Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MELITUS

GESTASIONAL
KONSEP DASAR PENYAKIT 
A. Pengertian Diabetes melitus merupakan kelainan metabolisme yang kronis
terjadi defisiensi insulin atau retensi insulin, di tandai dengan tingginya keadaan
glukosa darah (hiperglikemia) dan glukosa dalam urine (glukosuria) atau
merupakan sindroma klinis yang ditandai dengan hiperglikemia kronik dan
gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein sehubungan dengan
kurangnya sekresi insulin secara absolut / relatif dan atau adanya gangguan fungsi
insulin. 
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Mansjoer, 2000).
Diabetes Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002). Diabetes Melitus
gestasional (DMG) adalah intoleransi karbohidrat ringan (toleransi karbohidrat
terganggu) maupun berat, terjadi atau diketahui pertama kali saat kehamilan
berlangsung
Diabetes Melitus gestasional (DMG) adalah intoleransi karbohidrat dengan
berbagai tingkat keparahan, yang awitannya atau pertama kali dikenali selama
masa kehamilan (ADA, 1990).Diabetes Melitus gestasional adalah intoleransi
karbohidrat dengan keparahan bervariasi dan awitan ataum pertama kali diketahui
saat hamil.
Jadi diabetes mellitus gestasional adalah adalah difisiensi insulin ataupun retensi
insulin pada ibu hamil sehingga mengakibatkan terjadinya intoleransi karbohidrat
ringan maupun berat yang baru diketahui selama mengalami kehamilan.
B. Epidemiologi
Kebanyakan kasus, diabetes gestasional akan menghilang segera setelah bayi
dilahirkan. Bagaimanapun juga, wanita-wanita yang menderita diabetes
gestasional mempunyai resiko tinggi untuk mengalami diabetes gestasional lagi
pada kehamilan berikutnya, dan juga 17 % - 63 % dari mereka akan mengalami
perubahan dan berkembang menjadi diabetes tipe 2 dalam 5 hingga 16 tahun.
Ahli nutrisi, Nancy Clark di dalam majalah American Fitness, menyatakan bahwa
secara teori, persiapan untuk menghadapi pertumbuhan bayi dalam janin
memerlukan 85.000 kalori. Tetapi ada wanita hamil yang mengkonsumsi kalori
lebih dari itu. Namun ada pula yang mengalami perubahan nafsu makan. Menurut
hasil studi yang diterbitkan dalam America Journal Of Clinical Nutrition,
kebutuhan energi ( kalori ) wanita hamil sangat bervariasi, yaitu antara 50.000 –
150.000 kalori.
Kecemasan bahwa berat badan Anda tidak bisa kembali lagi seperti sebelum
hamil, tak perlu dirisaukan. Seorang ibu dapat menikmati saat-saat kehamilan
tanpa takut menjadi gemuk. Kehamilan dan obesitas memiliki perbedaan.
Peningkatan berat badan pada saat hamil sekitar 12 kg, namun itu semua
disebabkan oleh berat bayi ( 3,5 kg ), plasenta ( 1 kg ), cairan ketuban ( 1,5 kg ),
rahim ( 1,5 kg ), air lemak, dan jumlah darah ( 3 – 3,5 kg ).
C. Etiologi 
Diabetes mellitus dapat merupakan kelainan herediter dengan cara insufisiensi
atau berkurangnya insulin dalam sirkulasi darah, berkurangnya glikogenesis, dan
konsentrasi gula darah tinggi. Diabetes dalam kehamilan menimbulkan banyak
kesulitan, penyakit ini akan menyebabkan perubahan-perubahan metabolik dan
hormonal pada penderita. Beberapa hormon tertentu mengalami peningkatan
jumlah. Misalnya hormon kortisol, estrogen, dan human placental
lactogen (HPL). Peningkatan jumlah semua hormon tersebut saat hamil ternyata
mempunyai pengaruh terhadap fungsi insulin dalam mengatur kadar gula darah.
Kondisi ini menyebabkan suatu kondisi yang kebal terhadap insulin yang disebut
sebagai "insulin resistance".
D. Faktor Predisposisi
1. Umur sudah mulai tua
2. Multiparitas
3. Penderita gemuk (obesitas)
4. riwayat melahirkan anak lebih besar dari 4000 g
5. Riwayat kehamilan : Sering meninggal dalam rahim, Sering mengalami
lahir mati, Sering mengalami keguguran
6. Hipertensi
7. Suku bangsa tertentu (Afrika, Latin, Asia, dan Amerika),
8. Mempunyai riwayat diabetes mellitus gestasional pada kehamilan
sebelumnya
9. Faktor autoimun setelah infeksi mumps, rubella dan coxsakie B4.
10. Meningkatnya hormon antiinsulin seperti GH, glukogen, ACTH, kortisol,
dan epineprin.
11. Obat-obatan.
E. Klasifikasi
a. Resiko rendah
Pemeriksaan glukosa`darah tidak diperlukan secara rutin apabila semua
karakeristik berikut ditemukan :
 Berasal dari kelompok ethnic yang prevalensi diabetes mellitus gestasionalnya
rendah
 Tidak ada anggota keluarga dekat ( first-degree relative) yang mengidap diabetes
 Usia kurang dari 25 tahun
 berat sebelum hamil normal
 Tidak ada riwayat kelainan metabolisme glukosa
 Tidak memiliki riwayat obstri yang buruk
b. Resiko rata-rata
Pemeriksaan glukosa darah pada minggu ke 24-28 dengan menggunakan salah satu
dari berikut :
 Resiko rata-rata, Wanita keturunan hispanik, Afrika, Pribumi Amerika, Asia Selatan
atau timut
 Resiko tinggi, wanita yang jelas kegemukan,jelas meiliki riwayak diabetes tipe II
pada anggota keluarga, riawayat diabetes gestasional atau glukosuria,
c. Resiko Tinggi
Lakukan pemeriksaan sesegera mungkin : apabila diabetes gestasional tidak
terdiagnosis, pemeriksaan glukosa darah harus diulang pada minggu ke 24-28 atau
setiap saat pasie memperlihatkan gejala atau tanda yang mengarah ke
hiperglikemia.(Metzger & Coustan.1998)
F. Manifestasi klinis
GDM, kebanyakan tidak memperlihatkan gejala, namun beberapa wanita dengan
GDM memperlihatkan gejala-gejala klasik seperti :
1. Polidipsi
2. Polifagi
3. Poliuri
4. Kelemahan yang berlebihan

G. Patofisiologi
Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu
keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan
kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber
energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap
tinggi). Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi
janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan
kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia
sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia,
hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia. Metabolisme karbohifrat
wanita hamil dan tidak hamil yang ditandai hipoglikemia puasa , hipoglikemia
postprandial yang memanjang dan hiperinsulinemia terutama pada trimester III
efek kehamilan yang memperberat diabetes mellitus yang didertia ibu hamil
ataupun menimbulkan Diabetes mellitus grstasional disebut diabetagonik. terdapat
hipertrofi, hyperplasia dan hipesekresi sel b pancreas, konsentrasi asam lemak
bebas, trigliserida, da kolesterol pada wanita hamil puasa yang kebih tinggi.
H. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang diperlukan adalah pemeriksaan kadar gula darah atau skrining
glukosa darah, ultrasonografi untuk mendeteksi adanya kelainan bawaan dan
makrosomia, Hemoglobin glikosida (HbA1c) yang menunjukkan kontrol diabetik
(HbA1c lebih besar dari 8,5% khususnya sebelum kehamilan, membuat janin
beresiko anomali kongenital, Pemeriksaan kadar keton urin untuk menentukan
status gisi, Budaya urin untuk mengidentifikasi ISK asimtomatik, protein dan
kliren kreatinin (24 jam) untuk memastikan tingkat fungsi ginjal, khusus pada
diabetes durasi lama, tes`toleransi glukosa (GTT), kultur vagina mungkin positif
untuk candida albicans, Contraction stress test ( CST), Oxytocin challenge test
(OCT) menunujukkan hasil positif jika trjadi insufisiensi plasenta, Kriteria profil
biofisik (BPP)
I. Penatalaksanaan
1. Mengatur diet.
Diet yang dianjurkan pada bumil DMG adalah 30-35 kal/kg BB, 150-200 gr
karbohidrat, 125 gr protein, 60-80 gr lemak dan pembatasan konsumsi natrium.
Penambahan berat badan bumil DMG tidak lebih 1,3-1,6 kg/bln. Dan konsumsi
kalsium dan vitamin D secara adekuat. Makanan disajikan menarik dan mudah
diterima. Diet diberikan dengan cara tiga kali makan utama dan tiga kali makanan
antara (snack) dengan interval tiga jam. Buah yang dianjurkan adalah buah yang
kurang manis, misalnya pepaya, pisang, apel, tomat, semangka, dan kedondong.
Dalam melaksanakan diit sehari-hari hendaknya mengikuti pedoman 3J yaitu ;
J1 : Jumlah kalori yang diberikan harus habis.
J2 : Jadwal diit harus diikuti sesuai dengan interval.
J3 : Jenis makanan yang manis harus dihindari.

Penentuan jumlah kalori Untuk menentukan jumlah kalori penderita DM yang


hamil/menyusui secara empirik dapat digunakan umus sebagai berikut ;
( TB – 100 ) x 30 T1 + 100 T3 + 300 T2 + 200 L + 400
Keterangan
TB : Tinggi badan. T3 : Trimester III
T1 : Trimester I L : Laktasi/menyusui
T2 : Trimester II
2. Terapi Insulin
Menurut Prawirohardjo, (2002) yaitu sebagai berikut :
Daya tahan terhadap insulin meningkat dengan makin tuanya kehamilan, yang
dibebaskan oleh kegiatan antiinsulin plasenta. Penderita yang sebelum kehamilan
sudah memerlukan insulin diberi insulin dosis yang sama dengan dosis diluar
kehamilan sampai ada tanda-tanda bahwa dosis perlu ditambah atau dikurangi.
Perubahan-perubahan dalam kehamilan memudahkan terjadinya hiperglikemia
dan asidosis tapi juga menimbulkan reaksi hipoglikemik. Maka dosis insulin perlu
ditambah/dirubah menurut keperluan secara hati-hati dengan pedoman pada 140
mg/dl. Pemeriksaan darah yaitu kadar post pandrial <>
Selama berlangsungnya persalinan dan dalam hari-hari berikutnya cadangan
hidrat arang berkurang dan kebutuhan terhadap insulin berkurang yang
mengakibatkan mudah mengalami hipoglikemia bila diet tidak disesuaikan atau
dosis insulin tidak dikurangi. Pemberian insulin yang kurang hati-hati dapat
menjadi bahaya besar karena reaksi hipoglikemik dapat disalah tafsirkan sebagai
koma diabetikum. Dosis insulin perlu dikurangi selama wanita dalam persalinan
dan nifas dini. Dianjurkan pula supaya dalam masa persalinan diberi infus glukosa
dan insulin pada hiperglikemia berat dan keto asidosis diberi insulin secara infus
intravena dengan kecepatan 2-4 satuan/jam untuk mengatasi komplikasi yang
berbahaya.
Penanggulangan Obstetri pada penderita yang penyakitnya tidak berat dan cukup
dikuasi dengan diit saja dan tidak mempunyai riwayat obstetri yang buruk, dapat
diharapkan partus spontan sampai kehamilan 40 minggu. lebih dari itu sebaiknya
dilakukan induksi persalinan karena prognosis menjadi lebih buruk. Apabila
diabetesnya lebih berat dan memerlukan pengobatan insulin, sebaiknya kehamilan
diakhiri lebih dini sebaiknya kehamilan 36-37 minggu. Lebih-lebih bila kehamilan
disertai komplikasi, maka dipertimbangkan untuk menghindari kehamilan lebih
dini lagi baik dengan induksi atau seksio sesarea dengan terlebih dahulu
melakukan amniosentesis. Dalam pelaksanaan partus pervaginam, baik yang tanpa
dengan induksi, keadaan janin harus lebih diawasi jika mungkin dengan
pencatatan denyut jantung janin terus – menerus.
Strategi terapi diabetes mellitus pada ibu hamil meliputi manajemen diet, menjaga
berat badan ibu tetap ideal, terapi insulin untuk menormalkan kontrol glikemik
dan olah raga.
Insulin yang dapat digunakan untuk terapi diantaranya:
a. Humulin
 Komposisi : Humulin R Reguler soluble human insulin
(rekombinant DNA origin). Humulin N isophane human insulin
(rekombinant DNA origin). Humulin 30/70 reguler soluble human insulin 30% &
human insulin suspensi 70% (rekombinant DNA origin).
 Indikasi : IDDM
 Dosis : Dosis disesuaikan dengan kebutuhan individu. Diberikan secara
injeksi SK, IM, Humulin R dapat diberikan secara IV. Humulin R mulai kerja
½ jam, lamanya 6-8 jam, puncaknya 2-4 jam. Humulin N mulai kerja 1-2 jam,
lamanya 18-24 jam, puncaknya 6-12 jam. Humulin 30/70 mulai kerja ½ jam,
lamanya 14-15 jam, puncaknya 1-8 jam.
 Kontraindikasi : Hipoglikemik.
 Peringatan : Pemindahan dari insulin lain, sakit atau gangguan emosi,
diberikan bersama obat hiperglokemik aktif.
 Efek sampinng : Jarang, lipodistropi, resisten terhadap insulin, reaksi
alergi local atau sistemik.
 Faktor resiko : pada kehamilan kategori B
b. Insulatard Hm/ Insulatard Hm Penfill
 Komposisi : Suspensi netral isophane dari monokomponen insulin
manusia. Rekombinan DNA asli.
 Indikasi : DM yang memerlukan insulin
 Dosis : Jika digunakan sebagai terapi tunggal biasanya diberikan 1-2x/hari
(SK). Onset: ½ jam. Puncak: 4-12 jam. Terminasi: setelah 24 jam. Penfill harus
digunakan dengan Novo pen 3 dengan jarum Novofine 30 G x 8mm.
 Kontraindikasi : Hipoglikemia.
 Faktor resiko : pada kehamilan kategori B
c. Actrapid Hm/Actrapid Hm Penfill
 Komposisi : Larutan netral dari monokomponen insulin manusia.
Rekombinan DNA asli
 Indikasi : DM
 Dosis : Jika digunakan sebagai terapi tunggal, biasanya diberikan 3 x atau
lebih sehari.Penfill SK, IV, IM. Harus digunakan dengan Novo Pen 3 & jarum
Novofine 30 G x 8 mm. Tidak dianjurkan untuk pompa insulin. Durasi daya kerja
setelah injeksi SK: ½ jam, puncak: 1-3 jam. Terminasi setelah 8 jam.
 Kontraindikasi : hipoglikemia, insulinoma. Pengunaan pada pompa
insulin.
 Peringatan : Stres psikis, infeksi atau penyakit lain yang meningkatkan
kebutuhan insulin. Hamil.
 Efek samping : Jarang, alergi & lipoatrofi.
 Interaksi obat : MAOI, alcohol, bloker meningkatkan efek hipoglikemik.
Kortikosteroid, hormon tiroid, kontrasepsi oral, diuretic meningkatkan kebutuhan
insulin.
 Faktor resiko : pada kehamilan kategori B
d. Humalog/Humalog Mix 25
 Komposisi : Per Humalog insulin lispro. Per Humalog Mix 25 insulin
lispro 25%, insulin lispro protamine suspensi 75%.
 Indikasi : Untuk pasien DM yang memerlukan insulin untuk memelihara
homeostasis normal glukosa. Humalog stabil awal untuk DM, dapat digunakan
bersama insulin manusia kerja lama untuk pemberian pra-prandial
 Dosis : Dosis bersifat individual. Injeksi SK aktivitas kerja cepat dari obat
ini, membuat obat ini dapat diberikan mendekati waktu makan (15 menit sebelum
makan)
 Kontraindikasi : hipoglikemia. Humalog mix 25 tidak untuk pemberian
IV.
 Peringatan : Pemindahan dari terapi insulin lain. Penyakit atau gangguan
emosional. Gagal ginjal atau gagal hati. Perubahan aktivitas fisik atau diet. Hamil.
 Efek samping : Hipoglikemia, lipodisatrofi, reaksi alergi local & sistemik.
 Interaksi obat : Kontrasepsi oral,kortikosteroid, atau terapi sulih tiroid
dapat menyebabkan kebutuhan tubuh akan insulin meningkat. Obat hipoglikemik
oral, salisilat, antibiotik sulfa, dapat menyebabkan kebutuhan tubuh akan insulin
menurun.
 Faktor resiko : pada kehamilan kategori B
e. Mixtard 30 Hm/Mixtard Hm Penfill
 Komposisi : Produk campuran netral berisi 30% soluble HM insulin &
70% isophane HM insulin (monokomponen manusia). Rekombinan DNA asli.
 Indikasi : DM yang memerlukan terapi insulin.
 Dosis : Jika digunakan sebagai terapi tunggal biasanya diberikan 1-2
x/hari. Onset: ½ jam. Puncak 2-8 jam. Terminasi setelah 24 jam. Penfill harus
digunakan dalam Novo Pen 2 dengan jarum Novofine 30 G x 8 mm.
 Kontraindikasi : Hipoglikemia, insulinoma.
 Peringatan : Stres psikis, infeksi atau penyakit yang dapat meningkatkan
kebutuhan insulin. Hamil.
 Efek samping : Jarang, alergi & lipoatrofi.
 Interaksi obat : MAOI, alkohol, ? bloker meningkatkan efek
hipoglikemik.Kortikosteroid, hormon tiroid, kontrasepsi oral, diuretic
meningkatkan kebutuhan insulin.
 Faktor resiko : pada kehamilan kategori B.
3. Olah Raga 
Kecuali kontraindikasi, aktivitas fisik yang sesuai direkomendasikan untuk
memperbaiki sensitivitas insulin dan kemungkinan memperbaiki toleransi
glukosa. Olah raga juga dapat membantu menaikkan berat badan yang hilang dan
memelihara berat badan yang ideal ketika dikombinasi dengan pembatasan intake
kalori.
J. Prognosis
Prognosis bagi wanita hamil dengan diabetes pada umumnya cukup baik, apalagi
penyakitnya lekas diketahui dan dengan segera diberikan pengobatan oleh dokter
ahli, serta kehamilan dan persalinannya ditangani oleh dokter spesialis kebidanan.
Kematian sangat jarang terjadi, apabila penderita sampai meninggal biasanya
karena penderita sudah mengidap diabetes sudah lama dan berat, terutama yang
disertai komplikasi pembuluh darah atau ginjal. Sebaliknya, prognosis bagi anak
jauh lebih buruk dan di pengaruhi oleh ;
1. Berat dan lamanya penyakit, terutama disertai asetonuria
2. Insufisiensi plasenta
3. Prematuritas
4. Gawat napas (respiratory distress)
5. Cacat bawaan
6. Komplikasi persalinan (distosia bahu)
Pada umumnya angka kematian perinatal diperkirakan anatara 10-15%,
dengan pengertian bahwa makin berat diabetes, makin buruk pula prognosis
perinatal.
II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama.
Mual, muntah, penambahan berat badan berlebihan atau tidak adekuat, polipdipsi,
poliphagi, poluri, nyeri tekan abdomen dan retinopati.
b. Riwayat kesehatan keluarga.
Riwayat diabetes mellitus dalam keluarga.
c. Riwayat kehamilan
Diabetes mellitus gestasional, hipertensi karena kehamilan, infertilitas, bayi low
gestasional age, riwayat kematian janin, lahir mati tanpa sebab jelas, anomali
congenital, aborsi spontan, polihidramnion, makrosomia, pernah keracunan
selama kehamilan.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Sirkulasi
- Nadi pedalis dan pengisian kapiler ekstrimitas menurun atau lambat pada diabetes
yang lama.
- Edema pada pergelangan kaki atau tungkai.
- Peningkatan tekanan darah.
- Nadi cepat, pucat, diaforesis atau hipoglikemi.
b. Eliminasi
Riwayat pielonefritis, infeksi saluran kencing berulang, nefropati dan poliuri.
c. Nutrisi dan Cairan
- Polidipsi.
- Poliuri.
- Mual dan muntah.
- Obesitas.
- Nyeri tekan abdomen.
- Hipoglikemi.
- Glukosuria.
- Ketonuria.
d. Keamanan
- Kulit : Sensasi kulit lengan, paha, pantat dan perut dapat berubah karena ada bekas
injeksi insulin yang sering
- Riwayat gejala-gejala infeksi dan/budaya positif terhadap infeksi, khususnya
perkemihan atau vagina.
e. Mata
Kerusakan penglihatan atau retinopati.
f. Seksualitas
- Uterus : tinggi fundus uteri mungkin lebih tinggi atau lebih rendah dari normal
terhadap usia gestasi.
- Riwayat neonatus besa terhadap usia gestasi (LGA),Hidramnion,anomaly
congenital, lahir mati tidak jelas
g. Psikososial
- Resiko meningkatnya komplikasi karena faktor sosioekonomi rendah.
- Sistem pendukung kurang dapat mempengaruhi kontrol emosi.
- Cemas, peka rangsang dan peningkatan ketegangan.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.
2. Kekurangan volume cairan dan elektrolite berhubungan dengan kehilangan
cairan berlebihan dan tidak adekuatnya intake cairan
3. Gangguan psikologis, ansietas berhubungan dengan situasi kritis atau
mengancam pada status kesehatan maternal atau janin.
4. Kurang pengetahuan tentang kondisi diabetik, prognosa dan kebutuhan
tindakan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi, kesalahan
informasi dan tidak mengenal sumber informasi.
5. Resiko tinggi terhadap trauma, pertukaran gas pada janin berhubungan
dengan ketidakadekuatan kontrol diabetik maternal, makrosomnia atau retardasi
pertumbuhan intra uterin.
6. Resiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan
ketidakadekuatan kontrol diabetik, profil darah abnormal atau anemia, hipoksia
jaringan dan perubahan respon umum.
C. Rencana Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional


keperawatan
1 Perubahan nutrisi Setelah diberikan asuhan Timbang BB klien Penambahan BB adalah
kurang dari keperawatan selama ...x setiapkunjungan prenatal kunci penunjuk untuk
kebutuhan 24 jam diharapkan Kaji masukkan kalori dan memutuskan penyesuaian
berhubungan kebutuhan nutrisi pola makan dalam 24 jam kalori
dengan terpenuhi dengan KH ; Tinjau ulang/ berikan Membantu dalam
ketidakmampuan- Meningkatkan 24-30 Ib informasi mengenai mengevaluasi pemahaman
mencerna dan pada masa prenatal atau perubahan yang diperlukan klien tentang mentaati
menggunakan yang tepat untuk berat pada penatalaksanaan aturan diet
nutrisi kurang badan sebelum hamil diabetic Kebutuhan metabolisme dan
tepat Mempertahankan gkulosa Tinjau ulang pentingnya janin/ maternal
darah puasa (FBS) antara makan dan kudapan yang membutuhkan perubahan
60-100 mg/dl, dan 1 jam teratur bila menggunakan besar selama gestasi,
postprandial tidak lebih insulin memerlukan pemantauan
dari 140 mg/dl Perhatikan adanya mual dan ketat dan adaptasi
- Mengungkapkan muntah, khususnya pada Makan sedikit dan sering
pemahaman tentang trimester pertama menghindari hiperglikemia
aturan tindakan individu Kaji pemahaman tentang postprandial dan ketosis
dan kebutuhan efek stress pada diabetes puasa/ kelaparan
pemantauan diri yang Ajarkan klien metodefinger Mual dan muntah dapat
sering stick untuk memantau mengakibatkan defisiensi
glukosa sendiri dengan karbohidrat, yang dapat
menggunakan strip enzim menimbulkan metabolism
dan meter reflektan lemak dan terjadinya
Anjurkan pemantauan keton ketosis
urin pada saat terjaga dan Stress dapat meningkatkan
bila rencana makan atau kadar glukosa, menciptakan
kudapan diperlambat fluktuasi kebutuhan insulin
Kolaborasi: Kebutuhan insulin sehari
1. Rujuk pada ahli diet dapat dinilai berdasarkan
terdaftar pada diet individu temuan glukosa serum
dan konseling pertanyaan periodic
mengenai diet Ketidakcukupan masukan
2. Pantau keadaan kalori ditunjukkan dengan
glukosa serum (FBS, ketonuria
preprandial, 1dan 2 jam Kolaborasi:
postprandial) pada 1. diet spesifik pada individu
kunjungan awal kemudian perlu untuk
sesuai kondisi klien mempertahankan
3. Tentukan hasil normoglikemia, dan untuk
HbAic setiap 2-4 mgg mendapatkan penambahan
4. Siapkan untuk berat badan yang diinginkan
perawatan di rumah sakit2. Insiden abnormalitas janin
bila diabetes tidak dan bayi baru lahir menurun
terkontrol bila kadar FBS direntang
antara 60 dan 100 mg/dl,
kadar prepandial antara 60
dan 105 mg/dl, 1 jam
postprandial tetap rendah
140 mg/dl, dan 2 jam
postprandial kurang dari
120 mg/dl
3. Memberikan keakuratan
gambaran rata-rata control
glukosa serum selama 60
hari sebelumnya. control
glukosa serum memerlukan
waktu 6 minggu untuk
stabil.
4. Morbiditas bayi
dihubungkan pada
hiperinsulinemia janin
karena hiperglikemia
maternal.
2 Kekurangan Setelah diberikan asuhan Kaji dan dokumentasikan Pengkajian status cairan dan
volume cairan dan keperawatan selama ...x turgor kulit, kondisi elekrolit yang akurat
elektrolite 24 jam diharapkan membrane mukosa, TTV menjadi dasar rencana
berhubungan kesimbangan cairan dan Timbang BB setiap hari hari asuhan keperawatan dan
dengan kehilangan elektrolit dengan KH ; dengan menggunakan alat evaluasi intervensi
cairan berlebihan 1. Turgor kulit yang sama Penimbangan berat bada
dan tidak kembali normal Catat intake dan output perludilakukan secara rutin
adekuatnya intake 2. Membrane secara adekuat untuk mengetahui
cairan mukosa lembab Jika klien mampu, najurkan kesesuaian BB dengan
3. BB stabil untuk mengonsumsi cairan umur kahamilan
4. Tanda vital dalam peroral dengan perlahan , Poliuri menyebabkan pasien
batas normal dan tingkatkan jumlah benyak kehilangan
cairan sesuai order cairan. Pengkajian output
Tes urine terhadap aseton, dan input yang tepat
albumin, dan glukosa membantu menentukan
Kolaborasi tindakan
Berikan cairan intravena Mencegah kekurangan
sesuai order yang terdiri cairandan memperbaikai
dari elektrolit, glukosa, dan keseimbanganasam-basa,
vitamin perubahan kadar elektrolit,
dan hipovitaminosis
Menetapkan data dasar yang
dilakukan secara rutin untuk
mendeteksi situasi potensial
risiko tinggi seperti
ketidakadekuatan intake
karbohidrat, diabetic
ketoaidosis, dan hipertensi
dalam kehamilan
Kolaborasi
1. Selanjutnya guna
mempertahankan
kesimbangan asam-basa dan
keadaan elektrolit yang
tidak seimbang
3. Gangguan Setelah diberikan asuhan Atur keberadaan perawat Meningkatkan kontinuitas
psikologis, keperawatan selama ...x secara kontinu selama asuhan. Pasien dan keluarga
ansietas 24 jam diharapkan pasien persalinan. perlu mengetahui bahwa
berhubungan tenang dengan KH ; Pastikan respon yang ada mereka tidak sendiri dan
dengan situasi Mengungkapkan kesadaran pada pesalinan dan tersedianya tenaga bantuan
kritis atau tentang perasaan penatalaksanaan medis. dengan segera.
mengancam pada mengenai diabetes dan Kaji keefektifan sistem Memberikan pengkajian
status kesehatan persalinan. pendukung. dasar untuk perbandingan
maternal atau Menggunakan strategi Ajarkan tehnik relaksasi dan selanjutnya,
janin. koping yang tepat distraksi mengidentifikasi kekuatan
Jelaskan semua prosedur dan masalah yang potensial.
tindakan perawatan Memberikan perasaan kontrol
Fasilitasi semua keluhan atas terhadap situasi.
ungkapan perasaan Pengetahuan tentang apa
Informasikan kepada yang terjadi membantu
keluarga tentang kemajuan menurunkan rasa takut.
persalinan dan keadaan Suasana terbuka dan
janin. mendukung menurunkan
intimidasi karena prosedur
atau peralatan.
Membantu untuk
menghilangkan atau
meminimalkan rasa
khawatir dan
mengembangkan rasa
percaya.
4 Kurang Setelah diberikan asuhan
1. Kaji pengetahuan tentang Keputusan berdasarkan
pengetahuan keperawatan selama ...x proses dan tindakan informasi dapat dibuat
tentang kondisi 24 jam diharapkan terhadap penyakit dari hanya bila terdapat
diabetik, prognosa pengetahuan pasien klien pemahaman yang jelas
dan kebutuhan meningkat terhadap 2. Berikan informasi tentang tentang proses penyakit dan
tindakan penyakitnya KH ; cara kerja dan efek rasiuonal
pengobatan berpartisipasi dalam merugikan dari insulin penatalaksanaanny
berhubungan penatalaksanaan diabetes
3. Berikan informasi tentang Perubahan metabolic prenatal
dengan kurangnya selam kehamilan. kebutuhan program latihan menyebabkan kebutuhan
informasi, mengungkapkan eingan. Ingatkan untuk insulin berubah
kesalahan pemahaman tentang berhenti latihan bila Klien harus latihan setelah
informasi dan prosedur, tes glukosa melebihi 300mg/dl makan ntuk membantu
tidak mengenal laboratorium, dan 4. Berikan informasi mengenai mencegah hipoglikemia dan
sumber informasi. aktivitas yang melibatkan dampak kehamilan pada menstabilkan penyimpanan
pengontrolan diabetes kondisi diabetic dan glukosa, kecuali terjadi
mendemonstrasikan harapan masa datang peningkatan glukosa
kemahiran memantau 5. Anjurkan klien berlebih dimana latihan
sendiri dan pemberian mempertahankan dapat menyebabkan
insulin pengkajian harian dirumah ketoasidosis
terhadap kadar glukosa Peningkatan pengetahuan
serum, dosis insulin, diet, dapat menurunkan rasa
latihan, reaksi, perasaan takut tentang ketidaktahuan,
umum tentang meningkatkan kemungkinan
kesejahteraan, dan kerjasama, dan dapat
pemikiran lain yang membantu menurunkan
berhubungan komplikasi janin.
6. Bantu klien/ keluarga untukBila ditinjau ulang oleh
mempelajari pemberian praktisi pemberi perawatan,
glucagon catatan harian klien dapat
7. Tinjau kadar Hb atau Ht membantu bagi evalusi dan
8. Jelaskan penambahan berat perubahan terapi
badan normal pada klien. Adanya gejala-gejal
anjurkan klien memantau hipoglikemia dengan kadar
penambahan berat glukosa darah di bawah 70
badannya sendiri dirumah mg/ dl memerlukan
diantara waktu kunjungan. intervensi segera
Penambahan total pada Anemia lebih diperhatikan
trimester pertama harus pada klien dengan diabetes
2,5-4,5 Ib [1,1-2 kg] yang ada sebelumnya
kemudian 0,8-0,9 kerana peningkatan kadar
Ib/mgg[360-400 glukosa menggantikan
g/mgg]setelahnya oksigen pada molekul Hb
mengakibatkan penurunan
kapasitas pembawa oksigen
Pembatasan kalori dengan
akibat ketonemia dapat
menyebakan kerusakan
janin dan menghambat
penggunaan protein optimal
5 Resiko tinggi Setelah diberikan asuhan Tinjau ulang riwayat Hiperglikemia maternal pada
terhadap trauma, keperawatan selama ....x pranatal dan kontrol periode pranatal
pertukaran gas 24 jam diharapkan trauma maternal. meningkatkan makrosomia,
pada janin tidak terjadi dengan KH ;Periksa adanya glukosa atau membuat janin berisiko
berhubungan Kehamilan cukup bulan. keton dan albumin dalam terhadap cedera kelahiran
dengan Meningkatkan keberhasilan urin ibu dan pantau tekanan karena distosia atau
ketidakadekuatan kelahiran dari bayi usia darah disporsia sefalopelvis.
kontrol diabetik gestasi yang tepat Observasi tanda vital. Kadar glukosa maternal
maternal, Bebas cedera Anjurkan posisi rekumben yang tinggi pada kelahiran
makrosomnia atauMenunjukkan kadar glukosa lateral selama persalinan. meransang pankreas janin,
retardasi normal, bebas tanda Lakukan dan bantu dengan mengakibatkan
pertumbuhan intra hipoglikemia pemeriksaan vagina untuk hiperinsulinemia.
uterin. menentukan kemajuan Peningkatan glukosa dan
persalinan.. kadar keton menandakan
Kolaborasi : ketoasidosis yang dapat
1. Tinjau hasil tes mengakibatkan asidosis
pranatal seperti profil janin dan potensial cedera
biofisikal, tes nonstres dan susunan syaeaf pusat.
tes stres kontraksi. Peningkatan infeksi asenden,
2. Dapatkan atau dapat mengakibatkan sepsis
tinjau ulang hasil dari neonatal.
amniosentesis dan Meningkatkan perfusi
ultrasonografi. plasenta dan meningkatkan
3. Pantai kadar kesediaan oksigen untuk
glukosa serum maternal janin.
dengan finger stick setiap Persalinan yang lama dapat
jam, kemudian setiap 2-4 meningkatkan resiko distres
jam sesuai indikasi. janin
4. Observasi frekuensi Kolaborasi
denyut jantung janin. Memberikan informasi
5. Lakukan pemberian tentang cadangan pada
cairan dekstrose 5% per plasenta untuk oksigenasi
parenteral. janin selama periode
6. Siapkan untuk intrapartal.
induksi persalinan dengan Memberikan informasi
oksitosin atau seksio tentang maturasi paru janin.
saesar. Peningkatan kebutuhan
7. Kolaborasi dengan energi, penurunan kadar
tim medis lain sesuai glikogen.
indikasi.  Tacikardi, bradikardi atau
deselerasi lambat pada
penurunan variabilitas
menandakan kemungkinan
hipoksia janin.
Mempertahankan
normoglikemia tanpa
pemberian glukosa sampai
persalinan aktif mulai.
Mendapatkan kelahiran dari
bayi sesuai usia gestasi
yang tepat.
Profesionalisasi dapat
memberikan bantuan atau
tindakan yang tepat.
6 Resiko tinggi Setelah diberikan asuhan Perhatikan klasifikasi white Klien dengan klasifikasi D, E
terhadap cedera keperawatan selama ... x untuk diabetes.Kaji derajad atau F adalah berisiko tinggi
maternal 24 jam diharapkan cedera kontrol diabetik. terhadap komplikasi
berhubungan maternal tidak terjadi Kaji perdarahan pervaginam kehamilan.
dengan dengan KH ; dan nyeri tekan abdomen. Perubahan vaskuler yang
ketidakadekuatanTetap normotensif Pantau terhadap tanda dan dihubungkan dengan
kontrol diabetik, Mempertahankan gejala persalinan preterm. diabetes menandakan resiko
profil darah normoglikemi Bantu untuk belajar abrupsi plasenta.
abnormal atau Bebas dari komplikasi memantau glukosa darah diDistensi uterus berlebihan
anemia, hipoksia seperti infeksi, pemisahan rumah yang dilakukan 6 karena makrosomia atau
jaringan dan plasenta. kali sehari. hidramnion dapat
perubahan respon Periksa keton dalam urin mempredisposisikan pada
umum. setiap hari. persalinan awal.
Identifikasi kejadian Memungkinkan keakuratan
hipoglikemia dan tes urin yang lebih besar
hiperglikemia. karena ambang ginjal
Pantau adanya edema dan terhadap glukosa menurun
tentukan tinggi fundus selama kehamilan.
uteri. Ketonuria menandakan
Kaji adanya infeksi saluran adanya kondisi kelaparan
kencing. yang secara negatif dapat
Pantau dengan ketat bila mempengaruhi
obat tokolitik digunakan perkembangan janin
untuk menghentikan Insiden hipoglikemia sering
persalinan.. terjadi pada trimester ketiga
Kolaborasi : karena aliran glukosa darah
Pantau kadar glukosa serum dan asam amino yang
setiap kunjungan. kontinue pada janin dan
Dapatkan HbA1c setiap 2-4 untuk menurunkan kadar
minggu sesuai indikasi. insulin antagonis laktogen
Kaji Hb dan Ht pada plasenta. Insiden
kunjungan awal lalu selama hiperglikemia memerlukan
trimester kedua dan regulasi diet atau insulin
preterm. untuk normoglikemia
Instruksikan pemberian khususnya pada trimester
insulin sesuai indikasi. kedua dan ketiga karena
Dapatkan urinalisa dan kebutuhan insulin sering
kultur urin, kultur rabas meningkat dua kali.
vagina, berikan antibiotikaDiabetes cenderung
sesuai indikasi. kelebihan cairan karena
Kumpulkan spesimen untuk perubahan vaskuler. Insiden
ekskresi protein total, hidramnion sebanyak 6% –
klirens kreatinin nitrogen 25% pada kasus diabetes
urea darah dan kadar asam yang hamil kemungkinan
urat. berhubungan dengan
Jadwalkan pemeriksaan peningkatan kontribusi
oftalmologi selama janin pada cairan amnion
trimester pertama, trimester dan hiperglikemia
kedua dan ketiga bila meningkatkan haluaran urin
berada dalam diabetes janin.
klasifikasi kelas D atau Deteksi awal adanya infeksi
diatasnya. saluran kencing dapat
Siapkan untuk ultrasonografi mencegah pielonefritis.
pada gestesi ke-8, 12, 26, Obat tokolitik dapat
36 dan 38 untuk meningkatkan glukosa
menentukan ukuran janin darah dan insulin plasma
dengan menggunakan Kolaborasi
diameter biparietal, Mendeteksi ancaman
panjang femur dan ketoasidosis, menentukan
perkiraan berat badan adanya ancaman
janin. hipoglikemia.
Mulai terapi intra vena Mengontrol secara akurat
dengan dekstrose 5%, glukosa selama 60 hari
berikan glukogon sub cutan terakhir.
bila dirawat di rumah sakitAnemia mungkin ada dengan
dengan shock insulin dan masalah vaskuler.
tidak sadar. Ikuti dengan Kebutuhan insulin menurun
pemberian susu skim 8 oz pada trimester pertama
bila mampu menelan kemudian meningkat dua
kali dan empat kali lipat
pada trimester kedua dan
ketiga.
Membantu mencegah atau
mengatasi pielonefritis.
Monilial vulvovaginitis
dapat menyebabkan
sariawan oral pada bayi
baru lahir.
Kemajuan perubahan
vaskuler dapat merusak
fungsi ginjal dengan
diabetes jangka panjang
atau berat.
Latar belakang retinopati
dapat berlanjut selama
kehamilan karena
keterlibatan vaskuler berat.
Terapi koagulasi laser dapat
memperbaiki dan
menurunkan fibrosis optik.
Mengetahui adanya tanda
makrosomia dan diproporsi
cephalopelvis.
Glukagon adalah substansi
alamiah yang bekerja pada
glikogen hepar dan
mengubahnya menjadi
glukosa yang memperbaiki
status hipoglikemik.

D. .Evaluasi Keperawatan
1. Kebutuhan nutrisi terpenuhi, Mempertahankan kadar gula darah puasa
antara 60-100 mg/dl dan 2 jam sesudah makan tidak lebih dari 140 mg/dl.
2. Kebutuhan cairan pasien terpenuhi, turgor kulit kembali normal,
membrane mukosa lemba, BB stabil, tanda vital dalam batas normal
3. Pasien tenang, mengungkapkan kesadaran tentang perasaan mengenai
diabetes dan persalinan, Menggunakan strategi koping yang tepat
4. Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diabetes selama kehamilan,
Mengungkapkan pemahaman tentang prosedur
5. Bebas cedera, Menunjukkan kadar glukosa normal, bebas tanda
hipoglikemia
6. Tetap normotensif, Mempertahankan normoglikemia., Bebas dari
komplikasi seperti infeksi, pemisahan plasenta.
http://www.scribd.com/doc/59689825/Asuhan-Keperawatan-Pada-Ibu-Hamil-Dengan-
Diabetes-Melitus

Pendahuluan
enyakit diabetes terdapat pada sekitar 1%
wanita usia reproduksi dan 1–2%
diantaranya akan menderita diabetes
gestasional.
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok
penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia (meningkatanya kadar gula darah)
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau keduanya.
Gejala Umum dari Diabetes Melitus (DM)
™ Banyak kencing (poliuria).
™ Haus dan banyak minum (polidipsia), lapar
(polifagia).
™ Letih, lesu.
™ Penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya
™ Lemah badan, kesemutan, gatal, pandangan
kabur, disfungsi ereksi pada pria, dan pruritus
vulvae pada wanita
P2
Pembagian DM
™ DM tipe 1
- Kerusakan fungsi sel beta di pankreas
- Autoimun, idiopatik
™ DM Tipe 2
Menurunnya produksi insulin atau berkurangnya
daya kerja insulin atau keduanya.
™ DM tipe lain:
Karena kelainan genetik, penyakit pankreas,
obat, infeksi, antibodi, sindroma penyakit lain.
™ DM pada masa kehamilan = Gestasional
Diabetes
Pada DM dengan kehamilan, ada 2 kemungkinan
yang dialami oleh si Ibu:
1. Ibu tersebut memang telah menderita DM
sejak sebelum hamil
2. Si ibu mengalami/menderita DM saat hamil
Klasifikasi DM dengan Kehamilan menurut Pyke:
Klas I : Gestasional diabetes, yaitu diabetes
yang timbul pada waktu hamil dan
menghilang setelah melahirkan.
Klas II : Pregestasional diabetes, yaitu
diabetes mulai sejak sebelum hamil
dan berlanjut setelah hamil.
Klas III : Pregestasional diabetes yang
disertai dengan komplikasi penyakit
pembuluh darah seperti retinopati,
nefropati, penyakit pemburuh darah
panggul dan pembuluh darah perifer. 3
90% dari wanita hamil yang menderita Diabetes
termasuk ke dalam kategori DM Gestasional (Tipe
II) dan DM yang tergantung pada insulin (Insulin
Dependent Diabetes Mellitus = IDDM, tipe I).
Diagnosis
Kriteria Diagnosis:
1. Gejala klasik DM + gula darah sewaktu •
200 mg/dl. Gula darah sewaktu
merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada
suatu hari tanpa memerhatikan waktu
makan terakhir. Atau:
2. Kadar gula darah puasa • 126 mg/dl.
Puasa diartikan pasien tidak mendapat
kalori tambahan sedikitnya 8 jam. Atau:
3. Kadar gula darah 2 jam pada TTGO •200
mg/dl. TTGO dilakukan dengan Standard
WHO, menggunakan beban glukosa yang
setara dengan 75 g glukosa anhidrus yang
dilarutkan dalam air.
Cara pelaksanaan TTGO (WHO, 1994)
• Tiga hari sebelum pemeriksaan tetap
makan seperti kebiasaan sehari-hari
(dengan karbohidrat yang cukup) dan
tetap melakukan kegiatan jasmani seperti
biasa
• Berpuasa paling sedikit 8 jam (mulai
malam hari) sebelum pemeriksaan, minum
air putih tanpa gula tetap diperbolehkan
• Diperiksa kadar glukosa darah puasa 4
• Diberikan glukosa 75 g (orang dewasa),
atau 1,75 g/Kg BB (anak-anak), dilarutkan
dalam 250 ml air dan diminum dalam
waktu 5 menit
• Berpuasa kembali sampai pengambilan
sampel darah untuk pemeriksaan 2 jam
setelah minum larutan glukosa selesai
• Diperiksa kadar glukosa darah 2 jam
sesudah beban glukosa
• Selama proses pemeriksaan, subyek yang
diperiksa tetap istirahat dan tidak
merokok.
Apabila hasil pemeriksaan tidak memenuhi kriteria
normal atau DM, maka dapat digolongkan ke
dalam kelompok TGT (Toleransi Glukosa
Terganggu) atau GDPT (Glukosa Darah Puasa
Terganggu) dari hasil yang diperoleh.
- TGT : glukosa darah plasma 2 jam setelah
pembebanan antara 140 – 199 mg/dl
- GDPT : glukosa darah puasa antara 100 – 125
mg/dl.
Reduksi Urine
Pemeriksaan reduksi urine merupakan bagian dari
pemeriksaan urine rutin yang selalu dilakukan di
klinik. Hasil yang (+) menunjukkan adanya
glukosuria. Beberapa hal yang perlu diingat dari
hasil pemeriksaan reduksi urine adalah: 5
™ Digunakan pada pemeriksaan pertama sekali
untuk tes skrining, bukan untuk menegakkan
diagnosis
™ Nilai (+) sampai (++++)
™ Jika reduksi (+): masih mungkin oleh sebab
lain, seperti: renal glukosuria, obat-obatan,
dan lainnya
™ Reduksi (++) ĺ kemungkinan KGD: 200 –
300 mg%
™ Reduksi (+++)ĺ kemungkinan KGD: 300 –
400 mg%
™ Reduksi (++++)ĺ kemungkinan KGD: • 400
mg%
™ Dapat digunakan untuk kontrol hasil pengobatan
™ Bila ada gangguan fungsi ginjal, tidak bisa dijadikan
pedoman.
Risiko Tinggi DM Gestasional:
1. Umur lebih dari 30 tahun
2. Obesitas dengan indeks massa tubuh •
30 kg/m2
3. Riwayat DM pada keluarga (ibu atau ayah)
4. Pernah menderita DM gestasional
sebelumnya
5. Pernah melahirkan anak besar > 4.000
gram
6. Adanya glukosuria
7. Riwayat bayi cacat bawaan
8. Riwayat bayi lahir mati
9. Riwayat keguguran
10. Riwayat infertilitas
11. Hipertensi6
Komplikasi pada Ibu
1. Hipoglikemia, terjadi pada enam bulan
pertama kehamilan
2. Hiperglikemia, terjadi pada kehamilan 20-
30 minggu akibat resistensi insulin
3. Infeksi saluran kemih
4. Preeklampsi
5. Hidramnion
6. Retinopati
7. Trauma persalinan akibat bayi besar
Masalah pada anak
1. Abortus
2. Kelainan kongenital spt sacral agenesis,
neural tube defek
3. Respiratory distress
4. Neonatal hiperglikemia
5. Makrosomia
6. hipocalcemia
7. kematian perinatal akibat diabetik
ketoasidosis
8. Hiperbilirubinemia
Penderita DM Gestasional memunyai resiko yang
tinggi terhadap kambuhnya penyakit diabetes
yang pernah dideritannya pada saat hamil
sebelumnya.
Saran: 6-8 minggu setelah melahirkan, ibu
tersebut melakukan test plasma glukosa puasa
dan OGTT 75 gram glukosa. Pasien gemuk
penderita GDM, sebaiknya mengontrol BB, karena
diperkirakan akan menjadi DM dalam 20 tahun
kemudian7
Prinsip Pengobatan DM:
1. Diet
2. Penyuluhan
3. Exercise (latihan fisik/olah raga)
4. Obat: Oral hipoglikemik, insulin
5. Cangkok pankreas
Tujuan Pengobatan:
ƒ Mencegah komplikasi akut dan kronik.
ƒ Meningkatkan kualitas hidup, dengan
menormalkan KGD, dan dikatakan penderita
DM terkontrol, sehingga sama dengan orang
normal.
ƒ Pada ibu hamil dengan DM, mencegah
komplikasi selama hamil, persalinan, dan
komplikasi pada bayi.
Prinsip Diet
™ Tentukan kalori basal dengan menimbang
berat badan.
™ Tentukan penggolongan pasien: underweight
(berat badan kurang), normal, overweight
(berat badan berlebih), atau obesitas
(kegemukan)
Persentase = BB (kg)/(Tinggi Badan (cm) –
100) X 100%
Underweight: < 90%
Normal: 90–110% 8
Overweight: 110–130%
Obesitas: > 130%
™ Jenis kegiatan sehari hari; ringan, sedang,
berat, akan menentukan jumlah kalori yang
ditambahkan. Juga umur dan jenis kelamin.
™ Status gizi
™ Penyakit penyerta
™ Serat larut dan kurangi garam
™ Kenali jenis makanan
Penyuluhan terpadu untuk penderita DM dan
lingkungannya
™ Penyuluhan dari Dokter, Perawat dan ahli gizi -
di beberapa RS sudah ada Klinik Diabetes
Terpadu.
™ Sasaran: Penderita, keluarga penderita, lingkungan
sosial penderita.
Obat DM
™ Meningkatkan jumlah insulin
ƒ Sulfonilurea (glipizide GITS, glibenclamide,
dsb.)
ƒ Meglitinide (repaglinide, nateglinide)
ƒ Insulin injeksi
™ Meningkatkan sensitivitas insulin
ƒ Biguanid/metformin
ƒ Thiazolidinedione (pioglitazone, rosiglitazone)
™ Memengaruhi penyerapan makanan
ƒ Acarbose
™ Hati-hati risiko hipoglikemia berikan glukosa oral
(minuman manis atau permen) 9
Sasaran pengontrolan gula darah
™ Kadar gula darah sebelum makan 80-
120mg/dl
™ Kadar gula darah 2 jam sesudah makan < 140
mg/dl
™ Kadar HbA1c < 7%
Penanganan Diabetes pada Kehamilan
Kehamilan harus diawasi secara teliti sejak dini
untuk mencegah komplikasi pada ibu dan janin.
Tujuan utama pengobatan DM dengan hamil:
1. Mencegah timbulnya ketosis dan
hipoglikemia.
2. Mencegah hiperglikemia dan glukosuria
seminimal mungkin.
3. Mencapai usia kehamilan seoptimal
mungkin.
Biasanya kebanyakan penderita diabetes atau DM
gestasional yang ringan dapat di atasi dengan
pengaturan jumlah dan jenis makanan, pemberian
anti diabetik secara oral, dan mengawasi
kehamilan secara teratur.
Karena 15-20% dari pasien akan menderita
kekurangan daya pengaturan glukosa dalam masa
kehamilan, maka kelompok ini harus cepat-cepat
diidentifikasi dan diberikan terapi insulin. Bila
kadar plasma glukosa sewaktu puasa 105 mg/ml 10
atau kadar glukosa setelah dua jam postprandial
120 mg/ml pada dua pemeriksaan atau lebih,
dalam tempo 2 (dua) minggu, maka dianjurkan
agar penderita diberikan terapi insulin. Obat DM
oral kontraindikasi. Penentuan dosis insulin
bergantung pada: BB ibu, aktivitas, KGD,
komplikasi yang ada.
Prinsip: dimulai dengan dosis kecil reguler insulin
3 kali sehari, dosis dinaikkan bertahap sesuai
respons penderita.
Penyuntikan Insulin
1. Kenali jenis insulin yang ada, kandungan/ml
(unit/ml).
2. Kenali jenis spuit insulin yang tersedia: 40
u/ml, 100 u/ml, 50u/0,5 ml.
3. Suntikan diberikan subkutan di deltoid, paha
bagian luar, perut, sekitar pusat.
4. Tempat suntikan sebaiknya diganti-ganti.
5. Suntikan diberikan secara tegak lurus.
6. Pasien segera diberi makan setelah suntikan
diberikan. Paling lama setengah jam setelah
suntikan diberikan.
7. Kalau pasien suntik sendiri, harus dapat
melihat dengan jelas angka pada alat suntik.
8. Saat ini ada alat suntik bentuk pena dengan
kontrol dosis yang lebih mudah dan lebih tepat,
dan mudah dibawa-bawa. 11
Bagaimana wanita dengan diabetes?
ƒ Dapat hamil dan punya anak sepanjang
gula darah terkontrol.
ƒ Disarankan memilih kontrasepsi dengan
kadar estrogen rendah.
ƒ Dapat memakai pil tambahan hormon
progesteron.
ƒ IUD dapat menimbulkan risiko infeksi.
Tanda Komplikasi DM
™ Makrovaskular: stroke, penyakit jantung koroner,
ulkus/ gangren.
™ Mikrovaskular: retina (retinopati) dan ginjal
(gagal ginjal kronik), syaraf (stroke,
neuropati).
™ Koma: hiperglikemi, hipoglikemi, stroke.
http://usupress.usu.ac.id/files/Penyakit-Penyakit%20yang%20Memengaruhi
%20Kehamilan%20dan%20Persalinan%20Edisi%20Kedua_Normal_bab%201.pdf

Anda mungkin juga menyukai