DI RUANGAN LONTARA 4
RSUP WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR
DISUSUN OLEH:
NURASNI
2104019
CI LAHAN CI INSTITUSI
( ) ( )
a. Hematuria
1) Pada hematuri dilakukan three way kateter untuk irigasi kandung kemih
yang mengalami perdarahan dan mencegah obstruksi. Kontribusi
perawat adalah monitoring irigasi, monitoring balance cairan, evaluasi
warna urine dan kondisi bladder.
2) Oksigenasi karena klien mengalami hiperventilasi.
3) Transfusi dan farmakologi (anti hemoragik).
b. TURB-T (Trans-Urethral Resection of Bladder-Tumor)
Dilakukan reseksi untuk mengambil tumor. Pemasangan kateter untuk
monitor output urine lakukan tindakan irigasi kandung kemih, jika
urine tidak keluar, curiga adanya stone cell dan tatalaksana dengan
dilakukan irigasi.
c. Diversi Urine
Diversi urin merupakan metode untuk mengalirakan urin setelah seseorang
dilakukan pengangkatan kandung kemih. Sistektomi berupa pengangkatan
jaringan sekitarnya (pada pria berupa sistoprostatektomi) dan selanjutnya
aliran urine dari ureter dialirkan melalui beberapa cara diversi urine, antara
lain: (Yosef, 2007)
1) Uretrosigmoidostomi, yaitu membuat anastomosis aliran urin dari kedua
ureter melalui kolon sigmoid. Cara ini sekarang tidak banyak dipakai
lagi karena banyak menimbulkan penyulit.
2) Diversi usus, yaitu metode yang menggunakan illeum sebagai pengganti
kandung kemih untuk menampung urin. Pada stoma dipasang kateteer
untuk mengalirkan urin. Metode ini diperkenalkan oleh Bricke pada
tahun 1950 dan saat ini tidak banyak dikerjakan lagi karena dianggap
tidak praktis.
3) Diversi urin kontinen, yaitu mengganti kandung kemih dengan segmen
ileum dengan membuat stoma yang kontinen (dapat menahan urin pada
volume tertentu). Urin kemudian dikeluarkan melalui stoma dengan
melakukan kateterisasi mandiri secara berkala. Cara diversi urin ini yang
terkenal adalah cara Kock pouch dan Indian pouch.
4) Diversi urin Orthotopic, adalah membuat neobladder dari segmen usus
yang kemudian dilakukan anastomosis dengan uretra. Teknik ini dirasa
lebih fisiologis untuk pasien, karena berkemih melalui uretra dan tidak
memakai stoma .
d. Kemoterapi intra Buli
Kemoterapi intravesika pasca bedah dengan
Thiotepa/Adriamycin/Mitomycin yang ditahan di sisi dalam kandung
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Aktivitas / istirahat
1) Kelemahan atau keletihan
2) Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur
3) Keterbatasan partisipasi dalam hobi atau latihan
b. Sirkulasi
1) Palpitasi dan nyeri
2) Perubahan pada tekanan darah
c. Integritas ego
1) Faktor stress, dan cara mengatasi stress, Pencarian pengobatan,
keyakinan religius/ spiritual
2) Masalah perubahan dalam penampilan ( mis ; alopasia, pembedahan ).
3) Perasaan tidak berdaya , putus asa, tidak mampu, tidak bermakna,
depresi. d. Eliminasi
4) Perubahan eliminasi urinarius, misalnya nyeri atau rasa terbakar pada
saat berkemih, hematuria, sering berkemih.
5) Perubahan pada bising usus, distensi abdomen
d. Makanan dan cairan
1) Anoreksia, mual dan muntah
2) Intoleransi makanan
3) Penurunan berat badan, kakeksia, berkurangnya masa otot. Perubahan
pada kelembaban/trugor kulit.
e. Neurosensoris
1) Pusing atau sinkope.
f. Seksualitas
1) Masalah seksual; dampak pada hubungan , perubahan pada tingkat
kepuasan h. Interaksi sosial
2) Ketidakkuatan / kelemahan system pendukung.
g. Dukungan atau support dari keluarga.
1) Masalah tentang fungsi/ tanggung jawab peran
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan
saraf, obstruksi jalur saraf, inflamasi).
b. Retensi urin berhubungan dengan stimulasi kandung kemih oleh adanya
massa
c. Risiko infeksi
d. Risiko kekurangan volume cairan
e. Keletihan berhubungan dengan anemia efek radiasi dan kemoterapi
f. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan, sosio ekonomi,
peran dan fungsi, serta bentuk interaksi.
Rencana Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Hasil
Nyeri berhubungan dengan NOC : NIC :
proses penyakit Pain Level, o Lakukan pengkajian nyeri
(penekanan /kerusakan pain control, secara komprehensif
jaringan saraf, obstruksi comfort level termasuk lokasi,
jalur saraf, inflamasi). Setelah dilakukan karakteristik, durasi, frekuensi,
tindakan kualitas dan faktor presipitasi
keperawatan o Observasi reaksi nonverbal
selama …. Pasien tidak dari ketidaknyamanan
mengalami nyeri, dengan o Bantu pasien dan keluarga untuk
kriteria hasil: mencari dan menemukan dukungan
• Mampu mengontrol o Kontrol lingkungan yang dapat
nyeri (tahu penyebab mempengaruhi nyeri seperti suhu
nyeri, mampu
ruangan, pencahayaan dan
menggunakan tehnik
kebisingan
nonfarmakologi untuk
o Kurangi faktor presipitasi nyeri o
mengurangi nyeri,
Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
mencari bantuan)
menentukan intervensi
• Melaporkan bahwa
nyeri berkurang o Ajarkan tentang teknik non
dengan menggunakan farmakologi: napas dala, relaksasi,
manajemen nyeri distraksi, kompres hangat/ dingin
• Mampu mengenali o Berikan analgetik untuk
nyeri (skala, intensitas, mengurangi nyeri: ……...
frekuensi dan tanda o Tingkatkan istirahat
nyeri) o Berikan informasi tentang nyeri
• Menyatakan rasa seperti penyebab nyeri, berapa lama
nyaman setelah nyeri nyeri akan berkurang dan antisipasi
berkurang ketidaknyamanan dari prosedur
• Tanda vital o Monitor vital sign sebelum dan
dalam rentang sesudah pemberian analgesik
normal pertama kali
• Tidak mengalami
gangguan tidur
Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Hasil
Retensi urin berhubungan NOC: NIC :
dengan sumbatan saluran Urinary elimination Urinary Retention Care o
kemih Urinary Contiunence Monitor intake dan output
Setelah dilakukan o Monitor penggunaan obat
tindakan keperawatan antikolinergik
selama …. retensi urin o Monitor derajat distensi bladder
pasien teratasi dengan o Instruksikan pada pasien dan
kriteria hasil:
keluarga untuk mencatat output urine
• Kandung kemih
o Sediakan privacy untuk eliminasi o
kosong secarapenuh
Stimulasi reflek bladder dengan
• Tidak ada residu urine
kompres dingin pada abdomen.
>100-200 cc
o Kateterisaai jika perlu
• Intake cairan dalam
rentang normal o Monitor tanda dan gejala ISK
• Bebas dari ISK (panas, hematuria, perubahan bau
• Tidak ada spasme dan
bladder konsistensi urine)
• Balance cairan
seimbang
• Jumlah leukosit
dalam batas
normal
• Menunjukkan
perilaku hidup
sehat
• Status imun,
gastrointestinal,
genitourinaria
dalam batas
normal
Rencana keperawatan
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria
Intervensi
Hasil
Risiko kekurangan volume NOC: NIC :
cairan Setelah dilakukan o Pertahankan catatan intake dan output
tindakan keperawatan yang akurat
selama….. defisit o Monitor status hidrasi ( kelembaban
volume cairan teratasi membran mukosa, nadi adekuat,
Kriteria hasil: tekanan darah ortostatik ), jika
• Mempertahankan urine diperlukan
output sesuai dengan o Monitor hasil lab yang sesuai dengan
usia dan BB, BJ retensi cairan (BUN , Hmt , osmolalitas
urine normal, urin, albumin, total protein )
• Tekanan darah, nadi, o Monitor vital sign setiap 15menit – 1
suhu tubuh dalam jam
batas normal o Kolaborasi pemberian cairan IV
• Tidak ada tanda tanda o Monitor status nutrisi
dehidrasi, Elastisitas
o Berikan cairan oral
turgor kulit baik,
membran mukosa
lembab, tidak ada
rasa haus yang
berlebihan
• Intake oral dan
intravena adekuat
DAFTAR PUSTAKA
Baradero, M., Dayrit, M. W., & Siswadi, Y. (2009). Klien Gangguan Ginjal: Seri Asuhan
Keperawatan. Jakarta: EGC.
Bulechek, G. M., et.al. (2015). Nursing interventions classification (NIC). United States of
America: Elsevier.
Kennard, J. (2017, April 11). Bladder Tumors in Men. Retrieved July 22, 2017, from
https://www.verywell.com: https://www.verywell.com/bladder-tumors-2328869
Moorhead, S., et.al. (2015). Nursing outcomes classification (NOC). United States of
America: Elsevier.
Mustaqin Arif & Kumala Sari. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Perkemihan.
Jakarta : EGC
Smeltzer, Suzanne C & Brenda G Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth Vol. 2 Ed. 8. Bahasa : Agung Waluyo (et al). Jakarta : EGC
Wilkinson & Nancy, 2011. Diagnosis Nanda, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC. Jakarta :
EGC