Anda di halaman 1dari 7

JURNAL TINDAKAN KEPERAWATAN

DENGAN CHOLELITHIASIS POST OPERASI CHOLESISTECTOMY


DI RUANG INSTALASI BEDAH SENTRAL
RSUD DR LOEKMONO HADI KUDUS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Stase


Keperawatan Medikal Bedah Profesi Ners

OLEH :

Diska Puspita

82021040030

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2021

2
JURNAL TINDAKAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Diska Puspita

Hari/ Tanggal : Senin, 25 Oktober 2021

NIM : 82021040030

Judul Jurnal : Relaksasi Nafas Dalam

A. Identitas Pasien
Nama : Ny. S
Tanggal Lahir : 11/02/1987
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan :-
Pekerjaan : Swasta
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Kudus
Tanggal Masuk RS : 25 Oktober 2021 Jam 10.00 Wib
No. RM : 852XXX
Dx medis : Cholelithiasis

B. Pengkajian
Ds :
 Pasien mengatakan nyeri pada luka operasi
 P : Nyeri post op cholesistectomy
 Q : Seperti ditusuk tusuk
 R : Perut bagian kanan
 S : Skala 6
 T : Hilang timbul
Do :
 Pasien terlihat merintih kesakitan
 TD : 130/70 mmHg. S : 36,30C. N : 87 x/menit. RR : 24 x/menit. SPO2 : 98%

3
 Hasil laborat
Jenis
No Jenis Pemeriksaan Nilai normal
pemeriksaan
1. Hemoglobin 12g/dl P: 12-16g/dl
2. Leukosit 10.400 4.000-10.000
3. Hematokrit 40% P:37-47
4. Trombosit 350.000 150.000-450.000
5. Eritrosit 4,19 P:4,2-5,4
6. Ureum 13 10-50mg/dl
7. Kreatinin 1,2 P0,6-1,2
8. Gula darah sewaktu 76 <180mg/dl
9. HBsAg Negatif

C. Tindakan
 Tindakan Invansif pembedahan untuk mengangkat batu empedu.
 Tindakan Relaksasi nafas dalam untuk mengurangi rasa nyeri post op
cholesistectomy
1. Cholelithiasis
Batu yang terdapat dalam kantung empedu dan sepanjang saluran empedu yang
terdiri dari batu empedu dan batu pigmen (Cahyono, 2014).
2. Relaksasi Nafas Dalam
Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan,
yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan
napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana
menghembuskan napas secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri,
teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan
meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2012).
3. Jenis-jenis nafas dalam
Menurut Brunner and Suddarth (2011) Nafas dalam yaitu bentuk latihan nafas terdiri
atas :
a. Pernafasan Diafragma
1) Pemberian oksigen bila penderita mendapat terapi oksigen di rumah.
2) Posisi penderita bisa duduk, telentang, setengah duduk, tidur miring ke kiri
atau ke kanan, mendatar atau setengah duduk.
3) Penderita meletakkan salah satu tangannya di atas perut bagian tengah,
tangan yang lain di atas dada. Akan dirasakan perut bagian atas
mengembang dan tulang rusuk bagian bawah membuka. Penderita perlu
disadarkan bahwa diafragma memang turun pada waktu inspirasi. Saat
gerakan (ekskursi) dada minimal. Dinding dada dan otot bantu napas
relaksasi.
4) Penderita menarik napas melalui hidung dan saat ekspirasi pelan-pelan
melalui mulut (pursed lips breathing), selama inspirasi, diafragma sengaja

4
dibuat aktif dan memaksimalkan protrusi (pengembangan) perut. Otot perut
bagian depan dibuat berkontraksi selama inspirasi untuk memudahkan
gerakan diafragma dan meningkatkan ekspansi sangkar toraks bagian
bawah.
5) Selama ekspirasi penderita dapat menggunakan kontraksi otot perut untuk
menggerakkan diafragma lebih tinggi. Beban seberat 0,51 kg dapat
diletakkan di atas dinding perut untuk membantu aktivitas ini.
b. Pursed lips breathing
1) Menarik napas (inspirasi) secara biasa beberapa detik melalui hidung (bukan
menarik napas dalam) dengan mulut tertutup
2) Kemudian mengeluarkan napas (ekspirasi) pelan-pelan melalui mulut
dengan posisi seperti bersiul
3) PLB dilakukan dengan atau tanpa kontraksi otot abdomen selama ekspirasi
4) Selama PLB tidak ada udara ekspirasi yang mengalir melalui hidung
5) Dengan pursed lips breathing (PLB) akan terjadi peningkatan tekanan pada
rongga mulut, kemudian tekanan ini akan diteruskan melalui cabang-cabang
bronkus sehingga dapat mencegah air trapping dan kolaps saluran napas
kecil pada waktu ekspiras
4. Tujuan nafas dalam pada pasien post op cholesistectomy
a. Mengurangi stress
b. Menurunkan rasa nyeri
c. Menurunkan kecemasan
5. Manfaat teknik relaksasi nafas dalam
a. Ketentraman hati
b. Berkurangnya rasa cemas, khawatir dan gelisah
c. Tekanan dan ketegangan jiwa menjadi rendah
d. Detak jantung lebih rendah
e. Mengurangi tekanan darah
f. Ketahanan yang lebih besar terhadap penyakit
g. Tidur lelap
h. Kesehatan mental menjadi lebih baik
i. Daya ingat lebih baik
j. Meningkatkan daya berpikir logis
k. Meningkatkan kreativitas
l. Meningkatkan keyakinan
m. Meningkatkan daya kemauan
n. Intuisi
o. Meningkatkan kemampuan berhubungan dengan orang lain
6. Persiapan melakukan relaksasi nafas dalam

5
a. Pastikan anda dalam keadaan tenang dan santai (rileks).
b. Pilih waktu dan tempat yang sesuai (duduk di kursi jika anda di kerjaan atau di
rumah).
c. Anda boleh melakukan teknik relaksasi ini sambil membaca doa, berzikir atau
sholawat.
7. Teknik nafas dalam
a. Cuci tangan.
b. Jelaskan prosedur yang akan kita lakukan pada pasien. 
c. Atur posisi nyaman bagi pasien dengan posisi setengah duduk ditempat tidur
atau telentang.
d. Flexikan lutut klien untuk merileksasikan otot abdominal.
e. Letakkan 1 atau 2 tangan pada abdomen, tepat dibawah tulang iga. 
f. Anjurkan pasien untuk mulai latihan dengan cara menarik nafas dalam melalui
hidung dengan bibir tertutup.
g. Kemudian anjurkan klien untuk menahan napas sekitar 1-2 detik dan disusul
dengan menghembuskan  napas melalui bibir dengan bentuk mulut seperti orang
meniup (purse lips breathing).
h. Lakukan 4-5 kali latihan, lakukan minimal 3 kali sehari.
i. Catat respon yang terjadi setiap kali melakukan latihan nafas dalam.
j. Cuci tangan.

D. Analisis
Teknik relaksasi napas dalam dipercaya dapat menurunkan intensitas nyeri melalui
mekanisme yaitu :
1. Dengan merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami spasme yang disebabkan
oleh peningkatan prostaglandin sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan
akan meningkatkan aliran darah ke daerah yang mengalami spasme dan iskemic.
2. Teknik relaksasi napas dalam dipercayai mampu merangsang tubuh untuk
melepaskan opoiod endogen yaitu endorphin dan enkefalin (Smeltzer & Bare, 2012).
3. Mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat
Relaksasi melibatkan sistem otot dan respirasi dan tidak membutuhkan alat lain
sehingga mudah dilakukan kapan saja atau sewaktu-waktu.
(Kusyati, 2013).

6
Daftar Pustaka

Brunner and Suddarth. 2011. Keperawatan Medical Bedah II. Jakarta : EGC.

Cahyono, Suharjo. 2014. Batu Empedu. Yogyakarta: Kanisus.

Kusyati, Eni. 2013. Keterampilan dan Prosedur Keperawatan Dasar. Semarang : Kilat
Press.

Smeltzer & Bare. 2012. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan. Suddarth
(Ed.8, Vol. 1,2). Jakarta : EGC.

Herdman, Heather. 2014. NANDA Internasional Diagnosis Keperawatan


Definisi dan Klasifikasi. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai