A. PEWARNAAN
menunjukkan fluoresensi biru terang, yang hilang pada penambahan
beberapa tetes asam hidroklorida pereaksi.
B. Harga Rf bercak utama larutan uji sesuai dengan larutan baku A seperti
diperoleh pada cemaran organik.
C. Larutan yang dengan penambahan beberapa tete asam hidroklorida
pereaksi menunjukkan reaksi sulfat seperti yang tertera pada uji identifikasi
umum.
02
Xantin
Xantin
Xanthin merupakan turunan alamiah purin. Senyawa xanthin yang banyak digunakan adalah
kofein, teobromin dan teofilin. Senyawa xanthin merupakan basa lemah dengan pkb antara 13-
14. Derivat xantin terdiri dari kofein, Teofilin dan teobromin ialah alkaloid yang terdapat dalam
tumbuhan. Teofilin dan teobromin merupakan asam lemah dengan pka 8,6 dan 9,9. Kofein
tidak bersifat asam karena tidak mempunyai atom hydrogen yang dapat dilepaskan sehingga
kofein merupakan basa sangat lemah dan garamnya mudah terurai oleh air, karenanya kofein
dapat disari dari larutan asam atau basa ( lebih mudah dari larutan basa) dengan kloroform.
Tetapi kofein mudah terurai oleh basa kuat, maka ;larutan dalam basa harus segera di sari.
Kafein
● Identifikasi
● KOFEIN A. Menggunakan spektrofotometri infra merah,
● caffeine menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
● Pemerian : Serbuk putih, bentuk jarum mengkilat, gelombang yang sama pada kofein baku
biasanya menggumpal; tidak berbau; rasa pahit; pembanding farmakope Indonesia.
larutan bersifat netral terhadap kertas lakmus; B. Waktu retensi puncak kofein pada kromatogram
bentuk hidratnya mengembang di udara. larutan uji sesuai dengan larutan baku seperti
● Kelarutan : Kelarutan Agak sukar larut dalam air diperoleh pada penetapan kadar.
dan dalam etanol; mudah larut dalam kloroform; ● FI VI hal 955
sukar larut dalam eter.
Teofilin
● TEOFILIN ● Identifikasi
● Theophylline A. Menggunakan spektrofotometri inframerah zat
● Pemerian : Serbuk hablur, putih; tidak berbau; yang telah dikeringkan dan didispersikan dalam
rasa pahit; stabil di udara. kalium bromida Pereaksi, menunjukkan
● Kelarutan: Sukar larut dalam air; tetapi lebih maksimum hanya pada bilangan gelombang yang
mudah larut dalam air panas; mudah larut dalam sama seperti pada Teofilin baku pembanding
larutan alkali hidroksida dan dalam amonia; agak farmakope Indonesia
sukar larut dalam etanol, dalam B. Waktu retensi relatif puncak utama terhadap
kloroform dan dalam eter. baku internal pada kromatogram Larutan uji
sesuai dengan Larutan baku seperti yang
diperoleh pada Penetapan kadar
● FI VI hal 1681
Teobromin
● Pemerian: Kristal, putih, ● Identifkasi
A. Menggunakan spektrofotometri infra
tidak berbau, pahit. merah.
● Kelarutan: Tidak B. Reaksi endapan
Antara 2 mL ammonia encer R1 panaskan
larut dalam air. sedikit dan dinginkan. Tambah 2 ml larutan
● Khasiat : pengobatan AgNO3 R2. panaskan dan terbentuk
endapan kristal putih.
obstruksi saluran nafas C. Memberikan reaksi xantin
yang reversible.
Aminofilin
● AMINOFILIN ● Identifikasi
● Aminophylline A. Reaksi pengendapan
● Pemerian: Butir atau serbuk putih atau agak endapan teofilin yang diperoleh melebur antara 270" dan
kekuningan; bau amoma lemah, rasa pahit. Jika 274“
dibiarkan di udara terbuka, perlahan-lahan B. Hasil endapan tadi di uapkan di atas tangas uap hingga
kehilangan etilenadiamina dan menyerap karbon kering ; residu berwarna ungu yang hilang dengan
dioksida dengan melepaskan teofilin, Larutan penambahanlarutan alkali.
bersifat basa terhadap kertas lakmus. C. Filtrat dari identifikasi A ditambahkan dengan
● Kelarutan Tidak larut dalam etanol dan dalam benzensulfonil klorida Pereaksi dan basakan dengan 5 mL
eter Larut dalam 25 ml. air menghasilkan larutan natrium hidroksida IN, kocok selama 10 menit, asamkan
jernih, larutan 1 g dalam 5 ml air menghablur jika dengan 5 mL sam hidroklorida 3 N, dinginkan, kumpulkan
didiamkan dan larut kembali jika ditambah endapan etilendiamina disulfonamida, bilas dengan air.
sedikit etilenadiamina hablurkan kembali dari air, keringkan pada suhu 105"
selama 1 jam: endapan melebur antara 164" dan 171
tnx