PARAPLEGIA
A. Pengertian
Paraplegia merupakan paralysis permanen dari tubuh yang disebabkan oleh luka
atau penyakit yang dipengaruhi oleh medulla spinalis. (Sudoyo, dkk. 2006: 842).
mengalami kelumpuhan atau paralysis yang disebabkan karena lesi transversal pada
Paraplegia merupakan kehilangan gerak dan sensasi pada ekstermitas bawah dan
semua atau sebagian badan sebagai akibat cedera pada torakal atau medulla. Spinalis
B. Etiologi
tumor metastase.
4. Kelainan tulang vertebra : Kolaps tulang belakang yang terjadi karena pengeroposan
tulang akibat kanker, osteroporosis atau cedera yang hebat, Artritis degenerative
(taji tulang) yang menekan akar saraf, Stenosis spinalis (penyempitan rongga disekitar
5. Hematoma Spinalis.
C. Epidemiologi
Pada praktek klinis, lesi total transversal medulla spinalis jarang terjadi, kecuali faktor
penyebabnya berupa trauma berat, misalnya peluru dan atau fraktur tulang belakang yang
total. Data epidemiologic dan berbagai Negara menyebutkan bahwa angka kejadian
cedera medulla spinalis sekitar 11,5-53,4 kasus per 100.000 penduduk pertahun.
D. Patofisiologi
a) Gangguan fungsi motorik di tingkat lesi. Karena lesi total juga merusk komu
anterior medulla spinalis dapat terjadi kelumpuhan LMN pada otot-otot yang
yang tidak dikendalikan oleh otak akan tetap utuh atau bahkan meningkat.
kelumpuhan jenis spastic. Otot yang spastik teraba kencang dan keras dan
2. Gangguan fungsi sensorik : karena lesi total juga merusak otak komu posterior
medula spinalis maka akan terjadi penurunan atau hilang fungsi sensibilitas di bawah
lesi. Sehingga klien tidak dapat merasakan adanya rangsang taktil, rangsang nyeri,
E. Pemeriksaan
1. Laboratorium
a) Hematology
b) Kimia klinik
2. Radiodiagnostik
d) Nyeri yang dirasakan dapat dilakukan dengan teknik masase atau dengan
distraksi.
F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
a) Obat
b) Operasi
yaitu menggunakan batang distraksi baja tahan karat untuk mengoreksi dan
2. Penatalaksanaan Keperawatan
c) Latihan disebut dengan Range of Motion (ROM) untuk mengetahui luas gerak
sendi.
metatarsal kelima.
G. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a) Identitas klien
Meliputi nama, umur, (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin,
pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS,
b) Keluhan Utama
Adanya riwayat penyakit infeksi, tumor, cedera tulang belakang, DM, jantung,
1) Aktivitas/istirahat
saraf).
2) Sirkulasi
Hipotensi, Hipotensi posturak, bradikardi, ekstremitas dingin dan
pucat.
3) Eliminasi
4) Integritas Ego
5) Makanan/cairan
6) Hygiene
7) Neurosensori
Kesadaran GCS
8) Nyeri/kenyamanan
9) Pernapasan
Pernapasan dangkal, periode apnea, penurunan bunyi napas, ronki,
pucat, sianosis.
10) Keamanan
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi
Tujuan :
Memperbaiki mobilitas
2) Ganti posisi pasien setiap 8 jam dengan memperhatikan kestabilan tubuh dan
kenyamanan pasien.
splints
Rasional
Kriteria Hasil : Keadaan kulit pasien utuh, bebas dari kemerahan, bebas dari
7) Kaji status nutrisi pasien dan berikan makanan dengan tinggi protein.
8) Lakukan perawatan kulit pada daerah yang lecet / rusak setiap hari.
Rasional
bladder/bowel.
dan distensi, keadaan urine jeenih, kultur urine negative, intake dan output cairan
seimbang.
Rasional
1) Efek dari tidak efektifnya bladder adalah adanya infrksi saluran kemih
Kriteria Hasil : Pasien bebas konstipasi, keadaan feses yang lembek, berbentuk
1) Kaji pola eliminasi bowel
Rasional
2) Mencegah konstipasi
individu.
1) Kaji terhadap adanya nyeri, bantu pasien mengidentifikasi dan menghitung
menghitung nyeri, misalnya lokasi, tipe nyeri, intensitas pada skala 0-1
Rasional
fungsi pernafasan.