Tingkat dasar
• Bila cahaya mempunyai energi yang sama dengan selisih energi
antara tingkatan dasar (G) dan tingkatan tereksitasi (E1, E2 dst.) jatuh
mengenai suatu senyawa, maka elektrron-elektron pada tingkatan
dasar akan tereksitasi ke tingkatan energi yang lebih tinggi (tingkatan
tereksitasi), dan sebagian energi cahaya yang panjang gelombangnya
sesuai akan diserap. Elektron-elektron yang tereksitasi akan
melepaskan energi dengan proses radiasi panas/emisi dan kembali ke
tingkatan energi dasar.
KROMOFOR
bagian molekul yang bertanggung jawab
pada penyerapan cahaya
AUKSOKROM
gugus fungsi yang memiliki hetero atom
dan menempel langsung pada sistem
kromofor
Spektrofotometri Visibel
Dasar analisis:
- Senyawa asli/asal harus berwarna
- Bila senyawa asli tidak berwarna,
dapat diubah menjadi senyawa
berwarna dengan cara:
a. pembentukan senyawa komplek
b. memperpanjang kromofor
Instrumen (Spektrofotometer)
Fungsi tiap komponen:
1. Sumber sinar polikromatis
sebagai sumber sinar polikromatis dengan berbagai
macam rentang panjang gelombang.
2. Monokromator
sebagai penyeleksi panjang gelombang yaitu mengubah cahaya
yang berasal dari sumber sinar polikromatis menjadi cahaya
monokromatis.
3.Sel sampel
sebagai tempat meletakan sampel
4. Detektor
sebagai penangkap cahaya yang diteruskan dari sampel dan
mengubahnya menjadi arus listrik
Cara Kerja:
• Tempatkan larutan pembanding (misalnya blanko) pada sel pertama
dan larutan sampel pada sel ke dua.
• Pilih fotosel yang sesuai agar panjang gelombang yang dibutuhkan
dapat terpenuhi.
• Pilih panjang gelombang yang diinginkan .
• Lewatkan berkas cahaya pada larutan.
• Skala absorbansi menunjukkan absorbansi dari larutan.
dimana :
A : absorbansi
I0 : intensitas cahaya masuk
It : intensitas cahaya setelah melewati zat.
Rumus yang diturunkan dari Hukum Beer dapat ditulis sebagai:
A = a.b.c atau A = ε. b. c
dimana:
A = absorbansi
b ( l ) = tebal larutan (tebal kuvet diperhitungkan juga umumnya 1 cm)
c = konsentrasi larutan yang diukur
ε = tetapan absorptivitas molar (jika konsentrasi larutan yang diukur
dalam molar)
a = tetapan absorptivitas (jika konsentrasi larutan yang diukur dalam
ppm).
3. Ambilah salah satu larutan standar, kemudian ukur pada berbagai panjang
gelombang. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pada panjang gelombang
berapa, absorbansi yang dihasilkan paling besar. Panjang gelombang yang
menghasilkan absorbansi paling besar atau paling tinggi disebut panjang
gelombang maksimum (lmaks).
4. Ukurlah absorbansi semua larutan standar yang telah dibuat pada panjang
gelombang maksimum.
Grafik:
• Selain dengan cara kurva kalibrasi, konsentrasi sampel dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan regresi linear:
Y=bX +a
y = 0,013 x + 0,096
Menghitung kadar parasetamol dalam sampel
• Pembuatan Larutan Sampel:
• Berat sampel = 100 mg
• Vol larutan = 100 ml
• Konsentrasi sampel = 100 mg / 0,1 L = 1000 ppm
• Pengenceran yang dilakukan 10 ml menjadi 100 ml : 10 x
• Absorbansi sampel : 0,465
Persamaan garis regresi y = 0,013 x + 0,096