Anda di halaman 1dari 5

PROSEDUR PEMERIKSAAN FISIK

GENITALIA DAN PELVIS


(By Komarudin, S.Kp.)

Alat dan bahan :


1. Sarung tangan non steril
2. Jelly
3. Spekulum (sebaiknya yang telah direndam dengan air hangat)
4. Lampu

Persiapan klien :
1. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
2. Kosongkan vesika urinaria
3. Posisi lithotomic
4. Selama pemeriksaan informasikan data yang didapat

Prosedur pemeriksaan :
1. Inspeksi genitalia eksterna : mons pubis, labia mayora dan labia
minora
Selanjutnya dengan menggunakan tangan non dominan
untukmelihat klitoris, meatus urinarius, meatus vagina

2. Palpasi kelenjar Bartholin dan Skene, dengan cara : buka labia,


masukkan jari telunjuk kedalam vagina. Palpasi kelenjar Skene
dengan menekan secara halus kearah dinding anterior vagina, jari
bergerak kearah luar vagina. Palpasi kelenjar Bartholin dengan
meletakkan jari telunjuk kearah posterior di dasar vagina.
Lakukan palpasi dengan jari telunjuk dan jempol di kiri kanan
vagina bawah. Pada dua kelenjar nilai tidaknya pengeluaran
secret dan pembesaran kelenjar.

3. Nilai kekuatan vagina. Masukkan telunjuk sepanjang 2-4 cm


kedalam vagina, lalu minta klien untuk berusaha menjepitnya

4. Letakkan jari telunjuk dan tengah dibagian bawah orifisium


vagina, minta klien untuk mengedan dan perhatikan apakah ada
tonjolan yang menunjukkan adanya cystocele (hernia bladder ke
vagina) atau rectocele (hernia dinding rectum ke vagina)
5. a. Mengkaji organ interna dengan menggunakan speculum.

dalam memasukkan speculum, buka orifisium vagina dengan


meletakkan jari tengah dan telunjuk dibagian dasar vagina dan
tekan secara halus.

b. Spekulum yang telah dihangatkan dimasukkan dengan


kemiringan 450. minta klien untuk relaks dengan melakukan
nafas dalam.

c. Setelah speculum masuk, lepaskan jari yang menahan vagina


tetap terbuka. Gerakan speculum secara halus dan perlahan,
sehingga berada pada posisi horizontal, lalu buka secara
perlahan. Melalui speculum cari mulut rahim.

6. Inspeksi serviks. Perhatikan permukaan serviks melalui speculum


dengan pencahayaan cukup. Nilai warna, bentuk, ada tidaknya
lesi atau tanda-tanda peradangan, cairan purulen atau darah di
luar periode menstruasi.

7. Palpasi vagina dan serviks. Gunakan lubricant sebelum


mempalpasi. Masukkan jari tengah dan telunjuk untuk menilai
dinding vagina, ada tidak nodul. Pada mulut rahim (cervical os),
kaji posisi, mobilitas dam konsistensi.

8. Palpasi pelviks bimanual. Posisi pemerikska berdiri. Jari tengah


dan telunjuk dari tangan non dominan berada didalam vagina,
sementara tangan dominan mempalpasi area diantara umbilicus
dan simfisis pubis. Lalu palpasi dengan arah palpasi menuju ke
jari-jari yang terdapat didalam vagina.

9. Lanjutkan pemeriksaan dengan mengkaji “adnexa”. Jari-jari yang


semula mempalpasi serviks, dipindahkan ke bagian kiri atau
kanan ujung vagina. Sementara tangan yang semula mempalpasi
bagian abdomen, dipindahkan ke kuadran kiri bawah abdomen,
sesuai dengan posisi jari-jari didalam vagina. Palpasi ovarium
dan adnexa. Pembesaran atau adanya massa pada kedua organ ini
menyebabkan organ-organ ini terpalpasi.
GENITALIA PRIA

Alat dan bahan :


1. Sarung tangan
2. Jelly untuk lubrikasi

Persiapan Klien :
1. Kosongkan kandung kemih
2. jelaskan tujuan
3. Humor seringkali menurunkan stress, tapi pada pemeriksaan ini
harus berhati-hati
4. Saat melakukan kegiatan, sampaikan data yang diperoleh

Prosedur pemeriksaan :
1. Posisi klien untuk pengkajian genitalia dianjurkan berdiri

2. Inspeksi rambut pubis. Nilai distribusi (merata atau tidak),


jumlahnya secara umum (misalnya jarang), tektur dan
kebersihannya. Jumlah, distribusi dan tekstur biasanya
berhubungan dengan ras dan usia klien. Tidak adanya rambut
pubis mungkin mengindikasikan adanya seksual
underdevelopment.

3. Inspeksi penis meliputi ukuran, pigmentasi, kepala penis dan


meatus urinarius. Pigmentasi tergantung dari ras dan umumnya
warna lebih gelap dari area lainnya. Kepala penis secara normal
berbentuk halus, tidak ditemukan lesi atau kemerahan dan tidak
ditemukan lesi atau kemerahan dan tidak ditemukan cairan
abnormal. Bila klien tidak disirkumsisi, minta klien untuk
menarik foreskin, dan nilai apakah ada kesulitan untuk
menariknya. (Phimosis : kondisi dimana foreskinsulit atau tidak
bisa diretraksi). Kaji meatus urinarius. Posisinya berada ditengah-
tengah ujung penis.

4. Inspeksi skrotum. Minta klien untuk mengangkat penisnya ke


atas sehingga skrotum terlihat jelas. Observai bentuk skrotum
(seperti buah pir). Inspeksi bagian depan dan belakang, ada
tidaknya pembengkakan, kemerahan atau lesi. Bila ada
pembengkakan, perhatikan apakah pembengkakan tersebut
unilateral atau bilateral. Kulit biasanya keriput. Transiluminasi
dengan menggunakan senter ke arah skrotum pada ruang gelap,
dapat dilakukan untuk menilai ada tidaknya massa.

5. Inspeksi daerah inguinal. Daerah inguinal haruus datar. Limfa


biasanya ditemukan didaerah ini. Inspeksi dilakukan padan
inguinal, sementara klien bernafas normal, selanjutnya minta
klien untuk mengedan, lihat apakah ada benjolan massa atau
tidak.

6. Palpasi penis. Tekan kepala sehingga ujung meatus terbuka.


Meatus secara normal berwarna merah muda dan tidak ditemukan
cairan yang tidak normal.

7. Palpasi skrotum. Kaji ukuran skrotum, bentuk dan konsistensi


serta mobilitas bila ditemukan massa didalamnya. Kaji ada
tidaknya pembengkakan, lesi atau nodul. Bila selama palpasi
klien menyatakan nyeri, angkat skrotum. Bila nyeri itu hilang,
kemungkinan klien mengalami peradangan epididimis.

8. Palpasi testis pada bagian bawah skrotum. Setiap testis harus


berbentuk oval, rata, elastis dan solid.

9. Palpasi epididimis, dilakukan dibagian posterior testikel. Kaji ada


tidaknya nyeri.

10. Palpasi daerah inguinal. Hernia inguinal terdeteksi dengan adanya


benjolan atau massa pada daerah tersebut. Pertama-tama palpasi
daerah inguinal kanan dengan menekan jari telunjuk di sudut atas
skrotum kanan. Lalu minta klien untuk batuk atau mengedan.
Lalu periksa juga skrotumkir.

11. Palpasi daerah inguinal untuk menilai ada tidaknya pembesaran


limfa. Secara normal tidak ditemukan nodul, bila ditemukan
umumnya ukuran tidak lebih dari 0.5 cm dan dapat digerak-
gerakkan.

12. Kaji kelenjar prostat. Untuk memudahkan pemeriksaan minta


klien untuk membungkuk, bila klien keberatan dengan posisi ini,
posisi miring dapat dianjurkan.
Pemeriksaan ini dilakukan dengan memasukkan jari kedalam
rectum. Palpasi permukaan prostat, kaji bentuk. Identifikasi ada
atau tidak pembesaran, pembengkakan dan massa.

Pemeriksaan Anus dan Rektum

Alat dan bahan


1. Sarung tangan
2. Jelly

Prosedur :
1. Infeksi anus untuk menilai warna, integritas dan lesi. Anus
tertutup oleh spingter eksternal.

2. Kaji ada tidaknya hemorroid (dilatasi vena)

3. Palpasi dengan menggunakan sarung tangan, jari telunjuk di


lubrikasi dengan jelly, kemudian minta klien untuk relaksasi.
Masukkan jari ke anus dengan arah ke umbilicus. Biasanya akan
muncul keinginan untk defekasi. Palpasi ini, pada klien laki-laki
dilakukan untuk pemeriksaan prostat, sementara pada wanita
dapat dilakukan untuk mengkaji serviks melalui dinding rectum
anterior. Palpasi ini juga dapat dilakukan untuk mengkaji feses.
Secara normal feces berwarna kecoklatan, tidak ditemukan darah
atau mucus.

Anda mungkin juga menyukai