Anda di halaman 1dari 9

KAJIAN TEORI

PADA NY. I DENGAN COLIC ABDOMEN DI RUANG


CEMPAKA 2 RSUD. dr LOEKMONOHADI KUDUS
2021

Di Susun Guna Memenuhi Tugas Individu Stase Keperawatan Medikal Bedah


Profesi Ners di Ruang Cempaka 2 RSUD dr. LOEKMONOHADI Kudus

Disusun Oleh :

Panji Nurprasetya Adi


82021040067

FAKULTAS ILMU KESEHATAN PRODI PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN AJARAN 2021/2022
KAJIAN TEORI KOLIK ABDOMEN

A. Pengertian
Kolik abdomen merupakan salah satu keadaan darurat non trauma, dimana
seorang penderita oleh karena keadaan kesehatannya memerlukan pertolongan
secepatnya untuk dapat mencegah memburuknya keadaan penderita (Nettina, 2012).
Kolik abdomen adalah suatu keadaan yang sangat membutuhkan pertolongan secepatnya
tetapi tidak begitu berbahaya, karena kondisi penderita yang sangat lemah jadi penderita
sangat memerlukan pertolongan dengan segera (Bare, 2011).
Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus
intestinal, obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya aliran
isi usus ke depan tetapi peristaltik normal (Reeves, 2011).

B. Penyebab
Adapun yang menjadipenyebabdarikolik abdomen yaitu :
a.    Secaramekanis :
1)   Adhesi (pertumbuhan bersatu bagian-bagian tubuh yang berdekatan karena
radang)
2)   Karsinoma
3)   Volvulus (penyumbatan isi usus karena terbelitnya sebagian usus di dalam
usus)
4)   Obstipasi (konstipasi yang tidak terobati)
5)   Polip (perubahan pada mukosa hidung)
6)   Striktur (penyumbatan yang abnormal pada duktus atau saluran)
b.    Fungsional (non mekanik)
1)   Ileus paralitik (Keadaan abdomen akut berupa kembung distensi usus tidak
dapat bergerak)
2)   Lesimedula spinalis (Suatu kerusakan fungsi neurologis yang disebabkan oleh
kecelakaan lalu lintas)
3)   Enteritis regional
4)   Ketidakseimbangan elektrolit
5)   Uremia (Kondisi yang terkait dengan penumpukan urea dalam darah karena
ginjal tidak bekerja secara efektif) (Reeves, 2011).

C. ManifestasiKlinik
1. Mekanika sederhana – usus halus atas
Kolik (kram) pada abdomen pertengahan sampai ke atas, distensi, muntah empedu
awal, peningkatan bising usus (bunyi gemerincing bernada tinggi terdengar pada
interval singkat), nyeri tekan difus minimal.
2. Mekanika sederhana – usus halus bawah
Kolik (kram) signifikan midabdomen, distensi berat,muntah – sedikit atau tidak ada –
kemudian mempunyai ampas, bising usus dan bunyi “hush” meningkat, nyeri tekan
difus minimal.
3. Mekanika sederhana – kolon
Kram (abdomen tengah sampai bawah), distensi yang muncul terakhir, kemudian
terjadi muntah (fekulen), peningkatan bising usus, nyeri tekan difus minimal.
4. Obstruksi mekanik parsial
Dapat terjadi bersama granulomatosa usus pada penyakit Crohn. Gejalanya kram,
nyeri abdomen, distensi ringan dan diare.
5. Strangulasi
Gejala berkembang dengan cepat; nyeri parah, terus menerus dan terlokalisir; distensi
sedang; muntah persisten; biasanya bising usus menurun dn nyeri tekan terlokalisir
hebat. Feses atau vomitus menjadi berwarna gelap atau berdarah atau mengandung
darah samar (Reeves, 2011).

D. Patofisiologi
Colic abdomeadalahgangguan pada aliran normal usus seoanjangtraktus
intestinal. Rasa nyeri pada perut yang sifatnyahilangtimbul dan bersumberdari organ
yang terdapatdalam abdomen. Hal yang mendasariadalahinfeksidalam organ perut
(diare, radangkandungempedu, radangkandungkemih). Sumbatan dari organ perut (batu
empedu, batu ginjal). Akut abdomen yaitu suatu kegawatan abdomen yang dapat terjadi
karena masalah nyeri abdomen yang terjadi tiba-tiba dan berlangsung kurangdaari 24
jam. Colic abdomen terkait pada nyeri perut serta gejala seperti muntah, konstipasi,
diare, dan gejala gastrointestinal yang spesifik. Pada kolik abdomen nyeri dapat berasal
dari organ dalam abdomen, termasuk nyeri viseral. Dari otot lapisan dinding perut.
Lokasi nyeri perut abdomen biasanya mengarah pada lokasi organ yang menjadi
penyebab nyeri tersebut. Walupun sebagian nyeri yang dirasakan merupakan perjalanan
dari tempat lain. Oleh karena itu, nyeri yang dirasakan bias merupakan lokasi dari nyeri
tersebut atau sekunder dari tempat lain.

E. Patways
F. PemeriksaanPenunjang
1. Pemeriksaan fisik :  Tanda - tanda vital
2. Pemeriksaan abdomen : lokasi nyeri.
3. Pemeriksaan rectal.
4. Laboratorium : leukosit, HB.
5. Sinar X abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus.
6. Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan sigmoid
yang tertutup.
7. Penurunan kadar serium natrium, kalium dan klorida akibat muntah, peningkatan
hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitis dan peningkatan kadar serum
amilase karena iritasi pannkreas oleh lipatan khusus.
8. Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolik (Reeves,
2011).

G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan kolik abdomen secara Non farmakologi yaitu :
a. Koreksi ketidak seimbangan cairan dan elektrolit.
b. Implementasikan pengobatannya untuk syok dan peritonitis.
c. Hiperalimentasi untuk mengoreksi defesiensi protein karena obstruksi kronik, ileus
paralitik atau infeksi.
d. Reseksi dengan anastomosis dari ujung ke ujung.
e. Ostomi barrel ganda jika anastomisis dari ujung ke ujung terlalu beresiko.
f. Kolostomi lingkaran untuk mengalihkan aliran feses dan mendekompresi usus yang
di lakukan sebagai prosedur kedua.
Penatalaksanaan secara farmakologi yaitu :
a. Terapi Na + K + komponen darah.
b. Ringer laktat untuk mengoreksi kekurangan cairan.
c. Dekstrose dan air untuk memperbaiki kekurangan cairan intraseluler.
d. Dekompresi selang nasoenternal yamg panjang dari proksimal usus ke area
penyumbatan selang dapat dimasukkan sengan lenih efektif dengan pasien berbaring
miring ke kanan.
e. Antasid ( obat yang melawan keasaman ).
f. Antihistamine (adalah obat yang berlawanan kerja terhadap efek histamine) (Reeves,
2011).
H. Focus PengkajianKeperawatan
1. Pengkajian
  

a. Umum
Anoreksia dan malaise, demam, takikardia, diaforesis, pucat, kekakuan abdomen,
kegagalan untuk mengeluarkan feses atau flatus secara rektal, peningkatan bising
usus (awal obstruksi), penurunan bising usus (lanjut), retensi perkemihan dan
leukositosis.
b. Khusus
1)      Usus halus.
a)      Berat, nyeri abdomen seperti kram, peningkatan distensi.
b)      Distensi ringan.
c)      Mual.
d)     Muntah : pada awal mengandung makanan tak dicerna dan kim;
selanjutnya muntah air dan mengandung empedu, hitam dan fekal.
e)      Dehidrasi.
2)      Usus besar.
a)      Ketidaknyamana abdominal ringan.
b)      Distensi berat.
c)      Muntah fekal laten.
d)     Dehidrasi laten : asidosis jarang.
I. DaignosaKeperawatan
1. Nyeri Akut b.d agen pencedera fisiologis (D.0077)
2. Nausea berhubungan dengan Peningkatan tekanan intraabdominal (D.0076)

J. FokusIntervensiKeperawatan

No.D Tujuan dan Kriteriahasil Intervensi


X
1 Setelah dilakukan asuhan Manajement nyeri (l.08238)
keperawatan selama 3 x 24 jam, 1. Observasi :
diharapakan nyeri akut dapat  Identidikasi lokasi, karakteristik,
teratasi dengan criteria hasil durasi, frekuensi, kualitas dan
Tingkat Nyeri (L.08066) : intensitas nyeri
- Keluhan nyeri dari skala  Identifikasi faktor yang
5 turun menjadi 2. memperberat nyeri
- Ekpresi meringis dari  Monitor terapi komplementer yang
skala 5 (meningkat) sudah diberikan
keskala 1 (menurun) 2. Terapeutik
- Gelisah pada pasien dari  Berikan Teknik nonfarmakologi
skala 5 (meningkat) untuk mengurangi rasa nyeri
keskala 1 (menurun). (teknik relaksasi napas dalam,
kompres hangat)
 Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
3.Edukasi
 Jelaskan penyebab, perode dan
pemicu nyeri
4. Kolaborasi
 Kolaborasipemberian analgetic
2 Setelah dilakukan tindakan Manajemenmual (I.03117)
keperawatan 3x24 jam 1. Obsevasi
diharapkan nausea menurun - Monitor mual
dengan criteria hasil : - Monitor asupannutrisi
1. Keluhan mual dari 1 2. Terapeutik
(meningkat) ke 4 (cukup - Berikanmakanandalamjumlahkecil
menurun) dan menarik
2. Perasaan ingin muntah 1 - Kurangiatauhilangkanpenyebabmu
(meningkat) ke 4 (cukup ntah
menurun) 3. Edukasi
3. Pucat 1 (memburuk) ke 4 - Anjurkanistirahat
(cukup membaik) - Ajarkanpenggunaantekniknonfarm
akologiuntukmengatasimual
(relaksasi)
4. Kolaborasi
- Kolaborasipemberianantimeitik
DAFTAR PUSTAKA

Price, Sylvia Anderson, 2010, PatofisiologiKonsepKlinis Proses-Proses

Penyakit, edisi6,volume 1, EGC, Jakarta

Harison,dkk, 2010, Prinsip-prinsipIlmuPenyakitDalam, edisi 13, volume 4, EGC, Jakarta.

SudayoAryo, ( 2010 ). Buku Ajar IlmuPenyakitDalam. Edisi 3, FKUI. Jakarta

Reeves, Charlene J, KeperawatanMedikalBedah, SalembaMedika,  Jakarta, 2011

Syaifuddin, (2011). AnatomiFisiologiUntukMahasiswaKeperawatan, FKUI. Jakarta

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1st ed.).

Jakarta.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). IntervensiKeperawatan Indonesia (1st ed.). Jakarta.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). StandarImplementasiKeperawatan Indonesia (1st ed.).

Jakarta

Anda mungkin juga menyukai