GESTASIONAL
KONSEP DASAR PENYAKIT
A. Pengertian Diabetes melitus merupakan kelainan metabolisme yang kronis
terjadi defisiensi insulin atau retensi insulin, di tandai dengan tingginya keadaan
glukosa darah (hiperglikemia) dan glukosa dalam urine (glukosuria) atau
merupakan sindroma klinis yang ditandai dengan hiperglikemia kronik dan
gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein sehubungan dengan
kurangnya sekresi insulin secara absolut / relatif dan atau adanya gangguan fungsi
insulin.
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Mansjoer, 2000).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002). Diabetes Melitus
gestasional (DMG) adalah intoleransi karbohidrat ringan (toleransi karbohidrat
terganggu) maupun berat, terjadi atau diketahui pertama kali saat kehamilan
berlangsung
Diabetes Melitus gestasional (DMG) adalah intoleransi karbohidrat dengan
berbagai tingkat keparahan, yang awitannya atau pertama kali dikenali selama
masa kehamilan (ADA, 1990).Diabetes Melitus gestasional adalah intoleransi
karbohidrat dengan keparahan bervariasi dan awitan ataum pertama kali diketahui
saat hamil.
Jadi diabetes mellitus gestasional adalah adalah difisiensi insulin ataupun retensi
insulin pada ibu hamil sehingga mengakibatkan terjadinya intoleransi karbohidrat
ringan maupun berat yang baru diketahui selama mengalami kehamilan.
B. Epidemiologi
Kebanyakan kasus, diabetes gestasional akan menghilang segera setelah bayi
dilahirkan. Bagaimanapun juga, wanita-wanita yang menderita diabetes
gestasional mempunyai resiko tinggi untuk mengalami diabetes gestasional lagi
pada kehamilan berikutnya, dan juga 17 % - 63 % dari mereka akan mengalami
perubahan dan berkembang menjadi diabetes tipe 2 dalam 5 hingga 16 tahun.
Ahli nutrisi, Nancy Clark di dalam majalah American Fitness, menyatakan bahwa
secara teori, persiapan untuk menghadapi pertumbuhan bayi dalam janin
memerlukan 85.000 kalori. Tetapi ada wanita hamil yang mengkonsumsi kalori
lebih dari itu. Namun ada pula yang mengalami perubahan nafsu makan. Menurut
hasil studi yang diterbitkan dalam America Journal Of Clinical Nutrition,
kebutuhan energi ( kalori ) wanita hamil sangat bervariasi, yaitu antara 50.000 –
150.000 kalori.
Kecemasan bahwa berat badan Anda tidak bisa kembali lagi seperti sebelum
hamil, tak perlu dirisaukan. Seorang ibu dapat menikmati saat-saat kehamilan
tanpa takut menjadi gemuk. Kehamilan dan obesitas memiliki perbedaan.
Peningkatan berat badan pada saat hamil sekitar 12 kg, namun itu semua
disebabkan oleh berat bayi ( 3,5 kg ), plasenta ( 1 kg ), cairan ketuban ( 1,5 kg ),
rahim ( 1,5 kg ), air lemak, dan jumlah darah ( 3 – 3,5 kg ).
C. Etiologi
Diabetes mellitus dapat merupakan kelainan herediter dengan cara insufisiensi
atau berkurangnya insulin dalam sirkulasi darah, berkurangnya glikogenesis, dan
konsentrasi gula darah tinggi. Diabetes dalam kehamilan menimbulkan banyak
kesulitan, penyakit ini akan menyebabkan perubahan-perubahan metabolik dan
hormonal pada penderita. Beberapa hormon tertentu mengalami peningkatan
jumlah. Misalnya hormon kortisol, estrogen, dan human placental
lactogen (HPL). Peningkatan jumlah semua hormon tersebut saat hamil ternyata
mempunyai pengaruh terhadap fungsi insulin dalam mengatur kadar gula darah.
Kondisi ini menyebabkan suatu kondisi yang kebal terhadap insulin yang disebut
sebagai "insulin resistance".
D. Faktor Predisposisi
1. Umur sudah mulai tua
2. Multiparitas
3. Penderita gemuk (obesitas)
4. riwayat melahirkan anak lebih besar dari 4000 g
5. Riwayat kehamilan : Sering meninggal dalam rahim, Sering mengalami
lahir mati, Sering mengalami keguguran
6. Hipertensi
7. Suku bangsa tertentu (Afrika, Latin, Asia, dan Amerika),
8. Mempunyai riwayat diabetes mellitus gestasional pada kehamilan
sebelumnya
9. Faktor autoimun setelah infeksi mumps, rubella dan coxsakie B4.
10. Meningkatnya hormon antiinsulin seperti GH, glukogen, ACTH, kortisol,
dan epineprin.
11. Obat-obatan.
E. Klasifikasi
a. Resiko rendah
Pemeriksaan glukosa`darah tidak diperlukan secara rutin apabila semua
karakeristik berikut ditemukan :
Berasal dari kelompok ethnic yang prevalensi diabetes mellitus gestasionalnya
rendah
Tidak ada anggota keluarga dekat ( first-degree relative) yang mengidap diabetes
Usia kurang dari 25 tahun
berat sebelum hamil normal
Tidak ada riwayat kelainan metabolisme glukosa
Tidak memiliki riwayat obstri yang buruk
b. Resiko rata-rata
Pemeriksaan glukosa darah pada minggu ke 24-28 dengan menggunakan salah satu
dari berikut :
Resiko rata-rata, Wanita keturunan hispanik, Afrika, Pribumi Amerika, Asia Selatan
atau timut
Resiko tinggi, wanita yang jelas kegemukan,jelas meiliki riwayak diabetes tipe II
pada anggota keluarga, riawayat diabetes gestasional atau glukosuria,
c. Resiko Tinggi
Lakukan pemeriksaan sesegera mungkin : apabila diabetes gestasional tidak
terdiagnosis, pemeriksaan glukosa darah harus diulang pada minggu ke 24-28 atau
setiap saat pasie memperlihatkan gejala atau tanda yang mengarah ke
hiperglikemia.(Metzger & Coustan.1998)
F. Manifestasi klinis
GDM, kebanyakan tidak memperlihatkan gejala, namun beberapa wanita dengan
GDM memperlihatkan gejala-gejala klasik seperti :
1. Polidipsi
2. Polifagi
3. Poliuri
4. Kelemahan yang berlebihan
G. Patofisiologi
Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu
keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan
kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber
energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap
tinggi). Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi
janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan
kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia
sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia,
hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia. Metabolisme karbohifrat
wanita hamil dan tidak hamil yang ditandai hipoglikemia puasa , hipoglikemia
postprandial yang memanjang dan hiperinsulinemia terutama pada trimester III
efek kehamilan yang memperberat diabetes mellitus yang didertia ibu hamil
ataupun menimbulkan Diabetes mellitus grstasional disebut diabetagonik. terdapat
hipertrofi, hyperplasia dan hipesekresi sel b pancreas, konsentrasi asam lemak
bebas, trigliserida, da kolesterol pada wanita hamil puasa yang kebih tinggi.
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang diperlukan adalah pemeriksaan kadar gula darah atau skrining
glukosa darah, ultrasonografi untuk mendeteksi adanya kelainan bawaan dan
makrosomia, Hemoglobin glikosida (HbA1c) yang menunjukkan kontrol diabetik
(HbA1c lebih besar dari 8,5% khususnya sebelum kehamilan, membuat janin
beresiko anomali kongenital, Pemeriksaan kadar keton urin untuk menentukan
status gisi, Budaya urin untuk mengidentifikasi ISK asimtomatik, protein dan
kliren kreatinin (24 jam) untuk memastikan tingkat fungsi ginjal, khusus pada
diabetes durasi lama, tes`toleransi glukosa (GTT), kultur vagina mungkin positif
untuk candida albicans, Contraction stress test ( CST), Oxytocin challenge test
(OCT) menunujukkan hasil positif jika trjadi insufisiensi plasenta, Kriteria profil
biofisik (BPP)
I. Penatalaksanaan
1. Mengatur diet.
Diet yang dianjurkan pada bumil DMG adalah 30-35 kal/kg BB, 150-200 gr
karbohidrat, 125 gr protein, 60-80 gr lemak dan pembatasan konsumsi natrium.
Penambahan berat badan bumil DMG tidak lebih 1,3-1,6 kg/bln. Dan konsumsi
kalsium dan vitamin D secara adekuat. Makanan disajikan menarik dan mudah
diterima. Diet diberikan dengan cara tiga kali makan utama dan tiga kali makanan
antara (snack) dengan interval tiga jam. Buah yang dianjurkan adalah buah yang
kurang manis, misalnya pepaya, pisang, apel, tomat, semangka, dan kedondong.
Dalam melaksanakan diit sehari-hari hendaknya mengikuti pedoman 3J yaitu ;
J1 : Jumlah kalori yang diberikan harus habis.
J2 : Jadwal diit harus diikuti sesuai dengan interval.
J3 : Jenis makanan yang manis harus dihindari.
D. .Evaluasi Keperawatan
1. Kebutuhan nutrisi terpenuhi, Mempertahankan kadar gula darah puasa
antara 60-100 mg/dl dan 2 jam sesudah makan tidak lebih dari 140 mg/dl.
2. Kebutuhan cairan pasien terpenuhi, turgor kulit kembali normal,
membrane mukosa lemba, BB stabil, tanda vital dalam batas normal
3. Pasien tenang, mengungkapkan kesadaran tentang perasaan mengenai
diabetes dan persalinan, Menggunakan strategi koping yang tepat
4. Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diabetes selama kehamilan,
Mengungkapkan pemahaman tentang prosedur
5. Bebas cedera, Menunjukkan kadar glukosa normal, bebas tanda
hipoglikemia
6. Tetap normotensif, Mempertahankan normoglikemia., Bebas dari
komplikasi seperti infeksi, pemisahan plasenta.
http://www.scribd.com/doc/59689825/Asuhan-Keperawatan-Pada-Ibu-Hamil-Dengan-
Diabetes-Melitus
Pendahuluan
enyakit diabetes terdapat pada sekitar 1%
wanita usia reproduksi dan 1–2%
diantaranya akan menderita diabetes
gestasional.
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok
penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah)
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau keduanya.
Gejala Umum dari Diabetes Melitus (DM)
Banyak kencing (poliuria).
Haus dan banyak minum (polidipsia), lapar
(polifagia).
Letih, lesu.
Penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya
Lemah badan, kesemutan, gatal, pandangan
kabur, disfungsi ereksi pada pria, dan pruritus
vulvae pada wanita
P2
Pembagian DM
DM tipe 1
- Kerusakan fungsi sel beta di pankreas
- Autoimun, idiopatik
DM Tipe 2
Menurunnya produksi insulin atau berkurangnya
daya kerja insulin atau keduanya.
DM tipe lain:
Karena kelainan genetik, penyakit pankreas,
obat, infeksi, antibodi, sindroma penyakit lain.
DM pada masa kehamilan = Gestasional
Diabetes
Pada DM dengan kehamilan, ada 2 kemungkinan
yang dialami oleh si Ibu:
1. Ibu tersebut memang telah menderita DM
sejak sebelum hamil
2. Si ibu mengalami/menderita DM saat hamil
Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke:
Klas I : Gestasional diabetes, yaitu diabetes
yang timbul pada waktu hamil dan
menghilang setelah melahirkan.
Klas II : Pregestasional diabetes, yaitu
diabetes mulai sejak sebelum hamil
dan berlanjut setelah hamil.
Klas III : Pregestasional diabetes yang
disertai dengan komplikasi penyakit
pembuluh darah seperti retinopati,
nefropati, penyakit pemburuh darah
panggul dan pembuluh darah perifer. 3
90% dari wanita hamil yang menderita Diabetes
termasuk ke dalam kategori DM Gestasional (Tipe
II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin
Dependent Diabetes Mellitus = IDDM, tipe I).
Diagnosis
Kriteria Diagnosis:
1. Gejala klasik DM + gula darah sewaktu
200 mg/dl. Gula darah sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada
suatu hari tanpa memerhatikan waktu
makan terakhir. Atau:
2. Kadar gula darah puasa 126 mg/dl.
Puasa diartikan pasien tidak mendapat
kalori tambahan sedikitnya 8 jam. Atau:
3. Kadar gula darah 2 jam pada TTGO 200
mg/dl. TTGO dilakukan dengan Standard
WHO, menggunakan beban glukosa yang
setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang
dilarutkan dalam air.
Cara pelaksanaan TTGO (WHO, 1994)
• Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap
makan seperti kebiasaan sehari-hari
(dengan karbohidrat yang cukup) dan
tetap melakukan kegiatan jasmani seperti
biasa
• Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai
malam hari) sebelum pemeriksaan, minum
air putih tanpa gula tetap diperbolehkan
• Diperiksa kadar glukosa darah puasa 4
• Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa),
atau 1,75 g/Kg BB (anak-anak), dilarutkan
dalam 250 ml air dan diminum dalam
waktu 5 menit
• Berpuasa kembali sampai pengambilan
sampel darah untuk pemeriksaan 2 jam
setelah minum larutan glukosa selesai
• Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam
sesudah beban glukosa
• Selama proses pemeriksaan, subyek yang
diperiksa tetap istirahat dan tidak
merokok.
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria
normal atau DM, maka dapat digolongkan ke
dalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa
Terganggu) atau GDPT (Glukosa Darah Puasa
Terganggu) dari hasil yang diperoleh.
- TGT : glukosa darah plasma 2 jam setelah
pembebanan antara 140 – 199 mg/dl
- GDPT : glukosa darah puasa antara 100 – 125
mg/dl.
Reduksi Urine
Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari
pemeriksaan urine rutin yang selalu dilakukan di
klinik. Hasil yang (+) menunjukkan adanya
glukosuria. Beberapa hal yang perlu diingat dari
hasil pemeriksaan reduksi urine adalah: 5
Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali
untuk tes skrining, bukan untuk menegakkan
diagnosis
Nilai (+) sampai (++++)
Jika reduksi (+): masih mungkin oleh sebab
lain, seperti: renal glukosuria, obat-obatan,
dan lainnya
Reduksi (++) ĺ kemungkinan KGD: 200 –
300 mg%
Reduksi (+++)ĺ kemungkinan KGD: 300 –
400 mg%
Reduksi (++++)ĺ kemungkinan KGD: 400
mg%
Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
Bila ada gangguan fungsi ginjal, tidak bisa dijadikan
pedoman.
Risiko Tinggi DM Gestasional:
1. Umur lebih dari 30 tahun
2. Obesitas dengan indeks massa tubuh
30 kg/m2
3. Riwayat DM pada keluarga (ibu atau ayah)
4. Pernah menderita DM gestasional
sebelumnya
5. Pernah melahirkan anak besar > 4.000
gram
6. Adanya glukosuria
7. Riwayat bayi cacat bawaan
8. Riwayat bayi lahir mati
9. Riwayat keguguran
10. Riwayat infertilitas
11. Hipertensi6
Komplikasi pada Ibu
1. Hipoglikemia, terjadi pada enam bulan
pertama kehamilan
2. Hiperglikemia, terjadi pada kehamilan 20-
30 minggu akibat resistensi insulin
3. Infeksi saluran kemih
4. Preeklampsi
5. Hidramnion
6. Retinopati
7. Trauma persalinan akibat bayi besar
Masalah pada anak
1. Abortus
2. Kelainan kongenital spt sacral agenesis,
neural tube defek
3. Respiratory distress
4. Neonatal hiperglikemia
5. Makrosomia
6. hipocalcemia
7. kematian perinatal akibat diabetik
ketoasidosis
8. Hiperbilirubinemia
Penderita DM Gestasional memunyai resiko yang
tinggi terhadap kambuhnya penyakit diabetes
yang pernah dideritannya pada saat hamil
sebelumnya.
Saran: 6-8 minggu setelah melahirkan, ibu
tersebut melakukan test plasma glukosa puasa
dan OGTT 75 gram glukosa. Pasien gemuk
penderita GDM, sebaiknya mengontrol BB, karena
diperkirakan akan menjadi DM dalam 20 tahun
kemudian7
Prinsip Pengobatan DM:
1. Diet
2. Penyuluhan
3. Exercise (latihan fisik/olah raga)
4. Obat: Oral hipoglikemik, insulin
5. Cangkok pankreas
Tujuan Pengobatan:
Mencegah komplikasi akut dan kronik.
Meningkatkan kualitas hidup, dengan
menormalkan KGD, dan dikatakan penderita
DM terkontrol, sehingga sama dengan orang
normal.
Pada ibu hamil dengan DM, mencegah
komplikasi selama hamil, persalinan, dan
komplikasi pada bayi.
Prinsip Diet
Tentukan kalori basal dengan menimbang
berat badan.
Tentukan penggolongan pasien: underweight
(berat badan kurang), normal, overweight
(berat badan berlebih), atau obesitas
(kegemukan)
Persentase = BB (kg)/(Tinggi Badan (cm) –
100) X 100%
Underweight: < 90%
Normal: 90–110% 8
Overweight: 110–130%
Obesitas: > 130%
Jenis kegiatan sehari hari; ringan, sedang,
berat, akan menentukan jumlah kalori yang
ditambahkan. Juga umur dan jenis kelamin.
Status gizi
Penyakit penyerta
Serat larut dan kurangi garam
Kenali jenis makanan
Penyuluhan terpadu untuk penderita DM dan
lingkungannya
Penyuluhan dari Dokter, Perawat dan ahli gizi -
di beberapa RS sudah ada Klinik Diabetes
Terpadu.
Sasaran: Penderita, keluarga penderita, lingkungan
sosial penderita.
Obat DM
Meningkatkan jumlah insulin
Sulfonilurea (glipizide GITS, glibenclamide,
dsb.)
Meglitinide (repaglinide, nateglinide)
Insulin injeksi
Meningkatkan sensitivitas insulin
Biguanid/metformin
Thiazolidinedione (pioglitazone, rosiglitazone)
Memengaruhi penyerapan makanan
Acarbose
Hati-hati risiko hipoglikemia berikan glukosa oral
(minuman manis atau permen) 9
Sasaran pengontrolan gula darah
Kadar gula darah sebelum makan 80-
120mg/dl
Kadar gula darah 2 jam sesudah makan < 140
mg/dl
Kadar HbA1c < 7%
Penanganan Diabetes pada Kehamilan
Kehamilan harus diawasi secara teliti sejak dini
untuk mencegah komplikasi pada ibu dan janin.
Tujuan utama pengobatan DM dengan hamil:
1. Mencegah timbulnya ketosis dan
hipoglikemia.
2. Mencegah hiperglikemia dan glukosuria
seminimal mungkin.
3. Mencapai usia kehamilan seoptimal
mungkin.
Biasanya kebanyakan penderita diabetes atau DM
gestasional yang ringan dapat di atasi dengan
pengaturan jumlah dan jenis makanan, pemberian
anti diabetik secara oral, dan mengawasi
kehamilan secara teratur.
Karena 15-20% dari pasien akan menderita
kekurangan daya pengaturan glukosa dalam masa
kehamilan, maka kelompok ini harus cepat-cepat
diidentifikasi dan diberikan terapi insulin. Bila
kadar plasma glukosa sewaktu puasa 105 mg/ml 10
atau kadar glukosa setelah dua jam postprandial
120 mg/ml pada dua pemeriksaan atau lebih,
dalam tempo 2 (dua) minggu, maka dianjurkan
agar penderita diberikan terapi insulin. Obat DM
oral kontraindikasi. Penentuan dosis insulin
bergantung pada: BB ibu, aktivitas, KGD,
komplikasi yang ada.
Prinsip: dimulai dengan dosis kecil reguler insulin
3 kali sehari, dosis dinaikkan bertahap sesuai
respons penderita.
Penyuntikan Insulin
1. Kenali jenis insulin yang ada, kandungan/ml
(unit/ml).
2. Kenali jenis spuit insulin yang tersedia: 40
u/ml, 100 u/ml, 50u/0,5 ml.
3. Suntikan diberikan subkutan di deltoid, paha
bagian luar, perut, sekitar pusat.
4. Tempat suntikan sebaiknya diganti-ganti.
5. Suntikan diberikan secara tegak lurus.
6. Pasien segera diberi makan setelah suntikan
diberikan. Paling lama setengah jam setelah
suntikan diberikan.
7. Kalau pasien suntik sendiri, harus dapat
melihat dengan jelas angka pada alat suntik.
8. Saat ini ada alat suntik bentuk pena dengan
kontrol dosis yang lebih mudah dan lebih tepat,
dan mudah dibawa-bawa. 11
Bagaimana wanita dengan diabetes?
Dapat hamil dan punya anak sepanjang
gula darah terkontrol.
Disarankan memilih kontrasepsi dengan
kadar estrogen rendah.
Dapat memakai pil tambahan hormon
progesteron.
IUD dapat menimbulkan risiko infeksi.
Tanda Komplikasi DM
Makrovaskular: stroke, penyakit jantung koroner,
ulkus/ gangren.
Mikrovaskular: retina (retinopati) dan ginjal
(gagal ginjal kronik), syaraf (stroke,
neuropati).
Koma: hiperglikemi, hipoglikemi, stroke.
http://usupress.usu.ac.id/files/Penyakit-Penyakit%20yang%20Memengaruhi
%20Kehamilan%20dan%20Persalinan%20Edisi%20Kedua_Normal_bab%201.pdf