Anda di halaman 1dari 85

HANG G ASIKIN

BAG. PSIKIATRI
F.K. UNDIP

1
Tujuan Umum
• KOMPETENSI
• Mendiagnosis dan mengetahui penatalaksanaan
kegawat daruratan dalam psikiatri mencakup gaduh
gelisah, bunuh diri, dan gejala putus obat.
• Setelah mengikuti secara lengkap sesi-sesi yang telah
disiapkan, peserta didik diharapkan memiliki
keterampilan untuk :
• Mengenali yang masuk dalam kegawatan psikiatri
• Mengetahui klasifikasi kegawatan psikiatri sesuai ICD-
10/PPDGJ III dan DSM-IV-TR

2
Tujuan khusus
• Wawancara psikiatri
• Menyingkirkan gangguan mental organik
• Mengevaluasi apalah ada obat-obatan atau penyakit
yang melatar belakangi atau sebagai penyebab
perilaku agresif
• Mengevaluasi apakah ada gangguan psikotik
• Apakah ada gangguan kepribadian
• Diagnosis pasti
• Melakukan penatalaksanaan yang tepat

3
Wawancara Psikiatri
• Tujuan : untuk meyingkirkan berbagai
diagnosis banding dan potensi adanya
perilaku kekerasan
• Penyebab : penggunaan alkohol yang
berlebihan, riwayat perilaku kekerasan
sebelumnya, riwayat kekerasan pada masa
anak

4
Riwayat Psikiatri
• Siapa
• Dimana
• Kapan
• Bagaimana

Tidak Bisa

Penilaian Status Mental

5
Gawat Darurat Psikiatri :
Setiap kondisi pada gangguan jiwa
(proses pikir, perasaan, perilaku)

yang memerlukan
intervensi medik
secepatnya. 6
Kegawat Daruratan dalam Psikiatri
dapat disebabkan
• Halusinasi taktil dan visual,
• Intoksikasi obat
• Demensia
• Disorientasi
• Somnolen, stupor dan koma
• Kejang
• Distonia, Akatisia, pseudo parkinsonisme
• Sindrom Neuroleptik
• Intoksikasi litium : Tremor, ataksia, Muntah, diare, kejang, disorientasi,
hiperfleksia, disartria, koma
• Dizziness

7
Kasus gawat darurat
Membahayakan :
* diri sendiri
* orang lain
* lingkungan

8
Pasien di UGD :
* Datang sendiri
* Rujukan
* Kasus polisi

9
Evaluasi
• Apakah pasien aman ditempatkan diruangan gawat
darurat (1)
• Apakah ada masalah organik/kombinasi (2)
• Psikotik (3)
• Apakah ada kecenderungan untuk melakukan
tindakan bunuh diri/tindakan kekerasan (4)
• Tingkat kapabilitas dalam pasien merawat diri (5)

10
Suasana dan Tempat
• Tanggung jawab staf medik
• Tanda-tanda untuk terjadinya kekerasan 
dipisahkan
• Observasi harus mudah dilakukan (1)

11
TINDAKAN
* pemeriksaan psikiatrik singkat :
- allo anamnese
- auto anamnese (bila mungkin)
* tanda vital
* pemeriksaan medis singkat
* observasi
* rawat inap 12
Medik atau Psikiatri (2)
Tentukan dulu :
* Organik
* Psikogenik
Didapat adanya dasar
organik pada gangguan
psikiatri
13
Organik
• Usia lanjut
• Mendadak
• Episode pertama
• Didapat adanya penyakit medik
• Zat psikoaktif
• Gejala klasik
• Gejala lainnya
• Apraksia konstruksional
• Kataton
• Ggn persepsi kecuali auditorik

14
ETIOLOGI PENYAKIT
• HEREDITER
• INFEKSI
• TRAUMA
• TUMOR/KEGANASAN
• ENDOKRIN
• VASKULAR
• AUTOIMUN

15
Perbedaan antara fungsional dan
organik
Organik Fungsional
• Usia <12 dan >40 • 12-40 thn
• Onset mendadak • Perlahan
• Kesadaran disorientasi • Baik
• Halusinasi visual
• • Auditorik
Perjalanan penyakit
fluktuatif • Terus menerus
• Orientasi, disorientasi • Pikiran terpecah
• Normal
• Vital sign, abnormal
• ada
• Gejala psikiatri
sebelumnya , tidak ada

16
Kasus Gangguan Mental Organik :
(delirium, demensia dan sindroma
amnestik)
* primer (otak)
* sekunder (di luar otak)
gangguan psikiatrik
simptomatik

17
Kasus Intoksikasi :
* Bunuh diri – Homicidal (4)
* Penyalahgunaan narkoba

Psikiatri
18
Kasus Penyakit Kronis (terminal)
- Keganasan
- Typhoid
- Intoksikasi akut
- Withdrawal
- Trauma kepala
- HIV / AIDS
- Gagal Ginjal
>>> Bunuh Diri
Gangguan psikiatri - Komplikasi 19
Perawatan Diri (5)

Bagian dari penilaian GAF  4

20
Gawat Darurat Psikiatri :
I. Gaduh gelisah
II. Bunuh diri
III. Sindroma putus obat

21
Gaduh gelisah (agitasi)
meningkatnya :
Gejala dapat akut maupun sub akut
* Aktivitas motorik
* Luapan emosional
* Aktivitas verbal
Dapat dikarenakan waham,
halusinasi, penurunan kesadaran
22
• Penggolongan (Bukan suatu diagnosis)
• Karena penurunan kesadaran  sindroma
otak organik.(akut dan kronis)
• Psikotik ( skizofrenia , gangguan psikotik lir
skizofrenia akut, Bipolar/skizoafektif, amok)
• Kebingungan paska konvulsi
• Reaksi disosiasi
• Ledakan kemarahaan
23
Penurunan kesadaran
• Delirium (asetil kolin dan formasi retikularis)
dapat disebakan karena intoksikasi, putus zat,
penyebab multiple)
• Demensia, adanya suatu penurunan fungsi
kognitif tanpa adanya penurunan kesadaran
• Gangguan amnestik, adanya suatu gangguan
daya ingat yang menyebakan gangguan
bermakna pada fungsi pekerjaan dan sosial

24
Psikosis (3)
• Keparahan/pengaruhnya terhadap kehidupan
pasien.
• Daya nilai realita
• Afek
• Fungsi intelektual
• Tingkat regresi
• komunikasi

25
Gangguan disosiasi
• Adanya suatu modifikasi sementara dari suatu
ketegangan emosional. Didapat pada
gangguan indentitas, pemakai obat2an dan
pada kegembiraan religius

26
Penatalaksanaan
Prinsip pemberian transquilizer dan
pengekangan
- Membantu pasien mengontrol dirinya
- Mengurangi rasa sakit
- Membantu mengevaluasi pasien

27
Tatalaksana :
1. Lindungi diri
2. Perhatikan ancaman penyerangan
3. Fiksasi fisik
4. Pertahankan konsistensi
5. Pasien menolak : ambil keputusan
siapkan catatan medik (dokumen)
6. Tindakan medik
Pasien yang mengalami pengekangan harus
diawasi tanda vital, hidrasi dan
pergerakannya
28
Terapi Medik
* Periksa tanda vital
* Non Psikotik : inj. Diazepam 10 mg im/iv,
lorasepan 1 mg
hati-hati : reaksi alergi, depresi pernafasan
* Psikotik :
- inj. Diazepam : lebih aman
- inj. anti psikotik : Chlorpromazine 100 mg,
Haloperidol 5 mg (tipikal)
hati-hati : anafilaktik, hipotensi
ziprasidone, olanzapine
29
- kombinasi
Kesalahan medikasi
• Pemberian medikasi dengan dosis yang tinggi
akan menghambat evaluasi
• Pemberian medikasi yang terlalu
rendahtetap agitasi
• Penggantian obat terlalu cepat

30
Obat Psikotik
• Tujuan,
- mencegah melukai diri sendiri
- Mengendalikan perilaku yang merusak
- Mengurangi gejala psikotik
- Dan gejala yang terkait lainnya
• Antipsikotik diberikan bersama dengan
benzodiasepin akan menyebabkan : depresi
pernafasan, tidur berlebihan
31
Yang Diperhatikan Dalam Pemberian
Obat Anti Psikotik
• Farmako kinetik
- enzyme inducer (karbamazepine, barbiturat, fenitoin dan
ethambutol)
- clearance inhibitor (anti depresant)
- hipoalbumin
- metabolisme (waktu kadar plsma puncak, first pass effect,
clearance)

• Farmako dinamik
ED dan TD
Indeks terapeutik

32
Pemilihan obat
• Diagnosis
• Indentifikasi gejala sasaran

33
Acute Psychiatric Presentation
• Akatisia
• Katatonia
• Distonia
• Parkinsonism
• Postural tremor
• Tardive diskinesia

34
Efek samping pemberian obat
psikotropik
• Parkisonime (Intension • Akatisia
tremor, rigiditas, (menurunkdosis,
bradikinesia  turunkan penghambat adrenegik,
neuroleptik, obat anti anti parkisonisim,
parkinson, ganti benzodiazepin, ganti
neuroleptik) neuroleptik) 4minggu
• SNM (dantrolene, • Tardive diskinesia, (4
mocriptine)
minggu)koreiform,
• Distonia atetoid, streotipik
(anticholonergik) 7 hari

35
Obat-obatan yang dipakai untuk mengatasi
efek samping Anti Psikotik
• triheksilfenidil (1-15 mg/hari) Akatisia, distonia,
parkinsonisme
• Amantadin (100-300 mg)  akatisia, parkinsonisme
• Propanolol (30-90 mg)  akatisia
• Lorasepam (1-6mg)  akatisia
• Difenhidramin (25-50mg)  akatisia, distonia,
parkinsonisme
• Sulfas atropin (0,5-0,75mg)  distonia akut

36
Penanganan pada pasien dengan
gaduh gelisah dan kekerasan
• Ringan – sedang (non psikotik)
larazepam (0,5-2 mg PO) ulangi lagi 30-60 menit  tertidur
(max 10-15 mg/hari)
• ringan-sedang (psikotik-kooperatif)
– Lorasepam (0,5-2mg) PO
– Haloperidol (1-5Mg)
– Fluphenazine (1-5mg)  ulangi 30-60 menit (max 25-50
mg)
– Risperidone (0,5-2 mg)  ulangi 30-60 menit (max 6-9 mg)
– Olanzapine (2,5-10 mg) ulangi 60 menit (max 20-30mg)

37
Penanganan pasien gaduh gelisah (2)

• Sedang – berat (dengan atau tanpa psikotik-


kooperatif)
– Lorasepam (1-2mg) oral atau IM
– Dapat dikombinasi dengan haloperidol (5-10mg)
oral atau IM  diulangi lagi 30-60 menit
* sedang-berat (dengan atau tanpa psikotik-tidak
kooperatif )
lorasepam (1-2mg) IM + haloperidol (5-10mg)
Atau fluphenazine 5-10mg IM
38
Bunuh Diri

Segala perbuatan dengan tujuan


untuk membinasakan dirinya sendiri
dan yang dengan sengaja dilakukan
oleh seseorang yang tahu akan
akibatnya, yang dilakukan dalam
waktu singkat. 39
Bunuh diri

• India 3% dari seluruh kematian


• WHO (depresi, ketagihan alcohol, tekanan
sosial)
• Indonesia 1,6-1,8/100.000
• Wanita >pria
• Jakarta 2010 (putus cinta, ekonomi, keluarga,
sekolah)

40
Faktor yang terkait

• Metoda (gantung diri, • Iklim


senjata, loncat, minum • Kesehatan fisik
racun) (epilepsi, sklerosis
• Usia (15-24 tahun) multiple, cedera kepala,
• Ras (india dan cina) cardiovascular,
• Agama Hutington, demensia,
AIDS)
• Status perkawinan
• Kesehatan mental
• Pekerjaan
(depresi, skizofrenia)

41
Golongan : Herbert Hendin
1. Tindakan itu benar.
Hidup lebih baik
2. Usia tua.
Jalan keluar yang menguntungkan
3. Psikotik.
Reaksi waham & halusinasi
4. Balas dendam.
Menyusahkan orang lain
42
Bunuh diri dan kekerasan terhadap
orang lain
• Membahayakan diri sendiri dan orang lain
• Ide dan potensi bunuh diri harus ditanyakan

43
Arti & tingkatan :
1. Mutilasi (melukai diri)
2. Depresi dengan niat bunuh diri
3. Ancaman bunuh diri
4. Percobaan bunuh diri
5. Tindakan bunuh diri.

44
Risiko Berat Bunuh Diri :
1. Keinginan mati sungguh-
sungguh,
berulang-ulang
2. Depresi dengan perasaan
berdosa
3. Psikotik dengan
halusinasi dan
waham berdosa 45
Pembagian Bunuh Diri
• Bunuh diri egoistik
• Bunuh diri altrusitik
• Bunuh diri anomik

46
Tanda Bahaya Bunuh Diri (10) :

1. Pernah melakukan
2. Penyakit menahun & terminal
3. Ketergantungan obat & alkohol
4. Hipokondriasis
5. Usia tua

47
Tanda bahaya bunuh diri (10) :
6. Pengasingan diri
7. Kebangkrutan
8. Catatan bunuh diri
9. Kesulitan penyesuaian diri
10. Butuh perhatian, bantuan

48
Krisis bunuh diri :
1. Isyarat
2. Jeritan minta tolong

49
Tindakan medis :
Tindakan bunuh diri :
korban : tak ada
keluarga : diperhatikan
ditenangkan

50
Percobaan bunuh diri :
Korban :
luka : bag. bedah
intoksikasi : bag. interne
Sudah teratasi : bag. psikiatri

51
Strategi management
• 1. diagnosis dan gangguan psikiatrik
• 2. penilaian risiko bunuh diri
• 3. penanganan khusus untuk menurunkan
kecenderungan usaha bunuh diri.

52
Faktor-faktor yang berhubungan
dengan risiko bunuh diri
• usia diatas 45 tahun
• Ketergantungan alkohol
• Kejengkelan, penyerangan, kekerasan
• Perilaku bunuh diri sebelumnya
• Laki
• Tidak mau menerima pertolongan
• Episode depresif
• Rawat inap (psikiatrik)
• Perpisahan belum lama
• Depresi
• Kesehatan fisik
• Pengangguran/dipecat
• Tidak menikah

53
• Tingkat kedaruratanGAF
1.Aktif mencoba untuk bunuh diri
2.Aktif memikirkan untuk melakukan bunuh diri
3.Memiliki ide bunuh diri

54
55
ZAT ADIKTIF
• OPIAT
• KOKAIN
• AMFETAMIN
• CANNABIS
• HIPNOTIK-SEDATIF
• ALKOHOL
• Gol. INHALANSIA :
aseton, benzena, toluen, dll
• NIKOTIN
• KAFEIN : kopi, teh, cola
Zat Adiktif yg sering dikonsumsi untuk
ABUSE/KETERGANTUNGAN

• OPIAT (candu, morfin, heroin/putaw)


• AMFETAMIN (shabu, ekstasi, inex)
• CANNABIS (ganja, hashis, marijuana)
• ALKOHOL (minuman)
TAHAP PEMAKAIAN
1. EKSPERIMENTAL
 Baru taraf coba-coba saja
2. SITUASIONAL/REKREASIONAL/SOSIAL
 Pada saat tertentu saja, misal: pesta, hari libur, dll
3. ADIKSI
 Pemakaian sudah rutin setiap hari
 Dosis masih terkendali
4. KOMPULSI
 Pemakaian setiap hari, frekuensi semakin sering
 Dosis semakin tinggi
OPIAT
INTOKSIKASI OPIAT (1)
gejala klinis

• Riwayat ‘abuser’
• Depresi nafas, pupil miosis, hipotensi, bradikardi,
hipotermia, edema paru, bising usus ,
hiporefleksi, kesadaran menurun.
• Klinis yg mengancam jiwa
 Koma, kejang, henti nafas, henti jantung
INTOKSIKASI OPIAT (2)
tindakan
• Bila tingkat berat ---------------- ICU

• Bila tingkat sedang ----- Naloxone Challenge Test


1. Naloksone iv 0.8 mg, tunggu 15 menit
2. Naloksone iv 1.6 mg, tunggu 15 menit
3. Naloksone iv 3.2 mg, tunggu 15 menit
---- bila sampai total 10 mg tak ada respon,
kaji ulang D/
INTOKSIKASI OPIAT (3)
tindakan

• Hipotensi ----- cairan iv, dopamine


• Kejang ------ diazepam 5 –10 mg
• Edema paru ------ 02 respirator
SKALA
TINGKAT 0 HIMMELSBACH
Ketagihan
TINGKAT 1
Ansietas
Lakrimasi
TINGKAT 2 Rhinore
 Nyeri otot & tulang Berkeringat, menguap
Panas-dingin
TINGKAT 3
 Tremor
Peningkatan keluhan / gejala
 Midriasis
Suhu-tensi-nadi : meningkat
 Piloereksi
Nafas cepat & dalam
 Anoreksi
Hemokonsentrasi
Ejakulasi/ orgasme spontan
OPIAT WITHDRAWAL (1)
terapi simptomatis

• NYERI : tramadol, ibuprofen, celecoxib, dll

• GELISAH : diazepam, alprazolam,


haloperidol, clozapine, dll.
• INSOMNIA: estazolam, lorazepam,
nitrazepam, klorpromazin, clozapine,
quetiapine, dll.
OPIAT WITHDRAWAL (2)
terapi agonis

• METADON : 20 – 40 mg/hari
• CLONIDINE : 100-200 mg/6 jam

• BUPRENORPHIN : 4 – 32 mg SL/hari
OPIAT WITHDRAWAL (3)
terapi agonis

• NALTREXONE : 50 mg/hari

– Pemberian menunggu setelah tes urine (-)


– Bila pemberian segera, dg bantuan anestesi (metode
DOC-A/rapid detoxification)
AMFETAMINE
INTOKSIKASI AMFETAMINE
gejala klinis

• Riwayat ‘abuser’
• Gelisah, tensi naik, RR naik, kesadaran menurun,
• Klinis yg mengancam jiwa
 Koma, kejang, henti nafas, henti jantung
AMFETAMINE withdrawal (1)
gejala klinis

o ansietas o anhedonia
o panik – fobik o lelah
o waham paranoid o isolasi diri
o agitasi o halusinasi
o depresi o impotensia
o insomnia o ‘drug craving’
AMFETAMINE withdrawal (2)
terapi simptomatis
 Ansiolitik
 Alprazolam : 2 – 6 mg/hari
 Lorazepam : 2 – 6 mg/hari
 Antipsikotik
 Haloperidol : 5 – 15 mg/hari
 Clozapine : 50 – 600 mg/hari
 Quetiapine : 50 – 600 mg/hari
 Risperidone : 4 – 6 mg/hari
 Olanzapine : 5 – 15 mg/hari
 Antidepresan
 SSRI, TCA, tetrasiklik
CANNABIS
INTOKSIKASI CANNABIS
gejala klinis

• Riwayat ‘abuser’
• Jarang

• Gelisah, halusinasi, waham kejar


CANNABIS withdrawal (1)
gejala klinis

o gelisah o demam
o ansietas o berkeringat
o depresi o mialgia
o bingung o diare
o sensitif o tremor
o ‘foto phobia’ o insomnia
CANNABIS withdrawal (2)
terapi simptomatis

o biasanya ringan

o gejala psikotik bersifat sementara


- Halusinasi visual/akustik, waham kejar

o gejala lain menghilang dalam beberapa hari


Pengertian
• Zat Psikoaktif :SSP perilaku. Mental
emosional  ketagihan
• Narkotika : zat/obat berasal dari
tanaman/bukan tanaman bersifat sintesis
maupun tidak sintesis 
penurunan/perubahaan, hilangnya rasa,
menghilangkan nyeri, ketergantungan
• Psikotropika : bukan narkotika

75
Alkohol
Intoksikasi : fungsi kognitif dan motorik kacau,
percaya diri berlebihan, gangguan mood,
ambang sakit meningkat, hipotermi, TIK
meningkat, stupor, koma
lepas zat
Kejang nyata, delirium, halusinasi, gemetaran,
tachikardia, hipotensi ortostatik, lemas

76
Gejala intoksikasi zat
Opioida

Intoksikasi : analgesia, mengantuk, mual,


muntah, eforia, miosis, kulit memerah, panas,
fungsi nafas terganggu
Lepas Zat : lakrimasi, pilek, sleepnes, badan
sakit, ngilu, diare

77
Tindakan :
1. Obat agonis : Methadone
2. Obat antagonis : Naltrexone
3. Analgetik
4. Sedative : Diazepam
5. Anti psikotik.

78
Stimulansia

Intoksikasi : mood meningkat, energie


meningkat, midriasis, anoreksia, iritabel,
insomnia, demam, psikosis,perdarahaan
lepas zat :keinginan untuk tidur dan makan
meningkat, mimpi buruk, depresi bunuh diri

79
Kanabis
Intoksikasi : efori, cemas, napsu makan
meningkat, distorsi waktu dan tempat,
konjuntiva merah, pupil tidak berubah
Lepas zat : flu like syndrome

80
Benzodiazepine

Intoksikasi : efori, ambang sakit meningkat,


ataksia, disartri, hipotensi postural, hipotermi,
stupor, koma
Lepas zat : anxietas, agitasi, iritabilitas, kejang,
kolaps kardiovascular

81
Deteksi Dini pada gangguan yang
berhubungan dengan Zat
1. Perubahan perilaku
2. Penurunan prestasi belajar
3. Gejala fisik dan mental
4. Pemeriksaan laboratorium

82
Gejala klinis :
- Pengakuan
- Bukan suntikan intra vena
- Keinginan untuk ditolong

83
Tindak lanjut :
Rujukan ke bag. psikiatri
Terapi detoksikasi + anti depresan
+ psikoterapi.

84
85

Anda mungkin juga menyukai