GANGGUAN PSIKOSIS
Gangguan
Jiwa
Gangguan Gangguan
Psikosis Non-Psikosis
-Ggn.
Non Organik/ Neurotik/neurosis, ggn.
Psikosomatik
Organik
Fungsional -Ggn. Kepribadian
-Retardasi mental, dll
2
Definisi
Gangguan psikosis adalah gangguan jiwa yang
ditandai dengan ketidakmampuan individu menilai
kenyataan yang terjadi, misalnya terdapat
halusinasi, waham atau perilaku kacau/aneh.
3
Sejarah
Kata “psikosis” pertama kali digunakan oleh Ernst
von Feuchtersleben (1845) sebagai alternatif
untuk kegilaan dan mania dan berasal dari bahasa
Yunani yang artinya jiwa yang memberikan atau
hidup, dan animasi,
Kata ini dianggap merupakan gangguan pikiran,
sebagai lawan dari "neurosis", yang dianggap
berasal dari gangguan dari sistem saraf.
4
Etiologi
Etiologi Psikosis Organik
gangguan saraf: gangguan elektrolit:
tumor otak hipokalsemia
dementia dengan badan hipernatremia
Lewy hiponatremia
multiple sclerosis hipokalemia
sarkoidosis hipomagnesemia
Penyakit Lyme hipermagnesemia
sipilis hiperkalsemia
Alzheimer's Disease hipofostemia
Parkinson's Disease hipoglikemia
Anti-NMDA ensefalitis Lain-lain: lupus, AIDS, kusta,
reseptor malaria, dan skleroderma
dengan keterlibatan serebral.
5
Patofisiologi
Aktivitas kortikal yang spontan meningkat
sehingga tidak lagi diimbangi dengan informasi
dari indera.
Overactivity fungsi dopamin di otak, khususnya di
jalur mesolimbik.
Disfungsi neurotransmitter glutamat excitory,
khususnya dengan aktivitas reseptor NMDA.
Orang-orang dengan skizofrenia memiliki
peningkatan aktivitas otak pada belahan kanan.
6
Gejala Klinis
Halusinasi ,terutama halusinasi auditorik.
Delusi: primer (timbul tiba-tiba dan tidak dipahami)
dan sekunder (dipengaruhi latar belakang
seseorang atau situasi saat ini misalnya, orientasi
etnis atau seksual, agama, kepercayaan takhayul).
Gangguan asosiasi.
Reality testing ability terganggu.
Gangguan fungsi intelek: disorientasi, gangguan
“insight”.
Gangguan perbuatan, perilaku perbuatan yang
sangat bizar.
7
Klasifikasi
1. ORGANIK :
- Gangguan Mental Organik.
- Gangguan Mental dan Perilaku Akibat
Penggunaan Zat Psikoaktif.
8
Gangguan Mental Organik
Merupakan gangguan mental yang berkaitan dengan
penyakit/gangguan sistemik atau otak yang dapat
didiagnosis tersendiri.
Gambaran utama:
Gangguan fungsi kognitif: daya ingat (memory),
daya pikir (intellect), dan daya belajar (learning).
Gangguan sensorium: gangguan kesadaran dan
perhatian.
Sindrom dengan manifestasi yang menonjol dalam
bidang persepsi (halusinasi), isi pikiran
(waham/delusi), dan suasana perasaan dan emosi
(depresi, gembira, dan cemas).
9
Gangguan Mental Organik
Menurut PPDGJ III, dibagi menjadi:
F00 Dementia pada Penyakit Alzheimer.
F01 Dementia Vaskuler.
F02 Dementia pada Penyakit Lain YDK.
F03 Dementia YTT.
F04 Sindroma Amnestik Organik Bukan Akibat Alkohol
dan Zat Psikoaktif Lainnya.
F05 Delirium Bukan Akibat Alkohol dan Zat Psikoaktif
Lainnya.
F06 Gangguan Mental Lainnya Akibat Kerusakan dan
Disfungsi Otak dan Penyakit Fisik.
F07 Gangguan Kepribadian dan Perilaku Akibat Penyakit,
Kerusakan dan Disfungsi Otak.
F08 Gangguan Mental Organik dan Simptomatik YTT.
10
F10-19 Gangguan Mental dan Perilaku
Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif.
F10 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Alkohol.
F11 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Opioida.
F12 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Kanabinoida.
F13 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Sedativa atau
Hipnotika.
F14 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Kokain.
F15 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Stimulansia
Lain Termasuk Kafein.
F16 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan
Halusinogenika.
F17 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Tembakau.
F18 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Pelarut yang
Mudah Menguap.
F19 Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Multipel
dan Penggunaan Zat Psikoaktif Lainnya.
11
GANGGUAN PSIKOSIS NON-ORGANIK /
FUNGSIONAL
F20 Skizofrenia.
F21 Gangguan Skizotipal.
F22 Gangguan Waham Menetap.
F23 Gangguan Psikotik Akut dan Sementara.
F24 Gangguan Waham Induksi.
F25 Gangguan Skizoafektif.
F28 Gangguan Psikotik Non-Organik Lainnya.
F29 Gangguan Psikotik Non-Organik YTT.
12
F20 SKIZOFRENIA
Skizofrenia berasal dari kata “skizo” = retak /
pecah, dan “frenia” = jiwa.
Skizofrenia adalah seseorang yang mengalami
keretakan jiwa atau keretakan kepribadian.
Terjadinya lebih dari 1 bulan.
13
Etiologi skizofrenia
14
Epidemiologi skizofrenia
15
Gejala Klinis skizofrenia
• Delusi
Gejala • Halusinasi
• Gejala disorganisasi bentuk dan
isi pikiran
Positif • Disorganisasi dalam pembicaraan
• Agitasi
Gejala •
•
•
•
Menarik diri secara emosional maupun sosial
Sulit berpikr abstrak
Pikiran yang stereotype
Spontanitas berkurang
Negatif •
•
•
Alogia
Avolisi
Anhedonia
16
Klasifikasi skizofrenia
17
Kriteria Diagnostik skizofrenia
18
Gejala Utama skizofrenia
19
Gejala Tambahan skizofrenia
20
Gejala Tambahan skizofrenia
21
F20.0 Skizofrenia Paranoid
Gejala utama:
Halusinasi/waham menonjol seperti mengancam
pasien/memberi perintah tanpa bentuk verbal
berupa bunyi peluit, mendengung atau bunyi tawa.
Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pem-
bicaraan,gejala katatonik relative tidak nyata/tidak
menonjol.
Gejala tambahan:
Epilepsi dan psikosis yang diinduksi oleh obat-
obatan.
Pedoman diagnostik : memenuhi kriteria umum
diagnosis skizofrenia ditambah gangguan utama.
22
F20.1 Skizofrenia Hebefrenik
23
F20.2 Skizofrenia Katatonik
Gejala utama :
Stupor, gaduh-gelisah, menampilkan posisi tubuh
tertentu dan mempertahankannya negativisme,
rigiditas, fleksibilitas cerea (waxy flexibility) serta
“command automatism” dan pengulangan kata
serta kalimat.
Gejala katatonik dpt dicetuskan oleh penyakit
otak, gangguan metabolik atau alkohol dan obat-
obatan serta dapat terjadi pd gangguan afektif.
Pedoman Diagnostik : memenuhi kriteria umum
diagnosis skizofrenia dan terdapat 1/lebih dari
gangguan utama.
24
F20.3 Skizofrenia Tak Terinci
Pedoman diagnostik:
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia.
Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis
skizofrenia paranoid dan katatonik. Tidak
memenuhi kriteria untuk skizofrenia
residual/depresi pasca skizofrenia.
25
F20.4 Depresi Paska-Skizofrenia
26
F20.5 Skizofrenia Residual
Pedoman diagnostik
Gejala “negative” dari skizofrenia yang menonjol,
misalnya: perlambatan psikomotorik dan aktifitas
menurun.
Ada riwayat episode psikotik yang jelas dimasa
lampau.
Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu 1 tahun
dimana intensitas dan frekuensi telah sangat
berkurang .
Tidak terdapat demensia /gangguan otak organik
lain.
27
F20.6 Skizofrenia Simpleks
28
F21 Gangguan Skizotipal
29
F22. Gangguan Waham Menetap
30
F23 Gangguan Psikotik Akut Dan
Sementara
Pedoman Diagnostik
Menggunakan urutan prioritas yang dipakai :
Onset yang akut (2 minggu atau kurang =
jangka waktu gejala psikotik menjadi nyata dan
menggangu sedikitnya beberapa aspek
kehidupan dan pekerjaan sehari-hari, tidak
termasuk periode prodormal yang gejalanya
sering tidak jelas) sebagai ciri khas yang
menentukan seluruh kelompok;
Adanya sindrom yang khas polimorfik :
beraneka-ragam dan berubah cepat, atau
skizofrenia-like : gejala skizofrenia yang khas
31
F23 Gangguan Psikotik Akut Dan
Sementara
Pedoman Diagnostik
Adanya stes akut yang berkaitan
Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan
berlangsung
Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yg
memenuhi kriteria episode manik atau episode
depresif.
Tidak ada penyebab organik, seperti trauma
kapitis, delirium, demensia.
32
Macam-macam gangguan psikotik akut :
33
F24 Gangguan Waham Induksi
34
F25 Gangguan Skizoafektif
35
F28 Gangguan Psikotik Non-Organik
Lainnya
Gangguan psikotik yang tidak memenuhi kriteria
untuk skizofrenia (F20.-) atau gangguan afektif
yang bertipe psikotik (F30-F39), dan gangguan-
gangguan psikotik yang tidak memenuhi kriteria
gejala untuk gangguan waham menetap (F22).
36
Penatalaksanaan Gangguan Psikosis
37
Prognosis
Beberapa penelitian menunjukkan, hanya 10%-
20% pasien yang telah mendapat perawatan
psikiatrik yang memiliki hasil yang baik. Lebih dari
50% pasien memiliki hasil yang buruk, dengan
eksaserbasi gejala, perawatan berulang di rumah
sakit, episode gangguan mood berat dan
percobaan bunuh diri.
38
Prognosis
Tiga dari empat penderita skizofrenia dapat
mengalami perbaikan yang bermakna atau pulih
dengan baik dan dapat melakukan aktivitas
sehari-hari secara normal, tetapi sembuh atau
tidaknya belum dapat diketahui.
39
Prognosis Baik
Onset lambat
Faktor pencetus jelas
Onset akut
Riwayat seksual, sosial, dan pekerjaan pramorbid
yang baik.
Gejala ggn mood (terutama gangguan depresi)
Menikah
Sistem pendukung yang baik
Gejala positif
Subtipe paranoid,
Subtipe katatonik.
40
Prognosis Buruk
Onset muda
Tidak ada faktor pencetus
Onset tidak jelas
Riwayat seksual, sosial dan perkerjaan pramorbid yang
buruk.
Perilaku menarik diri dan autistik
Sistem pendukung yang buruk
Gejala negatif
Tanda dan gejala neurologis
Riwayat trauma perinatal
Tidak ada remisi dalam tiga tahun
Sering relaps
Tipe hebefrenik dan tipe tak tergolongkan
41
42
43
44