Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gangguan jiwa merupakan suatu masalah kesehatan yang masih sangat penting
untuk diperhatikan, hal itu dikarenakan penderita tidak mempunyai kemampuan untuk
menilai realitas yang buruk. Gejala dan tanda yang ditunjukkan oleh penderita gangguan
jiwa antara lain gangguan kognitif, gangguan proses pikir, gangguan kesadaran,
gangguan emosi, kemampuan berpikir, serta tingkah laku aneh ( Nasir, 2011).

Fenomena gangguan jiwa pada saat ini mengalami peningkatan yang sangat
signifikan, dan setiap tahun di berbagai belahan dunia jumlah penderita gangguan jiwa
bertambah. Berdasarkan data dari World Health Organisasi (WHO) dalam Yosep (2013) ,
ada sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami gangguan jiwa. WHO menyatakan
setidaknya ada satu dari empat orang didunia mengalami masalah mental, dan masalah
gangguan kesehatan jiwa yang ada di seluruh dunia sudah menjadi masalah yang sangat
serius.

Gangguan jiwa menyebabkan penderitanya tidak sanggup menilai dengan baik


kenyataan, tidak dapat lagi menguasai dirinya untuk mencegah mengganggu orang
lain/menyakiti dirinya sendiri. (Yosep,2015). Gangguan jiwa sama dengan gangguan
jasmani lainnya, hanya saja gangguan jiwa bersifat lebih konpleks, mulai dari ringan
sampai rasa cemas, takut hingga yang tingkat berat berupa sakit jiwa atau lebih kita kenal
sebagai gila. (Budiman, 2010).
B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang akan dibahas, yaitu :

1. Apa yang dimaksud dengan Konsep Dasar Skizofernia?

2. Apa saja teori tentang Harga Diri Rendah

3. Bagaimana asuhan keperawatan teoritis pada pasien Harga Diri Rendah

C. Tujuan

Dari rumusan masalah di atas, adapun tujuan dari pembuatan laporan ini yakni :

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penulisan laporan kasus ini adalah memberikan pemahaman


dan gambaran umum tentang Haga Diri Rendah baik secara teoritis maupun
dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien Harga Diri Rendah.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari pembuatan laporan ini yaitu :

1. Untuk mengetahui Konsep Dasar Skizofernia

2. Untuk mengetahui tentang teori Harga Diri Rendah

3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan teoritis pada pasien dengan HArga


Diri Rendah
BAB II

LAPORAN PENDAHULUAN

HARGA DIRI RENDAH

1. Konsep Dasar Skizofrenia

a. Pengertian

Skizofrenia adalah sindrom heterogen kronis yang ditandai dengan pola


pikir yang tidak teratur, delusi, halusinasi, perubahan perilaku yang tidak tepat
serta adanya gangguan fungsi psikososial. Gangguan pemikiran tidak saling
berhubungan secara logis, persepsi, dan perhatian yang keliru, afek yang datar
atau tidak sesuai, dan berbagai gangguan aktivitas motorik yang bizzare. OSD
(orang dengan skizofrenia) menarik diri dari orang lain dan kenyataan, sering
kali masuk ke dalam kehidupan fantasi yang penuh delusi dan halusinasi.
(NANDA NIC-NOC Jilid 3, 2015).

Skizofrenia adalah suatu bentuk psikosa fungsional dengan gangguan


utama pada proses fikir serta disharmoni (keretakan, perpecahan) antara
proses pikir, afek/emosi, kamauan dan psikomotor disertai distorsi kenyataan,
terutama karena waham dan halusinasi; asoisasi terbagi-bagi sehingga timbul
inkoherensi, afek dan emosi perilaku bizar. (Dermawan,2013).

b. Etiologi

Beberapa faktor penyebab skizofrenia :

1. Keturunan

Telah dibuktikan dengan penelitian bahwa angka kesakitan bagi saudara


tiri 0,9-1,8%, bagi saudara kandung 7-15%, bagi anak dengan salah satu
orang tua yang menderita skizofrenia 40-68%, kembar 2 telur 2-15% dan
kembar satu telur 61-86%.

2. Endokrin

Teori ini dikemukakan berhubung dengan sering timbulnya skizofrenia


pada waktu pubertas, waktu kehamilan, atau puerperium dan waktu
klimakterium. Tetapi teori ini tidak dapat dibuktikan.

3. Metabolisme

Teori ini didasarkan karena penderita skizofrenia tampak pucat, tidak


sehat, ujung extremitas agak sianosis, nafsu makan berkurang, dan berat
badan menurun serta pada penderita dengan stupor katatonik konsumsi
zat asam menurun. Hipotesa ini masih dalam pembuktian dengan
pemberian obat halusinogenik.

4. Susunan Saraf Pusat

Penyebab skizofrenia diarahkan pada kelainan SSP yaitu pada


diensafalon atau kortek otak, tetapi kelainan patologis yang ditemukan
mungkin disebabkan oleh perubahan postmortem atau merupakan artefak
pada waktu membuat sediaan.

5. Teori Adolf Meyer

Skizofrenia tidak disebabkan oleh penyakit badaniah sebab hinggan


sekarang tidak dapat ditemukan kelaianan patologis anatomis atau
fisiologis yang khas pada SSP tetapi Meyer mengakui bahwa sesuatu
konstitusi yang inferior atau penyakit badaniah dapat mempengaruhi
timblunya skizofrenia. Menurut Meyer skizofrenia merupakan suatu
reaksi yang salah, suatu maladaptasi, sehingga timbulnya disorganisasi
kepribadian dan lama-kelamaan orang tersebut menjauhkan dirinya dari
kenyataan (otisme).

6. Teori Sigmund Freud

Skizofrenia terdapat :

a. Kelemahan ego, yang dapat timbul karena penyebab psikogenik


atau somatik.
b. Superego dikesampingkan sehingga tidak bertenaga lagi dan ide
yang berkuasa serta terjadi suatu regeresi ke fase narsisme.

c. Kehilangan kapasitas untuk pemindahan (transference) sehingga


terapi piskoanalitik tidak mungkin.

c. Pembagian Skizofrenia

a. Skizofrenia Simplek

Sering timbul pertama kali pada usia pubertas, gejala utama berupa
kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan. Gangguan proses
berpikir sukar ditemukan, waham dan halusinasi jarang didapat, jenis
ini timbulnya perlahan-lahan.

b. Skizofrenia Hebefrenia

Permulaannya perlahan-lahan atau subakut dan sering timbul pada


masa remaja atau antara 15-25 tahun. Gejala yang menyolok ialah
gangguan proses berpikir, gangguan kemauan dan adanya
depersenalisasi atau double personality. Gangguan psikomotor seperti
menerism, neologisme, atau perilaku kenanak-kanakan sering terdapat,
waham dan halusinasi banyak sekali.

c. Skizofrenia Katatonia
Timbulnya pertama kali pada umur 15-30 tahun dan biasanya akut serta
sering didahului oleh stress emosional. Mungkin terjadi gaduh gelisah
katatonik atau stuppor katatonik.

d. Skizofrenia Paranoid

Gejala yang mencolok ialah waham primer, disertai dengan waham-


waham sekunder dan halusinasi. Dengan pemeriksaan yang teliti
ternyata adanya gangguan proses berpikir, gangguan afek emosi dan
kemauan.

e. Episode Skizofrenia Akut

Gejala skizofrenia timbul mendadak sekali dan pasien seperti dalam


keadaan mimpi. Kesadarannya mungkin berkabut. Dalam kieadaan ini
timbul perasaan seakan-akan dunia luar maupun dirinya sendiri
berubah, semuanya seakan akan mempunyai suatu arti yang khusus
baginya

f. Skizofrenia Residual

Keadaan skizofrenia dengan gejala primernya Bleuler, tetapi tidak jelas


adanya gejala-gejala sekunder. Keadaan ini timbul sesudah beberapa
kali serangan skizofrenia.

g. Skizofrenia Skizo Afektif

Disamping gejala skizofrenia terdapat menonjol secara bersamaan juga


gejala-gejala depresi (skizo depresi) atau gejala mania (psiko-manik).
Jenis ini cenderung untuk menjadi sembuh tanpa defek, tetapi mungkin
juga timbul serangan lagi. (NANDA NIC-NOC Jilid 3, 2015).

2. Konsep Dasar Harga Diri Rendah

a. Pengertian

Harga diri rendah adalah menolak dirinya sebagai sesuatu yang berharga
dan tidak dapat bertanggungjawab pada kehidupannya sendiri Faktor yang
mempegaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang
tidak relistis, kegagalan yang berulang kali, kurang mempunyai
tanggungjawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yag
tidak realistis. Sedangkan stresor pencetus mungkin ditimbulkan dari sumber
internal dan eksternal seperti: Trauma seperti penganiayaan seksual dan
psikologis atau menyaksikan kejadian yang mengancam. (Yoedhas, 2010).

Menurut (Herman, 2011), gangguan jiwa ialah terganggunya kondisi


mental atau psikologi seseorang yang dapat dipengaruhi dari faktor diri sendiri
dan lingkungan. Hal-hal yang dapat mempengangaruhi perilaku manusia ialah
keturunan dan konstitusi, umur, dan sex, keadaan badaniah, keadaan
psikologik, keluarga, adat-istiadat, kebudayaan dan kepercayaan, pekerjaan,
pernikahan dan kehamilan, kehilangan dan kematian orang yang di cintai, rasa
permusuhan, hubungan antara manusia.
Harga diri seseorang di peroleh dari diri sendiri dan orang lain.
Gangguan harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang,
perilaku orang lain yang mengancam dan hubungan interpersonal yang buruk.
Tingkat harga diri seseorang berada dalam rentang tinggi sampai rendah.
Individu yang memiliki harga diri tinggi menghadapi lingkungan secara aktif
dan mampu beradaptasi secara efektif untuk berubah serta cenderung merasa
aman. Individu yang memiliki harga diri rendah melihat lingkungan dengan
cara negatif dan menganggap sebagai ancaman. (Keliat, 2011).

b. Penyebab
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri
seseorang. Dalam tinjuan life span history klien. Penyebab terjadinya harga
diri rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas
keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang
dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang dewasa awal
sering gagal di sekolah, pekerjaan atau pergaulan. Harga diri rendah muncul
saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari
kemampuannya.( Yosep,2015).
Ada beberapa penyebab terjadi harga diri rendah yaitu :
1) Pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian atas
keberhasilannya.
2) Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya kurang
dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima.
3) Menjelang dewasa awal sering gagal disekolah, pekerjaan, atau
pergaulan
4) Harga diri rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan
dan menuntut lebih dari kemampuannya.

Ada beberapa factor penyebab terjadinya ganguan harga diri rendah :


a. Predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri
Meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua tidak realistis,
kegagalan yang berulang, kurang mempunyai tanggung jawab
personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak
realistis.
2) Faktor yang mempengaruhi peran.
Dimasyarakat umunya peran seseorang disesuai dengan jenis
kelaminnya. Misalnya seseorang wanita dianggap kurang mampu,
kurang mandiri, kurang obyektif dan rasional sedangkan pria
dianggap kurang sensitive, kurang hangat, kurang ekspresif
dibandingkan wanita. Sesuai dengan standar tersebut, jika wanita
atau pria berperan tidak sesuai lazimnya maka dapat menimbulkan
konflik diri maupun hubungan sosial.
3) Faktor yang mempengaruhi identitas diri.
Meliputi ketidak percayaan, tekanan dari teman sebaya dan
perubahan struktur sosial. Orang tua yang selalu curiga pada anak
akan menyebabkan anak menjadi kurang percaya diri, ragu dalam
mengambil keputusan dan dihantui rasa bersalah ketika akan
melakukan sesuatu. Control orang yang berat pada anak remaja
akan menimbulkan perasaan benci kepada orang tua. Teman
sebaya merupakan faktor lain yang berpengaruh pada identitas.
Remaja ingin diterima, dibutuhkan dan diakui oleh kelompoknya,
4) Faktor biologis
Adanya kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja hormon
secara umum, yang dapat pula berdampak pada keseimbangan
neurotransmitter di otak, contoh kadar serotonin yang menurun
dapat mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada pasien
depresi kecenderungan harga diri dikuasai oleh pikiran-pikiran
negatif dan tidak berdaya.
b. Presipitasi
Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan oleh setiap situasi
yang dihadapi individu dan ia tidak mampu menyesuaikan. Situasi atas
stressor dapat mempengaruhi komponen.Stressor yang dapat
mempengaruhi gambaran diri adalah hilangnya bagian tubuuh, tindakan
operasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan fungsi tubuh,
proses tumbuh kembang prosedur tindakan dan pengobatan. Sedangkan
stressor yang dapat mempengaruhi harga diri dan ideal diri adalah
penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang
berarti, pola asuh yang tidak tepat, misalnya selalu dituntut, dituruti,
persaingan dengan saudara, kesalahan dan kegagalan berulang, cita-cita
tidak terpenuhi dan kegagalan bertanggung jawab sendiri. Stressor
pencetus dapat berasal dari internal dan eksternal:
1) Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan peristiwa yang mengancam kehidupan.
2) Ketegangan peran berhubungan dengan peran atau posisi yang
diharapkan dan individu mengalaminya sebagai frustasi.
Ada tiga jenis transisi peran :
1) Transisi peran perkembangan adalah perubahan normative yang
berkaitan dengan pertumbuhan. Perubahan ini termasuk tahap
perkembangan dalam kehidupan individu atau keluarga dan norma-
norma budaya, nilai-nilai serta tekanan untuk menyesuaikan diri.
2) Transisi peran situasi terjadi dengan bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
3) Transisi peran sehat-sakit terjadi akibat pergeseran dari sehat ke
keadaan sakit. Transisi ini dapat dicetuskan oleh kehilangan bagian
tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi tubuh,
perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh kembang
normal. Perubahan tubuh dapat mempengaruhi semua komponen
konsep diri yaitu gambaran diri, identitas diri, peran dan harga diri.

c. Jenis Harga Diri Rendah


Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal
yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai
dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam
penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan,
kekalahan, dan kegagalan, tetapi merasa sebagai seseorang yang penting dan
berharga.
Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan
diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat.
Umumnya disertai oleh evaluasi diri yang negatif membenci diri sendiri dan
menolak diri sendiri.
Gangguan diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :
1. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus dioperasi,
kecelakaan,dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja. Pada
pasien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena prifasi yang
kurang diperhatikan. Pemeriksaan fisik yang sembarangan,
pemasangan alat yang tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan
fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat/penyakit, perlakuan
petugas yang tidak menghargai. (Makhripah D & Iskandar, 2015)
2. Kronik
Yaitu perasaan negativ terhadap diri telah berlangsung lama,yaitu
sebelum sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berfikir yang negativ.
Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negativ terhadap
dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang maladaptive, kondisi
ini dapat ditemukan pada pasien gangguan fisik yang kronis atau pada
pasien gangguan jiwa. (Makhripah D & Iskandar, 2015).

d. Rentang Respon
Keterangan:
1) Aktualisasi diri
adalah pernyataan diri positif tentang latar belakang pengalaman nyata
yang sukses diterima.
2) Konsep diri positif
adalah individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi.
3) Harga diri rendah
adalah transisi antara respon diri adaptif dengankonsep diri maladaptif.
4) Kerancuan identitas
adalah kegagalan individu dalam kemalanganaspek psikososial dan
kepribadian dewasa yang harmonis.
5) Depersonalisasi
adalah perasaan yang tidak realistis terhadap dirisendiri yang
berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidakdapat
membedakan dirinya dengan orang lain
e. Jenis-jenis konsep diri
Konsep diri terdiri atas komponen-komponen berikut :
1. Citra tubuh (Body Image)
Citra tubuh (Body Image) adalah kumpulan dari sikapindi!idu yang
disadari dan tidak disadari terhadap tubuhnya. Termasuk persepsi masa
lalu dan sekarang, serta perasaan tentangukuran, fungsi, penampilan,
dan p'tensi, yang secara berkesinambungan dim'difikasi dengan
persepsi dan pengalamanyang baru (Stuart&Sundeen,2013)
2. Ideal diri (Self Ideal)
Identitas adalah peng'rganisasian prinsip dari kepribadianyang
bertanggung jawab terhadap kesatuan, kesinambungan, konsistensi,
dan keunikkan individu. Pembentukan identitas dimulai pada masa
bayi dan terus berlangsung sepanjang kehidupan tapi merupakan tugas
utama pada masa remaja (Stuart&Sundeen,2013).
3. Peran diri (Self Role)
Serangkaian pola perilaku yang diharapkan oleh lingkungan sosial
berhubungan dengan fungsi individu diberbagai kelompok sosial.
Peran yang diterapkan adalah peran dimana sese'rang tidak
mempunyai pilihan. Peran yang diterima adalah peran yang
terpilihatau dipilih oleh individu. (Stuart&Sundeen,2013).
4. Harga diri (Self Esteem)
Harga diri adalah penilaian indi!idu tentang nilai pers'nalyang
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang sesuai
dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar
dalam penerimaan diri tanpa syarat walaupun melakukan kesalahan,
kekalahan, tetap merasa sebagaise'rang yang penting dan berharga.
(Stuart&Sundeen,2013).
f. Tanda dan gejala
Menurut Carpenito dalam keliat (2011) perilaku yang berhubungan dengan
harga diri rendah antara lain :
1. Mengkritik diri sendiri
2. Menarik diri dari hubungan sosial
3. Pandangan hidup yang pesimis
4. Perasaan lemah dan takut
5. Penolakan terhadap kemampuan diri sendiri
6. Pengurangan diri/mengejek diri sendiri
7. Hidup yang berpolarisasi
8. Ketidakmampuan menentukan tujuan
9. Merasionalisasi penolakan
10. Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
11. Menunjukkan tanda depresi
Sedangkan menurut Stuart (2006) tanda- tanda klien dengan harga diri
rendah yaitu :
1. Perasaan malu terhadap diri sendiri adalah akibat penyakit dan
akibat
2. tindakan terhadap penyakit
3. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
4. Merendahkan martabat
5. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri
6. Percaya diri kurang
7. Menciderai diri
g. Mekanisme Koping
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka panjang pendek
atau jangka panjang serta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk
melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yangmenyakitkan.
Pertaahanan tersebut mencakup berikut ini :
Jangka pendek :
1. Aktivitas yang memberikan pelarian semestara dari krisis identitas diri
(misalnya, konser musik, bekerja keras, menonton tv secara obsesif)
2. Aktivitas yang memberikan identitas pengganti semestara (misalnya,
ikut serta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan, atau
geng)
3. Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan
diri yang tidak menentu ( misalnya, olahraga yang kompetitif, prestasi
akademik, kontes untuk mendapatkan popularitas)
Jangka Panjang :
1. Penutupan identitas : adopsi identitas prematur yang diinginkan
oleh orang terdekat tanpa memerhatikan keinginan, aspirasi, atau
potensi diri individu
2. Identitas negatif : asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai
dan harapan yang diterima masyarakat. Mekanisme pertahanan ego
termasuk penggunaan fantasi, disosiasi,isolasi, proyeksi,
pengalihan (displacement, berbalik marah terhadap diri sendiri,
dan amuk).
h. Penatalaksanaan
Terapi pada gangguan jiwa skizofrenia dewasa ini sudah dikembnagkan
sehingga penderita tidak mengalami diskriminasi bahkan metodenya lebih
manusiawi dari pada masa sebelumnya. Terapi yang dimaksud meliputi :
a) Psikofarmaka
Berbagai jenis obat psikofarmaka yang beredar dipasaran yang hanya
diperoleh dengan resep dokter, dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu
golongan generasi pertama (typical) dan golongan kedua (atypical).
Obat yang termasuk golongan generasi pertama misalnya
chlorpromazine HCL (psikotropik untuk menstabilkan senyawa otak),
dan Haloperidol (mengobati kondisi gugup). Obat yang termasuk
generasi kedua misalnya, Risperidone (untuk ansietas), Aripiprazole
(untuk antipsikotik).
b) Psikoterapi
Terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi
dengan orang lain, penderita lain, perawat dan dokter, maksudnya
supaya ia tidak mengasingkan diri lagi karena bila ia menarik diri ia
dapat membentuk kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk
mengadakan permainan atau latihan bersama.
c) Terapi Modalitas
Terapi modalitas/ perilaku merupakan rencana pengobatan untuk
skizofrenia yang ditunjukan pada kemampuan dan kekurangan pasien.
Teknik perilaku menggunakan latihan keterampilan sosial untuk
meningkatkan kemampuan sosial. Kemampuan memenuhi diri sendiri
dan latihan praktis dalam komunikasi interpersonal. Terapi kelompok
bagi skizofrenia biasnya memusatkan pada rencana dan masalah dalam
hubungan kehidupan yang nyata.
d) Terapi Kejang Listrik (Electro Confulsive Terapi)
ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmal secara
artifisial dengan melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang
dipasang satu atau dua temples. Terapi kejang listrik diberikan pada
skizofrenia yang tidak mempan dengan terapi neuroleptika oral atau
injeksi, dosis terapi kejang listrik 4 – 5 joule/detik. (Maramis, 2005).

i. Pohon Masalah

j. Diagnosa Keperawatan
1) Isolasi sosial menarik diri b/d harga diri rendah
2) Gangguan konsep diri: Harga diri rendah
3) Koping individu tidak efektif
BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH

Proses keperawatan merupakan wahana/sarana kerja sama dengan klien, yang


umumnyapada tahap awal peran perawat lebih besar dari pada peran klien, namun dalam
proses akhirnya diharapkan peran klien lebih besar dari peran perawat, sehingga
kemandirian klien dapat dicapai.
Proses kepperawatan bertujuan untuk memberikan asuhan keperawatan
sesuaidengan kebutuhan dan masalah kelien sehingga mutu pelayanan keperawatan
menjadi optimal. Kebutuhan klien dan masalah klien dapat diidentifikasi, di prioritaskan
untuk dipenuhi serta di selesaikan.
A. PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahapa awal dan dasar untama dari proses keperawatan.
Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data dan perubusan kebutuhan atau
masalah klien. Data yang dikupumpulkan meliputi data biologis, psikologis,
social, dan spiritual. (Direje. 2011, hal 36).

I. IDENTITAS
1. Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien
tentang : nama perawat, nama klien, panggilan perawat, panggilan klien, tujuan,
waktu, tempat pertemuan, topik yang akan dibicarakan.
2. Usia dan No. RM (Lihat RM)
3. Alamat
4. Pekerjaan
5. Mahasiswa menuliskan sumber data / informan
II.ALASAN MASUK
Tanyakan kepada klien/keluarga :
1. Apa yang menyebabkan klien/keluarga datang ke Rumah Sakit saat ini?
2. Bagaimaa gambaran gejala tersebut ?
III. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Tanyakan riwayat timbulnya gejala gangguan jiwa saat ini
2. Tanyakan penyebab munculnya gejala tersebut.
3. Apa saja yang sudah dilakukan oleh keluarga mengatasi masalah ini ?
4. Bagaimana hasilnya ?
IV. FAKTOR PREDISPOSISI
 RIWAYAT PENYAKIT MASA LALU
1. Tanyakan kepada klien / keluarga apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa
di masa
2. Tanyakan apakah klien pernah mengalami gangguan fisik / penyakit termasuk
gangguan pertumbuhan dan perkembangan
 RIWAYAT PSIKOSOSIAL
1. Tanyakan pada klien apakah klien pernah melakukan dan atau mengalami dan
atau menyaksikan penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan,
kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal.
2. Tanyakan pengalaman masa lalu lain yang tidak menyenangkan baik bio, psiko,
sosio, kultural, spiritual seperti (kegagalan, kehilangan / perpisahan / kematian,
trauma selama tumbuh kembang) yang pernah dialami klien pada masa lalu
3. Bagaimana kesan kepribadian klien ?
 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
1. Tanyakan kepada klien / keluarga apakah ada anggota keluarga lainnya yang
mengalami gangguan jiwa. Apabila ada anggota keluarga lain yang mengalami
gangguan jiwa maka tanyakan bagaimana hubungan klien dengan anggota
keluarga terdekat. Tanyakan apa gejala yang dialami serta riwayat pengobatan
dan perawatan yang pernah diberikan pada anggota keluarga tersebut. Masalah
keperawatan ditulis sesuai dengan data
V. STATUS MENTAL
Beri tanda 3 pada kotak sesuai dengan keadaan klien boleh lebih dari satu :
1. Penampilan
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat / keluarga
a. Penampilan tidak rapi jika dari ujung rambut sampai ujung kaki ada yang tidak
rapi. Misalnya : rambut acak-acakan, kancing baju tidak tepat, resleting tidak
dikunci, baju terbalik, baju tidak diganti-ganti.
b. Penggunaan pakaian tidak sesuai. Misalnya : pakaian dalam dipakai di luar baju
c. Cara berpakaian tidak seperti biasanya jika penggunaan pakaian tidak tepat
(waktu, tempat, identitas, situasi/kondisi)
d. Jelaskan hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum
e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
2. Kesadaran
 Kwantitatif/penurunan kesadaran
 Compos mentis : sadarkan diri
 Apatis : individu mulai mengantuk acuh tak acuh
terhadap rangsang yang masuk,diperlukan
rangsang yang kuat untuk menarik
perhatian
 Somnolensia : jelas sudah mengantuk, diperlukan
rangsang yang kuat lagi untuk menarik
perhatian
 Sopor : ingatan, orientasi dan pertimbangan sudah
hilang
 Subkoma dan koma : tidak ada respon terhadap rangsang yang
keras
 Kwalitatif
a. Tidak berubah : Mampu mengadakan hubungan dan pembatasan dengan
lingkungannya dan dirinya (sesuai dengan kenyataan)
b. Berubah : Tidak mampu mengadakan hubungan dan pembatasan dengan
lingkungannya dan dirinya pada taraf tidak sesuai dengan
kenyataan
c. Gangguan tidur : Dapat berupa insomnia, somnambulisme, nightmare,
narkolepsi
d. Meninggi : Keadaan dengan respon yang meninggi terhadap rangsang
seperti suara terasa lebih keras, warna terlihat lebih tenang dll
e. Hipnosa : Kesadaran yang sengaja diubah menurun / menyempit
f. Disosiasi : Tingkah laku / kejadian yang memisahkan dirinya secra
psikologik dengan kesadarannya contoh : trans, fugue dll
3. Orientasi waktu, tempat dan orang jelas
Jelaskan data objektif dan subjektif terkait hal-hal diatas
Masalah keperawatan sesuai dengan data
4. Aktivitas Motorik
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat / keluarga
Kelambatan
a. Hipokinesa, hipoaktifitas : gerakan atau aktivitas yang berkurang
b. Sub stupor katatonik : reaksi terhadap lingkungan sangat berkurang
gerakan dan aktivitas menjadi lambat
c. Katalepsi : mempertahankan secara kaku posisi badan tertentu
juga bila hendak diubah orang lain
d. Flexibilitas serea : mempertahankan posisi yang dibuat orang lain
Peningkatan
a. Hiperkinesa, hiperaktivitas : gerakan atau aktivitas yang berlebihan
b. Gaduh gelisah katonik : aktivitas motorik yang tidak bertujuan yang
berkali-kali seakan tidak dipengaruhi rangsang
luar
c. Tik : gerakan involunter sekejap dan berkali-kali
mengenai sekelompok oto yang relatif kecil
d. Grimase : gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak
dapat dikontrol
e. Tremor : jari-jari yang tampak gemetar ketika klien
menjujurkan tangan
f. Kompulsif : kegiatan yang dilakukan berulang-ulang, seperti
berulangkali mencuci tangan, mencuci muka,
mandi, mengeringkan tangan
g. Mannerism : Pergerakan yang stereotipe dan testrsi (seperti
bermain sandiwara)
h. Ekhopraksia : Meniru gerakan orang lain pada saat dilihatnya.
i. Verbegerasi : Berkali-kali mengucapkan sebuah kata yang tidak
tercantum
Jelaskan aktivitas yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum
Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
5. Afek-emosi
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat / keluarga
a. Adekuat : Afek emosi yang sesuai dengan stimulus yang ada
b. Inadekuat : emosi yang tidak sesuai atau bertentangan dengan stimulus yang
ada
c. Datar/dangkal : Tidak ada perubahan roman muka pada saat ada stimulus yang
menyenangkan atau menyedihkan
d. Tumpul : Hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang kuat
e. Labil : emosi yang cepat berubah-ubah
f. Anhedonia : Ketidak mampuan merasakan kesenangan
g. Kesepian : Merasa dirinya ditinggalkan
h. Eforia : Rasa gembira yang berlebihan
i. Ambivalensi : Afek emosi yang berlawanan timbul bersama-
sama terhadap seseorang, obyek atau sesuatu hal.
j. Apatis: Berkurangnya afek emosi terhadap sesuatu atau
semua hal disertai rasa terpencil dan tidak peduli
k. Marah: Sudah jelas
l. Depresif/sedih : Seperti perasaan susah, tak berguna, gagal, putus
asa dsb
m.Cemas : Perasaan khawatir yang tidak jelas obyeknya,
sebutkan tingkatnya
Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum
Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
6. Persepsi
a. Apakah ada halusinasi ? kalau ada termasuk jenis apa ?
b. Apakah ada ilusi ? kalau ada deskripsikan
 Jenis-jenis halusinasi sudah jelas
 Jelaskan isi halusinasi, frekuensi gejala yang tampak pada saat klien
berhalusinasi
 Masalah keperawatan sesuai dengan data
c. Apakah ada depersonalisasi : perasaan aneh tentang dirinya atau perasaan bahwa
pribadinya tidak seperti biasanya, tidak menurut kenyataan.
d. Derealisasi : perasaan aneh tentang lingkungannya dan tidak menurut kenyataan
Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum
Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
7. Proses pikir
Data diperoleh dari observasi pada saat wawancara
7.1 Arus pikir
a. Koheren : kalimat / pembicaraan dapat dipahami dengan baik
b. Inkoheren : kalimat tidak terbentuk, pembicaraan sulit dipahami
c. Sirkumstansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada
tujuan pembicaraan
d. Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak
sampai pada tujuan
e. Asosiasi longgar : pembicaraan tak ada hubungan antara satu
kalimat dengan kalimat lainnya, dan klien tidak
menyadarinya
f. Flight of Ideas : pembicaraan yang melompat dari satu topik ke
topik lainnya masih ada hubungan yang tidak
logis dan tidak sampai pada tujuan
g. Bloking : pembicaraan terhenti tiba-tiba tanpa gangguan
eksternal kemudian dilanjutkan kembali
h. Perseverasi : berulang-ulang menceritakan sesuatu ide, tema
secara berlebihan
i. Logorea : pembicaraan cepat tidak terkontrol
j. Neologisme : membentuk kata-kata baru yang tidak dipahami
oleh umum
k. Irelevansi : ucapan yang tidak ada hubungannya dengan
pertanyaan atau dengan hal yang sedang
dibicarakan
l. Assosiasi bunyi : mengucapkan perkataan yang mempunyai
persamaan bunyi
m. Main kata-kata: membuat sajak secara tidak wajar
n. Afasi : bisa sensorik (tidak mengerti pembicaraan orang
lain), motorik (tidak bisa atau sukar berbicara)
Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara
Masalah keperawatan sesuai dengan data
7.2 Isi pikir
Data didapatkan melalui wawancara
a. Obsesi : pikiran yang selalu muncul meski klien berusaha
menghilangkannya
b. Phobia : ketakutan yang phatalogis / tidak logis terhadap obyek /situasi
tertentu
c. Ekstasi : kegembiraan yang luar biasa
d. Fantasi : isi pikiran tentang sesuatu keadaan atau kejadian yang
diinginkan
e. Bunuh diri : ide bunuh diri
f. Ideas of reference : pembicaraan orang lain, benda-benda atau sesuatu kejadian
yang dihubungkan dengan dirinya.
g. Pikiran Magis : keyakinan klien tentang kemampuannya melakukan hal-hal yang
mustahil / diluar kemampuannya
h. Preokupasi : pikiran yang terpaku pada satu ide
i. Alienasi : perasaan bahwa dirinya sudah menjadi lain, berbeda, asing
j. Rendah diri : merendahkan atau menghina diri sendiri, menyalahkan diri
sendiri tentang suatu hal yang pernah atau tidak pernah
dilakukan
k. Pesimisme : mempunyai pandangan yang suram mengenai banyak hal dalam
hidupnya
l. Waham
 Agama : Keyakinan terhadap suatu agama secara
berlebihan
dan diucapkan secara berulang tetapi tidak sesuai
dengan kenyataan
 Somatik / hipokondrik : Klien mempunyai keyakinan tentang tubuhnya dan
dikatakan secara berulang yang tidak sesuai
dengan kenyataan
 Kebesaran : Klien mempunyai keyakinan yang berlebihan
terhadap kemampuannya yang disampaikan
secara berulang yang tidak sesuai dengan
kenyataan
 Curiga : Klien mempunyai keyakinan bahwa ada
seseorang
atau kelompok yang berusaha merugikan atau
mencederai dirinya yang disampaikan secara
berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan
 Nihilistik : Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di
dunia/meninggal yang dinyatakan secara berulang
yang tidak sesuai dengan kenyataan
 Kejaran : Yakin bahwa ada orang / kelompok yang
mengganggu, dimata-matai atau kejelekan sedang
dibicarakan orang banyak
 Dosa : Keyakinan bahwa ia telah berbuat dosa atau
kesalahan yang besar yang tidak bisa diampuni
Waham bizar
 Sisip pikir : Klien yakin ada ide pikiran orang lain yang disispkan di dalam
pikiran yang disampaikansecara berulang dan tidak sesuai dengan
kenyataan
 Siar pikir : Klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan
walaupun dia tidak menyatakan kepada orang tersebut yang
dinyatakan secara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan
 Kontrol pikir : Klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar
Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara
Masalah keperawatan sesuai dengan data
7.3 Bentuk pikir
a. Realistik : cara berpikir sesuai kenyataan / realita yang ada
b. Nonrealistik : cara berpikir yang tidak sesuai dengan kenyataan
c. Autistik : cara berpikir berdasarkan lamunan/fantasi/halusinasi/wahamnya
sendiri
d. Dereistik : cara berpikir dimana proses mentalnya tidak ada sangkut pautnya
dengan kenyataan, logika, atau pengalaman.
8. Memori
Data diperoleh melalui wawancara
a. Gangguan daya ingat jangka panjang : Tidak dapat mengingat kejadian yang
terjadi lebih dari satu bulan
b. Gangguan daya ingat jangka pendek:Tidak dapat mengingat kejadian yang
terjadi dalam minggu terakhir
c. Gangguan daya ingat saat ini : Tidak dapat mengingat kejadian yang baru saja
terjadi
d. Amnesia : Sebutkan macamnya Amnesia retrograde / anterograde
e. Paramnesia :Ingatan yang keliru karena distorsi pemanggilan kembali contoh :
 De javu : Seperti sudah pernah melihat sesuatu tetapi sebenarnya
belum
 Jamais vu : Seperti belum pernah melihat sesuatu tetapi sebenarnya
sudah
 Konfabulasi : Secara tidak sadar mengisi lubang-lubang alam ingatannya
dengan cerita yang tidak sesuai dengan kenyataan
 Fasse reconaisance : Pengelan kembali yang keliru, merasa bahwa itu benar
tetapi sesungguhnya tidak benar
 Hipermnesia : Penahanan dalam ingatan dan pemanggila kembali yang
berlebihan
Jelaskan sesuai dengan data terkait
Masalah keperawatan sesuai dengan data
9. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Data diperoleh melalui wawancara
a. Mudah dialihkan : Perhatian klien mudah berganti dari satu
obyek ke obyek lain
b. Tidak mampu berkonsentrasi : Klien selalu minta agar pertanyaan
diulang/tidak dapat menjelaskan kembali
pembicaraan
c. Tidak mampu berhitung : Tidak dapat melakukan penambahan/
pengurangan pada benda-benda nyata
Jelaskan sesuai dengan data terkait
Masalah keperawatan sesuai dengan data
10. Kemampuan penilaian
a. Gangguan kemampuan penilaian ringan : Dapat mengambil keputusan yang
sederhana dengan bantuan orang lain.
Contoh : berikan kesempatan pada klien untuk memilih mandi dulu sebelum
makan atau makan dulu sebelum mandi. Jika diberi oenjelasan, klien dapat
mengambil keputusan
b. Gangguan kemampuan penilaian bermakna :
Tidak mampu mengambil keputusan walaupun dibantu orang lain.
Contoh : berikan kesempatan pada klien untuk memilih mandi dulu sebelum
mandi. Jika diberi penjelasan klien masih tidak mampu mengambil keputusan
Jelaskan sesuai dengan data terkait
Masalah keperawatan sesuai dengan data
11. Daya Tilik Diri / insight
Data diperoleh dari wawancara
a. Mengingkari penyakit yang diderita :Tidak menyadari gejala penyakit (perubahan
fisik, emosi) pada dirinya dan merasa tidak perlu pertolongan
b. Menyalahkan hal-hal diluar dirinya :
Menyalahkan orang lain / lingkunagn yang menyebabkan kondisi saat ini
Jelaskan sesuai dengan data terkait
Masalah keperawatan sesuai dengan data
12. Interaksi selama wawancara
Data ini didapatkankan melalui hasil wawancara dan observasi perawat / keluarga
a. Bermusuhan, tidak kooperatif, mudah tersinggung sudah jelas
b. Kontak mata kurang : tidak mau menatap lawan bicara
c. Defensif : selalu berusaha mempertahankan pendapat dan kebenaran dirinya
d. Curiga : menunjukkan sikap/perasaan tidak percaya pada orang lain
Jelaskan sesuai dengan data terkait
Masalah keperawatan sesuai dengan data
VI. FISIK
Pengkajian fisik difokuskan pada sistem fungsi organ :
1. Ukur dan observasi tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan
klien
2. Ukur tinggi badan dan berat badan klien
3. Tanyakan apakah, berat badan naik atau turun dan beri tanda 3 sesuai hasil
4. Tanyakan kepada klien / keluarga, apakah ada keluhan fisik yang dirasakan oleh
klien, bila ada beri tanda 3 di kotak ya dan bila tidak beri tanda 3 pada kotak
tidak
5. Kaji/lakukan pemeriksaan fisik lebih lanjut sistem dan fungsi organ dan jelaskan
sesuai dengan keluhan yang ada
6. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada
VII. PSIKOSOSIAL
1. Konsep diri
a. Citra tubuh :
 Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai dan tidak
disukai
b. Identitas diri, tanyakan tentang :
 Status dan posisi klien sebelum dirawat
 Kepuasan klien terhadap status dan posisinya (sekolah, tempat kerja, kelompok)
 Kepuasan klien sebagai laki-laki / perempuan
c. Peran : Tanyakan,
 Tugas / peran yang diemban dalam keluarga / kelompok / masyarakat
 Kemampuan klien dalam melaksanakan tugas / peran tersebut
d. Ideal diri : Tanyakan,
 Harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas / peran
 Harapan klien terhadap lingkungan (keluarga, sekolah, tempot kerja, masyarakat)
 Harapan klien terhadap penyakitnya
e. Harga diri : Tanyakan,
 Hubungan klien dengan orang lain sesuai dengan kondisi no. 2a, b, c, d
 Penilaian / penghargaan orang lain terhadap diri dan kehidupannya
f. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
2. Genogram
a. Buatlah genogram minimal tiga generasi yang dapat menggambarkan hubungan
klien dan keluarga, contoh :

45

: Perempuan : pisah

: Laki-laki : stillbirth/ aborsi


: cerai : konflik

: meninggal : sangat dekat

: orang tinggal serumah : dekat

: perkawinan : distant/ berjarak

: klien : proyeksi

45
: umur : cut off/ menghindar

b. Jelaskan masalah yang terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan dan


pola asuh
c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
3. Hubungan sosial
a. Tanyakan pada klien siapa orang terdekat dalam kehidupannya, tempat mengadu,
tempat bicara, minta bantuan atau sokongan
b. Tanyakan pada klien kelompok apa saja yang diikuti dalam masyarakat
c. Tanyakan pada klien sejauh mana ia terlibat dalam kelompok di masyarakat
d. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Tanyakan tentang,
 Pandangan dan keyakinan, terhadap gangguan jiwa sesuai dengan norma budaya
dan agama yang dianut
 Pandangan masyarakat setempat tentang gangguan jia
b. Kegiatan ibadah : Tanyakan,
 Kegiatan ibadah di rumah secara individu dan kelompok
 Pendapat klien/keluarga tentang kegiatan ibadah
c. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data
VIII. AKTIFITAS SEHARI-HARI (ADL)
1. Makan
a. Observasi dan tanyakan tentang : frekuensi, jumlah, variasi, macam (suka / tidak
suka / pantang) dan cara makan
b. Observasi kemampuan klien dalam menyiapkan dan membersihkan alat makan
2. BAB/BAK
a. Observasi kemampuan klien untuk BAB/BAK
 Pergi, menggunakan dan membersihkan WC
 Membersihkan diri dan merapikan pakaian
3. Mandi
a.Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat gigi, cuci
rambut, gunting kuku, cukur (kumis, jenggot dan rambut)
b. Observasi kebersihan tubuh dan bau badan
4. Berpakaian
a. Observasi kemampuan klien dalam mengambil, memilih dan mengenakan
pakaian dan alas kaki
b. Observasi penampilan dandanan klien
c. Tanyakan dan observasi frekuensi ganti pakaian
d. Nilai kemampuan yang harus dimiliki klien : mengambil, memilih dan
mengenakan pakaian
5. Istirahat dan Tidur
a. Observasi dan tanyakan tentang :
 Lama dan waktu tidur siang / malam
 Persiapan sebelum tidur seperti : menyikat gigi, cuci kaki dan berdoa
 Aktivitas sesudah tidur seperti : merapikan tempat tidur, mandi / cuci muka dan
menyikat gigi
6. Penggunaan Obat
a. Observasi dan tanyakan kepada klien dan keluarga tentang :
 Penggunaan obat : frekuensi, jenis, dosis, waktu dan cara pemberian
 Reaksi obat
7. Pemeliharaan Kesehatan
a. Tanyakan kepada klien dan keluarga tentang :
 Apa, bagaimana, kapan dan kemana perawat lanjut
 Siapa saja sistem pendukung yang dimiliki (keluarga, teman, instituisi dan
lembaga pelayanan kesehatan) dan cara penggunaannya
8. Aktivitas di Dalam Rumah
a. Tanyakan kemampuan klien dalam :
 Merencanakan, mengolah dan menyajikan makanan
 Merapikan rumah (kamar tidur, dapur, menyapu, mengepel)
 Mencuci pakaian sendiri
 Mengatur kebutuhan biaya sehari-hari
9. Aktivitas di luar Rumah
a. Tanyakan kemampuan klien
 Belanja untuk keperluan sehari-hari
 Dalam melakukan perjalanan mandiri dengan berjalan kaki, menggunakan
kendaraan pribadi, kendaraan umum
 Aktivitas lain yang dilakukan di luar rumah (bayar listrik/telepon/air, kantor pos
dan bank)
Jelaskan data terkait
Masalah keperawatan ditulis sesuai data
IX. MEKANISME KOPING
Data didapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Beri tanda 3 pada
kotak koping yang dimiliki klien, baik adaptif maupun maladaptif.

X. MASALAH-MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Data didapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Pada tiap masalah
yang dimiliki klien beri uraian spesifik, singkat dan jelas.
XI. PENGETAHUAN
Data didapatkan melalui wawancara pada klien . Pada tiap item yang dimiliki oleh
klien simpulkan dalam masalah.
XII. ASPEK MEDIK
Tuliskan diagnosa medik klien yang telah dirumuskan oleh dokter yang merawat.
Tuliskan obat-obatan klien saatini, baik obat fisik, psikofarmaka dan terapi lain.
XIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. Tuliskan semua masalah disertai data pendukung, yaitu subyektif dan data
objektif
2. Buat pohon masalah dari data yang telah dirumuskan
XIV. ANALISA DATA
Tulis dan kelompokkan data subyektif dan obyektif serta masalah apa yang timbul
XV. POHON MASALAH
XVI. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
Rumuskan diagnosis dengan rumusan P (permasalahan) dan E (Etiologi)
berdasarkan pohon masalah.
Urutkan diagnosis sesuai dengan prioritas.
Pada akhir pengkajian, tulis tempat dan tanggal pengkajian serta tanda tangan dan
nama jelas mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Yosep, Iyus. 2011. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT: Refika Aditama.

Amin, Hardi. 2015. NANDA NIC-NOC Jilid 3. Yogjakarta: Mediaction Publishing


Yogyakarta.

Dermawan, Deden & Rusdi. 2013. Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka
Kerja Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta: Gosyen Publishing
Struart&Sundeen, (2013). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Makhripah D & Iskandar. (2015).Panduan Lengkap Praktik Klinik Keperawatan


Jiwa. Jakarta: CV.Trans Info Media.
Keliat, C. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. Yogyakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai