ISONIAZID (INH)
Nessler’s reagent-Black
BM 137,14
A. Kompleksometri
Prinsip
Penentuan kadar Isoniazid dengan menggunakan metode titrasi kompleksometri yaitu karena
isoniazid dapat membentuk suatu senyawa kompleks dengan titran pengkompleks untuk
membentuk ion atau senyawa kompleks dengan menggunakan indikator.
Sampel disini berperan sebagai ligan yang mana bertindak sebagai donor elektron dan ion
logam sebagai aseptor elektron. Adanya atom Nitrogen pada struktur isoniazid ini akan
terjadi reaksi pembentukan senyawa kompleks antara zat pembentuk kompleks (ligan)
dengan ion logam (atom pusat), dimana logam akan mengikat 2 ligan (Ligan Bidentat yaitu
ligan yang menyerahkan dua pasang electron untuk membentuk ikatan kovalen dengan ion
logam) dan senyawa tersebut sedikit terdisosiasi didalam air.
Persamaan Reaksi
b. Iodometri
Prinsip
Isoniazid bersifat oksidator dan KI bersifat reduktor. KI dalam suasana asam akan
berubah menjadi I- yang kemudian akan mereduksi gugus karbonil dari isoniazid. Karena I-
mereduksi jadi I- mengalami oksidasi menjadi I2. I2 yang terbentuk mereduksi natrium
tiosulfat. Kemudian I2 teroksidasi menjadi I- lagi. Cara memastikan I2 sudah terbentuk yaitu
dengan ditambahkan amylum yang akan berubah warna menjadi warna biru jika I2 sudah
terbentuk kemudian ditirtasi dengan natrium tisulfat earna biru tersebut akan hilang (titik
akhir titrasi).
1. Reaksi
a. Pembakuan Na2S2O3 dengan K2Cr2O7
b. Reaksi Isoniazid dengan Kalium Iodida
a. Prinsip
a. argentometri volhard
16. VITAMIN C
Monografi
Vitamin C
b. Titrasi Iodimetri
Prinsip
Vitamin C (Asam Askorbat) memiliki daya reduksi yang tinggi sehingga dapat digolongkan
sebagai reduktor kuat. Dengan demikian, vitamin C dapat ditetapkan kadarnya secara titrasi
Iodimetri. Vitamin C (Asam Askorbat) dapat dititar dengan I2 dan mengalami oksidasi
menjadi Asam Dehidroaskorbat. Sebagai indikator digunakan kanji yang ditambahkan pada
awal titrasi dengan TA biru.
Reaksi
15. PIRIDOKSIN HCL (VITAMIN B6)
Monografi
RM / BM : C8H11NO3.HCl / 205,64
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur; putih atau hampir putih; stabil di udara; secara
perlahan-lahan dipengaruhi oleh cahaya matahari.
Kelarutan : Mudah larut dalam air; sukar larut dalam metanol; tidak larut dalam eter. Larutan
mempunyai pH lebih kurang 3,0 .
Reaksi
1. Reaksi antara piridoxin HCl dengan AgNO3
2. Reaksi pembakuan AgNO3 oleh NaCl
16. VITAMIN B1
a. Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, putih, berbau khas lemah. Jika bentuk anhidrat terpapar
udara dengan cepat menyerap air lebih kurang 4%. melebur pada suhu kurang 248°c disertai
peruraian.
b. Kelarutan : Mudah larut dalam air, larut dalam glierin, sukar larut dalam etanol, tidak larut
dalam eter atau benzen.
c. Pka Vitamin B1 : 4,5 (asam lemah)
A. Prinsip Dasar
Penetapan kadar Vitamin B1 dengan metode titrasi asam basa tidak langsung yang didasarkan
pada reaksi antara asam lemah yaitu vitamin B1 dengan basa kuat yaitu natrium hidroksida
(NaOH). Reaksi asam lemah dengan basa kuar akan menghasilkan suatu garam yang bersifat
basa karena kation dari garam tersebut merupakan basa terkonjungasi dan asam lemah dapat
mengalami hidrolisis menghasilkan io OH- sehingga larutan garam bersifat basa.
Prinsip Praktikum :
Sampel sianokobalamin untuk dapat di titrasi dengan metode iodometri, harus melewati
destruksi terlebih dahulu untuk melepaskan ikatan kompleks pada atom N, yang nantinya
akan menghasilkan senyawa cobalt nitrat yang bersifat oksidator dan kemudian akan
mereduksi KI dan membentuk I2 lalu dititrasi dengan natrium tiosulfat, sehingga kadarnya
dapat ditentukan.
Persamaan Reaksi
Pembakuan Na2S2O3