(Penilaian Antenatal)
Anamnesis
I. Perkenalan
Sapa pasien, perkenalkan diri.
V. Dokumentasi
Catat hasil anamnesis di rekam medik.
Pemeriksaan Fisik
I. Informed Consent
1. Berikan penjelasan yang cukup mengenai pemeriksaan fisik yang akan dilakukan.
2. Jelaskan tujuan atau hasil yang diharapkan dari pemeriksaan fisik tersebut.
3. Jelaskan bahwa beberapa wanita akan mengalami rasa tidak nyaman dan khawatir akan tetapi
yakinkan pasien bahwa pemeriksaan ini tidak berbahaya dan perlu dilakukan untuk menegakkan
diagnosa.
4. Minta persetujuan pasien.
II. Persiapan
A. Alat-alat
Untuk pasien
~ Meja pemeriksaan dan selimut
~ Kapas dan larutan antiseptik
~ Nelaton kateter
~ Grave’s speculum
~ Pita ukur
~ Monoaural stethoscope
~ Doppler fetal heart detector (doptone)
~ Meja peralatan (instrumen table)
~ Stand lamp
~ Basin + Larutan dtt
Untuk dokter
~ Sabun dan air mengalir
~ Handuk kering dan bersih
~ Sterile handgloves
~ Apron
B. Getting ready
Persilahkan pasien untuk buang air kecil terlebih dahulu.
Persilahkan pasien untuk membuka pakaian dalam bagian bawah dan pakaian yang menutupi
daerah perut.
Persilahkan pasien untuk berbaring di meja pemeriksaan dengan posisi seperti saat melahirkan
(posisi litothomi).
Nyalakan lampu dan arahkan ke area pemeriksaan.
Gunakan apron.
Cuci tangan dengan sabun antiseptik, keringkan, dan pakai handgloves (metode skin to skin glove
to glove).
B. Spesifik
Untuk Usia Kehamilan < 12 Minggu
Inspeksi pembesaran suprapubic.
Ingat dan catat kemudian, jika ada abnormalitas.
Palpasi daerah uterine fundus, apakah ada massa atau abdominal tenderness.
Ingat dan catat kemudian jika ada abnormalitas.
Catatan : Uterine fundus hanya bisa dipalpasi apabila umur kehamilan lebih dari 12 minggu,
besarnya kira-kira 2 jari di atas symphisis.
Dokter duduk di kursi dan menghadap ke area genital pasien.
Ambil kapas yang sudah direndam larutan antiseptik dan usapkan di daerah pemeriksaan
(sekali saja di labia minora dan searah).
Buang kapas ke bengkong (disposal bin).
Inspeksi daerah vulva dan perineum.
Ingat dan catat kemudian jika ada abnormalitas.
Pisahkan labia mayora dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri untuk membuka vulva
kemudian inspeksi meatus urethra dan vaginal introitus.
Gunakan ibu jari dan jari telunjuk tangan kanan untuk palpasi dan menelusuri kedua bagian
labia mayora terutama di daerah kelenjar bartholin pada arah jam 5 dan jam 7.
Ingat dan catat kemudian jika ada abnormalitas.
Ambil grave’s speculum yang telah diberi pelumas dengan tangan kanan.
Masukkan jari telunjuk tangan kiri ke dalam introitus untuk membuat celah (melebarkan)
kemudian masukkan speculum ke dalam introitus, paralel dengan labia, secara perlahan-lahan.
Pastikan tidak ada jaringan yang terjepit di antara blades.
Saat speculum dirasa sudah cukup dalam, putar speculum 90 0 searah jarum jam sehingga
tangkai speculum ada di bagian bawah.
Atur posisi speculum sampai setiap blade speculum menyentuh dinding anterior dan posterior
vagina.
Tekan knop untuk membuka speculum hingga terlihat lumen vagina dan portio lalu kunci
knopnya.
Inspeksi :
Perhatikan perubahan warna pada dinding vagina, biasanya berwarna kebiru-biruan jika
terjadi kehamilan (chadwick’s sign).
Perhatikan bentuk dan ukuran portio, fornix, dinding vagina dan juga sekret dari ostium
external.
Perhatikan apakah ada keabnormalan pada portio seperti erosi, fragile mass (massa yang
rapuh) pada bibir portio atau massa yang keluar dari ostium external.
Ingat dan catat kemudian jika ada abnormalitas.
Longgarkan knop dan kembalikan speculum ke posisi semula.
Putar speculum 900 berlawanan arah jarum jam sampai speculum kembali paralel dengan labia
dan keluarkan speculum secara perlahan-lahan.
Letakkan speculum di basin yang telah terisi larutan dtt (disinfektan tingkat tinggi).
Dokter berdiri, bersiap untuk melakukan bimanual examination.
Pisahkan labium mayora untuk membuka vulva dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri.
Masukkan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan ke dalam introitus vagina (vaginal
examination/bimanual examination).
Letakkan keempat jari tangan kiri di atas suprasymphisis dan coba palpasi/rasakan uterine
fundus.
Pengukuran tinggi fundus, penilaian letak fetus dan presentasi fetus dapat dilakukan.
Fetal heart rate sebaiknya dinilai/diperiksa secara rutin.
Speculum dan vaginal examination hanya bisa dilakukan jika ada indikasi klinis.
Pemeriksaan Tinggi Fundus
Pertama-tama, pastikan uterine axis berada di midline.
Posisikan uterus dan fetus sampai berada pada daerah midline karena pada akhir kehamilan,
uterus memiliki kecenderungan berada pada satu sisi dan “pengukuran bias” dapat terjadi.
Letakkan sisi radial jari telunjuk tangan kiri pada uterine fundus.
Tandai daerah uterine fundus kemudian tempatkan ujung tali ukur/measuring tape pada daerah
midline di uterine fundus, ini akan menjadi titik awal.
Rentangkan tali ukur melewati midline sampai mencapai symphisis pubis.
Lihat skala pada tali ukur, angka yang terlihat adalah tinggi fundus.
Catatan : Tinggi fundus pada pemeriksaan ini setara dengan usia kehamilan.
Letakkan kembali peralatan pada tempatnya.
Pemeriksaan Letak dan Presentasi Fetus
Leopold 1 :
Pemeriksa menghadap pasien.
Letakkan jari-jari kedua tangan pada daerah fundus, palpasi daerah
fundus dengan gerakkan gentle untuk menentukan bagian fetus yang
terdapat di fundus.
→ Jika yang teraba bagian yang bulat dan keras maka itu adalah
kepala.
→ Jika yang teraba bagian yang sedikit lembut dan tidak simetris maka
itu adalah bokong.
Leopold 2 :
Pemeriksa masih menghadap pasien.
Kedua tangan pindah ke sisi lateral uterus.
Palpasi daerah lateral uterus untuk menentukan bagian fetus yang
terdapat di sisi lateral.
→ Jika yang teraba adalah area yang datar dan keras maka itu adalah
punggung fetus.
→ Jika yang teraba adalah bagian-bagian kecil maka itu adalah
extrimitas fetus.
Leopold 3 :
Pemeriksa masih menghadap pasien.
Palpasi daerah di atas symphisis pubic dengan menggunakan satu tangan
saja untuk menentukan presentasi fetus.
→ Jika yang teraba bagian yang bulat dan keras maka itu adalah
kepala.
→ Jika yang teraba bagian yang sedikit lembut dan tidak simetris maka
itu adalah bokong.
Leopold 4 :
Pemeriksa menghadap kaki pasien.
Letakkan kedua telapak tangan pada uterus bagian bawah
sehingga ujung jari menyentuh batas atas symphisis pubic.
Posisikan kedua ibu jari berdampingan dan jari-jari abduksi,
saling mendekat satu sama lain.
Palpasi dinding uterine dan perhatikan sudut yang dibentuk oleh
jari-jari tangan kanan dan kiri (konvergen atau divergen).
Setelah itu, pindahkan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri ke
bagian presentasi fetus.
- Pada presentasi cephalic, pastikan pemeriksa memegang
fetus di area leher.
- Pada presentasi bokong (breech), pastikan pemeriksa memegang pergelangan tangan.
Arahkan bagian presentasi fetus ke pelvic inlet dan nilai penurunan fetus.
Auscultasi of Fetal Heart Beat
Lakukan prosedur yang sama seperti yang sudah dijelaskan.
IV. Dokumentasi
Catat hasil pemeriksaan di rekam medik.
CATATAN :
Figures are for single pregnancies. The range for women carrying twins is 35 to 45 lb
(16 to 20 kg). Young adolescents (<2 years after menarche) should strive for gains at
the upper end of the range. Short women (<62 in. or <157 cm) should strive for gains at the lower
end of the range.
BATES 9th Guide to Physical Examination and History Taking.
Common Concerns During Pregnancy
Common Concerns Time in Pregnancy Explanation
No menses Throughout Continued high levels of estrogen, progesterone, and
(amenorrhea) human chorionic
gonadotropin following fertilization of the ovum build up
the endometrium to
support the developing pregnancy, averting menses and
shedding of the
endometrial lining.
Nausea with or 1st trimester Possible causes include hormonal changes of pregnancy
without vomiting leading to slowed
peristalsis throughout the GI tract, changes in taste and
smell, the growing
uterus, or emotional factors. Women may have a modest
(2–5 lb) weight loss
in the first trimester.
Breast tenderness, 1st trimester The hormones of pregnancy stimulate the growth of breast
tingling tissue. As the breasts
enlarge throughout pregnancy, women may experience
upper backache from
their increased weight. There is also increased blood flow
throughout the
breasts, delicate veins become visible beneath the skin.
Weight loss 1st trimester If a woman experiences nausea and vomiting, she may not
be eating normally in
early pregnancy (see nausea above).
Groin/lower 2nd trimester: Rapid uterine growth early in second trimester causes
abdominal pain 14–20 weeks tension and stretching of
round ligaments, causing spasm with sudden movement or
change of position.
Urinary frequency 1st/3rd trimesters There is increased blood volume and increased filtration
(nonpathologic) rate in the kidneys with
increased urine production. Due to less space for the
bladder from pressure
from the growing uterus (first trimester) or from the
descent of the fetal head
(third trimester), the woman needs to empty her bladder
more frequently.
Fatigue 1st/3rd trimesters Rapid change in energy requirements; hormonal changes
(progesterone has a
sedative effect); in third trimester, weight gain, changes in
mechanics of
movement, and sleep disturbances contribute.
Edema 3rd trimester There is increased venous pressure in the legs, obstruction
of lymphatic flow, and
reduced plasma colloid osmotic pressure.
Heartburn, Throughout Relaxation of the lower esophageal sphincter allows
Constipation stomach contents to back up
into the lower esophagus. The decreased GI motility
caused by pregnancy
hormones slows peristalsis and causes constipation.
Constipation may cause or
aggravate existing hemorrhoids.
Backache Throughout Hormonally induced relaxation of joints and ligaments and
(nonpathologic) the minor lordosis
required to balance the growing uterus sometimes result in
a lower backache.
Pathologic causes must be ruled out.
Leukorrhea Throughout Increased secretions from the cervix and the vaginal
epithelium, due to the
hormones and vasocongestion of pregnancy, result in an
asymptomatic milky
white vaginal discharge.
BATES 9th Guide to Physical Examination and History Taking.