Anda di halaman 1dari 4

Inspeksi genitalia eksterna :

Pada posisi lithotomi, genitalia eksterna dapat dilihat dengan jelas

 Keadaan vulva bagian luar:


o Kotor atau bersih, keadaan rambut pubis.
o Terdapat ulkus, pembengkakan.
 Cairan yang keluar dari vulva : pus, darah, leucorrhoea

Palpasi daerah genitalia eksterna

· Mulai dengan mengamati rambut pubis, perhatikan distribusi dan jumlahnya, dan
bandingkan sesuai usia perkembangan pasien.
· Amati kulit dan area pubis, perhatikan adanya lesi, eritema, fisura, leukoplakia, dan
ekskoriasi.
· Buka labia mayora dan amati bagian dalam labia mayora, labia minora, klitoris, dan
meatus uretra. Perhatikan setiap ada pembengkakan, ulkus, rabas, atau nodular

Palpasi daerah genitalia wanita bag dalam


· Lumasi jari telunjuk Anda dengan air steril, masukkan ke dalam vagina, dan identifikasi
kelunakan serta permukaan serviks. Tindakan ini bermanfaat untuk mempergunakan dan
memilih speculum yang tepat. Keluarkan jari bila sudah selesai.
· Letakkan dua jari pada pintu vagina dan tekankan ke bawah kea rah perianal.
· Masukkan speculum dengan sudut 45o
· Buka bilah speculum, letakkan pada serviks, dan kunci bilah sehingga tetap membuka.
· Bila serviks sudah terlihat, atur lampu untuk memperjelas penglihatan dan amati ukuran,
laserasi, erosi, nodular, massa, rabas, dan warna serviks. Normalnya bentuk serviks melingkar
atau oval pada nulipara, sedangkan pada para berbentuk celah.
· Lakukan palpasi secara bimanual. Pakai sarung tangan lalu lumasi jari telunjuk dan jari
tengah, kemudian masukkan jari tersebut ke lubang vagina dengan penekanan ke arah
posterior, dan meraba dinding vagina untuk mengetahui adanya nyeri tekan dan nodular.
· Palpasi serviks dengan dua jari Anda dan perhatikan posisi, ukuran, konsistensi,
regularitas, mobilitas, dan nyeri tekan. Normalnya serviks dapat digerakkan tanpa terasa
nyeri.
· Palpasi uterus dengan cara jari – jari tangan yang ada dalam vagina mengahadap ke atas.
Tangan yang ada di luar letakkan di abdomen dan tekankan ke bawah. Palpasi uterus untuk
mengetahui ukuran, bentuk, konsistensi, dan mobilitasnya.
· ovarium dengan cara menggeser dua jari yang ada dalam vagina ke formiks lateral kanan.
Tangan yang ada di abdomen tekankan ke bawah kea rah kuadran kanan bawah. Palpasi
ovarium kanan untuk mengetahui ukuran, mobilitas, bentuk, konsistensi, dan nyeri tekan
(normalnya tidak teraba). Ulangi untuk ovarium sebelahnya.

 Colok Dubur (Rectal toucher)


Pemeriksaan colok dubur adalah memasukkan jari telunjuk yang sudah diberi pelican
kedalam lubang dubur. Pemeriksaan ini menimbulkan rasa sakit dan menyebabkan kontraksi
sfingter ani sehingga dapat menyulitkan pemeriksaan. Oleh karena itu perlu dijelaskan
terlebih dahulu kepada pasien tentang pemeriksaan yang akan dilakukan, agar pasien dapat
bekerja sama dalam pemeriksaan ini
Pada pemeriksaan colok dubur dinilai: (1) tonus sfingter ani dan refleks bulbo-
kavernosus (BCR), (2) mencari kemungkinan adanya massa di dalam lumen rektum, dan (3)
menilai keadaan prostat. Penilaian refleks bulbo-kavernosus dilakukan dengan cara
merasakan adanya refleks jepitan pada sfingter ani pada jari akibat rangsangan sakit yang kita
berikan pada glans penis atau klitoris.
Pada wanita yang sudah berkeluarga selain pemeriksaan colok dubur, perlu juga diperiksa
colok vagina guna melihat kemungkinan adanya kelainan di dalam alat kelamin wanita,
antara lain: massa di serviks, darah di vagina, atau massa di buli-buli.

pemeriksaan lymph node

KGB dan daerah sekitarnya harus diperhatikan. Kelenjar getah bening harus diukur untuk
perbandingan berikutnya. Harus dicatat ada tidaknya nyeri tekan, kemerahan, hangat pada
perabaan, dapat bebas digerakkan atau tidak dapat digerakkan, apakah ada fluktuasi,
konsistensi apakah keras atau kenyal.
 Ukuran : normal bila diameter <1cm (pada epitroclear >0,5cm dan lipat paha >1,5cm
dikatakan abnormal)
 Nyeri tekan : umumnya diakibatkan peradangan atau proses perdarahan
 Konsistensi : keras seperti batu mengarahkan kepada keganasan, padat seperti karet
mengarahkan kepada limfoma; lunak mengarahkan kepada proses infeksi; fluktuatif
mengarahkan telah terjadinya abses/pernanahan
 Mobilitas
 Lokasi

Anda mungkin juga menyukai