DISUSUN OLEH:
LEKAT NOVI
F0H018022
UNIVERSITAS BENGKULU
PRODI D3 KEPERAWATAN
TAHUN 2020
A. KONSEP TEORI
1. Pengertian Laparatomi
Laparatomi adalah proses pembedahan perut sampai membuka selaput perut,
dengan 4 cara yaitu Midline incision., Paramedian, yaitu : sedikit ke tepi dari garis tengah
(2,5 cm), panjang (12,5 cm), Transverse upper abdomen incision yaitu insisi dibagian
atas contohnya pembedahan colesistotomy dan splenektomy, dan Transverse lower
abdomen yaitu insisi melintang dibagian bawah kurang lebih 4 cm diatas anterior spinal
iliaka misalnya apendiktomi (Jitowiyono & Kristiyanasari, 2010)
Menurut Syamsuhidayat (2005), Laparatomi adalah salah satu prosedur
pembedahan mayor, dengan melakukan penyayatan pada lapisan dinding abdomen untuk
mendapatkan bagian dari abdomen yang mengalami masalah (hemoragi, perforasi,
kanker, dan obstruksi).
2. Indikasi Laparatomi
Menurut Jitowiyono (2010), tindakan laparatomi dapat dilakukan berdasarkan indikasi
dibawah ini :
a. Adanya massa abdomen.
b. Perdarahan saluran Pencernaan .
c. Peritonitis.
d. Sumbatan pada usus halus dan usus besar.
e. Trauma abdomen (tumpul atau tajam) Ruptur hepar.
3. Jenis Laparatomi
Menurut Indikasi Menurut Jitowiyono (2010), Jenis laparatomi berdasarkan indikasi
diantaranya :
a. Adrenektomi : Pengangkatan salah satu atau kedua kelenjar adrenalin.
b. Apendiktomi : Operasi pengangkatan apendiks
c. Gasterektomi : Pengangkatan sepertiga distal lambung (duodenum / jejunum,
mengangkat sel-sel penghasil gastrin dalambagian sel parital)..
d. Histerektomi : Pengangkatan bagian uterus.
e. Kolektomi : pengangkatan bagian kolon atau seluruh kolon
f. Pankreatomi : Pengangkatan pankreas.
g. Seksio cesaria : pengangkatan janin dengan membuka dinding ovarium melalui
abdomen.
h. Siksetomi : operasi pengangkatan kandung kemih
i. Selfiigo ofarektomi : Pengangkatan salah satu atau kedua tuba falopi dan
ovarium.
4. Komplikasi
Jitowiyono (2010), menyatakan bahwa tindakan laparatomi dapat terjadi komplikasi pada
pasien seperti berikut :
a. Ventilasi paru tidak efektif.
b. Gangguan kardiovaskuler : Hipertensi, Aritmia jantung
c. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
d. Gangguan rasa nyaman dan kecelakaan.
5. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Pasien pernah mengalami trauma kepala, adanya hemotoma atau riwayat operasi.
b. Mata
Penglihatan adanya kekaburan, akibat adanya gangguan nervus optikus (nervus II),
gangguan dalam menganggkat bola mata (nervus III), gangguan dalam memutar bola
mata (Nervus IV) dan gangguan dalam menggerakan bola mata kelateral (nervus VI)
c. Hidung
Adanya gangguan pada penciuman karena terganggu pada nervus olfactorius (nervus
I).
d. Mulut
Adanya gangguan pengecapan atau lidah akibat kerusakan nervus vagus , adanya
kesulitan dalam menelan.
e. Dada
Inspeksi:kesimetrisan bentuk, kembang dan kempih dada. Palpasi: ada tidaknya nyeri
tekan dan masa Perkusi:mendengar bunyi hasil perkusi, untuk mengetahui suara
napas.
f. Abdomen
Inspeksi : bentuk, ada tidaknya pembesaran.
Auskultasi: mendengar bising usus
Perkusi : mendengar bunyi hasil perkusi
Palpasi : ada tidanya nyeri tekan pasca operasi.
g. Ekstremitas
Pengukuran kekuatan otot
3. Nilai 2 : bila ada gerakan pada sendi tetatpi tidak bisa melawan gravitasi
4. Nilai 3 : bila dapat melawan gravitasi tetapi tidak dapat melawan tekenan
pemeriksaan
9. Implementasi keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat
untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan
yang baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.(Potter&Perry,2011).
10. Evaluasi keperawatan
Menurut (Craven & Hirlne, 2011) evaluasi didefinisikan sebagai keputusan dari
efektifitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah
ditetapkan dengan respon perilaku klien yang tampil.
Tujuan dari evaluasi antara lain:
a. Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien.
b. Untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan produktifitas dari tindakan keperawatan
yang telah diberikan.
c. Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.
d. Mendapatkan umpan balik.
e. Sebagai tangguang jawab dan tanggunggugat dalam pelaksanaan pelayanan
keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA