Anda di halaman 1dari 7

PEMERIKSAAN FISIK GENITALIA (alat genital, anus, rectum)

A. Tujuan :
1) Melihat dan mengetahui organ organ yang termasuk dalam genetalia

2) Mengetahui adanya abnormalitas pada genetalia, misalnya varises, edema. Tumor,

atau benjolan, infeksi, luka, atau iritasi, pengeluaran cairan atau darah dan

sebagainya.

3) Melakukan perawatan genetalia

4) Mengetahui kemajuan proses persalinan pada ibu hamil atau persalinan

B. Alat dan bahan :


1) Meja pemeriksaan dengan penyangga kaki (meja Gyn)

2) Bila tidak, pasien dibaringkan di tempat tidur dengan posisi supine sambil menekuk

kakinya

3) Lampu yang dapat diatur pencahayaannya

4) Selimut

5) Sarung tangan steril 1 pasang. (Persiapkan sarung tangan cadangan)

6) Larutan chlorin 10 % dalam waskom untuk dekontaminasi handschoen

7) Bola kapas/kapas cebok

8) Kassa steril secukupnya

9) Larutan savlon

10) Baskom 1 buah

11) Bengkok (tempat buang sampah)

12) Kom steril 1 buah

13) Sarung tangan bersih

14) Lembar dokumentasi

15) Ballpoin
C. Metode yang Digunakan:

Pada pria:
1) Inspeksi
2) Palpasi
Pada wanita :
Pengkajian alat kelamin wanita bagian luar dan bagian dalam.

D. Persiapan sebelum pemeriksaan


1) Menyiapakan alat yang digunakan:
a) Lampu yang dapat diatur pencahayaanya
b) Handscone atau sarung tangan
c) Meja pemeriksaan dengan sanggurdi, baskom, spatula plastic.
2) Menyiapkan tempat yang nyaman sehingga dapat menjaga privasi klien.
3) Hal yang harus diperhatikan:
a) Pengkajian dilakukan sesuai kebutuhan dengan tetap menjga kesopanan dan harga diri
klien dan perawat.
b) Perawat meminta klien untuk berkemih sebelum pemeriksaan.
c) Bantu pasien melakukan posisi litotomi di tempat tidur atau meja periksa untuk
pengkajian genital eksternal.
d) Meminta ijin pada klien jika melakukan pengkajian.
e) Perawat harus dapt memeberi penjelasan kepada klien tentang tujuan pengkajian
sehingga klien dapat diajak bekerja sama dan tidak merasa malu.
f) Menjaga privasi klien.
g) Langkah pemeriksaan fisik genetalia.
E. Prosedur Pelaksanaan

Pada Pria :

1) Inspeksi
a) Pertama tama inspeksi rambut pubis, perhatikan penyebaran dan pola pertumbuhan
rambut pubis. Catat bila rambut pubis tumbuh sedikit atau tidak sama sekali.
b) Inspeksi kulit, ukuran, dan adanya kelainan lain yang tampak pada penis.
c) Pada pria yang tidak dikhitan, pegang penis dan buka kulup penis, amati lubang uretra
dan kepala penis untuk mengetahui adanya ulkus, jaringan parut, benjolan,
peradangan, dan rabas ( bila pasien malu,penis dapat dibuka oleh pasien sendiri ).
Lubang uretra normalnya terletak di tengah kepala penis. Pada beberapa kelainan
lubang uretra ada yang terletak di bawah batang penis ( hipospadia ) dan ada yang
terletak di atas batang penis ( epispadia )
d) Inspeksi skotrum dan perhatikan bila ada tanda kemerahan, bengkak, ulkus, eksoriasi,
atau nodular. Angkat skrotrum dan amati area di belakang skrotrum.
2) Palpasi
a) Lakukan palpasi penis untuk mengetahui adanya nyeri tekan, benjolan , dan
kemungkinan adanya cairan kental yang keluar.
b) Palpasi stroktum dan testis dengan menggunakan jempol dan tiga jari pertama. Palpasi
tiap testis dan perhatikan ukuran, konstitensi, bentuk, dan kelicinannya. Testis
normalnya teraba elastis, licin, tidak ada benjolan atau massa, dan berukuran sekitar
2-4 cm.
c) Papasi epidemis yang memanjang dari puncak testis ke belakang. Normalnya
epididimis teraba lunak.
d) Palpasi saluran sperma dengan jempol dan jari telunjuk. Saluran sperma biasanya
ditemukan pada puncak bagian lateral skrotum dan teraba lebih keras daripada
epidedimis.
Pada Wanita :

1) Pengkajian alat kelamin wanita bagian luar


a) Beri kesempatan kepada pasien untuk mengosongkan kandung kemih sebelum
pengkajian dimulai. Bila diperlukan urine untuk specimen laboratorium.
b) Anjurkan pasien membuka celana, Bantu mengatur posisi litotomi, dan selimuti
bagian yang tidak diamati.
c) Mulai dengan mengamati rambut pubis, perhatikan distribusi dan jumlahnya, dan
bandingkan sesuai usia perkembangan pasien.
d) Amati kulit dan area pubi, perhatikan adana lesi, eritema, fisura, leukoplakia, dan
ekskorasi.
e) Buka labia minora, klitoris, dan amati bagian dalam labia mayora, labia
minora,klitoris, dan meatus uretra. Perhatikan setiap ada pembengkakan, ulkus, rabas
atau nodular.

2) Pengkajian alat kelamin bagian dalam


a) Atur posisi pasien secara tepat dan pakai sarung tangan steril.
b) Lumasi jari telunjuk Anda dengan air steril, masukkan ke dalam vagina, dan
identifikasi kelunakan serta permukaan serviks. Tindakan ini bermanfaat untuk
mempergunakan dan memilih speculum yang tepat. Keluarkan jari bila sudah selesai.
c) Siapkan speculum dengan ukuran dan bentuk yang sesuai dan lumasi dengan air
hangat terutama bila akan mengambil specimen.
d) Letakkan dua jari pada pintu vagina dan tekankan ke bawah kearah perianal.
e) Yakinkan bahwa tidak ada rambut pubis pada pintu vagina dan masukkan speculum
dengan sudut 45 dan hati-hati dengan menggunakan tangan yang satunya sehingga
tida menjepit rambut pubis atau labia.
f) Bila spekulum sudah berada di vagina, keluarkan dua jari Anda, dan putar speculum
kea rah posisi horizontal dan pertahankan penekanan pada sisi bawah / posterior.
g) Buka bilah speculum, letakkan pada serviks dan kunci bilah sehingga tetap membuka.
h) Bila serviks sudah terlihat, atur lampu untuk memperjelas penglihatan dan amati
ukuran, laserisasi, erosi, nodular, massa, rabas, dan warna serviks . Normalnya bentuk
serviks melingkar atau oval pada nulipara, sedangkan pada para membentuk celah.
i) Bila diperlukan spesimen sitologi, ambil dengan cara usapan menggunakan aplikator
dari kapas.
j) Bila sudah selesai, kendurkan sekrup speculum, tutup speculum, dan tarik keluar
secara perlahan-lahan.
k) Lakuakan palpasi secara bimanual bila diperlukan dengan cara memakai sarung
tangan steril, melumasi jari telunjuk dan jari tengah, kemudian memasukkan jari
tersebut ke lobang vagina dengan penekanan ke arah posterior, dan meraba dinding
vagina untuk mengetahui adanya nyeri tekan dan nodular.
l) Palpasi serviks dengan dua jari anda dan perhatikan posisi, ukuran, konsistensi,
regularitas, mobilitas, dan neri tekan. Normalnya serviks dapat digerakkan tanpa
terasa nteri.
m) Palpasi uterus dengan cara jari-jari tangan yang ada dalam vagina menghadap ke atas.
Tangan yang ada diluar letakkan di abdomen dan tekankan ke bawah. Palpasi uterus
untuk mengetahui ukuran, bentuk, konsistensi, dan mobilitasnya.
n) Palpasi ovarium dengan cara menggeser dua jari yang ada dalam vagina ke formiks
lateral kanan. Tangan yang ada di abdomen tekankan ke bawah kea rah kuadran kanan
bawah. Palpasi ovarium kanan untuk mengetahui ukuran, mobilitas, bentuk,
konsistensi, dan nyeri tekan ( normalnya tidak teraba) ulangi untuk ovarium
sebelahnya.
3) Inspeksi, palpasi organ genetal wanita :

1. Pertumbuhan rambut membentuk segitiga diatas perineum dan sepanjang permukaan


medial paha
2. Kulit perineal sedikit lebih gelap, halus dan bersih
3. Membrane tampak merah muda dan lembab
4. Labia mayora kering / lembab, simetris
5. Labia minora lebih tipis dan salah satunya berukuran lebih besar
6. Jaringan lunak tanpa nyeri
7. Klitoris: lebar <1cm dan panjang 2 cm tidak ada inflamasi, nyeri
8. Orifisium uretra: utuh tanpa inflamasi
9. Meatus uretra: berwarna merah muda, terletak dianterior orifisium
10. Introitus vagina:tidak ada nyeri, inflasi, edema/lesi
11. Kelenjar bartholin: tidak teraba
12. Kelenjar skene; tidak ada pengeluaran (rabas dan nyeri)
13. Serviks: terwarna merah muda, halus, bulat, berada pada garis tengah tanpa lesi
14. Sekresi normal biasanya encer, jernih, dan tidak bau.
15. Tidak ada atau sedikit sekali rambut (gangguan hormone)
16. Kulit parineal terdapat lesi/inflamasi membrane terlihat sangat merah klitoris
mengalami inflamasin (tumor)
17. Orifisium urutra dan introitus vagina: nyeri, inflamasi, lesi
18. Kelenjar bartolin: teraba
19. Kelenjar skene: mengeluarkan cairan/rabas dan nyeri
20. Serviks;malposisi ke lateral ( dapat mengidentifikasi tumor), ada laserasi, massa
21. Sekresi secret: berbau, keruh
22. Pertumbuhan rambut du daerah pubis sampai ke simpisi pubis
23. Kulit penis utuh dan bersih
24. Meatus uretra: ujung gland penis
25. Gland penis: tidak ada lesi dan nyeri
26. Skrotum: tidak ada lesi dan edema
27. Testis: tidak nyeri tekan, lembut dan kenyal, bebas nodul.
28. Tidak ada atau sedikit sekali rambut (gangguan hormone)
29. Kulit penis: lesi /ulkus
30. Meatus: hypospadia/epispadia
31. Gland penis: nyeri tekan, ulkus/lesi
32. Pembesaran salah satu testis(karena kanker) ada benjolan keras terdapat palpasi di
bagian depan atau samping testis.

4) Inspeksi rectum
a) Kulit perianal utuh, tidak ada benjolan, ruam/inflamasi
b) Warna lebih gelap dari jaringan sekitar
c) Sfingter anus memiliki tonus otot yang baik
d) Dinding rectum licin dan tidak nyeri
e) Kelenjar prostate(pria): tidak nyeri, ukuran 2,5-4cm
f) Serviks (wanita): tidak nyeri, licin, ukuran 2-3 cm
g) Terdapat luka/inflamasi
h) Sfingter anus melemah ( masalah neurology)
i) Dinding rectum nyeri tekan, terdapat polip / massa / nodul
j) Palpasi prostate: membesar, nyeri
k) Palpasi serviks: membesar, terasa nyeri, terdapat massa/nodul

F. Kesimpulan
Dengan melakukan pemeriksaan genetalia klien dapat mendeteksi adanya tanda/gajala
penyakit menular seksual, sehingga dapat diatasi.Perawat menyelesaikan pemeriksaan
dengan mempalpasi nodus limfe inguinalis.Nodus yang kecil, tidak nyeri tekan dan
bergerak secara horizontal merupakan nodus yang normal.Normalnya nodus tersebut
tidak dapat dipalpasi. Adanya abnormalitas dapat mengindikasikan infeksi lokal atau
sistemik atau penyakit metastatic.

Anda mungkin juga menyukai