BAHAN AJAR

FARMASI FISIKA I (FAF 368) DOSEN PENGAMPU 1. Prof. Dr. Auzal Halim, Apt. 2. Dr. Erizal Zaini, MSi Apt

CONTENT : I. PENDAHULUAN II. PEMBUATAN SERBUK 1. Presipitasi dan Kristalisasi 2. Proses Pengeringan semprot 3. Proses Penghalusan 4. Proses Pemisahan III. ANALISA PENGUKURAN BESAR PARTIKEL 1. Analisa Penghitungan 2. Analisa Jumlah IV. DENSITI PULVA 1. Densiti murni 2. Densiti semu ( granul ) 3. Densiti Bulk

PREREQUISIT

SEBAGAI MATERIAL AWAL

UNTUK DAPAT MERAMALKAN SIFATSIFAT SEDIAAN YANG DIBUAT

DEFINISI
1. POWDER ADALAH FINE PARTIKEL YANG MERUPAKAN HASIL DARI PENGHANCURAN ( PENGHALUSAN ) SUBSTAN KERING 2. POWDER ADALAH SISTEM DISPERSA TERDIRI DARI FASE

PADAT YANG TERDISPERSI DALAM FASE GAS SEBAGAI

FASE LUAR , DIMANA FASE DALAM SALING BERSENTUHAN SATU SAMA LAIN , SISTEM INI DINAMAKAN SISTEM YANG

KOHEREN .

PEMBUATAN SERBUK

AGREGASI MOLEKUL

PEMISAHAN

PENGHALUSAN

KRISTALISASI / PRESIPITASI

PENGERINGAN SEMPROT

PENGAYAKAN

PEMISAHAN

HYDROKLASSIERUNG

AEROKLASSIERUNG

PENYEMPROTAN SEARAH

PENYEMPROTAN BERLAWANAN

20 200 m BUNDAR

SETELAH PENGGERUSAN

SEBELUM PENGGERUSAN

DERAJAT PEGGERUSAN ( Z )
1. ADALAH HASIL BAGI ANTARA BESAR PARTIKEL RATA-RATA

SEBELUM PENGGERUSAN DAN BESAR PARTIKEL RATA- RATA SETELAH PENGGERUSAN

X0 Z = -------X1

2. ADALAH QUASI ANTARA BESAR PARTIKEL MAXIMUM SEBELUM DAN SESUDAH PENGGERUSAN

XMAX , 0 Z = ----------XMAX , 1

3. ADALAH PERBANDINGAN ANTARA LUAS PERMUKAAN SPESIFIK SESUDAH DAN SEBELUM DIGERUS

O,1
Z = --------O,0

MESIN-MESIN YANG DIGUNAKAN.

UNTUK MEMILIH JENIS MESIN : TERGANTUNG PADA

DERAJAT KEHALUSAN, SIFAT-SIFAT MATERIAL TEMPERATUR DAN KELEMABABAN

BHG. STATIS

BHG. YANG BERGERAK

BHG. STATIS

BACKENBRECHER

KEGELBRECHER

MESIN PENGHALUS
DIGUNAKAN UNTUK PENGGERUSAN MATERIAL KASAR MENJADI MATERIAL HALUS ATAU SANGAT HALUS .

ADA BEBERAPA JENIS MUEHLEN :

1. WALZENMUEHLE

2. KUGEHLMUEHLE
3. LUFTSTRAHLMUEHLE 4. NUTENSCHEIBENMUEHLE

PROSES PEMISAHAN
PROSES PEMISAHAN ATAU KLASSIEREN ADALAH PROSES PEMISAHAN PULVA MENJADI FRAKSI-FRAKSI PARTIKEL TERTENTU DENGAN DAERAH DISTRIBUSI BESAR PARTIKEL YANG LEBIH SEMPIT .

F t2 t1

t0

10 m 30m 50m

80m

170 m

220 m

PROES PEMISHAN = SICHTEN

HYDROKLASSIERUNG

SICHTEN

AEROKLASSIERUNG

 ADALAH :

ANALISA PENGUKURAN BESAR PARTIKEL

1. PENENTUAN BESAR PARTIKEL

2. PENENTUAN DISTRIBUSI BESAR PARTIKEL

DALAM HAL INI PENGUKURAN BESAR PARTIKEL ADALAH PENENTUAN BESAR PARTIKEL PADAT DALAM MEDIA GAS SEPERTI ANALISA LAINNYA DISINI JUGA DIGUNAKAN SAMPEL ANALISIS ( ANALYSENPROBE ) YANG HARUS MENCERMINKAN POPULASI YANG ADA

PADA PENGUKURAN INI DIKENAL BEBERAPA JENIS GARIS TENGAH PARTIKEL SESUAI DENGAN METODA PENGUKURAN YANG DIGUNAKAN : 1. GARIS TENGAH MARTIN ( dm ) ADALAH PANJANG JARAK YANG MEMBELAH PARTIKEL MENJADI DUA BIDANG YANG SAMA LUASNYA.

a b
dm

dm

dm

2. GARIS TENGAH FERRET ( dfer ) ADALAH PANJANG JARAK MAKSIMAL DARI TANGEN-TANGEN PADA BIDANG PROYEKSI YANG TEGAK LURUS PADA ARAH PENGUKURAN

dfer

dfer

dfer

3. GARIS TENGAH PARTIKEL DENGAN EKUIVALEN VOLUME BOLA , ARTINYA PARTIKEL MEMPUNYAI VOLUME YANG SAMA DENGAN SUATU BOLA

dvol

dvol

dvol

SKEMA ALAT ALAT PENGUKUR BESAR PARTIKEL BERDASARAKAN PRINSIP PEMBIASAN SINAR LASER ( MALVERN PARTIKEL SIZER )

ANALISA SEDIMENTASI
DENGAN METODA INI DAPAT DITENTUKAN DISTRIBUSI PULVA DENGAN BESAR PARTIKEL SAMPAI DIBAWAH 40 m . UNTUK ANALISA INI HARUS DIPENUHI BEBERAPA SYARAT AL :

1. MATERIAL YANG AKAN DISELIDIKI TIDAK BOLEH LARUT DALAM

CAIRAN PENDISPERSI , SECARA KIMIA TIDAK BOLEH BEROBAH

, TIDAK BOLEH JADI KERUH DAN TIDAK BOLEH MENGEMBANG 2. CAIRAN PENDISPERSI HARUS DAPAT MENGHINDARKAN PROSES AGLOMERASI SELAMA PROSES SEDIMENTASI 3. DENSITI PENDISPERSI HARUS LEBIH KECIL DARI MATERIAL 4. VISKOSITAS HARUSLAH SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA KECEPATAN PENGENDAPAN PARTIKEL MERUPAKAN ALIRAN LAMINAR

HUKUM STOKES :
W

2 . r2 . ( p - l ) . g V = -------------------------9.
Ket. :

v = kecepatan pengendapan r = Jari-jari Partikel P = Densiti Partikel L = Densiti Cairan Pendispersi g = Grafitasi = Viskositas dinamis medium

PORI-PORI ANTAR PARTIKEL

PORI-PORI DALAM

DENSITI PULVA

DENSITI MURNI (WAEHRE DICHTE = TRUE DENSITY )

DENSITY GRANUL (DENSITI SEMU = SCHEINBARE DICHTE )

DENSITY BULK

SCHUTDICHTE BULK DENSITY UNTAPPED

STAMPFDICHTE TAPDENSITY = BULK DENSITY TAPPED

DENSITI MURNI
ADALAH DENSITI DARI MATERIAL PADAT TANPA PORI-PORI , BAIK PORI DALAM MAUPUN PORI ANTAR PARTIKEL
METODA PIKNOMETER CAIRAN DUA METODA PENENTUAN

METODA PIKNOMETER GAS

DENSITI DIHITUNG DENGAN RUMUS

( B A ) . 20 Cairan pendispersi 20 = ---------------------------------------------------

(BA)+(DC)

KET. : A = BERAT PIKNOMTER KERING YANG KOSONG B = BERAT PIKNOMETER BERSAMA SERBUK C = BERAT PIKNOMETER + BERAT PULVA + BERAT CAIRAN PENDISPERSI

D = BERAT PIKNOMETER + BERAT CAIRAN PENDISPERSI

B A = BERAT SERBUK D C = KEKURANGAN BERAT PULVA DALAM CAIRAN

DENSITI GRANUL
DENSITI GRANUL ADALAH HASIL BAGI ANTARA BERAT PARTIKEL DENGAN VOLUME TOTALNYA ( TERMASUK VOLUME PORI )
PIKNOMETER CAIRAN

PENENTUAN DENSITI SEMU

METODE SCHWEBE

BULK DENSITI

BULK DENSITI UNTAPPED ( SCHUTDICHTE )

BULK DENSITI BULK DDICHTNSITI TAPPED ( TAP DENSITY ) = STAMPFDICHTE

LUAS PERMUKAAN MERUPAKAN JUMLAH DARI LUAS PERMUKAAN SPESIFIK

LUAS PERMUKAAN MERUPAKAN JUMLAH DARI LUAS PERMUKAAN

DALAM DAN PERMUKAAN LUAR`DARI SUATU MATERIAL , YANG DAPAT DINYATAKAN SEBAGAI :

1. PER SATUAN VOLUME ( OV = Cm2 / Cm3

2. PER SATUAN MASA

( Om = Cm2 / gr

FISIKA

PROSES ADSORPSI

KIMIA

BERDASARKAN BENTUK KURVA INI DAPAT DIBAGI ATAS LIMA TIPE MENURUT BET ( BRUNAUER , EMMET , TELLER ) .

TIPE II TIPE I

TIPE III

X
TIPE IV

TIPE V

p/p0

SORPTIONSISOTHERM TIPE II

IV

p/X( p0 p )

II III B A I

p/p0
V VI VII
p/p0

AREA METER MENURUT HAUL DAN DUMBGEN

KURVA INI BERJALAN SEPERTI KURVA TPE II

X

IV

YANG MEMPUNYAI TITIK INFLEKSI PADA AKHIR TEKANAN RENDAH . TETAPI PADA

DAERAH MENDEKATI p/p0 = 1 KURVA

BERJALAN HORIZONTAL ATAU KEMBALI
p/p0

MENAIK

SAMPAI MEMOTONG GARIS JENUH PADA TITIK TERTENTU DENGAN SUDUT KECIL . TIPE IV INI UMUMNYA DITEMUKAN PADA SUBSTAN YANG MEMPUNYAI PORI-PORI BESAR .

METODA PERMIABELITAS

ALAT FISCHER SUBSIEVE SIZER