Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN PTG (PENYAKIT TROFOBLAS

GESTASIONAL) DI RUANGAN KEMOTERAPI DI RSUD ULIN


BANJARMASIN

Untuk Menyelesaikan Tugas Profesi Keperawatan Medikal Bedah


Program Profesi Ners

Disusun Oleh:

DINAH
NIM: 11194691910037

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MULIA
BANJARMASIN
2019
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL KASUS : Penyakit Trofoblas Gestasional


NAMA MAHASISWA : Dinah
NIM : 11194691910037

Banjarmasin, Januari 2020


Menyetujui,

RSUD Ulin Banjarmasin Program Studi Profesi Ners


Preseptor Klinik (PK) Preseptor Akademik (PA)

…………………………………. …………………………………
NIK. ..................... NIK. ......................

Mengetahui,
Ketua Jurusan Profesi Ners
Fakultas Kesehatan
Universitas Sari Mulia Banjarmasin

Mohamaad Basit, S.Kep., Ns., MM


NIK. 1166102012053
LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN PENDAHULUAN PENYAKIT TROFOBLAS GESTASIONAL DI


RUANGAN KEMOTERAPI DI RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal ..................................

Disusun oleh :
Dinah
11194691910037

Banjarmasin, …………………….
Mengetahui,
Preseptor Akademik, Preseptor Klinik,

(……………………………..) (……………………………..)
NIK. NIK.
LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi
Penyakit trofoblas gestasional adalah suatu kelainan berupa proliferasi sel
trofoblas yang abnormal selama kehamilan yang melipui mola hidatidosa komplit
maupun parsial, mola invasif, koriokarsinoma dan placental site trophoblastic
tumor. Penyakit Trofoblas Gestasional (PTG) meliputi mola invasif,
koriokarsinoma dan placental site trophoblastic tumor. Penyakit trofoblas
gestasional (PTG) adalah suatu tumor ganas yang berasal dari sito dan
sinsiotrofobals yang menginvasi miometrium, merusak jaringan disekitarnya dan
pembuluh darah sehingga menyebabkan perdarahan.
PTG dapat didahului oleh proses fertilisasi (molahidatidosa, kehamilan biasa
abortus, dan kehamilan ektopik) bahkan dapat merupakan produk langsung dari
hasil konsepsi atau yang bukan didahului oleh suatu kehamilan. PTG yang
didahului proses pembuahan sel telur digolongkan sebagai “khoriokarsinoma
dengan kehamilan” (gestational choriocarcinoma) sedangkan yang tidak didahului
pembuahan sel telur dikenal sebagai koriokarsinoma tanpa kehamilan (non
gestational choriocarcinoma) yakni yang berasal dari tumor sel germinal pada
ovarium.

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI


Ada 3 tipe sel tropoblastik plasenta, yaitu: sitotropoblas, sinsitiotropoblas,
dan intermediet tropoblas. Masing-masing tipe bertanggungjawab untuk
menghasilkan hormon-hormon yang spesifik bagi plasenta,
Secara morfologi sitotropoblas merupakan sel tropoblastik yang primitif
dengan bentuk poligonal sampai oval, dengan satu nukleus dan batasnya jelas.
Aktivitas mitotik jelas. Sinsitiotropoblas merupakan sel diferensiasi tinggi
berhubungan dengan sirkulasi maternal dan memproduksi banyak hormon
plasenta. Tidak ada aktivitas mitotik yang jelas. Sedangkan intermediet tropoblas
menunjukkan pertumbuhan infiltrat ke dalam desidua, miometrium, dan
memotong pembuluh darah pada sel normal.
Hormon-hormon yang diproduksi oleh plasenta yaitu human chorionic
gonadotropin (hCG), human placental lactogen (hPL), estradiol, progesteron, dan
placental alkaline phosphatase (PLAP). Kebanyakan hormon-hormon tersebut
dihasilkan oleh sinsitiotropoblas. Sinsitiotropoblas mulai memproduksi hCG pada
hari ke 12 kehamilan dan produksi maksimal pada 8-10 minggu kehamilan,
setelah sekresi merosot. Pada umur 40 minggu kehamilan, hCG hanya ada pada
sinsiotropoblas. hPL juga berlokalisasi pada sinsiotropoblas pada hari ke 12 dan
setelah itu meningkat.

C. ETIOLOGI
Etiologi terjadinya penyakit trofoblas gestasional (PTG) belum jelas
diketahui, namun bentuk keganasan tumor ini merupakan karsinoma epitel korion
meskipun pertumbuhan dan metastasisnya menyerupai sarkoma. Selain itu, pada
umumnya penyakit ini disebabkan oleh adanya kehamilan anggur atau
molahidatidosa.

D. KLASIFIKASI
Penyakit trofoblas ganas dibedakan atas 2, yaitu:
1. Penyakit trofoblas ganas non-metastatik
a. Mola invasif (korioadenoma destruens)
Gejala-gejala klinis yang dapat ditemukan ialah:
1) Perdarahan vaginal yang tidak teratur
2) Adanya kista teka lutein
3) Subinvolusi uterus atau pembesaran asimetris
4) Sel-sel tumor trofoblas dapat menyebabkan perforasi miometrium
sehingga terjadi perdarahan intraperitoneal
5) Infeksi tumor yang nekrosis dapat menyebabkan sekret purulen dan
nyeri pelvis akut.
b. Placental site trophoblastic tumor
Tumor tumbuh lokal dengan infiltrasi ke miometrium atau berupa polip
yang tumbuh ke dalam kavum uterus.
2. Penyakit trofoblas ganas metastatik
Gejala-gejala klinis yang dapat ditemukan ialah:
a. Gabungan perdarahan spontan & fokus metastasis
b. Paru-paru : nyeri dada, batuk, hemoptisis,sesak, hipertensi pulmonal
c. Vagina : perdarahan ireguler & sekret purulen
d. Hati : nyeri epigastrik atau nyeri kwadran kanan atas,
perdarahan intraperitoneal hebat
e. SSP : kelainan otak & gangguan neurologik fokal bila terjadi
perdarahan spontan.
Pada pembagian lain secara klinis PTG di bagi 2, yaitu:
1. PTG terdapat hanya dalam uterus invasif mola
PTG Adalah tumor atau suatu proses seperti tumor yang menginvasi
miometrium dengan hiperplasia trofoblas disertai struktur vili yang menetap.
Terminologi lain untuk keadaan ini yang tidak lagi dipakai ialah malignant
mola, mola detruens, korio adenoma detruens.
2. PTG meluas keluar uterus koriokarsinoma
a. Gestasional koriokarsinoma adalah karsinoma yang terjadi dari sel-sel
trofoblas dengan melibatkan sitotrofoblas dan sinsiotrofoblas. Hal ini
biasa terjadi dari hasil konsepsi yang berakhir dengan lahir hidup, lahir
mati (still birth), abortus, kehamilan ektopik, molahidatidosa atau
mungkin juga oleh sebab yang tidak diketahui.
b. Non gestasional koriokarsinoma adalah suatu tumor ganas trofoblas
yang terjadi tanpa didahului oleh suatu fertilisasi, tetapi berasal dari germ
sel ovarium. Brewer mengatakan bahwa non gestasional koriokarsinoma
juga dapat merupakan bagian teratoma. Oleh International Union
Against cancer (IUCR) diadakan klasifikasi sederhana dari penyakit
trofoblas, yang mempunyai keuntungan bahwa angka yang diperoleh
dari berbagai negara di dunia dapat dibandingkan.
Tabel 1. Stadium PTG berdasarkan FIGO 2000

Stadium Keterangan
I Pasien dengan peningkatan kadar bhCG persisten dan
tumor terbatas pada korpus uterus.
II Pasien dengan metastasis pada vagina dan/atau pelvik.
III Pasien dengan metastasis paru dengan atau tanpa
keterlibatan uterus, vaginal atau pelvik.
Diagnosis berdasarkan peningkatan kadar hCG dengan
adanya lesi-lesi pulmoner pada foto radiologik dada.
IV Pasien yang mengalami penyakit lanjut dengan
keterlibatan otak, hati, ginjal, atau saluran
gastrointestinal.
Masuk dalam kategori risiko-paling tinggi,oleh karena
sebagian besar resisten terhadap kemoterapi.
Pada banyak kasus penyakit timbul setelah kehamilan
non-mola dan memiliki gambaran histologik
koriokarsinoma.

Tabel 2.Skor Indeks Prognosis oleh WHO


Skor FIGO 0 1 2 4
Usia (tahun) ≤ 39 >39 - -
Kehamilan sebelumnya Mola Abortus aterm
Jarak dari kehamilan ( bulan) <4 4-6 7-12 >12
Kadar β hCG pretreatment < 1.000 1000- >10.000- >
10.000 100.000 100.000

Besar tumor termasuk uterus < 3 3-5 >5


(cm)
Letak metastasis Paru,vagina Lien, Tr, Otak,
ginjal gatrointestinal hati
Jumlah metastasis 0 1-4 4-8 >8
Riwayat gagal kemoterapi - - Regimen 2 atau
tunggal lebih

Penilaian: Bila nilai total: ≤ 4 = risiko rendah


5-7 = risiko sedang
≥8 = risiko tinggi

Tabel 3. Klasifikasi PTG menurut Hammond


Kategori Kriteria
Non metastasis Tidak ditemukan metastasis
Metastasis Terdapat metastasis ekstrauterin
a. Prognosis baik Tidak ada faktor risiko :
Durasi < 4 bulan
Kadar β hCG pre terapi < 40.000mIU/ml
Tidak terdapat metastasis otak atau hati
Bukan kehamilan aterm sebelumnya
Belum pernah kemoterapi
Ada faktor risiko
b. Prognosis buruk Durasi ≥ 4 bulan sejak kehamilan sebelumnya
Kadar β hCG preterapi ≥ 40.000 mIU/ml
Metastasis otak atau hati
Kehamilan aterm sebelumnya
Pernah kemoterapi

E. FAKTOR RESIKO
Adapun faktor resiko terjadinya penyakit trofoblas gestasional (PTG) yaitu :
1. Infeksi
Infeksi terjadi karena proses diferensiasi sitotrofoblas menjadi
sinsitiotrofoblas bertambah dan mengakibatkan terjadinya mola hidatidosa
2. Defisit Nutrien
defisiensi nutrien prekursor vitamin A (karoten) atau lemak hewani mempunyai
korelasi yang tinggi dengan terjadinya kehamilan mola hidatidosa
3. Paritas
insidensi mola hidatidosa yang paling tinggi adalah pada wanita umur 35
tahun atau lebih dan insidensi yang kedua pada wanita umur 15-19 tahun.
Karena pada usia tersebut wanita sudah rata-rata multipara.
4. Genetik
Faktor genetik berperan pula dalam terjadinya penyakit trofoblas. Mola
hidatidosa parsialis dengan kromosom kebanyakan triploid dan tetraploid
dengan mola hidatidosa kompletus yang biasanya dengan kromatin sex
dengan kromosom 46XX.

F. GEJALA DAN TANDA


Tanda dan gejala yang mungkin muncul pada penyakit trofoblas gestasional
yaitu :
Umum
1. Mual muntah
2. Sesak nafas
3. Tidak nafsu makan
Khusus
1. Perdarahan yang tidak teratur
2. Nyeri area perut bawah
3. Peningkatan β hCG
4. Penebalan uterus

G. Pemeriksaan Penunjang
1. Ditemukan kadar β hCG yang menetap atau meninggi
2. Pada foto thorax dapat terlihat adanya lesi metastasis
3. USG pelvis, hati dan ginjal untuk melihat adanya metastasis
4. Bila ada metastasis di hati maka dapat ditemukan gangguan fungsi hati
5. CT scan kepala bila ada indikasi kelainan saraf

H. Penatalaksanaan Medis
Prinsip dasar penanganan penyakit trofoblas ganas adalah kemoterapi
dan operasi. Indikasi kemoterapi yaitu:
1. Meningkatnya β hCG setelah evakuasi
2. Titer β hCG sangat tinggi setelah evakuasi
3. β hCG tidak turun selama 4 bulan setelah evakuasi
4. Meningginya β hCG setelah 6 bulan setelah evakuasi atau turun tetapi
lambat
5. Metastasis ke paru-paru, vulva, vagina kecuali kalau β hCGnya turun
6. Metastasis ke bagian organ lainnya (hepar, otak)
7. Perdarahan vaginal yang berat atau adanya perdarahan gastrointestinal
8. Gambaran histologi koriokarsinoma
Operatif merupakan tindakan utama dalam penanganan dini PTG, walaupun
tumor sudah lama bila masih terlokalisir di uterus tindakan histerektomi baik
dilakukan. Pasien-pasien dengan perdarahan pervaginam yang terus menerus,
setelah abortus, mola, dan persalinan yang normal dengan uterus sebesar
kehamilan ≤ 12 minggu dan tidak ruptur operasinya diutamakan histerektomi. Bila
penyakit telah meluas maka histerektomi dilakukan hanya atas dasar perdarahan
dari uterus yang hebat atau resisten terhadap kemoterapi.
Bila tergolong risiko rendah, maka diberikan kemoterapi tunggal, sedang
bila tergolong risisko sedang dan tinggi diberikan kemoterapi kombinasi.
Stadium I:
Jika penderita tidak menginginkan anak lagi, maka histerektomi dengan
adjuvant kemoterapi tunggal merupakan pengobatan yang utama. Bila penderita
masih menginginkan anak, maka diberikan kemoterapi tunggal.
Kemoterapi tunggal tersebut adalah:
1. Methotrexate (MTX): dosis 10-20 mg/m IV/IM tiap hari selama 5 hari
diulang tiap 2-3 minggu, jika dalam 2 minggu tidak ada tanda-tanda depresi
sum-sum tulang/ kelainan darah (Hb, leukosit, trombosit) maka segera
diberikan seri berikutnya.
2. Actinomycin D (ACT.D): dosis 12 µg/kgBB/IV tiap hari selama 5 hari
diulang tiap 2-3 minggu, jika tidak ada depresi sum-sum tulang. Kemoterapi
diberikan sampai kadar β hCG dalam darah menjadi normal, kemudian
dilanjutkan 1-2 seri.
Jika kadar β hCG meningkat atau menetap setelah pemberian sitostatika
sebanyak 1 seri, maka dianggap resisten/ tidak dilanjutkan lagi untuk seri
berikutnya kemudian diganti dengan kemoterapi kombinasi.
Penderita stadium I harus:
1. Kontrol β hCG tiap minggu sampai normal tiaga minggu berturut-turut
kemudian dilanjutkan setiap bulan sampai normal 12 kali berturut-turut.
2. Menggunakan kontrasepsi selama evaluasi
Stadium II dan III
Ditentukan apakah tergolong risiko rendah, sedang atau tinggi. Jika
tergolong rendah maka diberikan kemoterapi tunggal seperti pada penderita
stadium I. Bila tergolong risiko sedang atau tinggi, maka diberikan terapi
kombinasi. Kemoterapi kombinasi tersebut adalah:
1. Untuk risiko sedang:
Kombinasi: Vincristine 1 mg/m/IV dan Cyclophosphamide 600 mg/m/IV.
Diberikan pada hari 1 dan hari ke 3 dengan interval 1 minggu, bila
penekanan sum-sum tulang sudah pulih
2. Untuk risiko tinggi
Kombinasi: Vincristine 1 mg/m/IV dan Cyclophosphamide 600 mg/m/IV.
Diberikan pada hari 1 dan hari ke-3 dengan interval 1 minggu bila penekanan
sum-sum tulang sudah pulih
Stadium IV
Semua penderita stadium IV diberi kemoterapi kombinasi sama dengan
yang tergolong risiko tinggi.
Pemantauan penderita stadium IV berupa:
1. Pemeriksaan kadar β hCG setiap sampai mencapai kadar normal 3 minggu
berturut-turut.
2. Pemeriksaan kadar β hCG dilanjutkan setiap bulan sampai kadar normal 24
bulan berturut-turut.
I. ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data
dan menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan
perawatan bagi klien. Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah :
a. Biodata: mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi; nama,
umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan,
perkawinan ke- , lamanya perkawinan dan alamat.
b. Keluhan utama: kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya
perdarahan pervaginam berulang.
c. Riwayat kesehatan, yang terdiri atas:
1) Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah Sakit atau pada saat
pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus haid,
pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
2) Riwayat kesehatan masa lalu
Kaji adanya kehamilan molahidatidosa sebelumnya, apa tindakan yang
dilakukan, kondisi klien pada saat itu.
3) Riwayat pembedahan
Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis
pembedahan , kapan , oleh siapa dan di mana tindakan tersebut
berlangsung.
d. Riwayat penyakit yang pernah dialami
Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya DM,
jantung, hipertensi, masalah ginekologi/urinary, penyakit endokrin, dan
penyakit-penyakit lainnya.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat
diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang
terdapat dalam keluarga.
f. Riwayat kesehatan reproduksi
Kaji tentang menorhoe, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat
darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause
terjadi, gejala serta keluhan yang menyertainya.
g. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam kandungan hingga
saat ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya.
h. Riwayat seksual
Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang digunakan
serta keluhan yang menyertainya.
i. Riwayat pemakaian obat
Kaji riwayat pemakaian obat-obatan kontrasepsi oral, obat digitalis dan
jenis obat lainnya.
j. Pola aktivitas sehari-hari
Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK),
istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Inspeksi adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya
terbatas pada penglihatan tetapi juga meliputi indera pendengaran dan
penghidung.
Hal yang diinspeksi antara lain :
1) Mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi, lesi
terhadap drainase
2) Pola pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan
3) Bahasa tubuh, pergerakan dan postur, penggunaan ekstremitas,
adanya keterbatasan fifik, dan seterusnya.
b. Palpasi
Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan
jari.
1) Sentuhan: merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat
kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi
uterus.
2) Tekanan: menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema,
memperhatikan posisi janin atau mencubit kulit untuk mengamati
turgor.
3) Pemeriksaan dalam: menentukan tegangan/tonus otot atau respon
nyeri yang abnormal.
c. Perkusi
Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada
permukaan tubuh tertentu untuk memastikan informasi tentang organ atau
jaringan yang ada dibawahnya.
1) Menggunakan jari: ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang
menunjukkan ada tidaknya cairan , massa atau konsolidasi.
2) Menggunakan palu perkusi : ketuk lutut dan amati ada tidaknya
refleks/gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah
ada kontraksi dinding perut atau tidak.
d. Auskultasi
Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bentuan
stetoskop dengan menggambarkan dan menginterpretasikan bunyi yang
terdengar.
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agens cedera biologis
2. Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan mual muntah
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan Invasi alveoli
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan gangguan absorbsi
Rencana Keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1 Nyeri akut Tujuan : - Kaji tingkat nyeri, lokasi
berhubungan Klien akan menunjukkan nyeri dan skala nyeri yang
dengan agens berkurang/hilang. dirasakan klien.
cedera biologis Kriteria hasil : - Observasi tanda-tanda
- Klien mengatakan nyeri vital tiap 8 jam.
berkurang / hilang - Anjurkan klien untuk
- Ekspresi wajah tenang melakukan teknik
- TTV dalam batas normal relaksasi.
(90-130/60-90mmHg, RR: - Beri posisi yang nyaman.
16-20x/menit, T:36,5-37,5, - Kolaborasi pemberian
HR: 60-100x/menit). analgetik.
2 Kekurangan Fluid Balance : Fluid Management
Volume cairan Setelah dilakukan tindakan  Memantau berat harian
berhubungan keperawatan selama3 x 24 dan kecenderungan
dengan mual  Menjaga asupan yang
jam diharapkan klien akan:
muntah akurat, dan mencatat
 Tekanan darah normal
keluaran
 Turgor kulit baik
 Monitor status hidrasi
 Berat badan stabil
(misalnya, membran
 Membran mukosa lembab
mukosa lembab,
kelayakan denyut nadi,
dan tekanan darah
ortostatik), yang sesuai
 Memberikan cairan, yang
sesuai
 Mendorong kepentingan
lainnya untuk membantu
pasien dengan memberi
makan, yang sesuai
 Makanan ringan
ditawarkan (misalnya,
sering minum dan jus
buah-buahan segar),
yang sesuai
 Pantau respons pasien
terhadap terapi elektrolit
yang sudah ditentukan
 Mempersiapkan
pemberian transfusi
darah (misalnya, cek
darah dengan identifikasi
pasien dan
mempersiapkan
pemasangan infus), yang
sesuai
 Kolaborasi pemberian
caairan intravena
3 Gangguan Tujuan : tidak ada tanda- - Kaji dispnea, takipnea,
pertukaran gas tanda dispnea tidak normal atau
berhubungan KH : menurunnya bunyi
dengan Invasi
 melaporkan tidak adanya nafas, peningkatan
alveoli
penurunan dispnea, upaya pernafasan,
 menunjukkan perbaikan terbatasnya ekspansi
ventilasi dan O2 jaringan dinding dada dan
adekuat dengan AGP kelemahan.
dalam rentang normal, - Evaluasi tingkat
 bebes dari gejala, distres kesadaran, catat
pernafasan. sianosis dan
perubahan pada warna
kulit, termasuk
membran mukosa dan
kuku
- Tunjukkan/dorong
bernafas dengan bibir
selama endikasi,
khususnya untuk
pasien dengan fibrosis
atau kerusakan
parenkim\
- Tingkatkan tirah
baring / batasi aktivitas
dan bantu aktivitas
pasien sesuai
keperluan
- Kolaborasi medis
dengan pemeriksaan
ACP dan pemberian
oksigen
4 Ketidakseimbangan Nutritional Status : Nutrition Management
nutrisi kurang dari Kriteria Hasil : - Kaji adanya alergi
kebutuhan tubuh - Adanya peningkatan makanan
berhubungan
berat badan sesuai - Kolaborasi dengan ahli
dengan gangguan
dengan tujuan gizi untuk menentukan
absorbsi
Berat badan ideal sesuai jumlah kalori dan nutrisi
dengan tinggi badan yang dibutuhkan
- Mampu mengidentifikasi pasien.
kebutuhan nutrisi - Anjurkan pasien untuk
Tidak ada tanda-tanda meningkatkan intake Fe
malnutrisi - Anjurkan pasien untuk
Menunjukkan meningkatkan protein
peningkatan fungsi dan vitamin C
pengecapan dan - Berikan substansi gula
menelan Yakinkan diet yang
- Tidak terjadi penurunan dimakan mengandung
berat badan yang berarti tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Berikan makanan yang
terpilih (sudah
dikonsultasikan dengan
ahli gizi
- Ajarkan pasien
bagaimana membuat
catatan makanan
harian.
- Monitor jumlah nutrisi
dan kandungan kalori
- Berikan informasi
tentang kebutuhan
nutrisi
Kaji kemampuan pasien
untuk mendapatkan
- nutrisi yang dibutuhkan

DAFTAR PUSTAKA

Soekimin. Penyakit tropoblas ganas. [online]. 2005 [cited 2008 Oct 27]; [6 screens].
Available from: URL: http://www.usu-repository.com/penyakit-tropoblas-
ganas.pdf.
Hernandez E. Gestational Trophoblastic Neoplasia. [online]. 2008 Sep 24 [cited 2008
Oct 27]; [15 screens]. Available from: URL:
http://www.eMedecine.com/gestational-trophoblastic-neoplasia.html.
Suheimi K. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin. [online]. 2008 Jun 24
[cited 2008 Oct 27]; [8 screens]. Available from: URL:
http://ksuheimi.blogspot.com/2008/06/penyakit-serta-kelainan-plasenta.html.
Penyakit tropoblas gestasional. [online]. 2008 [cited 2008 Oct 27]; [6 screens].
Available from: URL: http://www.indocancer.com/penyakit-tropoblas-
gestasional.html.
Rich WM. Gestational trophoblastic disease. [online]. 2008 [cited 2008 Oct 27]; [4
screens]. Available from: URL: http://www.gyncancer.com/gest.html.
Barkowitz RS, Goldstein DP. Gestational trophoblastic neoplasia. In: Berek JS,
Hacker NF, editors. Practical gynecology oncology. 3nd ed. New York: Lippincott
Williams & Wilkins Publishers; 2010. p. 780-810..
Stenchever MA, Droegenmueller W, Arthur H, Mishell DR, Herbst AL, editors.
Comprehensive gynecology. 4nd ed. New York: Lippincott Williams & Wilkins
Publishers; 2012. p. 1046-61..
Barkowitz RS, Goldstein DP. Gestational trophoblastic neoplasia. In: Berek JS,
editors. Novak’s gynecology. New York: Lippincott Williams & Wilkins
Publishers; 2002. p. 1536-60.

Anda mungkin juga menyukai