Laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kimia farmasi analisi 1
(KFA1)
Disusun Oleh :
31117151 : AHMAD SODIKIN
31117153 : AMALIA SALSABILA F
31117154 : ANANDA THESA
31117155: ANISA MARLIYANTI
31117156: ASTRIA KUSMAYANTI
31117198 : YUNI MELINDA
FARMASI 3D
A. DASAR TEORI
A=-logT=ε.b.C=a.b.C
Keterangan :
A =Absorbansi T = Transmitansi
ε = Absorptivitas molar, L cm-1. mol-1 (jika konsentrasi dalam satuan mol/Liter)
a = Absorptivitas, L cm-1. gram-1 (jika konsentrasi dalam satuan gram/liter)
b = Panjang sel, cm
c = konsentrasi
Spektrofotometri UV-Vis bisa digunakan untuk uji kuantitatif dan kualitatif.
Dalam setiap analisis kuantitatif perlu dilakukan langkah langkah utama dan baku yaitu:
1. Pembentukan warna (untuk pengukuran dengan sinar tampak) dan zat yang tidak
berwarna atau warnanya kurang kuat
2. Penentuan panjang gelombang maksimum
3. Pembuatan kurva kalibrasi
Komponen-komponen UV-Vis terdiri dari sumber radiasi yang stabil dan
berkelanjutan (kontinyu); sistem lensa, cermin dan celah untuk membatasi, membuat paralel
dan memfokuskan berkas sinar; monokromator untuk menyeleksi sinar menjadi lamda
tertentu (sinar monokromatis); kontainer atau tempat sampel yang transparan biasa disebut
dengan sel atau kuvet; detektor yang dirangkaikan dengan readout atau piranti baca untuk
menangkap sinyal dari sinar yang masuk sesuai dengan intensitas cahayanya dan ditampilkan
pada layar readout
2. Micro pipet
3. Vial
6. Sentrifugator
7. Neraca digital
8. Pipet tetes
9. Gelas ukur
10. Kuvet
11. Gelas kimia
Bahan :
1. Sampel
2. Aquadest
3. Etanol
4. Metanol p.a
5. NaOH
C. Prosedur
1. Uji organoleptic
sampel
sampel
Larutkan,
sentrifugasi
Lakukan pengenceran
Spektrofotomete
D. HASIL PENGAMATAN
NO SAMPEL : 48
DUGAAN : METHYPREDNISOLON
261 2,405
AMOXILIN
228 2,043
230 2,028
CAFFEIN
2,7 CLORAMPE
IBUPROFE
292 1,679
226 1,662
243 1,635
INH
248 1,7
2,4
LUMINAL
METPRED
209 1,372
2,1 PCT
VITB12
217 1,179
207 1,095
VITB6
261 1,076
1,8 VITC
248 0,938
MET3DK1
276 0,841
Absorbance
MET3DK1
243 0,741
1,5 MET3DK1
213 0,466
1,2
361 0,341
278 0,172
292 0,091
0,9
0,6
0,3
-0,3
200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400
W avelength [nm]
Abs
No Gambar kurva Pelarut λ
pelarut metpred
1. Air 244 0,197 248 1,7
248 1,7
2
METPRED
AIR3DK1
1,8
1,6
1,4
1,2
Absorbance
0,8
244 0,197
0,6
0,4
0,2
0
200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400
Wavelength [nm]
2
METPRED
MET3DK1
1,8
1,6
1,4
1,2
243 0,741
Absorbance
0,8
0,6
0,4
0,2
0
200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400
Wavelength [nm]
2
METPRED
ETOH3DK1
1,8
1,6
1,4
1,2
Absorbance
210 0,637
1
247 0,454
0,8
0,6
0,4
0,2
0
200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400
Wavelength [nm]
2
METPRED
1,8 NAOH3DK1
1,6
1,4
1,2
Absorbance
0,8
0,6
260 0,039
307 0,021
358 0,016
419 0,016
481 0,008
542 0,007
572 0,006
641 0,005
712 0,003
0,4
0,2
-0,2
200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400
Wavelength [nm]
E. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini membahas tentang pengenalan instrument spektrofotometri UV-
Vis, kalibrasi dan pengukuran panjang gelombang maksimum. Tujuan dari percobaan ini
adalah untuk memahami prinsip kerja alat spektrofotometri UV-Visible, mengetahui cara
mengkalibrasi alat spektrofotometer UV-Visible, dan mengetahui cara menentukan nilai
λ maks (panjang gelombang maksimum) sebagai parameter penting dalam analisa
spektrofotometri UV-Vis.
Prinsip kerja spektrofotometer adalah menggunakan instrumen obat atau molekul
dengan radiasi elektromagnetik, yang energinya sesuai. Interaksi tersebut akan meningkatkan
energi potensi elektron pada tingkat aksitan. Apabila pada molekul yang sederhana tadi
hanya terjadi transisi elektronik pada suatu macam gugus maka akan terjadi suatu absorbsi
yang merupakan garis spektrum. Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia
analisis yang digunakan untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif
dan kualitatif yang didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Cahaya yang
dimaksud dapat berupa cahaya visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa
atom dan molekul namun yang lebih berperan adalah elektron valensi.
Cara kerja darispektrofoto meterpertama
sumber cahaya polikromatis masuk ke dalam monokromator (terjadi penyebaran cahaya)
dari monokromator kemudian keluar menuju ke sel sampel, pada sel sampel ini terjadi proses
penyerapan cahaya oleh zat yang ada dalam sel sampel (dimana cahaya yang masuk lebih
terang dibandingkan cahaya setelah keluar). Selanjutnya cahaya ditangkap oleh detektor dan
mengubahnya menjadi arus listrik.Pada prosedur pertama identifikasi sediaan secara
organoleptik didapatkan hasil bentuk padat berupa serbuk hablur , warna merah muda, rasa
pahit tidak berbau setelah uji organoleptik sampel diduga adalah methylprednisolone,
vitamin B12, Vitamin B6 dan caffeine.
Setelah itu sampel ditimbang sebanyak 0,25g kemudian dilakukan isolasi terhadap
pelarut air, etanol, methanol, larutan asam dan basa dalam tabung sentifugasi, lakukan vortek
kurang lebih 30 detik, sentifugasi pada 3000 rpm selama 15 menit bertujuan untuk
memisahkan dari matriks dan memperluas permukaan molekul analit agar mudah
teidentifikasi. Setelah terisolasi kemudian lakukan pengenceran di berbagai rpm kemudian
add 10 ml dan lakukan spektrofotometri pada panjang gelombang 200-800 nm amati puncak
panjang gelombang yang dihasilkan. Lakukan terhadap sampel standar murni untuk
pembanding penentuan panjang gelombang.
Diperoleh hasil panjang gelombang pada pengujian sampel dengan pelarut air dan etanol
terdapat puncak pada panjang gelombang yang mendekati sampel standar yaitu
methylprednisolone dan caffein. Berikut hasil kromatogram :
1,8
PCT
VITB12 pelarut air
248 1,7
VITB6
2 VITC
1,6 METPRED AIR3DK1
ETOH3DK1
1,8
1,4
Absorbance
1,6
1,2
1,4
1
Absorbance
1,2
0,8
210 0,637
0,6 1
247 0,454
0,4 0,8
0,2 0,6
0 0,4
-0,2 0,2
200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400
0
Wavelength [nm]
200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400
Wavelength [nm]
2,6
2,4
CAFFEIN
243 1,635
2,2 AIR3DK~1
1,8
1,6
Absorbance
1,4
1,2
0,8
0,6
0,4
0,2
0
200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400
W avelength [nm]
1.3 Hasil kromatogram methylprednisolone pelarut
air
248 1,7
2
METPRED
AIR3DK1
1,8
1,6
1,4
1,2
Absorbance
0,8
244 0,197
0,6
0,4
0,2
0
200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400
F. Kesimpulan
G. DAFTAR PUSTAKA
Cresswell, Clifford.J. 2005. Analisis Spektrum Senyawa Organik. Bandung: ITB. Dirjen
POM. 1979.
Farmakope Edisi III . Jakarta: Depkes RI.
Gandjar, I.G. & A. Rohman. 2007. Kimia Farmasi AnalisisYogyakarta: PustakaPelajar.
Ghalib, Ibnu Ganjar Dan Abdul Rahman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik . Jakarta: UI Press. Nurlaeli, Novie.
2013.
R.A.Day, Dr Jan Dan Al - Underwood. 2002. Analitik Kimia Kuantitatif. Jakarta:Erlangga.
Setiarso, Pirim dkk. 2016. Petunjuk Praktikum Kimia Analitik
III..Surabaya:Unesa Press.
Sitorus, M. 2009. Spektroskopi Elusidasi Struktur Molekul Organik Edisi
Pertama.Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sumar, Hendayana. 1994. Kimia Analisis Farmasi. Jakarta: UI Press.
Cairns, D. 2009. Intisari Kimia Farmasi Edisi Kedua. Buku Kedokteran EGC. DN. Jakarta.
EE. Triyati, E. 1985. Spektrofotometer Ultra-Violet dan Sinar Tampak Serta Aplikasinya
dalam Osenologi, Jurnal Oseanografi. Jakarta