A. Tujuan :
1) Melihat dan mengetahui organ organ yang termasuk dalam genetalia
atau benjolan, infeksi, luka, atau iritasi, pengeluaran cairan atau darah dan
sebagainya.
2) Bila tidak, pasien dibaringkan di tempat tidur dengan posisi supine sambil menekuk
kakinya
4) Selimut
9) Larutan savlon
15) Ballpoin
C. Metode yang Digunakan:
Pada pria:
1) Inspeksi
2) Palpasi
Pada wanita :
Pengkajian alat kelamin wanita bagian luar dan bagian dalam.
Pada Pria :
1) Inspeksi
a) Pertama tama inspeksi rambut pubis, perhatikan penyebaran dan pola pertumbuhan
rambut pubis. Catat bila rambut pubis tumbuh sedikit atau tidak sama sekali.
b) Inspeksi kulit, ukuran, dan adanya kelainan lain yang tampak pada penis.
c) Pada pria yang tidak dikhitan, pegang penis dan buka kulup penis, amati lubang uretra
dan kepala penis untuk mengetahui adanya ulkus, jaringan parut, benjolan,
peradangan, dan rabas ( bila pasien malu,penis dapat dibuka oleh pasien sendiri ).
Lubang uretra normalnya terletak di tengah kepala penis. Pada beberapa kelainan
lubang uretra ada yang terletak di bawah batang penis ( hipospadia ) dan ada yang
terletak di atas batang penis ( epispadia )
d) Inspeksi skotrum dan perhatikan bila ada tanda kemerahan, bengkak, ulkus, eksoriasi,
atau nodular. Angkat skrotrum dan amati area di belakang skrotrum.
2) Palpasi
a) Lakukan palpasi penis untuk mengetahui adanya nyeri tekan, benjolan , dan
kemungkinan adanya cairan kental yang keluar.
b) Palpasi stroktum dan testis dengan menggunakan jempol dan tiga jari pertama. Palpasi
tiap testis dan perhatikan ukuran, konstitensi, bentuk, dan kelicinannya. Testis
normalnya teraba elastis, licin, tidak ada benjolan atau massa, dan berukuran sekitar
2-4 cm.
c) Papasi epidemis yang memanjang dari puncak testis ke belakang. Normalnya
epididimis teraba lunak.
d) Palpasi saluran sperma dengan jempol dan jari telunjuk. Saluran sperma biasanya
ditemukan pada puncak bagian lateral skrotum dan teraba lebih keras daripada
epidedimis.
Pada Wanita :
4) Inspeksi rectum
a) Kulit perianal utuh, tidak ada benjolan, ruam/inflamasi
b) Warna lebih gelap dari jaringan sekitar
c) Sfingter anus memiliki tonus otot yang baik
d) Dinding rectum licin dan tidak nyeri
e) Kelenjar prostate(pria): tidak nyeri, ukuran 2,5-4cm
f) Serviks (wanita): tidak nyeri, licin, ukuran 2-3 cm
g) Terdapat luka/inflamasi
h) Sfingter anus melemah ( masalah neurology)
i) Dinding rectum nyeri tekan, terdapat polip / massa / nodul
j) Palpasi prostate: membesar, nyeri
k) Palpasi serviks: membesar, terasa nyeri, terdapat massa/nodul
F. Kesimpulan
Dengan melakukan pemeriksaan genetalia klien dapat mendeteksi adanya tanda/gajala
penyakit menular seksual, sehingga dapat diatasi.Perawat menyelesaikan pemeriksaan
dengan mempalpasi nodus limfe inguinalis.Nodus yang kecil, tidak nyeri tekan dan
bergerak secara horizontal merupakan nodus yang normal.Normalnya nodus tersebut
tidak dapat dipalpasi. Adanya abnormalitas dapat mengindikasikan infeksi lokal atau
sistemik atau penyakit metastatic.