Anda di halaman 1dari 25

KEGAWATDARURATAN

PSIKIATRI

KELOMPOK 9
Anggota Kelompok 9:
• Syifa Rizky Fitri
20210109373
• Titah Mustika Wati
20210109342
• Tri Andriani Cholifah
20210109431
• Uswatun Kasanah
20210109271
• Virchanisa shara Afira
20210109141
Pengertian

“ Kedaruratan psikiatri merupakan cabang


dari Ilmu Kedokteran Jiwa dan
Kedokteran Kedaruratan, yang dibuat
untuk menghadapi kasus kedaruratan

yang memerlukan intervensi psikiatrik
• Beberapa kasus psikiatrik yang perlu penanganan
segera :

Kondisi gaduh gelisah

Tindak kekerasan

Percoban bunuh diri

Gejala ekstra piramidal akibat


penggunaan obat
Kondisi gaduh gelisah

• Menunjuk pada suatu keadaan tertentu, suatu


sindrom dengan sekelompok gejala tertentu
• Keadaan gaduh gelisah dipakai sebagai sebutan
sementara untuk suatu gambaran psikopatologis
dengan ciri-ciri utama gaduh dan gelisah
Macam Keadaan Gaduh Delisah
Psikosis karena Gangguan psikotik
01 gangguan mental 03 akut dan
organik: delirium sementara

Skizofrenia dan
02 gangguan 04 Psikosis bipolar
skizotipal

05 Amok
Tindak kekerasan (Violence)

• Agresi fisik yang dilakukan oleh seseorang terhadap


orang lain. Jika hal itu diarahkan kepada dirinya
sendiri, disebut mutilasi diri atau tingkah laku bunuh
diri (suicidal behavior). Tindak kekerasan dapat
timbul akibat berbagai gangguan psikiatrik, tetapi
dapat pula terjadi pada orang biasa yang tidak dapat
mengatasi tekanan hidup sehari-hari dengan cara
yang lebih baik
Gangguan psikiatrik yang sering
berkaitan dengan tindak kekerasan
antara lain
• Infographic Style
01 Gangguan psikotik, seperti skizofrenia
dan manik, terutama bila paranoid dan
mengalami halusinasi

02 Intoksikasi alkohol atau zat lain,

Gejala putus zat akibat alkohol


03
atau obat-obat hipnotik-seddatif

04 Katatonik furor
Gangguan psikiatrik yang sering
berkaitan dengan tindak kekerasan
antara lain
• Infographic Style
05 Depresi agitatif

Gangguan kepribadian yang ditandai


06 dengan kemarahan dan gangguan
pengendalian impuls (misalnya gangguan
kepribadian ambang dan antisosial)

Gangguan mental organik,


07 terutama yang mengenai lobus
frontalis dan temporalis otak
Percoban bunuh diri

• Bunuh diri atau suicide atau tentamen suicidum


adalah kematian yang diniatkan dan dilakukan oleh
seseorang terhadap dirinya sendiri
• segala perbuatan seseorang yang dapat mengakhiri
hidupnya sendiri dalam waktu singkat
Macam – Macam Bunuh Diri

Bunuh Diri Egoistik

Bunuh Diri Altruistik

Bunuh Diri Anomik


Gejala ekstra piramidal akibat
penggunaan obat

• Sindrom neuroleptik maligna adalah suatu sindrom


toksik yang behubungan dengan penggunaan obat
antipsikotik. Gejalanya meliputi : kekakuan otot,
distonia, akinesia mutisme dan agitasi
“ KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

Observasi:
• Muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada
suara yang tinggi, berdebat
• Sering pula tampak klien memaksakan kehendak :
merampas makanan, memukul jika tidak senang
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan psikiatrik standar meliputi: riwayat
perjalanan penyakit, pemeriksaan status mental,
pemeriksaan status fisik/neurologik dan jika perlu
pemeriksaan penunjang
Diagnosis

• Meskipun pemeriksaan gawat darurat tidak harus


lengkap, namun ada beberapa hal yang harus
dilakukan sesegera mungkin untuk keakuratan data ,
misalnya penapisan toksikologi ( tes urin untuk
opioid, amfetamin), pemeriksaan radiologi, EKG dan
tes laboratorium. Data penunjang seperti catatan
medik sebelumnya, informasi dari sumber luar juga
dikumpulkan sebelum memulai tindakan
Terapi

• Pemberian terapi obat atau pengekangan harus


mengikuti prinsip terapi Maximum tranquilization
with minimum sedation.
• Tujuannya adalah untuk:
– Membantu pasien untuk dapat mengendalikan
dirinya kembali
– Mengurangi/menghilangkan penderitaannya
– Agar evaluasi dapat dilanjutkan sampai didapat
suatu kesimpulan akhir
Evaluasi

• Menilai kondisi pasien yang sedang dalam krisis


secara cepat dan tepat adalah tujuan utama dalam
melakuka evaluasi kedaruratan psikiatrik.


ANALISIS JURNAL
Identitas Jurnal
• Nama Jurnal : Jurnal Terpadu Ilmu
Kesehatan
• Volume : Volume 3
• Nomor : No. 2
• Halaman : hlm 106-214
• Tahun Penerbit : November 2014,
• Judul Jurnal : KEEFEKTIFAN
PENGGUNAAN RESTRAIN TERHADAP
PENURUNAN PERILAKU KEKERASAN
PADA PASIEN SKIZOFRENIA
• Nama Penulis : Dwi Ariani Sulistyowati,
Prihantini
Problem
Schizofrenia merupakan suatu syndrome klinis atau
proses penyakit yang mempengaruhi persepsi, emosi, perilaku,
dan fungsi sosial. Permasalahan utama yang sering terjadi
pada pasien Schizofrenia adalah perilaku kekerasan. Perilaku
kekerasan adalah keadaan dimana seseorang melakukan
tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik kepada
diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Dalam manajemen
perilaku kekerasan terdapat 3 strategi yaitu : strategi
pencegahan, strategi antisipasi, dan strategi pengekangan.
Sedangkan pengikatan (restrain) merupakan bagian dari
strategi pengekangan.
Responden dalam penelitian ini adalah pasien Skizofrenia
di RSJD Surakarta berjumlah 30, dimana semua responden
mendapat terapi pengekangan fisik dengan restrain.
Intervention
Desain penelitian dilakukan menurut rancangan quasi
experiment dengan control group pretest-posttest design.
Pengambilan sampel dengan menggunakan cara purposive
sampling dengan jumlah sampel sebanyak 30 klien. Analisa
data yang digunakan adalah uji paired t test.
Penatalaksanaan atau penanganan perilaku kekerasan
sangat diperlukan dan dapat dilakukan dengan berbagai cara,
salah satunya dengan isolasi dan atau restrain (menurut
kebijakan institusi). Restrain adalah aplikasi langsung kekuatan
fisik pada individu, tanpa ijin individu tersebut, untuk
membatasi kebebasan geraknya. Kekuatan fisik ini dapat
menggunakan tenaga manusia, alat mekanis atau kombinasi
keduanya. Pengekangan fisik termasuk penggunaan
pengekangan mekanik, seperti manset untuk pergelangan
tangan dan pergelangan kaki, serta sprei pengekangan
Comparassion
Kelompok kontrol tanpa perlakuan digunakan
sebagai pembanding
Outcome
Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan nilai
rata-rata respon Verbal pada responden dengan perilaku
kekerasan sebelum pemberian intervensi pengekangan
fisik sebesar3,23 dan sesudah mendapat intervensi
pengekangan sebesar 1,80 dengan nilai t hitung 5,787.
Dan nilai P sebesar 0,000. t hitung lebih besar dari t
table yaitu 5,787 > 2,05, maka Ho ditolak artinya ada
perbedaan nilai sebelum dan setelah perlakuan. Dengan
demikian intervensi pemakaian restrain efektif terhadap
penurunan respon verbal.
Outcome
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh
peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa Restrain efektif
terhadap penurunan perilaku kekerasan pada pasien
Skizofrenia di RSJD Surakarta, hal ini dibuktikan dengan
penurunan respon perilaku, emosi, fisik dan verbal
setelah pemberian restrain. Saran dari hasil penelitian
tersebut adalah agar menambah peralatan restrain dan
penggunaan restrain lebih diefektifkan dalam merawat
pasien schizofrenia dengan perilaku kekerasan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai