Disusun oleh:
KELOMPOK 3 KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
A. Konsep Apendisitis
1. Definisi
Laparatomi adalah pembedahan yang dilakukan pada usus akibat
terjadinya perlekatan usus dan biasanya terjadi pada usus halus. (Arif
mansjoer, 2010) Laparatomi merupakan operasi yang dilakukan untukk
membuka bagian abdomen, laparatomi merupakan suatu bentuk
pembedahan mayor dengan, dengan melakukan pengayatan pada lapisan
lapisan dinding abdomen untuk mendapatkan bagian organ yang
mengalami masalah (hemoragi, perforasi, kanker dan obstruksi).
Laparatomi dilakukan pada kasus seperti apendicitis hernia inguinalis,
kanker lambung, kanker kolon dan rectum, obstruksi usus, inflamasi usus
kronis, kolestisitis dan peritonitis. Laparatomi adalah pembedahan perut,
membuka perut dengan operasi. (Lakaman, 2011) Pelayanan. post operasi
laparatomi adalah pelayanan yang diberikan kepada pasienpasien yang
telah menjalani operasi perut.
2. Etiologi
Etiologi sehingga dilakukan laparatomi adalah karena disebabkan oleh
beberapa hal yaitu:
1. Trauma abdomen
2. Peritonitis
3. Perdarahan saluran cerna
4. Sumbatan pada usus halus dan usus besar
5. Masa pada abdomen
3. Patofisiologi
Trauma adalah cedera / rudapaksa atau kerugian psikologis atau
emosiaonal. (Dorland 2011.) Trauma adalah luka atau cedera fisik lainya
atau cedera fisiologis akibat gangguan emosional yang hebat. Trauma
adalaha penyebab kematian paling utama pada anak dan orang dewasa
kurang dari 44 tahun. Penyalagunaan alkohol adalah obat yang telah
menjadi faktor komplikasi pada trauma tumpul dan tembus serta trauma
yang disengaja atau tidak disengaja. trauma abdomen adalah cedera pada
abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan tembus serta gtrauma yang
disengaja atau tidak disengaja. Trauma abdomen merupakan luka pada isi
rongga perut bisa terjadi dengan atau tanpa tembusnya dinding perut
dimana pada penanganan /penatalaksanaan dapat bersifat kedaruratan
dapat pula dilakukan tindakan laparatomi. tusukan / tembakan, pukulan,
benturan, ledakan, deselerasi, kompresi atau sabuk pengaman dapat
mengakibatkan terjadinya trauma abdomen sehingga harus dilakukan
laparatomi. Trauma tumpul abdomen dapat mengakibatkan individu
kehilangan darahmemar / jejas pada dinding perut, kerusakan oragan organ
nyeri, iritasi cairan usus. Sedangkan trauma tembus abdomen dapat
mengakibatkan hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ, respon stres
simpatis, perdarahan atau pembekuan darah, kontaminasi bakteri,
kematian sel. Hilangnya seluruh atau sebagian fungsi organ dan respon
stres dari saraf simpatis akan menyebabkan terjadinya kerusakan integritas
kulit, syok dan perdarahan, kerusakan pertukaran gas, resiko tinggi
terhadap infeksi, nyeri akut.
4. Manifestasi Klinis
a. Nyeri tekan pada area insisi pembedahan
b. Perubahan tekanan darah, nadi dan pernafasan
c. Kelemahan
d. Gangguan integumen dan jaringan subkutan
e. Konstipasi
f. Mual dan muntah, anoreksia
5. Klasifikasi
a. Mid-line incision
Metode insisi yang paling sering digunakan, karena sedikit
perdarahan, eksplorasi dapat sedikit lebih luas, cepat dibuka dan ditutup,
serta tidak memotong ligamen dan saraf. Namun demikian, kerugian jenis
insisi ini adalah terjadi hernia cikatrialis, indikasinya
pada eksplorasi gaster, pankreas, hepar, dan klien serta di bawah
umbilikus untuk eksplorasi ginekologis, restosigmoid dan organ dalam
pelvis.
b. Paramedian
Yaitu; sedikit ke tepi dari garis tengah (2,5cm), panjang (12,5cm),
terbagi menjadi dua yaitu paramedian kanan dan kiri, dengan indikasi jenis
operasi lambung, eksplorasi pankreas, organ pelvis, usus bagian bawah
serta plenoktomi.
c. Transverse upper abdomen incision
Yaitu; insisi bagian atas misalnya pembedahan colesistotomy dam
splenektomy.
d. Transverse lower abdomen incision
Yaitu; insisi melintang dibagian bawah4cm diatas anterior
spinailiaka, misalnya pada operasi apendictomy. Latihan-latihan fisik
seperti latihan napas dalam, batuk efektif, menggerakan otot kaki,
menggerakan otot bokong, latihan alih baring dan turun dari tempat tidur.
semuanya dilakukan hari ke-2 post operasi.
B. Konsep Terapi Murotal Al-quran
a. Pengertian
Murotal adalah rekaman suara al-quran yang dilantunkan oleh seorang qari
atau pembaca al-quran. Murotal juga dapat diartikan sebagai lantunan ayat
suci al-quran yang direkam dan didengarkan dengan tempo yang lambat
dan harmonis
b. Tujuan
a. Mengontrol nyeri
b. Mengurangi ketegangan tonus otot
c. menurukan hormon-hormon stress, mengaktifkan hormon edorfin
alami,meningkatkan perasaan rileks,mengalihkan perhatian dari
rasa takut,cemas, dan rasa sakit.
d. Efek murotal Qur’an secara fisiologis dapat bertindak melalui
stimulasi efektor reseptor mekanisme. Murotal Qur’an dengan
keteraturan irama, tempo lambat,lembut penuh penghayatan dan
bacaan yang benar mampu mendatangkan ketenangan,
meminimalkan kecemasan,dan dapat menimbulkan suatu respon
relaksasi.
c. Prosedur Pelaksanaan
1) Tahap prainteraksi
a) Membaca status pasien
b) Mencuci tangan
c) Menyiapkan alat
2) Tahap orintasi
a) Memberikan salam teraupetik
b) Validasi kondisi pasien
c) Menjaga privacy pasien
d) Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada
pasien dan keluarga
3) Tahap kerja
1) Dekatkan alat – alat dengan klien
2) Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya
3) Menetapkan perubahan pada prilaku dan fisiologi yang
diinginkan seperti relaksasi, stimulus, konsentrasi, dan
mengurangi rasa sakit
4) Menetapkan ketertarikan pasien terhadap murotal
5) Pilih surah Al-Quran yang akan digunakan (surah Ar-Rahman)
6) Bantu posisikan pasien dengan senyaman mungkin
7) Batasi stimulus eksterrnal seperti cahaya, suara, pengunjung,
panggilan telepon selama mendengarkan murotal
8) Bernapas secara alami dan mulai mendengarkan surat Al-
Quran yang sudah disediakan
9) Meminta pasien untuk fokus dan selalu ingat dengan isi
kandungan dalam surah Al-Quran
10) Patikan volume sesuai tidak terlalu keras
11) Hindarai menghidupkan murotal dan meninggalkannnya dalam
waktu yang lama
12) Jika sudah selesai, jangan langsung berdiri, duduklah atau tetap
diposisi yang sama, buka pikiran kembali, dan rasakan efek
dari mendengarkan murotral tersebut
4) Tahap terminasi
1) Akhiri prosedur dengan komunikasi terapeutik
2) Evaluasi perasaan klien (kuwalitas nyeri)
3) Simpulkan hasil kegiatan
4) Berikan umpan balik positif
5) Evaluasi tindakan
6) Bereskan alat
7) Cuci tangan setelah tindakan
5) Dokumentasi hasil tindakan
a) Evaluasi hasil kegiatan
b) Lakukan kontrak untuk kegistsn selanjutnya
c) Akhiri kegiatan dengan baik
d) Cuci tangan
6) Dokumentasi
a) Catat waktu pelaksaan tindakan
b) Catat respon pasien
c) Paraf dan nama perawat juga
BAB II
KASUS DAN SKENARIO KLINIS
No Register : 17051937
A. Identitas Klien
Nama : Tn. I
Tempat, tanggal lahir : Tasikmalaya, 02-07-1964
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda, Indonesia
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh harian lepas
Alamat Rumah : Lewikidang,Bungursari
Sumber Biaya : BPJS
Sumber Informasi : Pasien dan Keluarga
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri di bagian perut sebelah kanan atas
2. Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRST)
Pada tanggal 29 Oktober klien datang ke RSUD dr.Soekardjo diantar
dengan keluarganya dan klien mengeluh nyeri dibagian perut.pada saat
dilakukan pengkajian tanggal 07 November 2022 pukul 09.30 klien
mengeluh nyeri luka post operasi tepatmya dibagian perut kanan atas,nyeri
seperti tertusuk-tusuk .nyeri tidak menyebar,nyeri hilang timbul dan nyeri
dirasakan apabila digerakan dan berkurang Ketika diistirahatkan,dengan
skala nyeri 4 (0-10) nyeri sedang.
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien mengatakan sebelumnya pernah menjalani operasi lambung 8 bulan
yang lalu,klien mengatakan tidak mempunyai alergi makanan dan alergi
obat dan klien juga tidak mempunyai Riwayat penyakit menular dan
keturunan.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan keluarga tidak memiliki penyakit seperti yang
dirasakan oleh klien, serta keluarga juga tidak memiliki penyakit
bawaan/turun temerun seperti hipertensi, jantung, dm, dan lainnya.
5. Riwayat Psikosial dan Spiritual
a. Riwayat Psikososial
1) Konsip Diri: Pasien mengatakan lemah dan tak berdaya
2) Dampak penyakit: pasien merasa terganggu dalam menjalankan
aktifitas dan saat istirahat di karenakan adanya Nyeri
3) Mekanisme koping pengambilan keputasan dalam tindakan
dilakukan oleh pihak keluarga dan Pasien, orang terdekat pasien
keluarga
4) Interaksi: Pasien dapat berinteraksi dengan pasien lain
b. Riwayat Spiritual:
Sebelum sakit pasien mengatakan beribadah dengan sendiri dan
melakukan kewajiban sebagai umat muslim (sholat 5 waktu),
sedangkan saat sakit pasien mengatakan masih melaksanakan sholat
meskipun tidak 5 waktu dan perlu bantuan dari keluarga.
6. Pola Aktifitas Sehari-hari
No Aktifitas Sebelum Sakit Ketika Sakit
1. Makan
Frekuensi 3 kali/hari 3 kali/hari
Porsi 1 porsi penuh ½ porsi
2. Minum
Frekuensi 8 gelas/hari 5 gelas/hari
Jumlah 3000 cc/hari 2500 cc/hari
3. Frekuensi; BAB
Frekuensi 1-2 kali/hari Terpasang bag
Konsistensi Padat lembek Lembek
d. Sistem Pernafasan
1. Bentuk dada simetris
2. Tidak menggunakan alat bantu pernafasan
3. Pergerakan dinding teratur
4. Irama pernafasan vasikuler.
5. Tidak ada retraksi dinding dada
6. Tidak ada nyeri tekan di area thorax
e. Sistem Pencernaan
1. Inspeksi:
a) Terdapat luka insisi post operasi appendicitis
b) Abdomen simetris
c) Tidak ada stomatitis
2. Palpasi
a) Nyeri tekan abdomen (+)
b) Tidak terdapat benjolan
c) Tidak terdapat massa
3. Perkusi
a) Suara timpani
4. Auskultasi
a) Bising usus 8x/menit
f. Sistem Muskoloskeletal
1. Tidak ada lesi atau pembengkakan pada area ekstremitas atas
maupun bawah
2. Akral teraba hangat
3. Skala kekuatan otot 5 diseluruh ekstremitas
4. Terpasang infuse NaCl 0.9% di ekstremitas atas kanan
5. Ekstremitas simetris
g. Sistem Urogenital
1. Terpasang Dc 800 cc
h. Sistem Integumen
1. Turgor kulit baik
2. Terdapat luka post op app pada area abdomen di sebelah kanan
bagian bawah
3. Tidak terdapat benjolan.
i. Sistem Endokrin
1. Tidak ada pembesaran kelenjar thiroid, dan tidak ada stoma.
j. Sistem Imun/Hematologi
1. Tidak ada alergi
2. Tidak ada penyakit atau obat-obatan yang di konsumsi yang
dapat menekan system imun.
4. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
2. Rontgen
3. USG Abdomen
5. Penatalaksanaan Medis
6. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. Data Subjektif (DS) Trauma
- Klien mengeluh nyeri abdomen,perdarahan
dibagian perut sebelah prioritas,sumbaran
kanan atas pada usus,masa
- Nyeri seperti ditusuk- abdomen
tusuk NYERI
- Nyeri dirasakan apabila Rencana AKUT
digerakan / beraktivitas pembedahan
- Nyeri dirasakan hilang
timbul Laparatomi
- Skala nyeri 4 (0-10) ( Pembedahan
Data Objektif (DO) abdomen)
- Klien tampak meringis
- Pemeriksaan TTV Selaput perut
Td: 110/70 mmHg terbuka
N: 96 x/m
R: 23x/m Post Laparatomi
S: 36,5
Luka insisi
Nyeri Akut
2 Data Subjektif (DS) Laparatomi
- (Pembedahan
Data Obyektif (DO): abdomen)
- Jumlah leukosit
9300 /mm3 Selaput perut
- Luka tampak terbuka RESIKO
kemerahan INFEKSI
- Luka tampak Post Laparatomi
jahitan
- Hb 12,6 g/dl Adanya peningkatan
146 mg/dl
- TD 110/70 Resiko Infeksi
mmHg
- R 23 x/menit
- S 36,5
- N 96 x/menit
7. Diagnose Keperawatan
a. Nyeri akut b.d Agen pencedara fisik d.d
- Klien mengeluh nyeri dibagian perut sebelah kanan atas
- Nyeri apabila digerakan / beraktivitas
- Nyeri hilang timbul
- Skala nyeri 4 (0-10)
b. Resiko infeksi d.d luka post op di perut sebelah kanan atas
BAB III
RUMUSAN MASALAH
P I C O
Pasien mengeluh nyeri pada Terapi non farmakologis: - Menurunkan tingkat nyeri
luka post operasi di abdomen Terapi Murotal Al-quran pada pasien post operasi
sebelah kanan bagian atas, laparatomi kolostomi
nyeri di rasakan seperti di
tusuk-tusuk, dengan skala 4
(1-10), nyeri akan bertambah
saat melakukan aktivitas dan
akan berkurang apabila
istirahat, nyeri di rasakan
hilang timbul dengan durasi
10 menit sekali.
Td: 110/70 mmHg
N: 96 x/m
R: 23x/m
S: 36,5
BB: 65kg
BAB IV
METODE/STRATEGI PENELUSURAN BUKTI
N Jurnal P I C O
o
1. Pemberian Populasi Metode yang Tidak Berdasarkan
terapi murotal dalam digunakan terdapat hasil penelitian
qur’an penelitia dalam jurnal dari jurnal ini
Terhadap n ini penelitian ini pembandi adalah : Hasil
nyeri saat adalah adalahkuantita ng dalam analisa
perawatan berjumla tif dengan jurnal ini univariat
luka post op h 30 desain quasi diperoleh
laparotomi Di responde eksperimen bahwa sebelum
ruang kutilang n menggunakan pemberian
rs.dr.h.abdul rancangan one tindakan terapi
moeloek group pretest murotal Qur’an
Provinsi post test rata-rata skala
lampung design. nyeri yaitu
9,25
dan setelah
pemberian
tindakan terapi
murotal Qur’an
terjadi
penurunan
skala nyeri
menjadi 0.68
Hasil
analisis
bivariat
diketahui ada
pengaruh
pemberian
terapi murotal
Qur’an
terhadap skala
nyeri pasien
post op
laparatomi saat
dilakukan
perawatan luka
di ruang
kutilang RS
Dr.Hi.Abdoel
Moeloek tahun
2017 (pvalue=
0,000).
2. Perbedaan Populasi Metode yang Tidak Berdasarkan
efektifitas dalam digunakan terdapat hasil penelitian
terapi murrotal penelitia dalam jurnal dan
dengan n ini penelitian ini pembandi pembahasan
Kompres adalah adalah Jenis ng dalam maka dapat
dingin berjumla penelitian ini jurnal ini ditarik
terhadap h 30 adalah quasi kesimpulan
respon nyeri responde eksperimen yaitu: pasien
pasien post n dengan post operasi
operasi rancangan laparatomi di
laparatomi di static group RSI Fatimah
rumah sakit comparison Cilacap
islam (rsi) sebelum
fatimah diberikan terapi
cilacap murrotal
mempunyai
respon nyeri
rata-rata 6,26
dan sesudah
diberikan terapi
murrotal
mempunyai
respon nyeri
rata-rata 4,66;
sebelum
diberikan terapi
kompres dingin
mempunyai
respon nyeri
rata-rata 6,33
dan sesudah
diberikan terapi
kompres dingin
mempunyai
respon nyeri
rata-rata 4,80;
terdapat
perbedaan
respon nyeri
sebelum dan
sesudah
diberikan terapi
murrotal
(pv=0,0005);
terdapat
perbedaan
respon nyeri
sebelum dan
sesudah
diberikan terapi
kompres dingin
(pv=0,0005);
tidak terdapat
perbedaan
respon nyeri
sebelum
diberikan terapi
murrotal dan
kompres dingin
(pv=0,852);
tidak terdapat
perbedaan
respon nyeri
sesudah
diberikan terapi
murrotal dan
kompres dingin
(pv=0,251).
Saran yang
direkomendasik
an kepada
3. TERAPI Populasi Metode yang Tidak Hasil
MUROTTAL dalam digunakan terdapat penelitian
AL-QUR’AN penelitia dalam jurnal menunjukkan
DAN n ini penelitian ini pembandi intensitas nyeri
TERAPI adalah adalah teknik ng dalam berkurang dari
DZIKIR berjumla accidental jurnal ini nyeri sedang
TERHADAP h 14 sampling dan menjadi nyeri
PENURUNA responde data dianalisis ringan dengan
N NYERI n dengan mean
PASIENPOS menggunakan difference
T Paired Sample 1,875 dengan
LAPARATO Test. uji statistik
MI p=0,000
(p<0,05)
sehingga dapat
disimpulkan
bahwa
Murottal Al-
Qur'an dan
Dzikir terapi
memberikan
dampak pada
pengurangan
skala nyeri.
BAB VI
DISKUSI
Diskusi:
Berdasarkan hasil diskusi didapatkan bahwa penatalaksanan
nonfarmakologis Terapi Murotal Al-quran terhadap pasien post operasi laparatomi
kolostomi sangat efektif dalam menurunkan nyeri. Hal ini dibuktikan setelah
diberikan implementasi Terapi Murotal Al-quran kepada 1 pasien dalam waktu 2
hari dapat menurunkan nyeri dengan ditandai menurunnya skala nyeri dari
kategori sedang ke ringan yaitu dari skala 5 menjadi skala 3.
BAB VII
KESIMPULAN
Kesimpulan:
Pasien pasca pembedahan pasti akan mengalami nyeri karena terjadi
kerusakan jaringan karena proses pembedahan. Teknik distraksi dengan terapi
murottal Al-Qur’an merupakan penatalaksanaan nyeri non farmakologi yang
paling efektif. Tujuan dari studi kasus ini yaitu untuk mengetahui perbedaan nyeri
pada pasien laparatomi kolostomi sebelum dan sesudah diberikan terapi murottal
Al-Qur’an. Studi kasus ini adalah studi deskriptif dengan mendeskripsikan
manajemen kasus dalam menerapkan terapi murottal Al-Qur'an dengan
menggunakan pendekatan asuhan keperawatan. Instrumen yang digunakan yaitu
Rating Scale (NRS), dan Mp3 surah Ar-Rahman sebanyak 78 ayat. Subyek studi
kasus ini sejumlah 1 orang yaitu pasien post laparatomi kolostomi yang
mengalami nyeri lebih dari skala 4. Hasil dari studi kasus ini terdapat penurunan
nyeri terhadap pasien selama 3 hari dengan rata-rata 1 skala setiap harinya. Nyeri
pada pasien post laparatomi kolostomi dapat turun setelah diberikan terapi
murottal Selain itu, Peran keluarga sangat perlu untuk memberikan dukungan dan
perhatian terhadap pasien supaya terbebas dari penyulit dan komplikasi yang
mungkin timbul pasca operasi. Oleh karena itu peran keluarga diharapkan mampu
memberikan motivasi pada pasien dalam mengurangi nyeri.
Daftar Pustaka