BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
ketidakseimbangan pada dopamin, yaitu salah satu sel kimia yang berada
dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respon emosional dan menarik
diri dari hubungan antar prilaku yang normal. Seringkali diikuti dengan
2.1.2 Etiologi
Hardhi, 2016):
7
8
1. Keturunan
bagi saudara tiri 0,9- 1,8%, bagi saudara kandung 7-15%, bagi
anak dengan salah satu orang tua yang menderita skizofrenia 40-
2. Endokrin
3. Metabolisme
ataupun somatik.
6. Eugen Bleuler
1. Skizofrenia Simplek
perlahan-lahan.
2. Skizofrenia Hebefrenik
10
sering timbul pada masa remaja atau diantara usia 15-25 tahun.
personality.
3. Skizofrenia Katatonik
berbulan-bulan.
keluar.
4. Skizofrenia Paranoid
6. Skizofrenia Residual
afek, pasif, dan tidak ada inisiatif. Tidak banyak bicara, ekspresi
sosial.
1. Gejala Positif
12
menafsirkan persepsi.
2. Gejala Negative
c. Kehilangan motivasi.
3. Gejala Kognitif
13
b. Sulit berkonsentrasi.
2.1.5 Komplikasi
3. Gangguan prilaku.
5. Depresi.
6. Serangan panik.
7. Gangguan Tourette.
8. Delirium.
9. Demensia.
11. Halusinasi.
(Prabowo, 2014).
1. Pemeriksaan psikologi:
a. Pemeriksaan psikiatri.
14
b. Pemeriksaan psikometri.
2.1.7 Penatalaksanaan
a. Antipsikotik konvensional
1) Haldol (haloperidol)
2) Stelazine (trifluoperazine)
15
mg/ hari.
3) Mellaril (thioridazine)
mg/hari.
4) Thorazine (chlorpromazine)
5) Trilafon (perphenazine)
6) Prolixin (fluphenazine)
secara reguler.
2) Seroquel (quetiapine).
3) Zyprexa (olanzopine).
c. Clozaril (clozapine)
berhasil.
5. Psikoterapi.
a. Terapi psikoanalisa
17
3) Terapi Humanistik
2.1.8 Pencegahan
8. Menurunkan ketegangan.
seorang individu yang bertujuan untuk melukai melukai diri sendiri atau
secara fisik. Yang diarahkan pada diri sendiri, orang lain dan
lingkungan sekitar disertai dengan amuk, gaduh, dan gelisah yang tidak
sendiri dapat berbentuk seperti bunuh diri atau membiarkan diri dalam
adanya tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain, dan
lingkungan sekitar.
Adaptif Maladaptif
Keterangan:
2.1.11 Etiologi
20
timbulnya
1. Faktor Predisposisi
a. Faktor psikologis
3) Frustasi.
3) Single parent.
4) Pengangguran.
kultural.
c. Faktor biologis
1) Sistem limbik
memori.
2) Lobus temporal
indra penciuman.
3) Lobus frontal
d. Perilaku (Behavioral)
22
koping.
e. Faktor presipitasi
perhatian.
dan frustasi.
3. Halusinasi.
6. Kerusakan kognitif.
15. Riwayat atau ancaman kekerasan terhadap diri sendiri atau orang
16. Impulsif.
17. Ilusi.
kekerasan yaitu:
3. Gangguan perilaku.
24
5. Depresi.
6. Serangan panik.
7. Gangguan tourette.
8. Delirium.
9. Demensia.
11. Halusinasi.
a. Data subjektif :
b. Data objektif :
2) Pandangan tajam.
4) Mengepalkan tangan.
5) Bicara kasar.
7) Mondar mandir.
1. Sublimasi
2. Proyeksi
3. Deplacment
2.1. 16 Pentalaksanaan
26
1. Farmakoterapi
kondisi ini muncul pertama kalinya maka gejala akan hilang dan
muncul lebih dari satu kali atau sering maka obat diberikan secara
4. Terapi Somatik
2.2.1 Pengkajian
1. Identitas
28
2. Alasan masuk
obat penenang.
3. Faktor predisposisi
4. Faktor presipitasi
benda kesayangan.
29
frustasi.
5. Pemeriksaan fisik
6. Psikososial
pasien.
b. Konsep diri
2) Identitas diri
3) Peran diri
30
4) Ideal diri
5) Harga diri
6) Hubungan sosial
7) Spiritual
a. Nilai keyakinan
kepercayaannya.
b. Kegiatan ibadah
31
8) Status mental
9) Pembicaraan
atau berteriak.
kemerahan.
terlihat kacau.
32
14) Memori
a) Makan
c) Mandi
d) Berpakaian
e) Istirahat tidur
33
jam.
f) Penggunaan obat
nyenyak.
g) Pemeliharaan kesehatan
mandiri.
reaksi formasi.
18) Perilaku
(Prabowo, 2014).\
b) Asertif (Assertiveness)
d) Perilaku kekerasan
2.2.3 Pathway
Perencanaan
Tujuan (TUM/TUK) Kriteria hasil Intervensi
TUM : Setelah 3 X pertemuan Bina hubungan saling
Klien tidak melakukan klien menunjukkan percaya dengan:
tindakan kekerasan tanda-tanda percaya a. Beri salam setiap
kepada perawat: berinteraksi.
TUK: a. Wajah cerah, b. Perkenalkan nama,
1. Klien dapat membina tersenyum nama panggilan
hubungan saling b. Mau berkenalan perawat dan tujuan
percaya c. Ada kontak mata perawat berinteraksi
d. Bersedia c. Tanyakan dan
menceritakan panggil nama
perasaan kesukaan klien
d. Tunjukkan sikap
empati, jujur dan
menepati janji setiap
kali berinteraksi
e. Tanyakan perasaan
klien dan masalah
yang dihadapi klien
f. Buat kontrak
interaksi yang jelas
g. Dengarkan dengan
penuh perhatian
ungkapan perasaan
klien
2. Klien dapat Setelah 3 X pertemuan a. Bantu klien
mengidentifikasi klien menceritakan mengungkapkan
37
kekerasan tersebut
terjadi
c. Diskusikan apakah
dengan tindak
kekerasan yang
dilakukannya
masalah yang
dialami teratasi.
5. Klien dapat
Setelah 3 X pertemuan Diskusikan dengan klien
mengidentifikasi klien menjelaskan akibat akibat negatif (kerugian)
akibat perilaku
tindak kekerasan yang cara yang dilakukan
kekerasan dilakukannya pada:
a. Diri sendiri: luka, a. Diri sendiri
dijauhi teman, dll b. Orang lain/keluarga
b. Orang c. Lingkungan
lain/keluarga: luka,
tersinggung,
ketakutan, dll
c. Lingkungan: barang
atau benda rusak dll
6. Klien dapat Setelah 3 X pertemuan Diskusikan dengan klien:
mengidentifikasi cara klien: a. Apakah klien mau
mengontrol a. Menjelaskan cara- mempelajari cara
kemarahan. cara sehat baru mengungkapkan
mengungkapkan marah yang sehat
marah b. Jelaskan berbagai
alternatif pilihan
untuk
mengungkapkan
marah selain perilaku
kekerasan yang
diketahui klien.
c. Jelaskan cara-cara
sehat untuk
mengungkapkan
marah:
1) Cara fisik: nafas
dalam, pukul
bantal atau kasur.
2) Verbal:
mengungkapkan,
menolak, dan
meminta dengan
cara yang baik.
3) Sosial: latihan
asertif dengan
orang lain.
4) Spiritual: sholat
39
risiko perilaku kekerasan menurut SDKI SLKI SIKI yaitu sebagai berikut:
3. Latih cara
mengungkapkan
perasaan secara asertif.
4. Latih mengurangi
kemarahan secara
verbal dan nonverbal
misalnya, relaksasi atau
bercerita.
Tabel 2.2 Intervensi pada pasien Skizofrenia dengan masalah
keperawatanRisikoPerilaku Kekerasan. (SDKI, SLKI &SIKI, 2016)
dari tujuan dan kriteria hasil yang telah dibuat. Tahap pelaksanaan ini
obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat, dan
benar dosis obat).
c. Susun jadwal kegiatan harian cara kedua
SP 3 Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal:
a Evaluasi jadwal harian untuk dua cara fisik (tarik nafas
dalam, pukul bantal atau kasur, dan patuh minum obat).
b Latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak,
meminta, dan mengungkapkan perasaan dengan baik.
c Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal.
SP 4 Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual
a Diskusikan hasil latihan mengontrol perilaku kekerasan
secara fisik, patuh minum obat, dan sosial/verbal
b Latihan sholat, berdoa, berdzikir sesuai dengan keyakinan
masing-masing.
c Buat jadwal latihan sholat/berdoa
Tabel 2.3. Strategi Pelaksanaan pada pasien Skizofrenia dengan masalah
keperawatan Risiko Perilaku Kekerasan (Nurhalimah, 2016).
2.2.7 Evaluasi
Analisis, Perencanaan).
dilakukan.
43
dilakukan.
Implementasi Evaluasi
Dilakukan berdasarkan intervensi Yang diharapkan dari
keperawatan seperti menyegah perilaku implementasi yang
kekerasan,menggunakan pendekatan yang dilakukan adalah klien
tenang dan meyakinkan, latih cara dapat mengontrol diri.
mengungkapkan perasaan secara asertif.
Keterangan:
: Konsep yang utama ditelaah
: Berpengaruh
: Sebab akibat
: Berhubungan