Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN RESMI

IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR KLORAMFENIKOL


DALAM SALEP

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
1.EKA RAHMA NOVIYANTI (2193067)
2.ENY RUSMIYATI (2193068)
3.ERVAN FERNANDO (2193069)
4.FATMAWATI SEPTIA.I.P (2193070)
5.INA DAMAYANTI (2193072)

PRODI D3 FARMASI
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NASIONAL 2021
I. TUJUAN
Untuk mengidentifikasi dan menetapkan kadar kloramfeikol dalam sediaan salep.
II. DASAR TEORI
Kloramfenikol merupakan suatu golongan antibiotik yang menghambat
pertumbuhan bakteri. Obat ini memiliki spectrum kerja yang luas terhadap banyak
bakteri. Penggunaan antibiotic yang tidak tepat dapat menumbulkan resistensi bakteri.
Oleh karena itu dilakukan perhitungan kadar untuk meminimalisir kemungkinan pasien
mengalami resistensi (Priyono, 2014).Kloramfenikol bekerja dengan menghambat
aktivitas enzim peptidil tranferase pada bakteri sehingga sintesis protein akan terhenti
(Pratiwi, 2008). Salep kloramfenikol mengandung kloramfenikol tidak kurang dari 85%
dan tidak lebih dari 105% dari jumlah yang tertera pada etiket (Depkes RI,1979).
Pemeriaan sediaan :

 Kloramfenikol

Kloramfenikol mengandung tidak kurang dari 97% dan tidak lebih dari 103%, dihitung
terhadap zat yang telah dikeringkan.
Pemerian : merupakan zat hablur halus berbentuk jarum atau lempeng memanjang, putih
sampai putih kelabu atau putih kekuningan;tidak berbau; rasa sangat pahit.
Kelarutan :Kloramfenikol larut dalam lebih kurang 400 bagian air, dalam 2,5 bagian
etanol
(95%)P, dan dalam 7 bagian propilenglikol P; sukar larut dalam kloroform P dan dalam
eter P (Depkes RI, 1995).

 Aquadest

Pemerian : cairan jernih,tidak berwarna,tidak berbautidak mempunyai rasa


Kelarutan :-

 Natrium Hidroksida (NaOH)

Pemerian : bentuk batang, butiran,massa hablur atau keping,kering,keras,rapuh dan


menunjukkan susunan hablur,putih,mudah meleleh basah. Sangat alkalisdan korosif seger
a menyerap karbondioksida .
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%) p

 Perak nitrat (AgNO3)


Pemerian :  Hablur transparan/ serbuk hablur berwarna putih, tidak berbau, menjadi gelap
jika kena cahaya
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, muda larut dalam etanol (95%) P.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Tabung reaksi 7. Statif dan klem
2. Rak tabung reaksi 8. Erlenmeyer
3. Pipet tetes 9. Labu takar
4. Nereca 10. Corong kaca
5. Spektrofotometer 11. Pipet volume
6. Kuvet 12. Bunsen
Bahan :
1. Kloramfenikol salep
2. Petroleum eter
3. Aquadest
4. NaOH
5. AgNO3
6. Kloramfenikol base

IV. CARA KERJA SISTEMATIS

ANALISIS KUALITATIF

1 gram sampel ditambahkan 25 mL PE

Tambahkan 25 mL aquadest

Ekstraksi dengan air dan pisahkan


Tampung fase air

Fase PE ditambahkan 25 mL aquadest diektraksi


kembali (ulangi sampai 3 kali)

Fase air yang tertampung di identifikasi secara


kualitatif dengan 2 cara

Cara pertama dengan


V. NaOH dan 3 Cara kedua dengan
penambahan
VI. kemudian penambahan AgNO3
mL aquadest
kemudian amati perubahan
dipanaskan dan diamati
yang terjadi
perubahan yang terjadi
ANALISIS KUANTITATIF

Pembuatan kurva baku Penetapan kadar kloramfenikol dalam


salep

1) 50,0 mg serbuk kloramfenikol 1) 500,0 mg salep kloramfenikol ditambahkan 25


mL PE
2) Ditambahakan etanol sampai larut
2) Tambahkan 25 mL aquadest
3) Tambahkan 50 mL aquadest
3) Lakukkan ekstrasi 3 kali dan tampung fase air
4) Encerkan dalam 5 seri konsentrasi 8
ppm, 10 ppm, 12 ppm, 16 ppm, 20 ppm 4) Hasil fase air tambahkan aquadest ad 100 mL
5) Ukur serapan pada lamda maks 5) Saring
6) 10,0 mL larutan sampel dimasukkkan dalam labu
ukur 50,0 mL
7) Tambahkan aquadest ad 50,0 mL
8) Ukur serapan pada lamda maks
9) Hitung kadar kloramfenikol
V. HASIL DAN PERHITUNGAN HASILa. Analisis kualitatif

No Reaksi Hasil Kesimpulan


1 Sampel +NaOH + 3 mL aquadest  panaskan Larutan kuning bening Negatif
2 Sampel +AgNO3 Tidak ada endapan Positif

b. Analisis kuantitatif
Penimbangan kloramfenikol:
Kertas + zat : 0.3151 g
Kertas sisa : 0,2639 g
Kloramfenikol : 0,0519 g  51,2 mg
bobot 0,0519 g
Konsentrasi sesungguhnya: x 1.000.000 = x 1.000.000 = 1024 ppm
volume 50 ml

Volume pengambilan masing-masing seri konsentrasi

 Volume 8 ppm :
C1 . V1 = C2 . V2
8 . 10 = 1024 . V2
V2 = 0,08 mL
Konsentrasi 0,08mL :
C1 . V1 = C2 . V2
1024 . 0,08 = C2 . 10
C2 = 8,192 ppm

 Volume 10 ppm
C1 . V1 = C2 . V2
10 . 10 = 1024 . V2
V2 = 0,1 mL
Konsentrasi 0,1mL :
C1 . V1 = C2 . V2
1024 . 0,1 = C2 . 10
C2 = 10,24 ppm

 Volume 12 ppm
C1 . V1 = C2 . V2
12 . 10 = 1024 . V2
V2 = 0,12 mL
Konsentrasi 0,12mL :
C1 . V1 = C2 . V2
1024 . 0,12 = C2 . 10
C2 = 12,288 ppm

 Volume 16 ppm
C1 . V1 = C2 . V2
16 . 10 = 1024 . V2
V2 = 0,16 mL
Konsentrasi 0,16mL :
C1 . V1 = C2 . V2
1024 . 0,16 = C2 . 10
C2 = 16,384 ppm

 Volume 20 ppm
C1 . V1 = C2 . V2
20 . 10 = 1024 . V2
V2 = 0,2 mL
Konsentrasi 0,2mL :
C1 . V1 = C2 . V2
1024 . 0,2 = C2 . 10
C2 = 20,48 ppm
Hasil data dengan panjang gelombang 277 nm

Konsentrasi (ppm) Absorbansi


8,1920 0,495
10,2400 0,530
12,2880 0,618
16,3840 0,734
20,4800 0,836
Y = bx + a
Y = 0,0287x + 0,2545

sampel abs Kadar Kadar x FP Kadar Kadar Rentang


(ppm) (ppm/(mg/L) (mg/100mL) (g/100g) kadar (%)
1 0,627 12,979 64,895 6,489 0,649 20
2 0,546 10,157 50,785 5,078 0,508 20
3 0,614 12,526 62,63 6,263 0,626 20
Rata- rata 20

Perhitungan kadar
Kadar (ppm)
1. Y = 0,0287x + 0,2545
0,627 = 0,0287x + 0,2545
X= 12,979 ppm
Kadar x FP = 12,979 x (50/10) = 64,895 = 6,689 mg/100mL = 0,649 g/100g
12,979
Rentang kadar = x 100% = 20%
64,895
2. Y = 0,0287x + 0,2545
0,546 = 0,0287x + 0,2545
X= 10,157 ppm
Kadar x FP = 10,157 x (50/10) = 50,785 = 5,078 mg/100mL = 0,508 g/100g
10,157
Rentang kadar = x 100% = 20%
50,785
3. Y = 0,0287x + 0,2545
0,614 = 0,0287x + 0,2545
X= 12,526 ppm
Kadar x FP = 12,526 x (50/10) = 62,63 = 6,263 mg/100mL = 0,626 g/100g
12,526
Rentang kadar = x 100% = 20%
62,63
20+20+20
Rata-rata = =20%
3

Rata- rata rentang kadar yaitu 20%.


Kadar tidak memenuhi syarat FI edisi III yaitu tidak kurang dari 85,0% dan tidak lebih dari
105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

VI. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menetapkan kadar
kloramfeikol dalam sediaan salep. Pada identifikasi dan penetapan kadar kloramfenikol
ini dilakukan dengan 2 analisis yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.Pertama
analisis kualititatif ,bertujuan untuk mengetahui keberadaan suatu unsur atau senyawa
kimia Dalam uji kualitatif ini digunakan 2 pelarut yaitu PE dan aquadest, hal ini
dikarenakan PE digunakan untuk melarutkan basis – basis salep, sedangkan untuk
aquadest digunakan untuk melarutkan zat polar / mengikat zat aktif seperti kloramfenikol.
Setelah dilarutkan kemudian dipisah menjadi 2 fase yaitu fase PE dan fase air, untuk fase
air dilanjutkan dengan identifikasi sampel tersebut dengan cara menambahkan NaOH dan
aquadest yang kemudian dipanaskan, dan didapatkan hasil larutan kuning bening, dapat
disimpulkan bahwa dalam reaksi ini tidak mengandung kloramfenikol,karena pereaksi
NaOH, jika dipanaskan sampai mendidih akan mengalami perubahan warna yang semula
jernih berubah menjadi kuning kuat. Namun hasil yang didapat setelah pemanasan,
larutan tidak mengalami perubahan warna. Hal ini dimungkinkan karena residu
kloramfenikol dalam sampel berada dalam konsentrasi yang sangat kecil yakni part per
billion (pbb),maka bila menggunakan pereaksi seperti NaOH, uji kualitatif tersebut tidak
cukup sensitif untuk mendeteksi keberadaan residu kloramfenikol. Kemudian
menambahkan sampel dengan AgNO3 dan didapatkan hasil tidak ada endapan jadi, dapat
disimpulkan bahwa sampel mengandung kloramfenikol.Kedua, analisis kuantitatif,
bertujuan untuk menentukan kadar kloramfenikol dalam sediaan salep.
Penetapan kadar kloramfenikol dapat ditetapkan kadarnya secara spektrofotometri
ultraviolet menggunakan pereaksi akuadest. Diukur serapan larutan pada panjang
gelombang maksimum 277 nm. Spektrofotometri UV-Vis adalah pengukuran panjang
gelombang dan intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorbsi oleh
sampel. Sinar ultraviolet dan cahaya tampak memiliki energi yang cukup untuk
mempromosikan elektron pada kulit terluar ke tingkat energi yang lebih tinggi. Sinar
ultraviolet berada pada panjang gelombang 200-400 nm sedangkan sinar visible berada
pada panjang gelombang 400-800 nm. Metode spektrofotometri UV-Vis digunakan untuk
menetapkan banyak jenis bahan obat. Cara untuk menetapkan kadar sampel adalah
dengan membandingkan absorbansi sampel dengan absorbansi baku, atau dengan
menggunakan persamaan regresi linier yang menyatakan hubungan antara konsentrasi
baku dengan absorbansinya dan selanjutnya digunakan untuk menghitung kadar dalam
sampel.
Digunakan metode spektrofotometri karena dalam struktur kloramfenikol terdapat
kromofor dan auksokrom. Kromofor merupakan semua gugus atau atom dalam senyawa
organik yang mampu menyerap sinar ultraviolet dan sinar tampak. Sedangkan auksokrom
adalah gugus fungsional yang mempunyai elektron bebas (Gandjar, 2007). Prinsip kerja
dari spektrofotometi UV berdasarkan hukum Lambert Beer, bila cahaya monokromatik
(Io) melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut diserap (Ia), sebagian
dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It).
Analisis kuantitatif dengan metode spektofotometri UV-Vis dapat digolongkan
atas tiga macam pelaksanaan pekerjaan, yaitu:
a. analisis zat tunggal.

b. analisis campuran dua macam zat atau analisis dua komponen.

c. analisis campuran tiga macam zat atau lebih / analisis multi komponen.
Penggunaan utama untuk analisa kuantatif, menentukan kadar senyawa yang
mengabsorpsi radiasi UV-Vis dengan membandingkan absorban sampel terhadap
absorban senyawa standar yang konsentrasinya diketahui. Pada analisa kuantitatif
diperoleh Y = 0,0287x + 0,2545 yang kemudian digunakan untuk perhitungan kadar dan
diperoleh hasil kadar 20% kurang dari 85% sehingga dapat disimpulkan bahwa kadar
tidak memenuhi syarat menurut FI edisi III bahwa salep kloramfeniko mengandung
kloramfenikol tidak kurang dari 85,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang
tertera pada etiket.

VII. KESIMPULAN
Dari hasil penetapan kadar salep kloramfenikol secara spektrofotometri
ultraviolet, diperoleh kadar sebagai berikut: K = 20 %. Kadar kloramfenikol tersebut
tidak sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia Edisi III,
yaitu salep kloramfenikol mengandung kloramfenikol C11H12Cl2N2O5 tidak kurang
dari 85,0% dan tidak lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


 Depkes RI. 1995.  Farmakope Indonesia Edisi IV.Jakarta: Depkes RI
 Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III  . Jakarta: Depkes RI
 Pratiwi, S. T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga
 Priyono, A. 2014. Kloramfenikol. Tersedia online di http://www.kerjanya.net/faq/11871
kloramfenikol.html

Anda mungkin juga menyukai