CA GASTER
A. Definisi
Kanker lambung adalah sejenis kanker saluran cerna dengan insidensi
paling tinggi. akhir tahun 1997 telah dibuktikan bahwa Helicobacter pylori juga
memegang peranan kausal pada semua tumor ini. banyak pengidap kanker
lambung semula melalui gastritis kronis dan atrofia sel diduga berangsur-angsur
menyebabkan berkembangnya tumor ganas. pembedahan dan radiasi kini tidak
diperlukan lagi karena kuman dapat dibasmi dengan antibiotika. (Tjay, Tan Joan
: 2002)
Kanker lambung adalah adenokarsinoma yang muncul paling sering sebagai
massa ireguler dengan penonjolan ulserasi sentral yang dalam ke lumen dan
menyerang lumen dinding lambung. (Harnawatiah : 2008)
Kanker lambung adalah salah satu penyakit pembunuh manusia dengan
jumlah kematian 14.700 setiap tahun.Kanker lambung terjadi pada kurvatura
kecil atau antrum lambung dan adenokarsinoma. Factor lain selain makanan
tinggi asam yang menyebabkan insiden kanker lambung mencakup Inflamasi
lambung, anemia pernisiosa, aklorhidria ( tidak adanya hidroklorida ). Ulkus
lambung, bakteri H, plylori, dan keturunan.(Suzanne C. Smeltzer)
B. Etiologi
Penyebab pasti dari kanker lambung belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor
yang bisa meningkatkan perkembangan kanker lambung, meliputi hal- hal
sebagai berikut:
1. Faktor predisposisi
a. Faktor genetik
Sekitar 10% pasien yang mengalami kanker lambung memiliki
hubungan genetik. Walaupun masih belum sepenuhnya dipahami, tetapi
adanya mutasi dari gen E-cadherin terdeteksi pada 50% tipe kanker
lambung.Adanya riwayat keluarga anemia pernisiosa dan polip
adenomatus juga dihubungkan dengan kondisi genetik pada kanker
lambung (Bresciani, 2003).
b. Faktor umur
Pada kasus ini ditemukan lebih umum terjadi pada usia 50-70 tahun,
tetapi sekitar 5 % pasien kanker lambung berusia kurang dari 35 tahun
dan 1 % kurang dari 30 tahun (Neugut, 1996).
2. Faktor presipitasi
a. Konsumsi makanan yang diasinkan, diasap atau yang diawetkan
Beberapa studi menjelaskan intake diet dari makanan yang diasinkan
menjadi faktor utama peningkatan kanker lambung. Kandungan garam
yang masuk kedalam lambung akan memperlambat pengosongan
lambung sehingga memfasilitasi konversi golongan nitrat menjadi
carcinogenic nitrosamines di dalam lambung. Gabungan kondisi
terlambatnya pengosongan asam lambung dan peningkatan komposisi
nitrosamines didalam lambung memberi kontribusi terbentuknya kanker
lambung.
b. Infeksi H.pylori
H.pylori adalah bakteri penyebab lebih dari 90% ulkus duodenum dan
80% tukak lambung (Fuccio, 2007). Bakteri ini menempel di permukaan
dalam tukak lambung melalui interaksi antara membran bakteri lektin
dan oligosakarida spesifik dari glikoprotein membran sel-sel epitel
lambung.
c. Sosioekonomi
Kondisi sosioekonomi yang rendah dilaporkan meningkatkan risiko
kanker lambung, namun tidak spesifik.
d. Mengonsumsi rokok dan alkohol
Pasien dengan konsumsi rokok lebih dari 30 batang sehari dan
dikombinasi dengan konsumsi alkohol kronik akan meningkat risiko
kanker lambung.
e. NSAIDs
Inflamasi polip lambung bisa terjadi pada pasien yang mengonsumsi
NSAIDs dalam jangkan waktu yang lama dan hal ini (polip lambung)
dapat menjadi prekursor kanker lambung. Kondisi polip lambung akan
meningkatkan risiko kanker lambung.
f. Anemia pernisiosa
C. Patofiisiologi
Replikasi DNA
Melekat pada permukaan
abnormal
epitel
Pertumbuhan sel
Menyalurkan toksin dan
abnormal
menginduksi respon imun
Polip lambung Menyebabkan kerusakan Pengrusakan dinding lambung
sel-sel di epitel
Merangsang pusat
Ulkus gaster mual Nyeri epigastrium
ansietas berduka
E. Manifestasi Klinis
Gejala awal dari kanker lambung sering tidak pasti karena kebanyakan tumor
ini dikurvatura kecil, yang hanya sedikit menyebabkan ganguan fungsi
lambung.Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa gejala awal seperti
nyeri yang hilang dengan antasida dapat menyerupai gejala pada pasien ulkus
benigna.Gejala penyakit progresif dapat meliputi tidak dapat makan, anoreksia,
dyspepsia, penurunan BB, nyeri abdomen, konstipasi, anemia dan mual serta
muntah.
Gejala klinis yang ditemui antara lain:
G. Anatomi Fisiologis
Lambung merupakan sebuah kantung muskuler yang letaknya antara
esophagus dan usus halus, sebelah kiri abdomen di bawah diafragma. Lambung
merupakan saluran yang dapat mengembang karena adanya gerakan peristaltik,
tekanan organ lain, tekanan organ lain dan postur tubuh. Struktur lambung.
1. Fundus ventrikuli
Bagian ini menonjol ke atas, terletak di sebelah kiri osteum kardiakum dan
biasanya berisi gas. Pada batas dengan esophagus terdapat katup sfingter
kardiak.
2. Korpus ventrikuli
Bagian ini merupakan bagian lambung yang berbentuk tabung dan
mempunyai otot yang tebal membentuk sfincter pylorus. Antrum pylorus
merupakan muara bagian distal dan berlanjut ke duodenum.
3. Antrum pylorus
Merupakan bagian lambung yang berbentuk tabung dan mempunyai otot
yang tebal membentuk sfincter pylorus. Antrum pylorus merupakan muara
distal yang berlanjut ke duodenum.
4. Kurvantura minor
Terletak di sebelah kanan lambung dan terbentang dari osteum kardiak
sampai ke pylorus. Kurvantura minor dihubungkan ke hepar oleh omentum
minor. Suatu lipatan ganda dari peritoneum.
5. Oesteum kariakum
Merupakan tempat esophagus bagian abdomen masuk ke lambung. Pada
bagian ini terdapat orifisium pylorus yang tidak mempunyai sfincter khusus,
hanya berbentuk cincin yang membuka dan menutup osteum dengan
kontraksi dan relaksasi. Osteum dapat tertutup oleh lipatan membran mukosa
dan serta otot pada dasar esophagus.
Fungsi lambung:
Lambung menampung makanan yang masuk melalui esophagus,
menghancurkan makanan dengan gerakan peristaltik lambung dan getah
lambung. Penghancuran makanan dilakukan dengan dua cara:
1. Mekanis : menyimpan, mencampur dengan sekret lambung dan mengeluarkan
kimus ke dalam usus. Pendorongan makanan terjadi secara gerakan peristaltik
setiap 20 detik.
2. Kimiawi : bolus dalam lambung akan dicampur dengan asam lambung dan
enzim-enzim tergantung jenis makanan enzim yang dihasilkan antara lain
pepsin asam garam, renin dan lapisan lambung.
a. Pepsin, memecah putih telur menjadi asam amino (albumin dan
pepton) agar dapat diabsorbsi di intestinum minor.
b. Asam garam (HCl) mengasamkan makanan sebagai antiseptik dan
desinfektan yang masuk ke dalam makanan. Disamping itu mengubah
pepsinogen menjadi pepsin dalam suasana asam.
c. Renin, sebagai ragi pembekuan susu dan membentuk kasein dan
kaseinogen dari protein.
d. Lapisan lambung memecah lemak menjadi asam lemak untuk
merangsang sekresi getah lambung.
Sekresi getah lambung mulai terjadi pada awal orang makan apabila melihat,
mencium, dan merasakan makanan maka sekresi lambung akan terangsang,
karena pengaruh saraf sehingga menimbulkan rangsang kimiawi yang
menyebabkan dinding lambung melepaskan hormon yang disebut sekresi
getah lambung. Sekresi getah lambung mengalami 3 fase yaitu:
1. Fase serebral
Antisipasi dari makan menyebabkan stimulus merambat dari otak ke
nervus vagus sampai ke lambung yang merupakan kelenjar yang
terstimulasi untuk mensekresi hormon gastrin yang disekresi oleh
membran mukosa kanalis pylorus yang menghasilkan getah lambung.
2. Fase gastric
Pada fase ini gastrin lebih banyak diproduksi.
3. Fase intestinal
Masuknya darah ke dalam intestinum menyebabkan sekresi getah lambung
membentuk lebih banyak gastrin.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada penderita kanker lambung antara lain:
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
b. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan mencerna makanan
c. Ansietas berhubungan dengan penyakit dan pengobatan yang diantisipasi
d. Kurang pengetahuan tentang penyakit yang dialaminya
Nursing care plan
No. Diagnosa
Tujuan Intervensi Rasional
Dx keperawatan
1. Nyeri berhubungan Frekuensi nyeri yang a. Tentukan riwayat a. Informasi
dengan agen cedera dirasakan oleh klien dapat nyeri seperti lokasi memberikan data
biologis berkurang nyeri, frekuensi dasar untuk
Kriteria hasil: nyeri (rentangan 0- mengevaluasi
a. Nyeri yang dirasakan 10) dan durasi kebutuhan atau
berkurang nyeri yang keeftifan
b. Ekspresi wajah klien dirasakan. intervensi
rileks b. Ajarkan teknik selanjutnya
c. Klien dapat merasa relaksasi dan nafas b. Mengalihkan
nyaman dalam pada saat pasien dari nyeri
nyeri muncul yang
c. Berikan tindakan dirasakannya dan
kenyamanan dasar dapat
pada dan aktivitas meningkatkan
hiburan rasa kontrol
d. Kolaborasi dalam c. Meningkatkan
pemberian rasa nyaman dan
analgesic relaksasi pasien
d. Dapat
menurunkan atau
menghilangkan
rasa nyeri yang
dirasakan pasien.
Mansjoer, Arief, dkk. 1999. Kapita Selekta Kedokteran Ed.3, Cet. 1. Jakarta :
Media Aesculapius
Tjay, tan Joan dan Kirana Rahardja. 2003. Obat-obat Penting, Khasiat,
Penggunaan, dan Efek Sampingnya. Jakarta : Elex Media Komputindo