DISUSUN OLEH :
Nurwatini
PO7120120019
CI KLINIK CI
INTISTUSI
LAPORAN PENDAHULUAN
DISFAGIA
A. PENGERTIAN
Disfagia adalah kesulitan menelan yang dapat pula disertai dengan nyeri
menelan. Esofagus normal merupakan suatu aktifitas terkoordinasi yang rumit
dimana cairan dan makanan padat diteruskan dari mulut kelambung. Mekanisme
ini juga mencegah aspirasi makanan ke dalam paru, regurgitasi kehidung, dan
refluks melalui sfingter esophagus bawah. Oleh sebab itu disfagia menyebabkan
dua masalah yang berbeda yaitu: pertama, seringkali ada penyebab dasar yang
serius. Dan kedua, menyebabkan konsekuensi berbahaya (misal, aspirasi atau
malnutrisi) (Walsh, 1999).
B. ETIOLOGI
Disfagia sering disebabkan oleh penyakit otot dan neurologis. Penyakit ini
adalah gangguan peredaran darah otak (stroke, penyakit serebrovaskuler),
miastenia gravis, distrofi otot, dan poliomyelitis bulbaris. Keadaan ini memicu
peningkatan resiko tersedak minuman atau makanan yang tersangkut dalam trakea
atau bronkus (Price, 2006). Disfagi esophageal mungkin dapat bersifat obstruktif
atau disebabkan oleh motorik. Penyebab obstruksi adalah striktura esophagus dan
tumor-tumor ekstrinsik atau instrinsik esofagus, yang mengakibatkan
penyempitan lumen. Penyebab disfagi dapat disebabkan oleh berkurangnya, tidak
adanya, atau tergangguanya peristaltik atau disfungsi sfingter bagian atas atau
bawah. Gangguan disfagi yang sering menimbulkan disfagi adalah akalasia,
scleroderma, dan spasme esophagus difus (Price, 2006).
C. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis dari disfagia dapat dilihat dengan adanya gangguan pada
neurogenik mengeluh bahwa cairan lebih mungkin menyebabkan tersedak
daripada makanan padat atau setengah padat. Batuk dan regurgitasi nasal
menunjukkan kelemahan otot-otot palatum atau faring bagian atas. Suara serak,
nyeri menelan, dan nyeri telinga merupakan gejala tumor hipofaring. Sedang
aspirasi sering terjadi pada gangguan neurologik (Walsh, 1999).
1. Disfagia mekanis
Disfagia mekanik dapat disebabkan oleh bolus makanan yang sangat
besar, adanya penyempitan instrinsik atau kompresi ekstrinsik lumen
lintasan untuk gerakan menelan. Pada orang dewasa, lumen esofagus dapat
mengembang hingga mencapai diameter 4 cm, jika esofagus tidak mampu
berdilatasi hingga 2,5 cm, gejala disfagia dapat terjadi tetapi keadaan ini
selalu terdapat kalau diameter esofagus tidak bisa mengembang hingga
diatas 1,3 cm. lesi yang melingkar lebih sering mengalami disfagia
daripada lesi yang mengenai sebagian lingkaran dari dinding esofagus saja
2. Disfagia motorik
Disfagia motorik dapat terjadi akibat kesulitan dalam memulai gerakan
menelan atau abnormalitas pada gerakan peristaltik dan akibat inhibisi
deglutisi yang disebabkan oleh penyakit pada otot lurik atau otot polos
esofagus. Disfagia motorik faring disebabkan oleh kelainan neuromuskuler
yang menyebabkan paralisis otot (Price, 2006)
E. PATHWAY
Gangguan esophagus:
- Peradangan inflamasi
- Kelemahan otot
(diverticulum)
- Penyempitan
- Trauma
- Obstruksi
- Degenerative
- Neurologis
Gangguan peristaltic
esophagus
Nyeri saat
menelan
a. Medikamentosa
a. Pembedahan
1. Pembedahan gastrostomy
Pemasangan secara operasi suatu selang gastrostomy memerlukan
laparotomy dengan anestesi umum ataupun lokal.
2. Cricofaringeal myotomy
Cricofaringeal myotomy (CPM) adalah prosedur yang dilakukan untuk
mengurangi tekanan pada sphicter faringoesophageal (PES) dengan
mengincisi komponen otot utama dari PES.
d. Gizi
e.Modifikasi diet
f. Suplai Nutrisi
Efek disfagia pada status gizi pasien adalah buruk. Disfagia dapat
menyebabkan malnutrisi. Banyak produk komersial yang tersedia untuk
memberikan bantuan nutrisi. Bahan-bahan pengental, minuman yang
diperkuat, bubur instan yang diperkuat, suplemen cair oral. Jika asupan nutrisi
oral tidak adekuat, pikirkan pemberian parenteral.
g. Hidrasi
Penunjang Kegunaan
Penunjang Kegunaan
J. PERENCANAAN
DAFTAR PUSTAKA