Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PADA CA

ENDOMETRIUM

1
NAMA KELOMPOK

Desak Yunitha Dewi (17C10064)


Made Dwita Pertiwi (17C10065)
PENGERTIAN
Kanker endometrium adalah kanker yang terjadi pada organ
endometrium atau pada dinding rahim. Kanker endometrium
dapat tumbuh pada ovarium, tuba falopii, dan saluran menuju
vagina. Umur rata-rata penderita kanker endometrium adalah
55-66 tahun. Insidensi kanker endometrium pada wanita
premenopause 5 kali lebih rendah daripada wanita yang telah
mengalami menopause, insidensi ini meningkat
sesuai bertambahnya usia kemudian menetap setelah umur 70
tahun (Anderton, 2012)

3
ETIOLOGI
Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker endometrium, tetapi beberapa penelitian
menunjukkan bahwa rangsangan estrogen yang berlebihan dan terus menerus bisa menyebabkan kanker
endometrium. Beberapa faktor resiko yang bisa meningkatkan munculnya kanker endometrium :
﹡Faktor resiko reproduksi dan menstruasi
﹡Usia menarche dini (<12 tahun) 
﹡Hormon
﹡Kontrasepsi oral
﹡Tamoksifen
﹡Obesitas
﹡Kondisi medis
﹡Faktor genetik
﹡Merokok

4
MANIFESTASI KLINIS

○ Perdarahan rahim yang ○ Nyeri perut bagian


abnormal  bawah atau kram
○ Siklus menstruasi yang panggul
abnormal ○ Keluar cairan putih
○ Perdarahan diantara 2 siklus yang encer atau jernih
menstruasi (pada wanita (pada wanita pasca
yang masih mengalami menopause)
menstruasi) ○ Nyeri atau kesulitan
○ Perdarahan vagina atau dalam berkemih
spotting pada wanita pasca ○ Nyeri ketika melakukan
menopause. hubungan seksual
○ Perdarahan yang sangat
lama, berat dan sering (pada
wanita yang berusia diatas
40tahun)

5
KOMPLIKASI
﹡ Obstruksi ginjal dan penurunan fungsi ginjal karena endometriosis dekat
dengan kolon atau ureter
﹡ Torsi ovarium atau rupture ovarium sehingga terjadi peritonitis karena
endometrioma
﹡ Calamenial seizure atau pnemotoraks karena eksisi endometriosis
﹡ Infertilitas, ditemukan pada 30% – 40% kasus. Endometriosis
merupakan penyebab infertilitas kedua terbanyak pada wanita

6
PEMERIKSAAN PENUNJANG

﹡ Dilatasi dan Kuretase (D&C) dilakukan apabila sampel biopsi endometrium tidak terdapat banyak jaringan atau
apabila biopsy mencurigakan kanker tetapi hasilnya tidak pasti
﹡ Biopsy endometrium merupakan tes yang paling sering dilakukan untuk kanker endometrium dan yang paling
akurat pada wanita setelah menopausal.
﹡ Histeroskopi biasanya dilakukan dengan memasukkan teleskop sangat kecil (diameter 1/6 inci) ke dalama uterus
melalu serviks
Pemeriksaan radiologi yang biasanya dilakukan untuk pemeriksaan kanker endometrium antara lain (American Cancer
Society, 2012) :

﹡ Ultrasonografi transvaginal

﹡ Sistoskopi

﹡ Computed tomography scan (CT Scan)

﹡ Magnetic resonance imaging (MRI)


Selain pemeriksaan biopsi dan radiografi, pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan darah lengkap, CA 125, CEA,
reseptor estrogen dan lainnya juga dapat dilakukan sesuai dengan keperluan.

7
PENATALAKSANAAN

MEDIS
﹡Pengobatan Hormonal
Prinsip pertama pengobatan hormonal ini adalah menciptakan lingkungan hormone rendah estrogen dan
asiklik. Kadar estrogen yang rendah menyebabkan atrofi jaringan endometriosis. Keadaan yang asiklik
mencegah terjadinya haid, yang berarti tidak terjadi pelepasan jaringan endometrium yang normal ataupun
jaringan endometriosis. Prinsip kedua yaitu menciptakan lingkungan tinggi androgen atau tinggi
progesterone yang secara langsung dapat menyebabkan atrofi jaringan endometriosis. (Wiknjosastro,
2007.)
﹡Pembedahan
Adanya jaringan endometrium yang berfungsi merupakan syarat mutlak tumbuhnya endometriosis. Oleh
karena itu pada waktu pembedahan, harus dapat menentukan apakah ovarium dipertahankan atau tidak
﹡Radiasi
Pengobatan ini bertujuan menghentikan fungsi ovarium, tapi sudah tidak dilakukan lagi, kecuali jika ada
kontra indikasi terhadap pembedahan. (Wiknjosastro, 2007.)

8
KEPERAWATAN
﹡Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kepada klien tentang pilihan pengobatan dan manajemen nyeri dengan analgetik atau
tindakan kenyamanan seperti kompres hangat pada abdomen atau teknik relaksasi napas dalam,
informasikan tentang perubahan yang akan terjadi seperti tanda – tanda infeksi, perawatan insisi luka
operasi.

﹡Asuhan post operatif


Mencakup keputusan untuk melakukan operasi, seperti hemorargi atau infeksi. Pengkajian dilakukan
untuk mengetahui tanda – tanda vital, asupan dan keluaran, rasa sakit dan insisi. Terapi intravena,
antibiotic dan analgesic biasanya diresepkan. Intervensi mencakup tindakan pemberiaan rasa aman,
perhatian terhadap eliminasi, penurunan rasa sakit dan pemenuhan kebutuhan emosional ibu.
(Wiknjosastro, 2007)

9
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

10
PENGKAJIAN

 Biodata
 Keluhan Utama
 Riwayat Kesehatan yang lalu dan sekarang
 Riwayat Kesehatan Keluarga
 Riwayat Perkawinan
 Riwayat Menstruasi
 Riwayat KB
 Pola Kebiasaan
 Pemeriksaan Umum
 Pemeriksaan Fisik 

11
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :

1.Nyeri kronis b.d nekrosis jaringan


2.Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual efek sekunder
kemoterapi
3.Risiko syok (hipovolemik) b.d perdarahan pervaginam
4.Gangguan perfusi jaringan perifer b.d sirkulasi O 2 ke jaringan tidak
adekuat
5.Ansietas b.d krisis situasional
6.Gangguan citra tubuh b.d perubahan penampilan tubuh sekunder
terhadap efek kemoterapi ditandai dengan pernyataan rasa malu dan
alopesia.
7.Resiko tinggi infeksi b.d kurang sistem imun tubuh akibat kemoterapi
atau pembedahan.
8.Gangguan eliminasi urin b.d frekuensi berkemih menurun

12
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa  
Tujuan dan Kriteria Hasil
keperawatan Rencana Keperawatan
Nyeri kronis b.d NOC : Pain Management
nekrosis jaringan a.Comfort Level 1.Monitor kepuasan pasien terhadap
b.Pain control manajemen nyeri
 
c.Pain level 2.Tingkatkan istirahat dan tidur yang
 
 
Kriteria Hasil : adekuat

  1.Tidak ada gangguan tidur 3.Kolaborasi dalam kelola analgetik


2.Tidak ada gangguan konsentrasi 4.Jelaskan pada pasien penyebab nyeri
3.Tidak ada gangguan hubungan 5.Lakukan teknik nonfarmakologis
interpersonal (relaksasi, masase punggung)
4.Tidak ada ekspresi menahan nyeri
dan ungkapan secara verbal
5.Tidak ada tegangan otot

13
Kebutuhan nutrisi NOC : Nutrition Management
1.Kaji adanya alergi makanan
kurang dari kebutuhan a.Nutritional Status : fluid dan intake
2.Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
tubuh b.d mual efek b.Nutritional status : nutrient intake
kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
c.Weight control
sekunder dari 3.Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
Kriteria Hasil:
pengobatan atau therapy 4.Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan Vitamin
1.Adanya peningkatan berat badan sesuai
  C
dengan tujuan
5.Berikan substansi gula
2.Klien mampu mengidentifikasi kebutuhan 6.Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat
nutrisi untuk mencegah konstipasi
3.Tidak ada tanda-tanda malnutrisi 7.Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan
Tidak terjadi penurunan berat badan yang harian
berarti 8.Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
9.Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
10.Kaji kemampuat pasien untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan.
Nutrition Monitoring
1.BB pasien dalam batas normal
2.Monitor adanya penurunan berat badan
3.Monitor turgor kulit
4.Monitor mual dan muntah
14  
Risiko syok (hipovolemik) NOC : NIC
b.d perdarahan a.Syok prevention Syok Prevention
pervaginam b.Syok management 1.Monitor status sirkulasi BP, warna kulit, suhu,
Kriteria hasil : denyut jantung, HR dan ritme, nadi perifer, dan
 
1.Nadi dalam batas yang diharapkan kapiler refill
 
2.Irama jantung dalam batas yang diharapkan 2.Monitor tanda inadekuat oksigenasi jaringan
3.Frekuensi nafas dalam batas yang 3.Monitor suhu dan pernafasan
diharapkan 4.Monitor input dan output
4.Irama pernafasan dalam batas yang 5.Pantau nilai labor : HB, HT, AGD, dan elektrolit
diharapkan 6.Monitor hemodinamik invasi yang sesuai
5.Hasil laboratorium (natrium, kalium, klorida, 7.Monitor tanda dan gejala asites
kalsium, magnesium, PH darah serum) dalam 8.Monitor tanda awal syok
batas normal 9.Berikan cairan IV dan tau oral yang tepat
  10.Ajarkan keluarga dan pasien tentang tanda dan
  gejala datangnya syok
  Syok Management
1.Monitor fungsi neurologis
2.Monitor tekanan nadi
15 3.Monitor status cairan, input, output
Gangguan perfusi jaringan NOC : NIC
perifer b.d sirkulasi O2 ke a.Circulation status Circulatory care : arterial insufficiency

jaringan tidak adekuat b.Tissue perfusion: perifer 1.Melakukan penilaian komprehensif


Kriteria hasil: 2.Mengevaluasi edema perifer dan denyut nadi
 
1.TTV dalam batas normal 3.Memberi obat antiplatelet atau antikoagulan, jika

  2.Warna kulit normal diperlukan


3.Suhu kulit hangat 4.Merubah posisi pasien setidaknya setiap 2 jam jika
4.Nilai laboratorium dalam batas normal diperlukan
5.Capillary refill dalam batas normal (< 2 detik) 5.Melindungi ekstremitas dari cedera
6.Mempertahankan hidrasi yang adekuat untuk
menurunkan kekentalan darah
7.Monitor status cairan, termasuk asupan dan keluaran
Circulatory care : venous insufficiency
1.Meninggikan daerah ekstremitas sebesar 20 derajat
atau lebih tinggi diatas tingkat jantung, jika diperlukan
Fluid management
1.Monitor berat badan harian pasien
2.Monitor tanda vital pasien
3.Kaji lokasi dan luasnya edema

16
Ansietas b.d krisis NOC : Anxiety reduction (penurunan kecemasan)
situasional a.Anxiety self-control 1.Gunakan pendekatan yang menenangkan
  b.Anxiety level 2.Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
c.Coping pelaku pasien
Krietria Hasil: 3.Jelaskan semua prosedur dan apa yang
1.Klien mampu mengidentifikasi dan dirasakan selama prosedur
mengungkapkan gejala cemas 4.Pahami perspektif pasien terhadap situasi
2.Mengidentifikasi, mengungkapkan dan stres
menunjukkan teknik untuk mengontrol 5.Temani pasien untuk memberikan keamanan
cemas dan mengurangi takut
3.Vital sign dalam batas normal 6.Dengarkan dengan penuh perhatian
4.Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa 7.Identifikasi tingkat kecemasan
tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan 8.Bantu pasien mengenal situasi yang
berkurangnya kecemasan. menimbulkan kecemasan
9.Dorong pasien untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan, persepsi
10.Instruksikan pasien menggunakan teknik
relaksasi
11.Berikan obat untuk mengurangi
kecemasan.

17
Gangguan citra tubuh b.d NOC NIC
perubahan penampilan tubuh a.Body image, disturbed Selfesteem enchacement
sekunder terhadap efek b.Coping ineffective 1.Tunjukkan rasa percaya diri terhadap kemampuan pasien
kemoterapi ditandai dengan c.Personal identify, disturbed untuk mengatasi situasi
pernyataan rasa malu dan d.Health behavior, risk 2.Dorong pasien mengidentifikasi kekuatan dirinya
alopesia e.Selfesteem situasional, low 3.Ajarkan keterampilan perilaku yang positif melalui bermain
peran, model peran, diskusi
Kriteria hasil: 4.Dukung peningkatan tanggung jawab diri, jika diperlukan
1.Adaptasi terhadap ketidakberdayaan fisik: respon adaptif 5.Buat statement positif terhadap pasien
klien terhadap tantangan fungsional penting akibat 6.Monitor frekuensi komunikasi verbal pasien yang negative
ketidakberdayaan fisik 7.Dukung pasien untuk menerima tantangan baru
2.Resolusi berduka: penyesuaian dengan kehilangan actual 8.Kaji alasan-alasan untuk mengkritik atau menyalahkan diri
atau kehilangan yang akan terjadi sendiri
3.Menunjukkan penilaian pribadi tentang harga diri 9.Kolaborasi dengan sumber-sumber lain (petugas dinas social,
4.Mengungkapkan penerimaan diri perawat spesialis klinis, dan layanan keagamaan)
5.Mengatakan optimisme tentang masa depan  
6.Menggunakan strategi koping efektif Counseling
1.Menggunakan proses pertolongan interaktif yang berfokus
pada kebutuhan, masalah, atau perasaan pasien dan orang
terdekat umtuk meningkatkan atau mendukung koping
pemecahan masalah

18
Resiko tinggi NOC NIC
infeksi b.d a.Immune status Infection prevention
kurang sistem b.Knowledge : infection 1.Monitor tanda dan gejala
imun tubuh control infeksi lokal dan sistemik
akibat Kriteria hasil: 2.Berikan antibiotik sesuai terapi
kemoterapi 1.Pasien terbebas dari tanda 3.Cuci tangan sesudah dan
dan gejala infeksi sebelum kontak pasien dan
2.Menunjukkan kemampuan lingkungan
untuk mencegah timbulnya 4.Jelaskan tanda dan gejala
infeksi infeksi
 
 

19
Gangguan eliminasi NOC : NIC
urin b.d frekuensi a.Urinary elimination Urinary elimination management
berkemih menurun b.Urinary contiunence 1.Monitor/pantau eliminasi urin, meliputi
Kriteria hasil frekuensi, konsistensi, bau, dan warna
 
1.Kandungan kemih kosong secara dengan tepat
penuh 2.Monitor untuk tanda dan gejala retensi
2.Tidak ada residu urin >100-200 cc urin
3.Intake cairan dalam rentang normal 3.Identifikasi faktor-faktor yang
4.Bebas dari ISK menambahkan episode inkontinensia
5.Tidak ada spasme bladder 4.Ajarkan pasien tanda dan gejala infeksi
6.Balance cairan seimbang saluran kemih
5.Catat waktu, kebiasaan eliminasi urin bila
diperlukan
6.Instruksikan pasien untuk memantau
tanda dan gejala infeksi saluran kemih
7.Instruksikan pasien untuk berespon
segera terhadap kebutuhan eliminasi

20
THANK YOU
21

Anda mungkin juga menyukai