Anda di halaman 1dari 10

NASOGASTRIC TUBE (NGT)

NAMA : SEPTY ARDA MONARIZA


NIM : PO 71.24.3.19.063
TINGKAT 1.B
MATA KULIAH : KDK
NAMA DOSEN : NURAYUDA,SST.M.KES

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG


PRODI DIII KEBIDANAN MUARA ENIM
TAHUN AJARAN 2019/2020

BAB I
PENDAHULUAN

A. PENDAHULUAN
Kebutuhan dasar pada manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan
olehmanusia dalam menjaga keseimbangan baik secara fisiologis maupun
fisiologis.Memberi makan enteral lebih dipilih daripada nutrisi parenteral karena ini
memperbaiki penggunaan nutrien, lebih aman untuk klien dan sedikit lebih murah. Tidak
semua klien mampu makan secara enteral tetapi bila sistem GI (gastrointestinal) mampu
mencerna dan mengabsorpsi nutrien, maka pemberian makan dengan cara ini harus
digunakan. Indikasi untuk makan dengan selang nasogastrik meliputi klien yang tidak
dapat makan, klien yang tidak ingin makan dan klien yang tidak dapat mempertahankan
nutrisi oral adekuat (misal : klien dengan kanker, sepsis, trauma atau klien yang koma).

B. TUJUAN

1. Mahasiswa Mampu Mengetahui Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Terhadap Pasien.

2. Mahasiswa Mampu Mengetahui Pemasangan NASOGATRIC (NGT).

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Selang Nasogastrik atau NG tube adalah suatu selang yang dimasukkan melalui
hidung sampai ke lambung. Sering digunakan untuk memberikan nutrisi dan obat-obatan
kepada seseorang yang tidak mampu untuk mengkonsumsi makanan, cairan, dan obat-
obatan secara oral. Juga dapat digunakan untuk mengeluarkan isi dari lambung dengan
cara disedot.

B. MANFAAT DAN TUJUAN

a) Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam lambung

(cairan,udara,darah,racun).
b) Untuk memasukan cairan (memenuhi kebutuhan cairan atau nutrisi).

c) Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa subtansi isi lambung.

d) Persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia.

e) Menghisap dan mengalirkan untuk pasien yang sedang melaksanakan operasi


pneumonectomy untuk mencegah muntah dan kemungkinan aspirasi isi lambung sewaktu
recovery (pemulihan dari general anaesthesia).

C. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

1. Makan sebaiknya di berikan dalam keadaan hangat


2. Jenis makanan diberikan sesuai instruksi dokter - ahli gizi
3. Diperhatikan apakah makanan habis atau tidak
4. Obat-obatan yg harus di berikan sebelum makan
5. Teknik Pemasangan NGT

D. INDIKASI

1. Pasien Dewasa :
a) Pasien dengan trauma abdomen

b) Pasien dengan perdarahan pada saluran pencernaan atas

2
c) Pasien dengan keadaan koma

2. Pasien Bayi/Balita:

a) Bayi yang tidak dapat makan

b) Bayi dengan kanker

c) Bayi dengan sepsis

d) Bayi dengan trauma

E. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI


1. Pengetahuan
Rendahnya pengetahuan tentang manfaat makanan bergizi dapat memengaruhi pola
konsumsi makan. Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi, sehingga
dapat terjadi kesalahan dalam pemenuhan kebutuhan gizi.
2. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan yang bernilai gizi tinggi,
dapat memengaruhi status gizi seseorang. Misalnya, di beberapa daerah tempe yang
merupakan sumber protein yang baik dan murah, tetapi tidak digunakan sebagai
makanan sehari-hari karena masyarakat menganggap bahwa mengonsumsi tempe dapat
merendahkan derajat mereka.
3. Kebiasaan
Adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu dapat
juga memengaruhi status gizi. Misalnya, dibeberapa daerah terdapat larangan makan
pisang dan papaya bagi para gadis remaja. Padahal makanan itu merupakn sumber
vitamin yang baik. Adapula larangan makan ikan bagi anak-anak karena ikan dianggap
dapat mengakibatkan cacingan. Padahal ikan merupakan sumber protein yang sangat
baik bagi anak-anak.
4. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kurangnya variasi makanan, sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat gizi yang
dibutuhkan secara cukup. Kesukaan dapat mengakibatkan banyak terjadi kasus

3
malnutrisi pada remaja karena asupan gizinya tidak sesuai dengan yang dibutuhkan
oleh tubuh.
5. Ekonomi

Status ekonomi dapat mempengaruhi perubahan status gizi. Penyediaan makanan


bergizi membutuhkan dana yang tidak sedikit, sehingga perubahan status gizi
dipengaruhi oleh status ekonomi. Dengan kata lain, orang dengan status ekonomi
kurang biasanya kesulitan dalam penyediaan makanan bergizi. Sebaliknya, orang
dengan status ekonomi cukup lebih mudah untuk menyediakan makanan yang bergizi.

F. PASIEN YANG HARUS DILAKUKAN PEMASANGAN NGT

1. Pasien yang tidak dapat makan dengan cara biasa seperti pasein yang tidak sadar.
2. Pasien dengan penyakit / operasi mulut.

3. Fraktur tulang rahang tidak dapat menelan karena paralisis tenggorokan.

4. Bayi prematur yang terlalu lemah menelan.

5. Pasien yang tidak mau makan sendiri seperti psikose.

G. PEMASANGAN NGT PADA BAYI


1. Persiapan Alat

a. Selang nasogastrik
b. Air dalam wadah penuang
c. Spoit
d. Serbet, kain kasa
e. Selimut
f. Plaster dan gunting
g. Stetoskop

h. Compeng

i. Kelm
j. Makanan cair sesuai kebutuhan (suhu harus hangat) dalam tempatnya
k. Nirbekken

l. Duk/perlak

4
m. Bak steril

n. Com

2. Prosedur Kerja

a. Menyapa ibu klien denagn ramah dan sopan


b. Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan

c. dengan kepala ditinggikan dengan menggunakan selimut atau bantal


d. Membersihkan lubang hidung dengan kain kasa
e. Pasang duk atau perlak diatas dada bayi

f. Pasang sarung tangan


g. Ukur jarak selang : pegang ujung selang, pada pertengahan pusat dan titik paling tinggi

dari rangka iga, lalu tarik selang ke daun telinga kemudian ke hidung, lalu beri tanda
dengan menggunakan plaster
h. Cuci tangan

i. Atur posisi bayi pada posisi terlentang atau sedikit miring ke kanan/kiri
j. Benamkan ujung selang dalam com yang berisi air untuk melembabkan
k. Masukkan selang ke lubang hidung ke arah belakang tenggorokan anak

l. Pasang compeng di mulut bayi


m. Periksa letak selang:

1) Tempatkan 5 cc udara dalam spoit, hubungkan selang

2) Tempatkan stetoskop di atas lambung

3) Injeksi udara sambil mendengar gemuruh yang terjadi melalui stetoskop


4) Buang udar

5) Tarik kembali bagian pengisap spuit, bila ada isi lambung, selang posisi benar

n. Plaster selang pada bibir atas dan pipi anak


o. Periksa suhu makanan

p. Lepaskan spoit dari selang dan lepaskan bagian penghisap dari spoit

q. Sambungkan kembali ke spoit ke selang


r. Isi spoit dengan jumlah makanan yang dibutuhkan
s. Dorong perlahan penghisap kemudian lepaskan

5
t. Bagian dasar spoit tidak boleh dipegang lebih tinggi dari dagu atau 15 cm ditas
lambung
u. Pasang klem

v. Gendong, timang dan sendawakan anak


w. Rapikan pasien
x. Kembalikan alat ketempatnya

y. Cuci tangan

H. PEMASANGAN NGT PADA ORANG DEWASA

1. Persiapan Alat

a. Lampu senter/ pen light

b. Klem
c. Handuk kecil
d. Tissue

e. Spatel lidah

f. Sarung tangan dispossible


g. Plester

h. Nierbekken
i. Bak instrumen
j. Slang nasogastrik sesuai ukuran
k. Pelumas/ jelly

l. Spuit berujung kateter 50 ml


m. Stetoskop

2. Prosedur Kerja
a. Cuci tangan dan atur peralatan.

b. Jelaskan prosedur pada pasien.

c. Bantu pasien untuk posisi Fowler.


d. Berdirilah disisi kanan tempat tidur pasien bila anda bertangan dominan kanan(atau sisi

kiri bila anda bertangan dominan kiri).

6
e. Periksa dan perbaiki kepatenan nasal. Minta pasien untuk bernafas melalui satu lubang

hidung saat lubang yang lain tersumbat, ulangi pada lubang hidung yang lain,
Bersihkan mukus dan sekresi dari hidung dengan tissue lembab atau lidi kapas. Periksa
adakah infeksi dan lain-lain.
f. Tempatkan handuk mandi diatas dada pasien.
g. Persiapkan tissue dalam jangkauan.

h. Gunakan sarung tangan.

i. Tentukan panjang slang yang akan dimasukkan dan ditandai dengan plester.
j. Ukur jarak dari lubang hidung ke daun telinga, dengan menempatkan ujung melingkar
slang pada daun telinga; Lanjutkan pengukuran dari daun telinga ke tonjolan sternum;
tandai lokasi di tonjolan sternum dengan plester kecil.
k. Minta pasien menengadahkan kepala, masukkan selang ke dalam lubang hidung yang

paling bersih.
l. Pada saat anda memasukkan slang lebih dalam ke hidung, minta pasien menahan
kepala dan leher lurus dan membuka mulut.
m. Ketika slang terlihat dan pasien bisa merasakan slang dalam faring, instruksikan pasien

untuk menekuk kepala ke depan dan menelan.


n. Untuk mengamankan slang: gunting bagian tengah plester sepanjang 2 inchi, sisakan 1

inci tetap utuh, tempelkan 1 inchi plester pada lubang hidung, lilitkan salah satu ujung,
kemudian yang lain, satu sisi plester lilitan mengitari slang.
o. Plesterkan slang secara melengkung ke satu sisi wajah pasien.

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang
sangatpenting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energy untuk
segalaaktivitas dalam sistem tubuh. Jumlah dari seluruh interaksi antara organisme
danmakanan yang dikonsumsinya. Tujuan dari pemasangan NGT adalah agar
kebutuhannutrisipasien terpenuhi. Prosedur pemenuhan kebutuhan nutrisi pada orang sakit
yangtudak mampu secara mandiri dapat dilakukan dengan cara membantu
memenuhinyamelalui oral(mulut), enteral ( pipa lambung ), Parenteral.

B. SARAN

Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang
sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah yang
akan datang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Azis Alimul, S.kp. 2005. Kebutuhan Dasar Manusia ( Buku Saku Praktikum ). Edisi
Revisi. Buku kedokteran EGC: Jakarta.

Kozier Erb.2000. fundamental of nursing. St. Louis Toronto, Mosby, Company.

Anda mungkin juga menyukai