obatnya kedalam cairan tubuh (Rudnie,
2002 ).
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Daya penyerapan cairan suatu substan adalah banyaknya cairan dalam banyaknya
cairan dalam g/cm3 yang dapat diserap oleh 1 gram substan. Daya penyerapan cairan
( bilangan enslin ) adalah banyaknya air dalam gram yang dapat diserap secara maksimal
oleh 1 gram substan setelah waktu maksimum 15 menit.
Daya penyerapan air (bilangan enslin) adalah jumlah cairan yang diserap (ml atau
gram) oleh 1 gram zat pada waktu tertentu. Suatu bahan obat yang diberikan dengan cara
apapun harus memiliki daya larut dan daya penyerapan yang baik untuk kemajuan
terapik.
Parameter daya penyerapan air merupakan salah satu syarat untuk dapat
meramalkan sifat-sifat tablet. Berdasarkan formulasi prinsip formulasi pembuatan sediaan
tablet dapat digolongkan menjadi tiga yaitu metode granulasi basah, metode granulasi
kering dan cetak langsung.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu
saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan agar penulisan makalah
selanjutnya bisa lebih baik lagi.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/presentation/341633560/DAYA-PENYERAPAN-CAIRAN-pptx
https://id.scribd.com/presentation/340248929/Ppt-Farfis-Uji-Daya-Serap
10