Disusun Oleh:
Merry Lidya
11194692110107
Menyetujui,
B. Etiologi
Penyebab Hepatocellular Carcinoma (HCC) (Gurakar et al. 2013)
a. Virus Hepatitis
1) HBV (Hepatitis B)
Hubungan antara infeksi kronik HBV dengan timbulnya
hepatoma terbukti kuat, baik secara epidemologis klinis
maupun eksperimental. Karsinogenisitas HBV terhadap hati
terjadi melalui proses inflamasi kronik, integrasi HBV DNA ke
dalam DNA sel pejamu dan aktifitas protein spesifik HBV
berinteraksi dengan gen hati. Pada dasarnya, perubahan
hepatosit dari kondisi inaktif menjadi sel yang aktif bereplikasi
menentukan tingkat karsinogenesis hati.
2) HCV (Hepatitis C)
Infeksi HCV berperan penting dalam pathogenesis hepatoma
pada pasien yang bukan pengidap HBV. Pada kelompok
pasien penyakit hati akibat transfusi darah dengan anti-HCV
positif, interval antara saat transfuse hingga terjadinya
hepatoma dapat mencapai 29 tahun. Hepatokarsinogenesis
akibat infeksi HCV diduga melalui aktifitas nekroinfiamasi
kronik dan sianosis hati.
b. Sirosis Hati
Pasien penderita sirosis hati memiliki resiko 3 sampai 4 kali
lebih tinggi mengalami HCC dibanding dengan pasien penderita
hepatitis kronis.
c. DM (Diabetes Melitus)
DM merupakan faktor risiko baik untuk penyakit hepar kronik maupun
untuk HCC melalui terjadinya perlemakan hepar dan steatohepatitis
non alkoholik (NASH). Di samping itu, DM dihubungkan dengan
peningkatan kadar insulin dan insulin-like growth factors (IGFs) yang
merupakan faktor promotif potensial untuk kanker.
d. Faktor Lain
Faktor lain yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit HCC
adalah alkohol dan penggunaan anabolic steroid.
C. Klasifikasi
Klasifikasi HCC menurut (Gurakar et al. 2013) yaitu :
GANAS
JINAK
Tumor Efitelial
Adenoma hepatoselular Karsinoma hepatoselular
Adenoma bilier intrahepatik Karsinoma fibrolamelar
Sistadenoma bilier intrahepatik Hepatoblastoma
Papilomatosis bilier Kolangiokarsinoma
Sistadenokarsinoma
Tumor Mesenkimal
Hemangioma Angiosarkoma
Fibroma Fibrosarkoma
Leiomioma Leiomiosarkoma
Lipoma Liposarkoma
Angiomiolipoma Rabdomiosarkoma
Limfangioma Limfoma hepatic primer
Mesotelioma Hemangioendotelioma epitelioid
D. Patofisiologi (Pathway)
Virus hepatitis B , C, diabetes mellitus , mengomsumsi alkohol
dapat menyebabkan sirosis hepatis (rusaknya organ hati akibat
terbentuknya jaringan perut) jika sirosis hepatis ini sudah lama akan
menyebabkan hepatoma (Kanker hati/pertumbuhan sel yang ganas).
Pertumbuhan sel ini terdiri dari 2 tipe yaitu Type Masif (tumor besar
disalah satu lobus) dan Type nodule ( tumor multiple kecil-kecil dalam
ukuran yang tidak sama).
Pada type masif (tumor besar disalah satu lobus) type ini dapat
menimbulkan pembesaran pada hepar dan terjadi penekan pada hepar
sehingga menimbulkan rasa nyeri( nyeri akut), penekanan pada hepar
juga dapat menyebabkan bendungan vena porta, penyumbatan vena
porta dan menyebabkan hipertensi porta (darah tidak bisa mengalir
dengan baik di area hati) sehingga timbulnya asites( pembengkakan pada
perut karena akumulasi cairan) dan juga dapat menyebabkan
pembengkakan pada kaki maka masalah keperawatan yang dapat
diambil adalah hipervolemia selain itu asites dapat menekan lambung
sehingga muncul diagnosa nyeri akut, nyeri akut dapat menyebabkan
ketakutan dalam melakukan mobilisasi sehingga muncul diagnosa
hambatan mobilitas fisik, rasa takut yang dialami oleh pasien dapat
menyebabkan kecemasan bagi pasien sehingga dapat menggambil
diagnosa ansietas. Asites yang menekan lambung juga menyebabkan
terjadinya mual,muntah yang menyebabkan terjadinya penurunan intake
sehingga muncul diaknosa defisit nutrisi.
Pada, Type nodule ( tumor multiple kecil-kecil dalam ukuran yang
tidak sama) dapat membuat kerusakan pada sel hepar menyebabkan
penurunan metabolisme bilirubin dan terjadinya hiperbilirubin (hepar tidak
dapat menjalankan metabolisme bilirubin) sehingga terjadinya
meningkatnya garam empedu yang membuat rasa gatal pada tubuh
sehingga muncul diagnosa resiko kerusakan integritas kulit dan juga
gangguan citra tubuh. Hepatoma bisa di lakukan pembedahan sehingga
muncul diagnosa resiko infeksi karena luka post operasi yang, hepatoma
dapat menyebabkan penurunan fungsi hepar menyebabkan pemecahan
asam amino entrik meningkat menjadi hiperamonemia (kelebihan anomia
dalam darah) menyebabkan respirasi meningkat Sehingga muncul
diaknosa pola nafas tidak efektif.
Virus hepatitis B , hepatitis C, Alkohol,DM dll
Hepatoma
Hipertensi porta
gatal
Hipervolemia
Asites
Resiko Kerusakan Integritas
kulit
Penekanan pada lambung Nyeri Akut
Mual,muntah
Pembedahan
Ketakutan dalam
Intake tidak adekuat melakukan
mobilisasi
Resiko Infeksi
Defisit nutrisi
Gangguan
mobilitas fisik
b.d kelemahan
Terapeutik:
Berikan teknik
nonfarmakologi
untuk
mengurangi
rasa nyeri
Kontrol
lingkungan
yang
memperberat
rasa nyeri
Fasilitasi
istirahat dan
tidur
Pertimbangkan
jenis dan
sumber nyeri
dalam
pemilihan
strategi
meredakan
nyeri
Edukasi
Jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
Jelaskan
strategi
meredakan
nyeri
Ajarkan teknik
nonfarmakolog
is untuk
mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika
perlu
Identifikasi
adanya nyeri
atau keluhan
fisik lainnya
Identifikasi
toleransi fisik
melakukan
ambulasi
Monitor
frekuensi
jantung dan
tekanan darah
sebelum
memulai
ambulasi
Monitor kondisi
umum selama
melakukan
ambulasi
Terapeutik
Fasili
tasi aktivitas
ambulasi
dengan alat
bantu (mis.
tongkat, kruk)
Fasili
tasi melakukan
mobilisasi fisik,
jika perlu
Libat
kan keluarga
untuk
membantu
pasien dalam
meningkatkan
ambulasi
Edukasi
Jelas
kan tujuan dan
prosedur
ambulasi
Anjur
kan melakukan
ambulasi dini
Ajark
an ambulasi
sederhana
yang harus
dilakukan (mis.
berjalan dari
tempat tidur ke
kursi roda,
berjalan dari
tempat tidur ke
kamar mandi,
berjalan sesuai
toleransi)
Terapeutik
Ubah posisi
setiap 2 jam
jika tirah
baring
Lakukan
pemijatan
pada area
penonjolan
tulang, jika
perlu
Bersihkan
perineal
dengan air
hangat,
terutama
selama
periode diare
Gunakan
produk
berbahan
petrolium atau
minyak pada
kulit kering
Gunakan
produk
berbahan
ringan/alami
dan
hipoalergik
pada kulit
sensitive
Hindari produk
berbahan
dasar alkohol
pada kulit
kering
Edukasi
Anjurkan
menggunakan
pelembab
(mis. Lotin,
serum)
Anjurkan
minum air
yang cukup
Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
Anjurkan
meningkat
asupan buah
dan sayur
Anjurkan
menghindari
terpapar suhu
ektrime
Anjurkan
menggunakan
tabir surya
SPF minimal
30 saat berada
diluar rumah
5. Defisit Nutrisi Status Nutrisi Manajemen Nutrisi
b.d (L. 03030) (L. 03119)
Ketidakmampu Setelah dilakukan
Observasi
an mencerna asuhan keperawatan
Identifikasi
makanan selama 3x 24 jam
status nutrisi
(D.0019) diharapakan Status
Nutrisi Meningkat, Identifikasi
dengan kriteria hasil: alergi dan
1. Porsi makan yang intoleransi
dihabiskan makanan
meningkat. Identifikasi
2. Berat badan perlunya
membaik penggunaan
3. IMT membaik selang
nasogastric
Monitor
asupan
makanan
Monitor berat
badan
Terapeutik:
Lakukan oral
hygiene
sebelum
makan, Jika
perlu
Sajikan
makanan
secara
menarik dan
suhu yang
sesuai
Hentikan
pemberian
makanan
melalui selang
nasogastric
jika asupan
oral dapat
ditoleransi
Edukasi
Anjurkan
posisi duduk,
jika mampu
Ajarkan diet
yang
diprogramkan
Kolaborasi
Kola
borasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan
jumlah kalori
dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan
Promosi Berat
Badan
(I.03136)
Observasi
Identifikasi
kemungkinan
penyebab BB
kurang
Monitor
adanya mual
dan muntah
Terapeutik
Sediakan
makanan yang
tepat sesuai
kondisi pasien
Berikan
pujian kepada
pasien untuk
peningkatan
yang dicapai
Edukasi
Jelaskan jenis
makanan yg
bergizi tinggi,
terjangkau
Terapeutik
Atur interval
pemantauan
respirasi
sesuai kondisi
pasien
Dokumentasik
an hasil
pemantauan
Edukasi
Jelaskan
tujuan dan
prosedur
pemantauan
(pada
keluarga)
Informasikan
hasil
pemantauan
jika perlu
(pada
keluarga)
7. Hypervolemia Status Cairan Manajemen
b.d Gangguan (L.03018) Hipervolemia
Alir Balik Vena Setelah dilakukan (I.03114)
(D.0022) tindakan keperawatan Observasi
1x8 jam masalah dapat Periksa
teratasi dengan kriteria tanda dan gejala
hasil : hypervolemia
1. Turgor Identifikasi
kulit skala 1 penyebab
menurun menjadi hypervolemia
skala 5 meningkat Monitor intake
2. Perasaan dan output
lemas meningkat cairan
skala 1 menjadi
skala 5 menurun
3. Edema Terapeutik
perifer skala 1 Batasi asupan
meningkat menjadi cairan dan
skala 5 menurun garam
Tinggikan
kepala 30-40⁰
Edukasi
Ajarkan cara
membatasi
cairan
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian
deuretik
Befeler, A.S. & Bisceglie, A.M.D. 2013. Hepatocellular carcinoma: diagnosis and
treatment. Gastroenterology 122:1609-1619.
Gurakar, A., Hamilton, J.P., Koteish, A., Li, Z., & Mezey, E. 2013. Hepatocellular
carcinoma (Liver Cancer): Introduction. Maryland.
Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11.
Jakarta: EGC
Krishan, A., & Mittal, D. 2015. Detection and classification of liver cancer using
CT image. International Journal on Recent Technologies in Mechanical
and Electrical Engineering (IJRMEE) 2(5):093-098.
10.2147/JHC.S61146. eCollection 2016.