Anda di halaman 1dari 44

Referat

GANGGUAN PSIKOSIS

Dr. Laila Sylvia Sari, Sp. KJ

Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa


Fakultas Kedokteran Universitas Jambi
2010
1
Pendahuluan

Gangguan
Jiwa

Gangguan Gangguan
Psikosis Non-Psikosis

-Ggn.
Non Organik/ Neurotik/neurosis, ggn.
Psikosomatik
Organik
Fungsional -Ggn. Kepribadian
-Retardasi mental, dll

2
Definisi
 Gangguan psikosis adalah gangguan jiwa yang
ditandai dengan ketidakmampuan individu menilai
kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat
halusinasi, waham atau perilaku kacau/aneh.

 Orang yang menderita psikosis dikatakan”psikotik”.

3
Sejarah
 Kata “psikosis” pertama kali digunakan oleh Ernst
von Feuchtersleben (1845) sebagai alternatif
untuk kegilaan dan mania dan berasal dari bahasa
Yunani yang artinya jiwa yang memberikan atau
hidup, dan animasi,
 Kata ini dianggap merupakan gangguan pikiran,
sebagai lawan dari "neurosis", yang dianggap
berasal dari gangguan dari sistem saraf.

4
Etiologi
Etiologi Psikosis Organik
 gangguan saraf:  gangguan elektrolit:
 tumor otak  hipokalsemia
 dementia dengan badan  hipernatremia
Lewy  hiponatremia
 multiple sclerosis  hipokalemia
 sarkoidosis  hipomagnesemia
 Penyakit Lyme  hipermagnesemia
 sipilis  hiperkalsemia
 Alzheimer's Disease  hipofostemia
 Parkinson's Disease  hipoglikemia
 Anti-NMDA ensefalitis  Lain-lain: lupus, AIDS, kusta,
reseptor malaria, dan skleroderma
dengan keterlibatan serebral.
5
Patofisiologi
 Aktivitas kortikal yang spontan meningkat
sehingga tidak lagi diimbangi dengan informasi
dari indera.
 Overactivity fungsi dopamin di otak, khususnya di
jalur mesolimbik.
 Disfungsi neurotransmitter glutamat excitory,
khususnya dengan aktivitas reseptor NMDA.
 Orang-orang dengan skizofrenia memiliki
peningkatan aktivitas otak pada belahan kanan.

6
Gejala Klinis
 Halusinasi ,terutama halusinasi auditorik.
 Delusi: primer (timbul tiba-tiba dan tidak dipahami)
dan sekunder (dipengaruhi latar belakang
seseorang atau situasi saat ini misalnya, orientasi
etnis atau seksual, agama, kepercayaan takhayul).
 Gangguan asosiasi.
 Reality testing ability terganggu.
 Gangguan fungsi intelek: disorientasi, gangguan
“insight”.
 Gangguan perbuatan, perilaku perbuatan yang
sangat bizar.

7
Klasifikasi
1. ORGANIK :
- Gangguan Mental Organik.
- Gangguan Mental dan Perilaku Akibat
Penggunaan Zat Psikoaktif.

2. NON ORGANIK / FUNGSIONAL

8
Gangguan Mental Organik
 Merupakan gangguan mental yang berkaitan dengan
penyakit/gangguan sistemik atau otak yang dapat
didiagnosis tersendiri.
 Gambaran utama:
 Gangguan fungsi kognitif: daya ingat (memory),
daya pikir (intellect), dan daya belajar (learning).
 Gangguan sensorium: gangguan kesadaran dan
perhatian.
 Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam
bidang persepsi (halusinasi), isi pikiran
(waham/delusi), dan suasana perasaan dan emosi
(depresi, gembira, dan cemas).
9
Gangguan Mental Organik
Menurut PPDGJ III, dibagi menjadi:
 F00 Dementia pada Penyakit Alzheimer.
 F01 Dementia Vaskuler.
 F02 Dementia pada Penyakit Lain YDK.
 F03 Dementia YTT.
 F04 Sindroma Amnestik Organik Bukan Akibat Alkohol
dan Zat Psikoaktif Lainnya.
 F05 Delirium Bukan Akibat Alkohol dan Zat Psikoaktif
Lainnya.
 F06 Gangguan Mental Lainnya Akibat Kerusakan dan
Disfungsi Otak dan Penyakit Fisik.
 F07 Gangguan Kepribadian dan Perilaku Akibat Penyakit,
Kerusakan dan Disfungsi Otak.
 F08 Gangguan Mental Organik dan Simptomatik YTT.
10
F10-19 Gangguan Mental dan Perilaku
Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif.
F10 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Alkohol.
F11 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Opioida.
F12 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Kanabinoida.
F13 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Sedativa atau
Hipnotika.
F14 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Kokain.
F15 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Stimulansia
Lain Termasuk Kafein.
F16 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan
Halusinogenika.
F17 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Tembakau.
F18 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Pelarut yang
Mudah Menguap.
F19 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Multipel
dan Penggunaan Zat Psikoaktif Lainnya.

11
GANGGUAN PSIKOSIS NON-ORGANIK /
FUNGSIONAL
 F20 Skizofrenia.
 F21 Gangguan Skizotipal.
 F22 Gangguan Waham Menetap.
 F23 Gangguan Psikotik Akut dan Sementara.
 F24 Gangguan Waham Induksi.
 F25 Gangguan Skizoafektif.
 F28 Gangguan Psikotik Non-Organik Lainnya.
 F29 Gangguan Psikotik Non-Organik YTT.

12
F20 SKIZOFRENIA
 Skizofrenia berasal dari kata “skizo” = retak /
pecah, dan “frenia” = jiwa.
 Skizofrenia adalah seseorang yang mengalami
keretakan jiwa atau keretakan kepribadian.
Terjadinya lebih dari 1 bulan.

13
Etiologi skizofrenia

 Sampai sekarang belum jelas.


 Faktor keturunan mempunyai pengaruh, faktor
yang mempercepat seperti penyakit fisik atau
stress psikologik biasanya tidak menyebabkan
skizofrenia, walaupun pengaruhnya terhadap
suatu penyakit skizofrenia yang sudah ada tidak
dapat disangkal.

14
Epidemiologi skizofrenia

 Prevalensi 0,2-1,5%, sama antara laki- laki dan


perempuan, setiap tahun terdapat 300.000
pasien skizofrenia mengalami episode akut.
 Onset: laki- laki pada usia 15-25 tahun,
perempuan pada usia 25-35 tahun.
 Gejala negatif : pria > wanita.
 Fungsi sosial memburuk : pria > wanita.
 Lebih banyak pada sosial ekonomi lemah, dan
penduduk perkotaan.

15
Gejala Klinis skizofrenia

• Delusi

Gejala • Halusinasi
• Gejala disorganisasi bentuk dan
isi pikiran
Positif • Disorganisasi dalam pembicaraan
• Agitasi

• Afek tumpul (blunted effect)

Gejala •



Menarik diri secara emosional maupun sosial
Sulit berpikr abstrak
Pikiran yang stereotype
Spontanitas berkurang

Negatif •


Alogia
Avolisi
Anhedonia

16
Klasifikasi skizofrenia

 F20.0 Skizofrenia paranoid.


 F20.1 Skizofrenia hebefrenik.
 F20.2 Skizofrenia katatonik.
 F20.3 Skizofrenia tak terinci.
 F20.4 Depresi paska-skizofrenia.
 F20.5 Skizofrenia residual.
 F20.6 Skizofrenia simpleks.
 F20.8 Skizofrenia lainnya.
 F20.9 Skizofrenia YTT.

17
Kriteria Diagnostik skizofrenia

Harus ada suatu perubahan yang konsisten dan


bermakna dalam mutu keseluruhan aspek perilaku
pribadi.
• hilangnya minat, hidup tidak bertujuan, tidak berbuat
sesuatu, sikap larut dalam diri sendiri, penarikan diri secara
sosial.

Berdasarkan PPDGJ-III: ditemukan satu gejala


utama (a-d) secara jelas , atau dua dari gejala
tambahan (f-h) apabila gejala utama kurang jelas.
• Gejala sudah berlangsung lebih dari 1 bulan dan pasien
dalam keadaan kompos mentis.

18
Gejala Utama skizofrenia

a. Gangguan isi pikiran thought echo, thought insertion,


thought withdrawal dan thought broadcasting.
b. Delusion of control, delution of influence, delution of
passivity, delution perception.
c. Halusinasi auditorik.
d. Waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya
setempat dianggap tidak wajar dan sesuatu yang
mustahil,

19
Gejala Tambahan skizofrenia

e. Halusinasi yg menetap dari pancaindera apa saja,


apabila disertai baik oleh waham yg mengambang
maupun yg setengah berbentuk tanpa kandungan
afektif yg jelas, ataupun disertai oleh ide-ide
berlebihan (over-valued ideas) yg menetap, atau
apabila terjadi setiap hari selama berminggu-
minggu atau berbulan-bulan terus-menerus.
f. Arus pikiran yg terputus (blocking) atau yg
mengalami sisipan, yg berakibat inkoherensi atau
pembicaraan yg tidak relevan, atau neologisme.

20
Gejala Tambahan skizofrenia

g. Perilaku katatonik, seperti keadaan gaduh gelisah,


posisi tubuh tertentu, atau fleksibilitas lilin,
negativisme, mutisme, dan stupor.
h. Gejala-gejala “negatif”, seperti sikap yg sangat
apatis, bicara yg jarang, dan respons emosional
yg menumpul atau tidak wajar, biasanya yg
mengakibatkan penarikan diri dari pergaulan
sosial dan menurunnya kinerja sosial.
Tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak
disebabkan oleh depresi atau medikasi
neuroleptika.

21
F20.0 Skizofrenia Paranoid
 Gejala utama:
Halusinasi/waham menonjol seperti mengancam
pasien/memberi perintah tanpa bentuk verbal
berupa bunyi peluit, mendengung atau bunyi tawa.
Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pem-
bicaraan,gejala katatonik relative tidak nyata/tidak
menonjol.
 Gejala tambahan:
Epilepsi dan psikosis yang diinduksi oleh obat-
obatan.
 Pedoman diagnostik : memenuhi kriteria umum
diagnosis skizofrenia ditambah gangguan utama.

22
F20.1 Skizofrenia Hebefrenik

Gejala utama : Gejala tambahan : Pedoman


-Perilaku tidak bertanggung jawab -Gangguan afektif, dorongan diagnostik:
dan tidak dapat diramalkan, kehendak, dan proses pikir
manerisme, menyendiri,
tujuan atau perasaan.
hampa menonjol. untuk pertama kali
-Afek dangkal dan tidak wajar, -Halusinasi dan waham ada hanya ditegakkan
perasaan puas, senyum sendiri, tapi tidak menonjol. pada usia
tinggi hati ungkapan kata yang
diulang dan disertai oleh cekikikan. -Adanya preokupasi dangkal remaja/dewasa
-Proses pikir mengalami yang bersifat dibuat-buat
disorganisasi, pembicaraan tidak terutama yang bersifat muda (biasa usia
menentu serta inkoheren abstrak 15-25 tahun).

23
F20.2 Skizofrenia Katatonik

 Gejala utama :
Stupor, gaduh-gelisah, menampilkan posisi tubuh
tertentu dan mempertahankannya negativisme,
rigiditas, fleksibilitas cerea (waxy flexibility) serta
“command automatism” dan pengulangan kata
serta kalimat.
 Gejala katatonik dpt dicetuskan oleh penyakit
otak, gangguan metabolik atau alkohol dan obat-
obatan serta dapat terjadi pd gangguan afektif.
 Pedoman Diagnostik : memenuhi kriteria umum
diagnosis skizofrenia dan terdapat 1/lebih dari
gangguan utama.
24
F20.3 Skizofrenia Tak Terinci

Pedoman diagnostik:
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.
Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis
skizofrenia paranoid dan katatonik. Tidak
memenuhi kriteria untuk skizofrenia
residual/depresi pasca skizofrenia.

25
F20.4 Depresi Paska-Skizofrenia

 Apabila pasien tidak lagi menunjukkan gejala


skizofrenia diagnosis menjadi episode depresi
 Pedoman Diagnostik: pasien memenuhi kriteria
skizofrenia selama 12 bulan terakhir ini.
 Beberapa gejala skizofren tetap ada tetapi tidak
lagi mendominasi gambaran klinisnya.
 Gejala gejala depresi menonjol dan mengganggu,
memenuhi paling sedikit criteria episode depresif
dalam kuru waktu paling sedikit 2 minggu.

26
F20.5 Skizofrenia Residual

Pedoman diagnostik
 Gejala “negative” dari skizofrenia yang menonjol,
misalnya: perlambatan psikomotorik dan aktifitas
menurun.
 Ada riwayat episode psikotik yang jelas dimasa
lampau.
 Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu 1 tahun
dimana intensitas dan frekuensi telah sangat
berkurang .
 Tidak terdapat demensia /gangguan otak organik
lain.

27
F20.6 Skizofrenia Simpleks

 Gejala utama : kurang jelas gejala psikotiknya


dibandingkan sub tipe skizofrenia lainnya
 Pedoman diagnostik :
Diagnosisnya tergantung pd pemantapan
perkembangan yg berjalan perlahan & progresif dr
gejala negatif yg khas dr skizofrenia residual tanpa
didahului riwayat halusinasi, waham, atau
manifestasi lain dr episode psikotik. Disertai
perubahan2 perilaku pribadi yg bermakna,
kehilangan minat yg mencolok , tdk berbuat
sesuatu, tnp tujuan hidup & menarik diri scr sosial.

28
F21 Gangguan Skizotipal

 Diagnostik ini tidak dianjurkan untuk digunakan


secara umum karena tidak dibatasi secara tegas
dengan skizofrenia simpleks atau dengan
gangguan kepribadian skizoid atau paranoid.

29
F22. Gangguan Waham Menetap

 Meliputi serangkaian gangguan dengan waham


yang berlangsung lama, sebagai satu-satunya
gejala yg khas atau yg paling mencolok dan tidak
dapat digolongkan sebagai gangguan mental
organik, skizofrenik, atau gangguan afektif.
 Waham tersebut harus ada sedikitnya 3 bulan
lamanya, dan harus bersifat khas pribadi
(personal) dan bukan budaya setempat.
 Tidak boleh ada halusinasi auditorik atau hanya
kadang-kadang saja dan bersifat sementara.
 Tidak ada riwayat gejala-gejala skizofrenia.

30
F23 Gangguan Psikotik Akut Dan
Sementara
Pedoman Diagnostik
 Menggunakan urutan prioritas yang dipakai :
 Onset yang akut (2 minggu atau kurang =
jangka waktu gejala psikotik menjadi nyata dan
menggangu sedikitnya beberapa aspek
kehidupan dan pekerjaan sehari-hari, tidak
termasuk periode prodormal yang gejalanya
sering tidak jelas) sebagai ciri khas yang
menentukan seluruh kelompok;
 Adanya sindrom yang khas polimorfik :
beraneka-ragam dan berubah cepat, atau
skizofrenia-like : gejala skizofrenia yang khas
31
F23 Gangguan Psikotik Akut Dan
Sementara
Pedoman Diagnostik
 Adanya stes akut yang berkaitan
 Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan
berlangsung
 Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yg
memenuhi kriteria episode manik atau episode
depresif.
 Tidak ada penyebab organik, seperti trauma
kapitis, delirium, demensia.

32
Macam-macam gangguan psikotik akut :

 F23.0 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut tanpa


Gejala Skizofrenia
 F23.1 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut dengan
Gejala Skizofrenia
 F23.2 Gangguan Psikotik Lir-Skizofrenia
(Skizofrenia-Like) Akut
 F23.3 Gangguan Psikotik Akut Lainnya dengan
Predominan Waham

33
F24 Gangguan Waham Induksi

 Diagnosis hanya jika ada:


- dua orang atau lebih mengalami waham atau
sistem waham yang sama dan saling mendukung
dalam keyakinan waham itu.
- mereka mempunyai hubungan dekat yang tak
lazim dalam bentuk seperti diuraikan di atas.
- ada bukti dalam kaitan waktu atau konteks
lainnya bahwa waham tersebut diinduksi pada
anggota yang pasif dari suatu pasangan atau
kelompok.

34
F25 Gangguan Skizoafektif

 Diagnosis hanya dibuat apabila gejala-gejala


definitif adanya skizofrenia dan gangguan afektif
sama-sama menonjol pada saat yang bersamaan,
atau dalam beberapa hari.
 Tidak dapat digunakan untuk pasien yang
menampilkan gejala skizofrenia dan gangguan
afektif tetapi dalam episode penyakit yang
berbeda.
 Dibagi menjadi tipe manik, tipe depresif, tipe
campuran, lainnya, dan ytt.

35
F28 Gangguan Psikotik Non-Organik
Lainnya
Gangguan psikotik yang tidak memenuhi kriteria
untuk skizofrenia (F20.-) atau gangguan afektif
yang bertipe psikotik (F30-F39), dan gangguan-
gangguan psikotik yang tidak memenuhi kriteria
gejala untuk gangguan waham menetap (F22).

F29 Gangguan Psikotik Non-Organik


YTT

36
Penatalaksanaan Gangguan Psikosis

 Perawatan di rumah sakit.


 Terapi somatik (antipsikotik dan obat- obatan lain).
 Terapi psikososial.
 Psikoterapi keluarga, kelompok, dan individual.

37
Prognosis
 Beberapa penelitian menunjukkan, hanya 10%-
20% pasien yang telah mendapat perawatan
psikiatrik yang memiliki hasil yang baik. Lebih dari
50% pasien memiliki hasil yang buruk, dengan
eksaserbasi gejala, perawatan berulang di rumah
sakit, episode gangguan mood berat dan
percobaan bunuh diri.

38
Prognosis
 Tiga dari empat penderita skizofrenia dapat
mengalami perbaikan yang bermakna atau pulih
dengan baik dan dapat melakukan aktivitas
sehari-hari secara normal, tetapi sembuh atau
tidaknya belum dapat diketahui.

39
Prognosis Baik
 Onset lambat
 Faktor pencetus jelas
 Onset akut
 Riwayat seksual, sosial, dan pekerjaan pramorbid
yang baik.
 Gejala ggn mood (terutama gangguan depresi)
 Menikah
 Sistem pendukung yang baik
 Gejala positif
 Subtipe paranoid,
 Subtipe katatonik.

40
Prognosis Buruk
 Onset muda
 Tidak ada faktor pencetus
 Onset tidak jelas
 Riwayat seksual, sosial dan perkerjaan pramorbid yang
buruk.
 Perilaku menarik diri dan autistik
 Sistem pendukung yang buruk
 Gejala negatif
 Tanda dan gejala neurologis
 Riwayat trauma perinatal
 Tidak ada remisi dalam tiga tahun
 Sering relaps
 Tipe hebefrenik dan tipe tak tergolongkan
41
42
43
44

Anda mungkin juga menyukai