Anda di halaman 1dari 15

IBU HAMIL DENGAN DIABETES

MELITUS
DISUSUN OLEH:
FERAMALINDA C
DEFI PUJI LESTARI
I KADEK JULI
LUSIANA GARDININGTYAS
DEFINISI
Diabetes melitus adalah kelainan dalam metabolisme
karbohidrat akibat adanya defisiensi produksi insulin
oleh pankreas di pulau Langerhans (Reeder 2011).
Diabetes melitus pada kehamilan merupakan komplikasi
metabolik yang paling sering terjadi pada masa
kehamilan, menggambarkan interaksi antara perubahan
fisiologis pada kehamilan dan patofisiologi penyakit
(Reeder,2011 ).
Diabetes melitus gestasional adalah suatu derajat
intoleransi glukosa dengan onset atau pertama kali
diketahui saat hamil. Definisi ini sudah sesuai, baik pada
saat insulin digunakan maupun tidak untuk
penatalaksanaan, atau apakah diabetes menetap
setelah kehamilan atau tidak. (Lowdermilk, 2013).
ETIOLOGI DMG

1. Asupan nutrisi maternal


Meningkatkan kadar glukosa darah. Pada saat yang
sama resistansi insulin, juga meningkat akibat efek
antagonis insulin pada hormon plasenta, kortisol, dan
insulinase .
2. Obesitas
Terjadi resistensi insulin, maka akan timbul kegagalan
toleransi glukosa yang menyebabkan diabetes.
3. Genetik
Diabetes militus dapat diwariskan dari orang tua
kepada anak. Gen penyebab diabetes melitus akan
dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita
diabetes melitus.
Klasifikasi
1) Diabetes Melitus Gestasional, Wanita yang tidak memiliki riwayat intoleransi
glukosa yang menunjukkan diagnosis hiperglikemia nya pertama kali selama
kehamilan dianggap sebagai penderita diabetes gestasional. Kebutuhan nutrisi
janin meningkat, kadar glukosa maternal meningkat akibat peningkatan asupan
nutrisi maternal,dan resistensi insulin maternal meningkat selama ini. Faktor resiko
terjadinya diabetes melitus gestasional (Reeder, 2011) :
) Bayi baru lahir pada persalinan sebelumnya besar ( 4,5 kg atau lebih).
) Riwayat diabetes melitus dalam keluarga
) Glukosoria dalam dua kali pemeriksaan berurutan
) Kegemukan- berat > 100 kg
) Kegagalan persalinan yang tidak dapat dijelaskan ( aborsi spontan, kelahiran
bayi mati).
) Bayi baru lahir pada persalinan sebelumnya mengalami anomali kongenital
) Adanya hidramnion ( cairan amnion lebih dari 2000 ml).
Klasifikasi diabetes melitus gestasional :
) Kelas A1 : Pasien dengan dua atau lebih nilai abnormal pada tes toleransi
glukosa dengan gula darah puasa yang normal. Kadar glukosa darah harus
dikontrol dengan diet (Lowdermilk, 2013).
Glukosa plasma puasa ( kurang dari 105 mg/Dl) dan glukosa plasma
postprandial ( kurang dari 120 mg/dL ) dan terapi hanya diet (Reeder, 2011).
) Kelas A2 : Pasien tidak diketahui mengalami diabetes sebelum hamil tapi
memerlukan obat untuk mengontrol glukosa darah (Lowdermilk, 2013).
Glukosa plasma puasa ( lebih dari 105 mg/dL ) dan glukosa plasma postprandial
( lebih dari 120 mg/dL) dan terapi indulin.
2). Diabetes Melitus Pregestasional adalah diabetes
sebelum terjadinya konsepsi dan berlanjut setelah
pelahiran. Ibu dengan diabetes pregestasional dapat
memiliki diabetes tipe 1 atau 2, yang mungkin sudah
ada penyulit berupa kelainan vaskular, retinopati,
nefropati, atau secuele diabetes lainnya. Selama
trimester pertama, ketika glukosa darah ibu
berkurang secara normal dan respons insulin
terhadap glukosa meningkat, kontrol glikemik akan
meningkat. Mual, muntah dan mengidam yang khas
terjadi pada awal kehamilan akan menyebabkan
fluktuasi diet yang mempengaruhi kadar glukosa ibu
dan mungkin membutuhkan pengurangan dosis
insulin. (Lowdermilk,2013).
MANIFESTASI KLINIS

1. Sering buang air kecil (poliuria) disebabkan


karena hormon insulin dalam darah sedikit atau
pada penderita diabetes tipe I tidak ada.
2. Mudah haus sehingga banyak minum
(polidipsia) karena sering buang air .Sering kali
karena mudah haus air minumnya adalah air
dingin/es, sebagian besar orang Indonesia bila
minum air dingin/dengan es lebih senang juga
menggunakan sirup(manis).
3. Mudah lapar (polifagia) apabila terlalu banyak
makan akan dapat menaikkan kadar gula karena
didalam karbohidrat yang ada pada nasi
mengandung glukosa (gula).
PATOFISIOLOGI
Terjadi suatu keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan
kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam
plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi). Melalui difusi
terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi sumber
energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi
juga hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia,
hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan sebagainya).
Jika pada pemeriksaan berat badan bayi ditemukan bayinya besar sekali maka perlu dilakukan
induksi pada minggu ke 36 38 untuk mencegah terjadinya komplikasi saat persalinan. Proses
persalinan ini harus dalam pengawasan ketat oleh dokter spesialis kebidanan dan dokter
spesialis penyakit dalam.
Biasanya setelah bayi lahir maka kadar gula darah akan kembali normal, apabila tidak, maka
perlu dilanjutkan pemberian antidiabetes oral sampai jangka waktu tertentu. Pada kehamilan
normal terjadi banyak perubahan pada pertumbuhan dan perkembangan fetus secara optimal.
Pada kehamilan normal kadar glukosa darah ibu lebih rendah secara bermakna. Hal ini
disebabkan oleh :
Pengambilan glukosa sirkulasi meningkat
Produksi glukosa dari hati menurun
Produksi alanin (salah satu precursor glukoneogenesis ) menurun.
Aktifitas ekskresi ginjal meningkat
Efek-efek hormon gestasional (kortisol, human plasenta lactogen, estrogen, dll)
Perubahan metabolism lemak dan asam amino
KOMPLIKASI
Komplikasi pada Ibu menurut Lowdermilk, 2013 antara lain :
a. Hipoglikemia, terjadi pada enam bulan pertama kehamilan, saat produksi glukosa oleh hepar akan berkurang
dan penggunaan glukosa di perifer akan meningkat, akan sering terjadi hipoglikemia. Kemudian hipoglikemia,
juga bisa terjadi ketika dilakukan penyesuaian dosis insulin untuk menjaga keadaan euglikemia ( glukosa darah
normal) wanita dengan riwayat hipoglikemia berat sebelum hamil mengalami peningkata resiko untuk terjadi
hipoglikemia berat selama hamil.
b. Hiperglikemia, terjadi pada kehamilan 20-30 minggu akibat resistensi insulin I
c. Infeksi . Respon radang, funggsi leukosit dan Ph vagina akan terpengaruh. Infeksi vagina, terutama vaginitis
monilial, lebih sering terjadi.Infeksi saluran kemih (ISK) juga lebih sering terjadi. Infeksi lebih serius karena
menyebabkan peningkatan resistansi insulin dan dapat menyebabkan ketoasidosis.
d. Preeklampsi
Wanita dengan nefropati dan hipertensi yang mengikuti diabetes, juga meningkat kemungkinannya untuk
mengalami preeklamsia.
e. Hidramnion (polihidramnion)
Hidramnion ( cairan amnion lebih dari 2000 ml) dihubungkan dengan ketuban pecah dini, persalinan prematur,
dan perdarahan postpartum.
f. Ketoasidosis
Akumulasi keton dalam darah yang diakibatkan oleh hiperglikemia dan menyebabkan asidosis metabolik, terjadi
lebih sering selama trimester kedua dan ketiga dengan efek diabetogenetik pada kehamilan paling besar.
g. Aborsi spontan
Terjadi lebih sering diantara wanita diabetik dan aborsi ini berisi dengan kontrol glikemi yang buruk pada saat
konsepsi dan pada minggu-minggu awal kehamilan (Lowdermilk, 2012).
h. Hipertensi
Akibat kehamilan atau preeklamsia terjadi dua kali lebih sering selama masa hamil diabetik. (Lowdermilk, 2012).
Komplikasi pada janin dan neonatus menurut
Lowdermilk, 2012 :
a. Hipoglikemi (syok insulin) : Penyebabnya kelebihan
insulin, makanan tidak cukup (ditunda atau terlewat), latihan
fisik atau berlebihan, gangguan cerna, diare,dan muntah-
muntah.
b. Hiperglikemia :Penyebabnya adalah insulin tidak cukup,
jenis makanan berlebihan atau salah, stress emosional,
latihan fisik tidak cukup, haus, muntah, nyeri abdomen,
perkemihan meningkat, bau napas aseton (seperti bau buah)
dan pernapasan cepat.
c. Makorsomia adalah berat bayi lebih dari 4000 gram
d. Kematian janin pada rahim : hiperglikemia, ketoasidosis,
kelainan kongenital, infeksi dan obesitas diperkirakan sebagai
alasan kematian janin.
PENATALAKSANAAN DMG

Menurut Lowdermilk, 2012 penatalaksanaan diabetes melitus pada kehamilan diantaranya:


a. Antepartum
1. Diet : disesuaikan dengan kebutuhan individu sehingga dapat memungkinkan peningkatan
kebutuhan metabolik dan kebutuhan janin dengan pertimbangan faktor-faktor seperti : berat
badan pra kehamilan, dan kebiasaan diet, kesehatan secara keseluruhan, latar belakang etnik
dan gaya hidup, tahap kehamilan, pengetahuan tentang nutrisi dan terapi insulin.
Penatalaksanaan : Ikuti rencana diet yang diprogramkan , konsumsi diet seimbang, bagi asupan
makanan harian dalam 3 kaliwaktu makan dan 2-4 kali camilan, sesuai dengan kebutuhan
individu, batasi asupan lemak jika penambahan berat badan terlalu cepat.
2. Pemantauan kadar glukosa dalam darah: dengan menggunakan alat pengukur yang
merefleksikan kadar glukosa. Kadar glukosa darah diukur sebelum makan atau sebelum makan
camilan, 2 jam setelah makan dan sebelum tidur.
3. Pemeriksaan Urine :Untuk mendeteksi keberadaan keton. Pemeriksaan ini bisa dilakukan
saat bangun tidur dan setiap kali makan atau camilan tertunda.
4. Terapi Insulin
b. Intrapartum : wanita diabetik pragestasi harus dipantau dengan ketat untuk mencegah
komplikasi yang berhubungan dehidrasi, hipoglikemia, dan hiperglikemia. Untuk wanita diabetik
yang sedang bersalin, jumlah insulin yang diprogramkan biasanya dicampur dengan 250 ml-
500ml normal saline atau larutan finger laktat untuk pemberian intravena. Selama proses
persalinan dianjurkan untuk memantau denyut jantung janin secara continue.
c. Pascapartum : Wanita diabetik tipe 1 mungkin hanya membutuhkan satu setengah sampai
dua per tiga dosis insulin prenatal pada hari pertama pasca partum jika ia mengkonsumsi diet
secara keseluruhan.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN DIABETES MELITUS

A. PENGKAJIAN
1. Faktor maternal:
Riwayat bayi sebelumnya besar (4,5 kg atau lebih).
Riwayat diabetes mellitus dalam keluarga
Glukosuria
Kegemukan
Hasil kehamilan yang tidak dapat dijelaskan (aborsi spontan habitual atau kelahiran bayi mati
yang tidak dapat dijelaskan pada kehamilan sebelumnya).
Persalinan bayi dengan abnormalitas kongenital sebelumnya.
Multiparitas
2. Faktor janin bayi baru lahir:
Hidramnion
Bayi usia gestasi muda
3. Faktor janin :
Denyut jantung janin
Aktivitas ( misalnya, menendang).
Perubahan berkala, perubahan padamonitor janin elektronik
4. Tanda- tanda diabetes:
Poliuria
Polidipsi
Polifagia
Penurunan berat badanPemeriksaan fisik:
5. Pengkajian fundus optikus
Sistem jantung- pembuluh darah
Tanda- tanda vital
Tinggi fundus
Pemeriksaan leopold
Berat badan ibu hamil
Usia gestasi
Ukuran uterus
Aktivitas janin dan denyut jantung
6. Pemerikasaan Penunjang
Tes Laboratorium : untuk mengkaji pengontrolan glikemia. Pengontrolan glikemia
dievaluasi berdasarkan kadar hemoglobin glikosilat.
Pemeriksaan elektrokardiogram : Evaluasi untuk mengetahui adanya retinopati
7. Pengalaman penatalaksanaan diabetes masa lalu (misalnya pemberian insulin
secara mandiri).
8. Respon terhadap diabetes
9. Pengharapan terhadap kehamiln
10. Pencapaian tugas maternal selama kehamilan
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ( dehidrasi). (Domain 2:
00027).
Definisi: Penurunan cairan intravaskular, intersitisial, dan intraselular. Ini mengacu pada dehidrasi, kehilangan
cairan saja tanpa perubahan kadar natrium.
NOC:
Fluid balance
Hidration
Kriteria hasil:
Turgor kulit ditingkatkan ke rentang 5
Kelembaban membran mukosa dipertahankan pada rentang 4-5
Berat jenis urine ditingkatkan ke rentang 5
Edema perifer ditingkatkan ke rentang 5
Kehausan ditingkatkan ke rentang 5
NIC:
Monitor cairan :
Tentukan jumlah dan jenis intake atau asupan cairan serta kebiasaan eliminasi.
Tentukan faktor-faktor resiko yang mungkin menyebabkan ketidakseimbangan cairan.
Lakukan CRT.
Monitor berat badan.
Monitor asupan dan pengeluaran.
Catat dengan akurat asupan dan pengeluaran
Monitor membran mukosa, turgor kulit, dan respon haus.
Monitor warna, kuantitas, dan berat jenis urin.
2. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungann dengan kurang asupan makanan (Domain 2: 00002).
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
NOC:
Nutritional status
Kriteria hasil:
Asupan makanan dipertahankan pada rentang 3-5
Rasio berat badan dipertahankan pada rentang 3-5
NIC:
Nutrition management:
Temukan status gizi pasien dan kemampuan pasien untuk memenuhi kebutuhan gizi
Tentukan apa yang menjadi preferensi makanan bagi pasien
Bantu pasien dalam menentukan pedoman atau piramida makanan yang paling cocok dalam memenuhi kebutuhan nutrisi dan preferensi.
Tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan gizi.
Atur diet yang diperlukan.
Anjurkan pasien mengenai modifikasi diet yang diperlukan.
Monitor kecenderungan terjadinya penurunan dan kenaikan berat badan.
3. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan diabetes militus (Domain 4 : 00204)
NOC :
Perfusi jaringan : perifer
Kriteria hasil :
Edema perifer dipertahankan pada rentang 4-5.
Mati rasa ditingkatkan ke rentang 5.
Muka pucat dipertahankan pada rentang 4-5.
Kelemahan otot ditingkatkan ke rentang 5.
NIC :
Hipovolemia management:
Monitor adanya sumber-sumber kehilangan cairan
Monitor asupan dan pengeluaran
Dukung asupan cairan oral
Monitor integritas kulit pasien
Monitor rongga mulut dari kekeringan dan atau membran mukosa yang pecah
Sediakan cairan oral sesering mungkin untuk memelihara integritas membran mukosa mulut, jika tidak ada kontra indikasi.
Posisikan untuk perfusi perifer
4 . Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis (Domain 4: 00093).
NOC :
Kelelahan : Efek yang mengganggu
Tingkat kelelahan
Kriteria hasil :
Malaise ditingkatkan ke rentang 5.
Penurunan energi ditingkatkan ke rentang 5.
Kelelahan ditingkatkan ke rentang 5.
Kelesuan ditingkatkan ke rentang 5.
Keseimbangan antara kegitan dan istirahat dipertahankan pada rentang 4-5.
NIC :
Manajemen energi :
Kaji status fisiologis pasien, yang menyebabkan kelelahan sesuai dengan konteks usia dan perkembangan.
Gunakan instrumen yang valid ukur mengukur kelelahan.
Tentukan persepsi pasien atau orang terdekat dengan pasien mengenai penyebab kelelahan.
Monitor intake atau asupan nutrisi untuk mengetahui sumber energi yang adekuat.
Konsulkan dengan ahli gizi mengenai cara meningkatkan asupen energi dari makanan.
5. Risiko ketidakstabilan kadar glukosa darah (Domain 2 : 00179).
NOC :
Kadar glukosa darah.
Kriteria hasil :
Glukosa darah ditingkatkan ke rentang 5
Urin glukosa ditingkatkan ke rentang 5.
NIC :
Perawatan kehamilan resiko tinggi :
Berikan materi pendidikan kesehatan yang membahas faktor resiko dan tindakan yang bisa dilakukan.
Ajarkan pasien mengenai teknik perawatan mandiri seperti diet untuk meningkatkan kemungkinan mendapatkan hasil akhir yang sehat.
Ajarkan klien mengenai penggunaan obat-obat yang diresepkan misalnya, insulin.
Ajarkan klien dalam tindakan monitor mandiri misalnya memonitor glukosa darah.

Anda mungkin juga menyukai