Anda di halaman 1dari 28

Identifikasi Vitamin

Larut Air
Dosen Pengampu : Apt. Meilinda Mustika , M, farm
Nama : Windi Ilva Reza
No bp : 21011250
kelas : 2021B
vitamin larut
air
Pengertian Vitamin Larut Air

Vitamin larut air merupakan vitamin yang mempunyai


berbagai fungsi penting dalam tubuh. Angka Kecukupan Gizi
(AKG) vitamin larut air dimaksudkan untuk menjadi rujukan
asupan vitamin larut air agar tercapai kondisi yang sehat.
Analisis Vitamin Larut Air
1. Vitamin B
FI VI hal 1708

Tiamin hidroklorida mengandung tidak kurang dari 98,0% dan tidak


lebih dari 102,0% C12H17ClN4OS.HCl dihitung terhadap zat anhidrat.
Pemerian Hablur atau serbuk hablur, putih; bau khas lemah. Jika
bentuk anhidrat terpapar udara dengan cepat menyerap air lebih kurang
4%. Melebur pada suhu lebih kurang 248º disertai peruraian.
Kelarutan Mudah larut dalam air; larut dalam gliserin; sukar larut
dalam etanol; tidak larut dalam eter dan dalam benzen.
Identifikasi vit B1

a. Spektrum serapan inframerah zat yang telah dikeringkan pada suhu 105° selama 2 jam dan
didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan maksimum hanya pada bilangan
gelombang yang sama seperti pada Tiamin Hidroklorida BPFI. Jika terdapat perbedaan, larutkan
masing-masing zat uji dan baku pembanding dalam air, uapkan sampai kering, dan ulangi
penetapan menggunakan sisa.

b. Larutan (1 dalam 50) menunjukkan reaksiKlorida cara A, B dan C seperti tertera pada Uji
Identifikasi Umum <291>.
identifikasi injeksi

a. Terbentuk endapan putih dengan raksa(II) klorida LP; dengan iodum LP terbentuk endapan
cokelat merah; dengan kalium raksa(II) iodida LP dan dengan trinitrofenol LP terbentuk endapan.
b. Encerkan sejumlah volume injeksi dengan air hingga kadar lebih kurang 10 mg per mL. Ke
dalam 0,5 mL larutan tambahkan 5 mL natrium hidroksida 0,5 N kemudian tambahkan 0,5 mL
kalium heksasianoferat(III) LP dan 5 mL isobutanol P, kocok kuat selama 2 menit, biarkan
memisah. Sinari permukaan cairan dengan cahaya ultraviolet, tegak lurus dan amati cairan pada
sudut 90º; meniskus udaracairan berfluoresensi biru terang, yang akan hilang jika sedikit
diasamkan, dan berfluoresensi kembali jika dibasakan.
c. Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B, dan C seperti tertera pada Uji Identifikasi Umum <291>.
identifikasi tablet
a. Gerus sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih kurang 10 mg zat, dengan 10 mL natrium
hidroksida 0,5 N, saring. Gunakan 5 mL filtrat dan lanjutkan menurut cara yang tertera pada
Identifikasi B dalam Injeksi Tiamin Hidroklorida, mulai dengan ”kemudian tambahkan 0,5 mL
kalium heksasianoferat(III) LP”: terjadi reaksi spesifik.
b. Gerus sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih kurang 10 mg zat, dengan 10 mL air, saring.
Filtrat memenuhi pengujian berikut:
- Pada 2 mL tambahkan iodum LP: terbentuk endapan coklat merah.
- Pada 2 mL tambahkan raksa(II) klorida LP: terbentuk endapan putih.
- Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C seperti tertera pada Uji identifikasi umum <291>.
c. Pada sisa filtrat yang diperoleh dari Identifikasi tambahkan 1 mL timbal (II) asetat LP dan 1 mL
natrium hidroksida 2,5N: terjadi warna kuning. Panaskan campuran di atas tangas uap selama
beberapa menit: warna berubah menjadi cokelat, dan jika dibiarkan, terbentuk endapan timbal (II)
sulfida yang memisah.
2. Vitamin B2 ( ribovlavin )
FI VI hal 1478
Pemerian Serbuk hablur; kuning hingga kuning jingga; bau
lemah. Melebur pada suhu lebih kurang 280. Larutan
jernihnya netral terhadap lakmus. Jika kering tidak begitu
dipengaruhi oleh cahaya terdifusi, tetapi dalam larutan cahaya
sangat cepat menyebabkan peruraian, terutama jika ada alkali.
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air, dalam etanol, dan
dalam larutan natrium klorida 0,9%; sangat mudah larut dalam
larutan alkali encer; tidak larut dalam eter dan dalam kloroform.
identifikasi
Larutan 1 mg zat dalam 100 mL air dilihat dengan cahaya yang
ditransmisikan larutan berwarna kuning pucat kehijauan, berflouresensi
hijau kekuningan intensif, yang dengan penambahan asam mineral atau
alkali, fluoresensi hilang.
3. Vitamin B3 ( nikotinamida )
FI VI hal 1267

Pemerian Serbuk hablur putih; tidak berbau atau praktis


tidak berbau; rasa pahit. Larutan bersifat netral terhadap
kertas lakmus.
Kelarutan Mudah larut dalam air dan dalam etanol; larut
dalam gliserin.
identifikasi

a. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Nikotinamida BPFI.
b. Spektrum serapan ultraviolet larutan 20 µg per mL menunjukkan maksimum dan minimum pada
panjang gelombang yang sama seperti pada Nikotinamida BPFI; perbandingan A245/A262
adalah antara 0,63 dan 0,67
4. Vitamin B5

Pemerian: Serbuk; putih; agak higroskopis; tidak berbau; rasa pahit.

Kelarutan: Mudah larut dalam air; larut dalam gliserin; praktis tidak larut dalam etanol, dalam
kloroform dan dalam eter.
Identifikasi

A. Spektrum serapan inframerah zat kering dan didispersikan dalam kalium bromida P, menunjukkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Kalsium Pantotenat BPFI.
B. Larutan zat (1 dalam 20) menunjukkan reaksi Kalsium cara A dan B seperti tertera pada Uji
Identifikasi Umum .
5. Vitamin B6 ( piridoksin hidroklorida )
FI VI hal 1397

Pemerian Hablur atau serbuk hablur putih atau hampir


putih; stabil di udara; secara perlahan-lahan dipengaruhi
oleh cahaya matahari.
Kelarutan Mudah larut dalam air; sukar larut dalam
etanol; tidak larut dalam eter. Larutan mempunyai pH
lebih kurang 3.
identifikasi

a. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam minyak mineral P menunjukkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Piridoksin Hidroklorida
BPFI .
b. Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B, dan C seperti yang tertera pada Uji Identifikasi Umum
<291>.
6. vitamin B7
fi vi hal
7. Vitamin B9 ( asam folat )
FI VI hal 180

Pemerian Serbuk hablur kuning, kuning kecokelatan atau jingga


kekuningan; tidak berbau.
Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; segera larut dalam alkali =
hidroksida dan dalam alkali karbonat encer; larut dalam asam hidroklorida
3 N panas, dalam asam sulfat 2 N panas; larut dalam asam hidroklorida 3
N panas dalam asam sulfat 2 N panas, dalam asam hidroklorida dan dalam
asam sulfat larutan menjadi kuning pucat; tidak larut dalam etanol, dalam
aseton, dalam kloroform dan dalam eter.
identifikasi

Spektrum serapan ultraviolet larutan zat 10 µg per mL dalam larutan natrium hidroksida 0,1 N,
menunjukkan maksimum dan minimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti pada Asam
Folat BPFI. Perbandingan serapan pada panjang gelombang 256 dan 365 nm adalah antara 2,80 dan
3,00.
identifikasi tablet

Larutkan sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih kurang 100 mg asam folat dalam 100 mL larutan
natrium hidroksida P 0,1 N dan saring. Atur pH hingga 3,0 dengan asam hidroklorida P, dinginkan
sampai 5º, saring dan bilas endapan dengan air dingin sampai air bilasan terakhir tidak mengandung
klorida. Kemudian bilas dengan aseton P dan keringkan pada suhu 80 selama 1 jam. Larutkan residu
dalam natrium hidroksida 0,1 N hingga diperoleh kadar 10 µg per mL; spektrum serapan ultraviolet
larutan zat menunjukkan maksimum dan minimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti
pada Asam Folat BPFI. Perbandingan serapan pada 256 dan 365 nm adalah antara 2,80 dan 3,00.
8. vitamin B12
● Pemerian: Hablur atau amorf merah tua atau serbuk hablur merah. Bentuk anhidrat sangat
higroskopis. Jika terpapar udara menyerap air lebih kurang 12%.
● Kelarutan: Agak sukar larut dalam air; larut dalam etanol; tidak larut dalam aseton, dalam
kloroform dan dalam eter.
Identifikasi
● A. Spektrum serapan ultraviolet larutan yang diperoleh pada Penetapan kadar yang diukur pada
panjang gelombang 200 nm – 700 nm menunjukkan maksimum pada panjang gelombang lebih
kurang 278 nm ± 1 nm, 361 nm ± 1 nm dan 550 nm ± 2 nm. Perbandingan serapan pada panjang
gelombang 361 nm dan 278 nm antara 1,70 dan 1,90; dan perbandingan serapan pada panjang
gelombang 361 nm dan 550 nm antara 3,15 dan 3,40.
● B. Lebur lebih kurang 1 mg zat dengan lebih kurang 50 mg kalium pirosulfat P dalam krus
porselen. Dinginkan, aduk dengan batang pengaduk kaca, tambahkan 3 mL air, didihkan hingga
larut. Tambahkan 1 tetes fenolftalein LP dan tambahkan larutan natrium hidroksida P 100 mg per
mL, tetes demi tetes sampai merah muda. Tambahkan 500 mg natrium asetat P, 0,5 mL asam
asetat 1 N, dan 0,5 mL larutan garam nitroso R 2 mg per mL: segera terjadi warna merah atau
merah jingga. Tambahkan 0,5 mL asam hidroklorida P, dan didihkan selama 1 menit: warna merah
tetap.
lanjutan...

● C. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi cair kinerja tinggi seperti tertera pada
Kromatografi
9. Vitamin C ( asam askorbat )
FI VI hal 176

Pemerian Hablur atau serbuk putih atau agak kuning.


Warna menjadi gelap karena pengaruh cahaya. Dalam
keadaan kering, stabil di udara. Dalam larutan cepat
teroksidasi. Melebur pada suhu lebih kurang 190.
Kelarutan mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam
etanol; tidak larut dalam kloroform, dalam eter dan dalam
benzen.
identifikasi

a. Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P menunjukkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Asam Askorbat BPFI.
b. Larutan zat (1 dalam 50) mereduksi tembaga(II) tartrat alkali LP secara perlahan pada suhu ruang
dan akan lebih cepat bila dipanaskan.
identifikasi injeksi

a. Pada sejumlah volume injeksi setara dengan 40 mg asam askorbat, tambahkan 4 mL asam
hidroklorida 0,1 N kemudian 4 tetes biru metilen LP,hangatkan hingga suhu 40: warna biru tua
berubah menjadi lebih muda atau hilang dalam waktu 3 menit.
b. Waktu retensi puncak utama Larutan uji sesuai dengan Larutan baku yang diperoleh pada
Penetapan kadar.
c. Menunjukkan warna kuning yang intensif pada nyala nonluminous.
identifikasi tablet

Larutan uji Tirturasi sejumlah tablet hingga halus, encerkan dengan etanol encer LP secukupnya
hingga kadar asam askorbat lebih kurang 20 mg per mL dari jumlah yang tertera pada etiket, saring
dan lakukan pengujian sebagai berikut:
a. Pada sejumlah filtrat Larutan uji tambahkan tembaga(II)tartrat alkali LP: tembaga(II)tartrat alkali
LP akan tereduksi perlahan-lahan pada suhu ruang, tetapi lebih cepat bila dipanaskan.
b. Pada 2 mL filtrat, tambahkan 4 tetes biru metilen LP, hangatkan hingga suhu 40°: warna biru tua
menjadi lebih muda atau hilang dalam waktu 3 menit.
c. Pada 1 mL filtrat tambahkan 15 mL larutan asam triklorasetat P (1 dalam 20), tambahkan lebih
kurang 200 mg arang aktif P, kocok kuat-kuat selama 1 menit. Saring melalui kertas saring lipat,
jika perlu kembalikan filtrat ke dalam penyaring sampai jernih.
d. Pada 5 mL filtrat tambahkan 1 tetes pirol P, goyang hati-hati hingga larut, kemudian panaskan di
dalam tangas air pada suhu 50: terjadi warna biru.
Terimakasiiiii
ii

Anda mungkin juga menyukai