TINJAUAN TEORI
Pada BAB ini penulis akan menguraikan konsep teori asuhan keperawatan klien
A. Pengertian
Kanker esophagus adalah suatu keganasan yang terjadi pada esofagus. Kanker ini
pertama kali dideskripsikan pada abad ke-19 dan pada tahun 1913 reseksi pertama
kali sukses dilakukan oleh Frank Torek, pada tahun 1930-an, Oshawa di Jepang dan
CA Esofagus adalah karsinoma yang terdapat pada bagian esophagus (Mansjoer, arif,
1999:137)
CA Esofagus merupakan karsinoma yang berasal dari epitel berlapis gepeng yang
karsinoma yang berasal dari epitel berlapis gepeng yang ganas dan terjadi pada
bagian esofagus.
7
B. Patofisiologi
Kanker esofagus merupakan jenis kanker yang sering ditemukan di daerah yang
dikenal dengan julukan Asian Esophageal Cancer Belt yang terbentang dari tepi
selatan laut Kaspia disebelah Barat sampai ke Utara Cina.kanker esofagus lebih
sering terjadi pada orang kulit putih. Berdasarkan jenis kelamin, laki-laki beresiko
terkena kanker esophagus 3 hingga 4 kali lebih besar dibandingkan dengan wanita.
Hal ini terutama dikaitkan dengan tingginya konsumsi alcohol dan rokok pada pria.
Berdasarkan tingkatan usia, usia lebih dari 65 tahun memiliki resiko paling tinggi
Secara fisiologis jaringan esofagus distratafikasi oleh epitel non keratin skuamosa.
Karsinoma sel skuamosa yang meningkat dari epitel terjadi akibat stimulus iritasi
kronik agen iritan, alcohol, tembakau dan beberapa komponen nitrogen diidentifikasi
diketahui secara pasti akan tetapi para peneliti percaya bahwa beberapa factor resiko
seperti merokok dan alcohol, dapat menyebabkan kanker esofagus dengan cara
merusak DNA sel yang melapisi bagian dalam esofagus, akibatnya DNA sel tersebut
menjadi abnormal. Iritasi yang berlangsung lama pada dinding esofagus, seperti yang
terjadi pada GERD, Barrett’s esophagus dan achalasia dapat memicu terjadinya
Biasanya penyakit ini seringkali ditandai dengan adanya disfagia (sulit menelan),
merasakan benjolan pada tenggorokkan dan nyeri saat menelan, nyeri pada dada,
Adenomakarsinoma esofagus sering terjadi pada bagian tengah dan bagian bawah
skuamosa bagian distal akan terjadi dan menghasilkan epitelium glandular yang
berisi sel-sel goblet yang disebut epitel Barret. Perubahan genetic pada epitelium
metastatis ke jaringan sekitar akibat invasi jaringan dan efek kompresi oleh tumor.
Invasi oleh tumor sering terjadike struktur disekitar mediastinum, invasi ke aorta
atau sindrom vena kava superior, invasi ke serabut saraf mengakibatkan suara serak
kematian. Sering terjadi adalah pneumonia aspirasi yang pada gilirannya yang akan
menyebabkan abses paru dan epiema. Selain itu, juga dapat terjadi gagal nafas yang
disebabkan oleh obstruksi mekanik atau pendarahan akut massif. Pasien sering
Pathway
10
C. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
Radiasi
Kemoterapi
Terapi laser
Photodynamic therapy
b. Intervensi bedah
mengangkat esofagus secara manual dari rongga thoraks. Pada TTE bagian
tengah dan bawah esofagus diangkat melalui rongga thoraks yang dibuka.
c. Pentalaksanaan diit
Program untuk meningkatkan berat badan didasarkan pada diet kalori tinggi
dan protein tinggi, dalam bentuk cair atau lunak, diberikan bila makanan
adekuat dapat dimakan melalui mulut. Bila tidak, nutrisi parenteral diberikan.
D. Pengkajian keperawatan
11
Menurut Arif Muttaqin (2011), pengkajian yang dapat dilakukan pada pasien
disfagia terdapat pada hampir semua pasien yang mengalami kanker esofagus.
Pada keluhan disfagia berat, apabila didapatkan pasien tidak bisa meneguk air
esofagus.
1. Pemeriksaan Radiografi
erosif dan kasar pada bagian esofagus yang terkena. Bila terdapat
akalasia.
pada hati.
12
yang normal.
3. Sitologi
tersebut. Sel tumor juga diperoleh pada ujung esofagoskop ketika alat ini
E. Diagnosa keperawatan
menurun
pembedahan.
13
F. Intervensi :
Kriteria hasil:
Intervensi :
barium
Tujuan : dalam waktu 2x24 jam pascaintervensi reseksi esofagus, pasien tidak
mengalami injuri.
Kriteria Hasil :
Intervensi :
3. pantau kondisi status cairan sebelum memberikan cairan kristaloid atau komponen
darah
Tujuan: dalam waktu 2x24jam pasca bedah esofagektomi, bersihan jalan napas
Kriteria Hasil:
o Jalan napas bersih, tidak ada akumulasi darah pada jalan napas
o Suara napas normal, tidak ada bunyi napas tambahan seperti stridor
Intervensi:
3. Bersihkan sekresi pada jalan napas dan lakukan suctioning apabila kemampuan
Tujuan: setelah 3x24jam pada pasien nonoperasi dan setelah 7x24jam pascabedah,
Kriteria Hasil:
Intervensi:
seksama
4. Fasilitasi pasien memperoleh diet biasa yang disukai pasien (sesuai indikasi)
5. Lakukan dan ajarkan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan, serta
Tujuan : dalam waktu 7x24jam pasca bedah, nyeri berkurang atau teradaptasi
Kriteria hasil:
Intervensi:
Tujuan: dalam waktu 1x24jam pasien secara subjektif akan melaporkan rasa cemas
berkurang
Kriteria hasil:
Intervensi:
1. Monitor respon fisik, seperti kelemahan, perubahan TTV dan gerakan yang
berulang-ulang.
takutnya.
17
G. Pelaksanaan Keperawatan
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kemampuan yang harus dimiliki perawat
Intervensi keperawatan berlangsung dalam tiga tahap. Fase pertama merupakan fase
rencana, persiapan klien dan keluarga. Fase kedua merupakan puncak implementasi
keperawatan yang berorientasi pada tujuan. Pada fase ini, perawat berusaha
menyimpulkan data yang dihubungkan dengan reaksi klien. Fase ketiga merupakan
tersebut.
intervensi keperawatan.
2. Interependent, yaitu suatu kegiatan yang memerlukan kerja sama dari tenaga
H. Evaluasi Keperawatan
sistematis dan terencana antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil
melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Jika hasil evaluasi menunjukkan
tercapainya tujuan dan kriteria hasil, klien bisa keluar dari siklus proses keperawatan.
Jika sebaliknya, klien akan masuk kembali ke dalam siklus tersebut mulai dari
Evaluasi terbagi atas dua jenis, yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif. Evaluasi
formatif berfokus pada aktivitas proses keperawatan dan hasil tindakan keperawatan.
dikenal dengan istilah SOAP, yakni subjektif (data berupa keluhan klien), objektif
(data hasil pemeriksaan), analisis data (pembangdingan data dengan teori) dan
perencanaan.
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan seetelah semua aktivitas proses
memonitor kualitas asuhan keperawatan yang telah diberikan. Metode yang dapat
digunakan pada jenis evaluasi ini adalah melakukan wawancara pada akhir layanan,
Ada tiga kemungkinan hasil evaluasi yang terkait dengan pencapaian tujuan
keperawatan.
1. Tujuan Tercapai
Bila klien menunjukkan perubahan dan perkembangan kesehatan hanya sebagian dari
Bila klien menunjukkan sedikit perubahan prilaku dan perkembangan kesehatan dan
tidak ada kemajuan sama sekali serta dapat timbul masalah baru.