Anda di halaman 1dari 83

PSIKIATRI

Diagnosis Psikiatri
Gangguan Mental Organik
GMO adalah gangguan mental yang berkaitan dengan kondisi medik/penyakit.
Kondisi medik/penyakit tersebut secara langsung atau tidak langsung menyebabkan
disfungsi pada otak.

Sindrom Menonjol
Gangguan Fungsi Kognitif Gangguan sensorium
Persepsi (halusinasi), isi
Gangguan pada daya ingat, Gangguan kesadaran
pikiran (waham/delusi), serta
daya pikir, dan daya belajar dan perhatian
mood dan afek

Demensia :
• Sindroma akibat penyakit/gg otak yang bersifat kronik progresif dan terdapat
gangguan fungsi tertinggi (luhur) yang multipel seperti daya ingat, bahasa, daya
nilai, dll.
• Ditandai dengan penurunan fungsi kognitif dan adanya gangguan dalam fungsi
eksekutif (fungsi harian/ADL)
• Tidak terdapat gangguan kesadaran
• Demensia Alzheimer (F00), Demensia Vaskular (F01)
Demensia
Kriteria Diagnosis menurut PPDGJ
1. Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan daya piker, yang sampai
menganggu kegiatan harian sesorang (personal activities of daily living) ex:
mandi, berpakaian, makan, kebersihan diri, BAB, dan BAK
2. Tidak ada gangguan kesadaran (clear consciousness)
3. Gejala dan disabilitas sudah nyata untuk paling sedikit 6 bulan

F.00 Demensia pada penyakit alzheimer

• Terdapat gejala demensia


• Onset bertahap (insidious onset) dengan deteriorasi lambat
• Tidak ada bukti klinis dan pemeriksaan yang menyatakan bahwa kondisi mental itu
disebabkan oleh penyakit ex: hipotiroid, hiperkalsemia, def. vit B12, def. niasin,
neurosifilis, hidrosefalus bertekanan normal, atau hematoma subdural
• Tidak adanya serangan apoleptik mendadak atau gejala neurologi kerusakan otak fokal ex:
hemiparesis, hilangnya daya sensorik, defek lap. Pandang mata, inkoordinasi
Tidak ada bukti klinis Terjadi mendadak, Terdapat gangguan
Terdapat gejala
penyebab dari penyakit didahului oleh adanya emosi, kebijaksanaan
parkinsosim yang
lain ataupun gejala gangguan vaskular pada dan kecenderungan
dominan
neurologik otak fokal otak berkata-kata vulgar
DELIRIUM
Kriteria Diagnosis menurut DSM IV
1. Gangguan kesadaran (kesadaran berkabut terhadap lingkungan) dengan
berkurangnya kemampuan untuk fokus, mempertahankan, atau mengubah
perhatian
2. Berubahnya kognisi (misalnya defisit memori, disorientasi, gangguan bahasa)
atau perkebmangan dari gangguan persepsi yang tidak diakibatkan karena
adanya riwayat/adanya/berkembangnya demensia
3. Gangguan berkembang dalam periode waktu yang singkat (jam-hari) dan
berfluktuasi selama hari tersebut
4. Adanya riwayat kejadian di masa lampau, pemeriksaan fisik, atau temuan
laboratorium yang mengindikasikan bahwa gangguan diakibatkan karena
konsekuensi fisik langsung dari kondisi medis umum pasien

Apabila terdapat kondisi gaduh gelisah dapat diberikan


Haloperidol HCL 5 mg IM (bukan Haloperidol Decanoat!)
TERAPI DELIRIUM:
Perbedaan
Demensia Delirium
Kronik Akut
Kesadaran baik Kesadaran berkabut
Gangguan kognitif (+) Gangguan kognitif (+)
Usia biasanya tua >= 65 Bisa ditambah dengan
tahun gangguan psikotik organik
(+).
GG MENTAL DAN PERILAKU AKIBAT
ALKOHOL &ZAT PSIKOAKTIF LAINNYA.
• Intoksikasi: Penggunaan dosis berlebih  efek = efek farmakologis
zat.
• Withdrawal: Kondisi yang muncul akibat penghentian obat secara
mendadak  efek berlawanan dengan gejala intoksikasinya.
• Abuse: Kondisi penggunaan zat yang tidak sesuai budaya dan
memiliki konsekuensi medis, psikologis, dan social serta tidak harus
ada intoksikasi ataupun withdrawal.
• EKSPERIMENTAL : Baru taraf coba-coba saja
• SITUASIONAL/REKREASIONAL/SOSIAL : Pada saat tertentu saja
• ADIKSI : Pemakaian sudah rutin setiap hari
• KOMPULSI : Pemakaian setiap hari, dengan dosis semakin tinggi
Stimulan Halusinogen Benzodiazepine Opioid
• Amfetamin • LSD (Elsid) • Diazepam • Morfin
• Kafein • Ganja (Juga • Lorazepam • Heroin (putau)
• Kokain Depresan) • Tramadol
• MDMA • Jamur (Meskalin, Depresan • Kodein
• Nikotin Psilosibin) • Ganja

• Alkohol

Semangat Membuat halusinasi • Menenangkan • Miosis (pin point


Takikardi • Slurred speech pupil)
Midriasis • Inkoordinasi • Depresi nafas
Agitasi • stupor • Konstipasi
psikomotor
I : supportif I : Supportif I : flumazenil I : naloxone
W: W : fenobarbital W : metadon
bromokriptin
Tatalaksana
Senyawa Intoksikasi Withdrawal
Stimulan Suportif (atasi demam, takikardia, Bromokriptin 0,625 – 2,5
agitasi psikomotor) mg PO 3x1/hari
Opioid Naloxone 0,4-2mg IV Metadon 20-30 mg/hari
dosis tunggal (opioid kerja
panjang)
Benzodiazepin Flumazenil 0,2mg IV, dapat diulang Fenobarbital 60 mg 3x1
tiap menit dengan dosis maksimal 1 (atau benzodiazepine lain)
mg
Halusinogen Suportif -
Tatalaksana Intoksikasi Opioid
a. Antidotum Naloxon HCl atau Naloxone 0.8 mg IV selama
15 menit. Jika tidak ada respon berikan naloxone 1.6 mg
IV dan tunggu 15 menit. Jika masih tetap tidak ada
respon berikan 3.2 mg iv dan curigai penyebab lain. Jika
pasien berespon, teruskan pemberian 0.4 mg/jam iv
b. Pantau tanda vital
c. Atasi penyulit
d. Bila intoksikasi berat rujuk ke ICU
Tatalaksana Intoksikasi Amfetamin dan stimulan
Tatalaksana Intoksikasi Alkohol
Psikosis Fungsional
ORGANIK FUNGSIONAL
Usia <12 tahun dan >40 tahun Muncul usia 12-40 tahun
Onset mendadak Onset perlahan
Kesadaran dan disorientasi (+) Tidak ada gangguan kesadaran
dan disorientasi
Halusinasi visual Halusinasi auditorik
Perjalanan penyakit fluktuatif Perjalanan penyakit terus-
menerus
Tanda vital abnormal Tanda vital normal
Gejala psikiatri sebelumnya tidak Gejala psikiatri sebelumnya ada
ada
Skizofrenia Minimal satu dari gejala berikut :

THOUGHT DELUSION

Thought of echo Delusion of control

Thought of insertion/withdrawal Delusion of influence

Thought of broadcasting Delusion of passivity

Delusion of perception

Halusinasi AUDITORIK

WAHAM
Paling sedikit dua dari gejala berikut :

1. Halusinasi non auditorik


2. Arus pikiran yang terputus (break) atau yang mengalami sisipan (interpolation)
3. Perilaku katatonik seperti keadaan gaduh gelisah (excitement), posisi tubuh
tertentu (posturing) atau fleksibilitas cerea, negativisme, mutisme, dan stupor.
4. Gejala negatif seperti sikap apatis, bicara yang jarang dan respons emosional
yang menumpul tidak wajar dll.

WAKTU MINIMAL
ADANYA HENDAYA
SATU BULAN
F20. Skizofrenia
F20. Diagnosis Kisi-kisi
0 Skizofrenia paranoid • Halusinasi seperti mendengar suara-suara yang mengancam dan
menakut-nakuti.
• waham dapat berupa hampir setiap jenis waham dominam waham
dikendalikan, waham dipengaruhi, waham pasivisitas, dan waham di
kejar-kejar.
1 Skizofrenia herbefrenik Memenuhi kriteria skizofrenia dan :
Diagnosis ditegakkan pada usia 15-25 tahun. Premorbid adalah pemalu
dan senang menyendiri, sebagai tambahan pasien dapat menunjukkan
perilaku yang tidak bertanggung jawab, afek dangkal, suka tertawa
sendiri, dan proses pikir mengalmai disorganisasi, serta pembicaraan
yang tak menentu
2 Skizofrenia katatonik Memenuhi kriteria skizofrenia dan :
Pasien secara sukarela menampilkan posisi tubuh tertentu dan
mempertahankannya (rigiditas), stupor dan gaduh-gelisah.
3 Depresi Pasca skizofren Gejala depresi pada pasien yang telah menderita skizofrenia minimal 1
tahun, gejala sisa skizofrenia masih ada namun bukan merupakan gejala
yang menonjol
F20. Skizofrenia
F20. Diagnosis Kisi-kisi
5 Skizofrenia residual Gejala negatif skizofrenia pada pasien yang telah
menderita skizofrenia minimal 1 tahun
6 Skizofrenia simpleks Gejala negatif skizofrenia pada pasien namun tidak ada
riwayat waham dan halusinasi sebelumnya dan disertai
adanya hendaya.

Gejala positif Gejala negatif


Pada orang normal tidak ada. Pada orang normal ada pada
Waham, halusinasi, skizofrenia lebih berat.
disorganisasi pembicaraan & affective flattening, alogia ,
perilaku ( katatonia / agitasi ). avolition, anhedonia,
gangguan atensi
Gangguan Lainya
F Diagnosis Kisi-Kisi
21 Gangguan Skizotipal Eksentrik dan mistik

22 Gangguan waham Adanya waham yang menetap tanpa halusinasi yang


menetap sudah bertahan selama 3 bulan.

24 Gangguan waham Gangguan 2 atau lebih mempunyai sistem waham yang


terinduksi sama, memiliki hubungan dekat, 1 orang yang
menginduksi yang lainya.
25 Gangguan skizoafektif Gejala skizofrenia dan gangguan afek sama-sama
menonjol dan muncul bersamaan, dapat berupa tipe
manik, tipe depresi, ataupun tipe campuran.
F23. Gangguan Psikotik Akut
F23. Diagnosis Kisi-kisi
0 Gangguan polimorfik 1. Ada beberapa jenis halunisasi/waham yang jenis dan
psikotik akut tanpa gejala intensitasnya berubah-ubah
skizofrenia 2. Terdapat keadaan emosional yang beragam
3. Walau gejala beragam tapi tidak satupun dari gejala itu
konsisten memenuhi kriteria skizofrenia/manik depresi
1 Polimorfik psikotik akut Memenuhi poin psikotik polimorfik akut disertai gejala yang
dengan gejala skizofrenia memenuhi skizofrenia. Jika lebih dari 1 bulan maka diagnosis
menjadi skizofrenia
2 Psikotik akut lir Onset < 2 minggu, terdapat gejala skizofrenia untuk sebagian
skizofrenia besar waktu, tidak memenuhi kriteria psikosis polimorfik akut
3 Psikotik akut lainnya Dominan waham maupun halusinasi, tapi tidak memenuhi
dengan predominan kriteria skizofrenia maupun psikotik polimorfik akut. Bila waham
waham menetap > 3 bulan, diagnosis berubah menjadi Gangguan
Waham Menetap (F22)
Sesuai urutan prioritas
1. Waktu < 2 minggu • Tidak ada episode manik (F30-)
2. Gejala yang khas (skizofrenia-like) • Tidak ada episode depresi
3. Adanya stress akut (F32-)
4. Tanpa diketahui berapa lama akan berlangsung
Nama generic Sediaan Dosis anjuran

Chlorpromazine 25, 100 mg 150 – 600 mg/hari

Haloperidol 2, 5 mg 5 – 15 mg/hari
APG 1 Perphenazine 2, 4, 8 mg 12 – 24 mg/hari

Trifluoperazine 1.5 mg 10-15 mg/hari

Nama generic Sediaan Dosis anjuran


Risperidone 1, 2, 3 mg 2 – 6 mg/hari
APG 2 Clozapine 25, 100 mg 25 - 100 mg/hari
Quetapine 25, 100, 200 mg 50 - 400 mg/hari
Olanzapine 5, 10 mg 10-20 mg/hari
Extrapiramidal Syndrome (EPS)
1. Akatisia  perasaan subjektif pasien merasa tidak bisa diam,
gelisah (restlessness)
2. Distonia akut  adanya kontraksi involunter dan kakunya otot
kepala, leher, badan, dan ekstremitas (manifestasi: torticollis, krisis
okulogirik)
3. Diskinesia tardif  ireversibel, adanya gerakan repetitive, cepat,
involunter dari otot-otot lidah, bibir, wajah, badan, pernapasan,
dan ekstremitas. Misal gerakan menegcap-ngecap mulut,
menggerak-gerakkan leher
4. Sindroma neuroleptik maligna  Kekakuan otot + demam dan
gangguan tanda vital pasien
5. Pseudoparkinsonisme  adanya tremor pill rolling perlahan,
rigiditas, bradykinesia, gait terganggu
F30- EPISODE MANIK

Kesamaan karakteristik dalam afek


yang meningkat, peningkatan dalam
jumlah dan kecepatan aktivitas fisik
mental, dalam berbagai derajat
keparahan.

F30. Diagnosis Kisi-Kisi


0 Hipomania Derajat gangguan yang lebih ringan dari mania

1 Mania tanpa gejala Paling sedikit selamat satu minggu dengan : peningkatan
psikotik aktifitas, logorrhea, grandiositas, berkurangnya kebutuhan
tidur, perhatian mudah teralih, aktivitas yang mengandung
resiko tinggi.
2 Mania dengan gejala Lebih berat dari F30.1 dengan grandiositas dapat berubah
psikotik menjadi waham kebesaran, iritabilitas dan curiga dapat
menjadi waham kejar.
F31- EPISODE BIPOLAR
Gangguan ini adalah episode berulang (sekurang-kurangnya 2 episode) pada waktu
tertentu terdiri dari peningkatan afek dan penurunan afek dan yang khas adalah
penyembuhan sempurna diantara kedua episode. Dengan episode manik lebih pendek (2
minggu-4 bulan) dan depresi berlangsung lebih lama (rata-rata 6 bulan). Bisa terdapat
adanya stress dan trauma mental lainya.

F31. Diagnosis Kisi-Kisi


0 Gangguan afektif bipolar Memenuhi kriteria bipolar dan saat ini memenuhi
kini hipomanik kriteria F30.0
1 Gangguan afektif bipolar Memenuhi kriteria bipolar dan saat ini memenuhi
kini manik tanpa gejala kriteria F30.1
psikotik
2 Gangguan afektif bipolar Memenuhi kriteria bipolar dan saat ini memenuhi
kini manik dengan gejala kriteria F30.2
psikotik
3 Gangguan afektif bipolar Memenuhi kriteria bipolar dan saat ini memenuhi
episode kini depresif kriteria F32.0 atau F32.1
ringan-sedang
F31. Diagnosis Kisi-Kisi
4 Gangguan afektif Memenuhi kriteria bipolar dan saat ini memenuhi
bipolar episode kini kriteria F32.2
depresif berat tanpa
gejala psikotik.
5 Gangguan afektif Memenuhi kriteria bipolar dan saat ini memenuhi
bipolar episode kini kriteria F32.3
depresif berat dengan
gejala psikotik
6 Gangguan afektif Memenuhi kriteria bipolar dan saat ini
bipolar episode kini menunjukan gejala-gejala manik, hipomanik, dan
campuran depresif bergantian dengan cepat (sama-sama
menonjol) dan sekurang-kurangnya selama 2
minggu.
7 Gangguan afektif Tidak ada gangguan afektif yang nyata selama
bipolar episode kini beberapa bulan terakhir.
dalam remisi
BIPOLAR TYPE I DISORDER (DSM IV)
Bipolar type II disorder (DSM IV)
BIPOLAR TYPE I MIXED STATE (DSM IV)
Nama Obat Dosis rekomendasi
Lithium 900-2400 mg/hari dalam 2-4
dosis
Valproat 700-1000 mg/hari terbagi 2
dosis
Lamotigrine 12,5-25 mg/hari naik setiap 2
minggu sampai 200 mg
Tatalaksana (Panduan CANMAT/Canadian Network for Mood
and Anxiety Treatments 2009)
Pilihan Terapi Lini I
Mania Akut 1. Litium, divalproat, olanzapin, risperidone, quetiapine
(IR/XR), klozapin, aripriprazol
2. Kombinasi: Litium/Divalproat (+) Risperidon
3. Kombiasi: Litium/Divalproat (+) Aripriprazol
Episode Depresi 1. Litium, Lamotrigin, Quetiapin (IR/ER)
Akut 2. Kombinasi: Litium/Divalrpoat (+) SSRI (Fluoksetin)
Gangguan Bipolar I 3. Kombinasi: Olanzapin (+) SSRI
4. Kombinasi: Litium (+) Divalproat
Episode Depresi 1. Quetiapin
Akut
Gangguan Bipolar II
Tidak Monoterapi dengan gabapentin (untuk yang refrakter)
direkomendasikan
F32 Episode Depresi
Gejala Lainnya:
Gejala mayor 1. Konsentrasi menurun
2. Harga diri & kepercayaan diri berkurang
Afek depresif 3. Rasa bersalah & tidak berguna yang tidak
Hilang minat & kegembiraan beralasan
4. Merasa masa depan suram & pesimistis
5. Gagasan atau perbuatan membahayakan
Mudah lelah & menurunnya diri atau bunuh diri
6. Tidur terganggu
aktivitas. 7. Perubahan nafsu makan (naik atau turun).

Sudah berlangsung >2 Minggu


F32. Diagnosis Kisi-Kisi
0 Episode depresi ringan 2 dari gejala utama dan 2 gejala lainya.

1 Episode depresi sedang 2 dari gejala utama dan minimal 3 gejala lainya.

2 Episode depresi berat 3 gejala utama + 4 gejala lain. Jika gejala amat berat &
tanpa gejala psikotik awitannya cepat, diagnosis
boleh ditegakkan meski kurang dari 2 minggu.
3 Episode depresi berat episode depresif berat dengan waham, halusinasi, atau
dengan gejala psikotik stupor depresif.

HIPOTESIS

Sindrom depresi disebabkan oleh defisiensi relatif salah satu atau beberapa “aminergic
neurotransmitter” (noradrenaline, serotonin, dopamine) pada celah sinaps neuron di SSP
(khususnya pada sistem limbik) sehingga aktivitas serotonin menurun.
SSRI Trisiklik Golongan lainya
ANTI-DEPRESAN
F34. Gangguan Suasana Perasaan Menetap

F34.0 Siklotimia

Ketidakstabilan menetap dari afek meliputi banyak periode


depresi ringan dan hipomania ringan dan tidak cukup parah
atau cukup lama dan tidak memenuhi F31 atau F32.

F34.1 Distimia

Afek depresi yang berlangsung sangat lama yang tidak pernah


atau jarang sekali menjadi parah dan memenuhi gangguan
episode depresi berulang. Dapat berlangsung bertahun-tahun
F40-Fobia
• Dicetuskan oleh adanya situasi atau objek yang jelas (dari luar individu itu
sendiri), yang sebenarnya saat kejadian tidak membahayakan. Sebagai akibatnya
objek atau situasi tersebut dihindari atau dihadapi dengan rasa terancam
Agorafobia Fobia Sosial Fobia Khas
• Kecemasan timbul ketika Rasa takut berlebihan akan Rasa takut kuat persisten akan
berada di tempat atau dipermalukan atau melakukan suatu situasi khusus
situasi di mana sulit hal yang memalukan pada Misal:
menyelamatkan diri (atau berbagai situasi sosial, seperti Acrofobia: takut ketinggian
memalukan) atau tidak berbicara di depan umum, Allurofobia: takut kucing
tersedia pertolongan saat berkemih di toilet umum, atau Hidrofobia: takut air
terjadi serangan panik makan di tempat umum Claustrofobia: takut tempat
• Situasi tersebut mencakup tertutup
berada di luar rumah Cynofobia: takut anjing
seorang diri, di keramaian, Mysofobia: takut kotoran
atau bepergian dengan Pirofobia: takut api
bus, kereta, atau mobil Xenofobia: takut orang asing
Terapi Psikososial

• Perilaku kognitif
• Psikoedukasi
• Terapi relaksasi
Psikoterapi
Cognitive Behavior Therapy
CBT is based on the idea that how we think (cognition), how we feel (emotion) and how we
act (behavior) all interact together. CBT aims to help people become aware of when they
make negative interpretations, and of behavioral patterns which reinforce the distorted
thinking. Cognitive therapy helps people to develop alternative ways of thinking and
behaving which aims to reduce their psychological distress.

Insight Oriented Psychotherapy


Insight-oriented psychotherapy is a form of treatment that helps people through
understanding and expressing feelings, motivations, beliefs, fears and desires. It is a
patient centered therapy that lies on conversation between patient and therapist.

Exposure Therapy
It involves the exposure of the patient to the feared object or context without any danger,
in order to overcome their anxiety

Family therapy
It is a type of psychological counseling (psychotherapy) that helps family members improve
communication and resolve conflicts.
41.0 Gangguan Panik
• Gangguan panik ditegakkan apabila
tidak ada gangguan fobia.
• Adanya serangan anxietas berat
(gangguan otonom berat) selama
satu bulan.
• Dengan syarat : keadaan secara
obyektif tidak ada bahaya, tidak
terbatas pada situasi yang tidak
diketahui.
• Ada periode antara serangan yang
bebas gejala
F41.1 Gangguan Cemas Menyeluruh
• Adanya gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari yang tidak hanya
muncul saat situasi tertentu saja (free floating), untuk diagnosis minimal sudah
berlangsung selama 6 bulan.
• Gejala:
1. Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa di ujung tanduk, sulit
konsentrasi, dsb)
2. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai, dan
3. Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, sakit kepala, berkeringat, jantung
berdebar, sesak napas, serta keluhan somatik berulang yang menonjol)
• Pada anak sering terlihat kebutuhan untuk ditenangkan (reassurance) + keluhan
somatik berulang yang menonjol
• Adanya gejala lain yang sifatnya sementara (khususnya depresi) tidak
membatalkan diagnosis utama gangguan cemas menyeluruh, selama hal tersebut
tidak memenuhi kriteria lengkap episode depresi, anxietas fobik, gangguan panik,
atau OCD
F41.2 Gangguan campuran anxietas dan depresi
• Terdapat gejala anxietas maupun depresi namun masing-
masing tidak menunjukkan gejala yang cukup berat untuk
menegakkan diagnosis tersendiri.

Golongan obat anti-anxietas

Benzodiazepine Non-benzodiazepine
Diazepam, Sulpride, buspirone,
chlorprodiazepoxide, hydroxyzine
lorazepam, clobazam,
bromazepam, alprazolam
F42 Gangguan Obsesif Kompulsif/Obsessive
Compulsive Disease (OCD)
• Selama paling sedikit 2 minggu
• Hampir setiap hari dialami pasien
• Diketahui/disadari sebagai pikiran, bayangan, atau impuls dari diri
individu sendiri
• Pikiran, bayangan, atau impuls dari diri individu sendiri tersebut
merupakan pengulangan yang tidak menyenangkan (ego-distonik)
• Melaksanakan tindakan tersebut bukan merupakan hal yang
memberi kepuasan/kesenangan (sekedar perasaan lega dari
ketegangan atau anxietas)
• Sedikitnya ada 1 pikiran atau tindakan yang masih tidak berhasil
dilawan/dielakkan, mesikipun ada lainnya yang tidak lagi
dilawan/dielakkan oleh penderita
• MENIMBULKAN HEDAYA
Subtipe OCD

• Checking: memeriksa kunci, gembok, keran air


• Hoarding: senang mengumpulkan barang tidak
berharga
• Symmetrical order: semuanya harus simetris, urut
gradasi warna
• Contamination: sering mencuci tangan berulang-ulang
• Intrussive thougt: hanya di pikiran saja, tidak muncul
kompulsifnya

PMK jiwa
First line OCD
F43. Reaksi Penyesuaian Terhadap Stress Berat dan
Gangguan Penyesuaian
F43. Diagnosis Kisi-Kisi
0 Reaksi stress akut Ada stressor luar biasa (psikis dan mental) dan muncul gejala
menit sampai segera dan hilang secara cepat (<3 hari) namun
beberapa dapat bertahan hingga 4 minggu dengan gejala
terpaku (daze), sedih, cemas, marah, kecewa, overaktif,
penarikan diri dan disorientasi
1 PTSD Diagnosis muncul 6 bulan setelah trauma dan gejala
berupa re-experiencing/flashback, avoidance, dan
hyperarousal yang sudah berlangsung selama 1 bulan.
2 Gangguan penyesuaian Suatu reaksi maladaptif terhadap suatu stresor, dengan
adanya hubungan antara
• bentuk, isi, dan beratnya gejala.
• riwayat sebelumnya dan corak kepribadian.
• kejadian, situasi yang stressful atau krisis kehidupan.
Yang muncul dalam 1 bulan setelah trauma dan tidak
bertahan melebihi 6 bulan.
3 Episode depresi berat episode depresif berat dengan waham, halusinasi, atau
dengan gejala psikotik stupor depresif.
Tatalaksana PTSD
F44. Gangguan disasosiatif (konversi)
Gejala utama adalah kehilangan sebagian atau seluruh integrasi normal antara ingatan masa
lalu, identitas, kontrol terhadap gerakan tubuh. Dan ada bukti penyebab psikologis yang
bersifat stresful.

Diagnosis Gejala
Amnesia Hilangnya daya ingat selektif
Fugue Melakukan perjalanan ke tempat yang melampui hal umum
dilakukan sehari-hari, disertai dengan gejalan amnesia
disosiatif
Stupor Sangat berkurangnya atau hilangnya gerakan volunteer dan
respon normal terhadap rangsangan (cahaya, suara, raba)

Trans Hilangnya sementara penghayatan akan identitas diri dan


kesadaran thd lingkunfan, seakan –akan dikuasai
kepribadian lain, kekuatan gaib, malaikat, atau kekuatan
lain
Diagnosis Gejala
Motorik Tidak mampu menggerakan seluruh atau sebagian anggota
gerak

Konvulsi Mirip kejang epileptic (tidak ada lidah tergigit, luka karena
jatuh, kehilangan kesadaran)

Anastesi dan Anastesi pada batas kulit dengan batas tegas, terdapat
kehilangan perbedaan modalitas penginderaan sehingga tidak
sensorik disebabkan kerusakan neurologis
Penurunan tajam penglihatan, kabur, tunnel vision
F45. Gangguan Somatoform
• Keluhan gejala-gejala fisik yang berulang ulang, disertai dengan
permintaan pemeriksaan medik tidak ditemukan kelainan
• Menyangkal adanya konflik
• Tidak mau mendengarkan penjelasan dokter
F45. Diagnosis Kisi-Kisi
0 Gangguan somatisasi banyak keluhan-keluhan fisik yang bermacam-macam
yang tidak dapat dijelaskan atas dasar adanya kelainan
fisik, yang sudah berlangsung sedikitnya 2 tahun. Tidak
mau menerima nasehat atau penjelasan dari beberapa
dokter. Terdapat disabilitas dalam fungsinya.
2 Hipokondriasis Keyakinan yang menetap adanya sekurang-kurangnya
satu penyakit fisik yang serius dan Tidak mau menerima
nasehat atau dukungan penjelasan dari beberapa
dokter.
- Gangguan Psikosomatis Suatu faktor psikologis yang memperberat sebuah
kondisi medis.

- Body dismorfik disorder Preoccupation with an imagined defect in appearance.


If a slight physical anomaly is present, the person's
concern is markedly excessive. The preoccupation
causes clinically significant distress or impairment in
social, occupational, or other important areas of
functioning.
F60 Gangguan Kepribadian
A. Disharmoni sikap dan perilaku yang cukup berat.
B. Pola perilaku berlangsung lama dan tidak berkaitan dengan gangguan jiwa tertentu.
C. Gangguan pola perilaku bersifat pervasif dan maladaptif.
D. Manifestasi selalu muncul pada masa kanak-kanak dan remaja dan bertahan hingga
dewasa.

Cluster A : odd behavior (“Aneh”)


Gangguan Kepribadian Ciri-Ciri

Paranoid Ketidakpercayaan terhadap orang lain dan kecurigaan yang terus


menerus bahwa orang di sekitar memiliki motif jahat
Skizoid Menghindari menjalin hubungan, tidak menunjukkan banyak
emosi, lebih suka menyendiri dan tidak diam-diam menginginkan
popularitas
Skizotipal Cara berpikir dan memahami yang aneh, percaya bahwa dirinya
memiliki kemampuan indra keenam atau terhubung melalui cara-
cara tertentu dengan berbagai kejadian yang sebenarnya tidak
berhubungan sama sekali dengan dirinya, umumnya berperilaku
eksentrik
Cluster B : BERISIK

Gangguan Kepribadian Ciri-Ciri

Antisosial Kurangnya hati nurani, rentan terhadap perilaku kriminal, percaya


bahwa korban-korban mereka lemah dan pantas dimanfaatkan,
cenderung untuk berbohong dan mencuri, sering agresi dan jauh
lebih peduli dengan kebutuhan diri sendiri daripada kebutuhan
orang lain
Borderline ketidakstabilan suasana hati dan perasaan rendah diri, rentan
terhadap perubahan mood yang terus menerus dan kemunculan
rasa marah
Histirionik Pencari perhatian konstan, theatrical

Narsistik Mencari perhatian dan pujian, membesar-besarkan prestasi dirinya,


mengharapkan orang lain untuk menganggap dirinya superior
Cluster C : Cemas

Gangguan Kepribadian Ciri-Ciri

Avoidant Merasa tidak memadai, menghindari situasi sosial, takut ditolak


dan takut memperlakukan dirinya di depan orang lain, merindukan
hubungan sosial, namun merasa dirinya tidak dapat
memperolehnya
Dependent Kebutuhan untuk dijaga, cenderung melekat pada orang lain dan
takut kehilangan, akan melakukan aksi bunuh diri saat terancam
putus dengan orang yang digantunginya, cenderung untuk
membiarkan orang lain membuat keputusan penting bagi dirinya
Obsesif-Kompulsif Perfeksionis, kaku, memaksa orang lain
(anankastik)
Mekanisme Pertahanan Jiwa
Denial Menolak realita
Proyeksi Proyeksi kekuranganya pada obyek lain
Imatur Acting out Melampiaskan emosi tanpa memikirkan
konsekuensi
Splitting Memisahkan dirinya atau orang lain menjadi
dua kutub.
Regresi Kembali ke masa kanan-kanak
Neurotik Represi Impuls tidak dapat diterima didorong ke luar
kesadaran, tidak diingat, dilupakan
Displacement Memindahkan kemarahan pada objek lain
Reaksi formasi Impuls yang tidak dapat diterima diatasi
dengan impuls yang berlawanan
Undoing Perilaku ritualistic dengan tujuan
menghilangkan suatu kejadian.
Mekanisme Pertahanan Jiwa (2)

Supresi Menunda perhatian pada impuls bermasalah


Altruisme Mementingkan kepentingan orang lain
daripada kepentingan pribadi.
Matur
Sublimasi Mengganti hal-hal yang tidak dapat diterima
di alam bawah sadar ke alternatif yang lebih
diterima sosial.
Antisipasi Rencana sebelum ketidaknyamanan terjadi
Humor Ekspresi perasaan jelar keluar secara regresif
tanpa merasakan tidak enak pada orang lain.
Sexual desire disorder

Sexual arousal disorder

Gangguan ejakulasi
Kelainan Sexual Penjelasan
Frotteurisme Mendapatkan kepuasan seksual dengan menggesekan alat
kelamin
Voyeurisme Mendapatkan kepuasan seksual dengan mengintip

Exhibisionisme Mendapatkan kepuasan seksual dengan memperlihatkan


alat kelamin kepada lawan jenis
Fetishisme Mendapatkan kepuasan seksual dari benda-benda tidak
hidup
Sadisme Mendapatkan kepuasan seksual dengan menjadi PELAKU
kekerasan saat aktivitas seksual.
Masokisme Mendapatkan kepuasan seksual dengan menjadi KORBAN
kekerasan saat aktivitas seksual.
Gangguan Tidur
Disomnia
Gangguan kuantitas tidur Parasomnia adalah perilaku
abnormal saat tidur

• Somnabulisme : Jalan saat


tertidur

3 Jenis
• Early : sulit memulai (pada
gangguan cemas)
• Middle : sulit mempertahankan
• Late : setelah terbangun, sulit
tidur (pada depresi
Long acting (middle insomnia) Short to medium (early insomnia)
• flurazepam (Dalmane), • triazolam (Halcion),
• lorazepam (Ativan),
• clonazepam (Klonopin), and
• alprazolam (Xanax),
• quazepam (Doral) • temazepam (Restoril),
• oxazepam (Serax),
• prazepam (Centrax),
• estazolam (ProSom), and
• flunitrazepam (Rohypnol)
Gangguan Makan
Asperger Disorder
Gangguan Mirip autisme namun
Perkembangan Anak- perkembangan kognitif baik dan
anak tidak ada gangguan
perkembangan bahasa.

Autisme Rett Disorder


Termasuk gangguan Berkurangnya kecepatan
perkembangan pervasif (yaitu pertumbuhan lingkar kepala,
menyeluruh) yang muncul <3 kehilangan fungsi yang sebelumnya
tahun ditandai dengan penarikan sudah didapat (onset sekitar 5
diri dan aktivitas sosial, perilaku bulan).
repetitif serta gangguan
perkembangan bahasa Childhood distintegrative disorder

2 tahun pertama perkembangan


Terapi : rehabilitasi normal, lalu mulai kehilangan
fungsi.
medik
Retardasi Mental
Penurunan kemampuan Ringan 50-69
kognitif secara umum, Sedang 35-49
dan dapat Berat 20-34
diklasifikasikan Sangat berat <20

berdasarkan IQ
Predominan Inantensi
GPPH/ADHD Jika tidak mau mendengarkan dan
mudah terdistraksi
Onset <7 tahun dan harus tampak
di situasi yang berbeda (misal
sekolah DAN rumah). Gambaran Predominan Hiperaktivitas
klinis harus tidak sesuai dengan Jika bicara terus, menjawab
perkembangan anak seusianya pertanyaan semua, tidak bisa anter

Psikostimulan seperti metilfenidat 10-60 mg/hari, psikoterapi dan konseling orang tua
Gangguan Paska Melahirkan

Anda mungkin juga menyukai